Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS

SEDIAAN FARMASI

JUDUL MAKALAH

PRODI FARMASI

KELAS 1

DISUSUN OLEH :

1. YASINTA OKTAVIANI (19484031)


2. AGNES STEVANA (19484010)
3. SABELLA NUR AZIZAH (19484040)
4. ARSITA DEWI OKTAVIANI (19484038)
5. NI PUTU SAVITRIYANI (19484005)

POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA

YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH .........................................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep/Pengertian Public Relation di Era Digital .................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Kelebihan Dan Kelemahan Public Relation Era Digital ........ Error! Bookmark not defined.
a. Kelebihan e-PUBLIC RELATION .................................... Error! Bookmark not defined.
b. Kekurangan e-PUBLIC RELATION ................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Manfaat e-PUBLIC RELATION............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Pengaruh Suhu
Terhadap Stabilitas Sediaan Farmasi”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya
tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik berupa masukan, bimbingan, maupun
dukungan. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Amelia Handayani B, S.Pd.,M.Sc. selaku dosen mata kuliah Fisika Dasar.
2. Orang tua dan sanak saudara yang selalu memberi semangat kepada penulis.
3. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas karya tulis ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat
membangun untuk tercapainya kesempurnaan penulisan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya teman-teman umumnya.

Yogyakarta, 11 Oktober 2019

Penulis

3
BAB I
PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Pada penyimpanan sediaan farmasi suhu yang sesuai sangat dibutuhkan untuk
menjaga stabilitas sediaan tersebut. Suhu merupakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Suhu mempunyai 4 skala yaitu celcius, fahrenheit, reamur, dan kelvin.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan
indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Sedangkan, stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria untuk suatu hasil
produksi sediaan yang baik. Selain itu, untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya
yang sama setiap produksinya. Pemeriksaan kestabilan sediaan farmasi mutlak sangat
diperlukan agar memberikan efek terapi yang dikehendaki. Penetapan kadar sediaan
dilakukan untuk menjaga mutu sediaan sesuai dengan ketetapan dalam farmakope
Indonesia. Stabilitas sediaan farmasi dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti suhu,
kelembapan, udara, dan cahaya.
Ketidakstabilan sediaan farmasi dapat mengakibatkan terjadinya penurunan khasiat
obat serta obat menjadi berbahaya jika digunakan. Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi
dapat ditandai melalui adanya perubahan sifat fisika, kimia, serta penampilan dari suatu
sediaan farmasi.
Penyimpanan sediaan farmasi harus diperhatikan karena menjadi tolak ukur kualitas
suatu sediaan farmasi. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas pengaruh
suhu terhadap stabilitas sediaan farmasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian farmasi secara umum?
2. Apa saja macam-macam sediaan farmasi?
3. Bagaimana cara penyimpanan sediaan farmasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa arti farmasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam sediaan farmasi.
3. Untuk mengetahui tata cara penyimpanan sediaan farmasi.

4
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk petugas kefarmasian :
a. Untuk meningkatkan peran petugas kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
b. Untuk membantuk petugas kefarmasian dalam memberikan informasi yang tepat
tentang penyimpanan obat

1.5 Manfaat Untuk Pembaca


1. Untuk memberitahu pembaca tentang cara penyimpanan obat yang benar
2. Agar dapat digunakan pembaca sebagai acuan dalam memberikan informasi kepada
sesama.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmasi


Farmasi (bahasa inggris : pharmacy, bahasa Yunani : pharmacon yang berarti : obat
adalah salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Institut farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman
pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

2.2 Macam-macam Bentuk Sediaan Farmasi


Sediaan farmasi dibagi dalam bbeberapa bentuk antara lain:
1. Pulvis (serbuk)
Pulvis merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan
ditujukan untuk pemakaian luar. Contohnya yaitu bedak tabur.

2. Pulveres
Pulveres merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama dan dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya yaitu
puyer puyer.

3. Tablet (compressi)
Tablet merupakan sediaan padat yang dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Contohnya yaitu
paracetamol tablet, asam mefenamat, vitamin C IPI, dan lain-lain.

4. Pil (pilulae)
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Contohnya yaitu pil KB.

5. Kapsul (capsule)
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Contohnya yaitu lansoprazole, acetylcysteine, dan
omeprazole.

6
6. Kaplet (kapsul tablet)
Kaplet merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul. Contohnya panadol.

7. Solutio (larutan)
Solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Contohnya

8. Suspensi
Suspensi merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi
dalam fase cair. macam suspensi antara lain ada suspensi oral (juga termasuk
susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga
bagian luar), suspensi optalmik, dan suspensi sirup kering.

9. Emulsi
Emulsi merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,
umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi. Contohnya yaitu scott’s emulsion.

10. Salep (unguenta)


Salep merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Contohnya salep levertran.

11. Suppositoria
Suppositoria merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal, vagina, atau uretra umumnya meleleh, melunak, atau
melarut pada suhu tubuh. Contohnya dulcolax suppositoria.

12. Obat tetes (guttae)


Obat tetes merupakan sediaan cair steril berupa larutan, emulsi atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Contohnya yaitu rohto tetes mata dan
forumen tetes telinga

13. Injeksi (injectiones)


Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang

7
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Contohnya yaitu ranitidin injeksi.

14. Galenik
Galenik merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan
atau tumbuhan yang disari.

15. Ekstrak (extractum)


Ekstrak merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang
sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

16. Infusa
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.

17. Imunoserum (immunosera)


Imunoserum merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang
diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman.

2.3 Tata Cara Penyimpanan Sediaan Farmasi


Penyimpanan sediaan/obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
dapat menjaga mutu obat. Sistem penyimpanan yang tepat dan baik akan menjadi salah
satu faktor penentu mutu obat yang didistribusikan.
Beberapa tujuan dilakukannya kegiatan penyimpanan sediaan farmasi secara baik,
antara lain:
1. Agar persediaan aman dan tidak mudah hilang.
2. Memudahkan pengawasan persediaan stok khususnya bagi obat yang mempunyai
waktu kadaluarsa dan obat dengan golongan psikotropika dan narkotika.
3. Menjaga stabilitas sediaan/obat.
4. Mempermudah dan mempercepat pelayanan

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka harus ada sistem penyimpanan yang baik
dan sesuai standar. Ada beberapa sistem atau tata cara penyimpanan sediaan/obat, antara
lain :

8
1. FIFO dan FEFO
FIFO (First in first out) yang artinya barang yang datang terlebih dahulu, dikeluarkan
pertama. Biasanya penyimpanan obat dengan menggunakan sistem FIFO ini digunakan
untuk menyimpan obat tanpa memperhatikan tanggal kadaluarsa. FEFO (first expiry
first out) yang artinya barang yang lebih dahulu kadaluarsa (ED), yang akan
dikeluarkan terlebih dahulu. Tempatkan sediaan farmasi/ obat dengan tanggal
kadaluarsa yang lebih pendek di depan obat yang berkadaluarsa lebih lama.

2. Berdasarkan abjad
Penyimpanan sediaan farmasi/obat berdasarkan abjad bertujuan untuk mempermudah
pengambilan obat dan untuk penyimpanan berdasarkan abjad ini juga harus
berdasarkan bentuk sediaan.

3. Berdasarkan generik dan non generik


Obat generik dan non generik dipisahkan dan disusun berdasarkan abjad dan
berdasarkan bentuk sediaan.

4. Berdasarkan kelas terapi obat


Obat ini dikelompokkan berdasarkan khasiat atau indikasinya, misal golongan
antibiotika dengan golongan antibiotika, golongan analgetik-antipiretik dan lain
sebagainya.

5. Berdasarkan bentuk sediaan


Contohnya sediaan sirup dengan sirup di rak sirup, suppositoria dengan sejenisnya di
lemari pendingin.

6. Berdasarkan undang-undang
Point terpenting pada penyimpanan obat ini adalah penyimpanan berdasarkan
undang-undang yang berhubungan dengan narkotika dan psikotropika. Obat-obat
yang termasuk dalam psikotropika dan narkotika harus disusun dan disimpan secara
terpisah dengan obat-obat yang lain dikarenakan ada pelaporan khusus yang harus kita
serahkan ke dinas kesehatan setiap bulannya.

7. Berdasarkan Stabilitas Obat


Unsur-unsur kestabilan obat diantaranya:
a. Cahaya
Hampir semua sediaan obat kestabilannya akan terpengaruh oleh sinar cahaya,
sehingga untuk obat-obat tersebut biasanya dikemas dalam kemasan tahan cahaya

9
disimpan dalam wadah gelap Contohnya yaitu epinefrin injeksi, vitamin c injeksi,
vitamin k injeksi, dan lain sebagainya.
b. Kelembaban
Karena Obat bersifat menyerap uap air udara sehingga obat dalam kemasan yang
disertai pengering (silica gel) agar tidak lembek . Contohnya obat dalam bentuk
kapsul yang dalam kemasan seperti botol biasanya disertai dengan silica gel agar
tidak lembek dan lengket.
c. Suhu
Obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu harus disimpan sesuai
dengan instruksi yang sesuai dengan yang tertulis pada label atau box obat. Suhu
dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:
1) Suhu kamar terkendali (15-25oC)
Sediaan yang dapat disimpan disuhu kamar seperti sediaan padat atau oral
dan alkes. Contoh sedian padat atau oral yaitu tablet, kaplet, kapsul. Sedangkan
contoh alkes (alat kesehatan) yaitu spluit, catheter, urin bag, dan lainya.
2) Suhu sejuk (15o – 25oC)
Suhu sejuk adalah suhu pada ruangan ber-AC. Beberapa sediaan yang harus
disimpan di suhu sejuk, antara lain sediaan injeksi, tetes mata, tetes telinga, dan
salep mata.
3) Suhu dingin (2o – 8oC)
Suhu dingin terdapat pada almari pendingin, beberapa sediaan yang harus
disimpan disuhu dingin seperti obat sitotoksik, sediaan suppositoria, insulin,
dan serum.
4) Suhu cool box (8-15°C)
Pada obat-obat tertentu yang harus disimpan pada suhu ini adalah propiretik
suppo.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
Sumber:https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-penggunaan
nya / tanggal 9 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB
Sumber:http://kumpulanartikelfarmasi.com/2018/02/tata-cara-penyimpanan-obat-di-apotek-ins
talasi-farmasi-dan-gudang-farmasi/

12

Anda mungkin juga menyukai