‘’ AMOXICILLIN ‘’
OLEH :
PUTU AYUDIA SEPTIARINI (1948202002)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar.Dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan kami dorongan serta
pengetahuan yang sangat berguna bagi kami.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun
agar bisa lebih baik lagi di masa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat unuk para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk memahami komponenapa saja yang terdapat pada tablet amoksisilin
2. Untuk memahami metode pembuatan pada tablet amoksisilin
1
3. Untuk memahami mekanisme pelepasan pada amoksisilin.
4. Untuk mengetahui bagaimana farmakokinetika obat Amoxicillin.
2
BAB II
ISI
3
4. Tablet Effervescent
Tablet effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi
granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang
mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
5. Tablet Hipodermik
Tablet hipodermik yaitu tablet untuk dimasukkan dibawah kulit,
merupakan tablet triturat, asalnya dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter
dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.
3. Metode Pembuatan Tablet Amoxicillin
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering dan
kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan
aliran campuran dan atau kemampuan kempa (FI IV, 5).
1. Granulasi Basah (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 261)
Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan dalam
memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut :
a. Menimbang dan mencapur bahan-bahan
b. Pembuatan granulasi basah
c. Pengayakan adonan menjadi granul
d. Pengeringan
e. Pengayakan kering
f. Pencampuran bahan pelincir
g. Pembuatan tablet dengan kompresi.
2. Granulasi kering (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 269)
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembapan atau
penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan
cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campurans serbuk dan
setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul
yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus
memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk.
Kekurangan granulasi kering (Kloe, 2010) :
a. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
b. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
4
c. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
3. Kempa langsung (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 271)
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodide,
ammonium klorida memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat
kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin
tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
4. Keuntungan dan Kerugian Tablet
Keuntungan
- Volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut
- Memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik
- Dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih kecil
- Tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga
Kerugian
- Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
- Formulasi tablet cukup rumit
- Zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
- Kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak enak dari
obat
5. Komponen Tablet
Komponentablet terdiri atas :
1. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh farmakope.
2. Bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau
dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan selulosa
mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu
granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi, misalnya gom
akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati
terhidrolisis, selulosa mikrokristal.
5
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati,
pati dan selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa
mikrokristal, dan povidon sambung-silang.
d. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
Berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan
juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
Misalnya senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak
nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofob,
sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet.
Oleh karena itu, kadar lubrikan yang berlebih harus dihindari. PEG dan
garam laurel sulfat dapat digunakan, tetapi kurang memberikan daya
lubrikasi yang optimal dan diperlukan dalam kadar yang lebih tinggi.
e. Glidan
adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk,
umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi.
Misalnya silica pirogenik koloidal.
3.Adjuvan.
Adjuvan adalah bahan tambahan yang tidak mempengaruhi kerja dari
suatu obat.
a. Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan nilai
estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari
tumbuhan.
b. Bahan pengaroma (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat
yang tidak enak (misalnya tablet isap penisilin), biasanya digunakan
untuk tablet yang penggunaannya lama di mulut. Misalnya macam-
macam minyak atsiri.
2.2 Komponen Tablet Amoxicillin
Amoksisilin memiliki rumus molekul C16H19N3O5.3H2Odan berat molekul
sebesar 419,45 dan 365,41 untuk amoksisilin dalam bentuk anhidrat. Pemerian
amoksisilin meliputi serbuk hablur berwarna putih, praktis dan tidak berbau.
Amoksisilin sukar larut dalam air dan metanol dan tidak larut dalam benzene,
karbon tetraklorida dan dalam kloroform. Stabilitas amoksisilin,tidak stabil terhadap
6
paparan cahaya, terurai pada suhu 30-35ºC serta tidak tahan terhadap suhu yang
tidak terkendali (Permatasari, 2017).
7
Nama resmi : Amoxicillinum
Nama lain : Amoksisilin
RM/BM : C16H19N3O5S/419,45
Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
Stabilitas : Amoksisilin memiliki dua degradasi yakni dipolimerasi dan
pembelahan hidrolitik dari cincin B-laktam karbonil. Dalam molekul kedua
dan pada umumnya dasar katalisis oleh rantai samping amino dan kelompok
fenol terionisasi dalam molekul amoksisilin lainnya yang gugus amino
meningkatketika kelompok fenol hadir dalam bentuk terionisasi dan stabil
dalam kondisi kering.
Incompatibilitas : Amoksisilin trihidrat teradsorpsi dari solusi aluminium
magnesium silikat (veegum) tetapi tidak oleh magnesium trisilikat atau kaolin
dalam kisaran pH 2,1-3,2. Metil selulosa 0,5% dan polisorbat 800,05%
diadsorpsi ke veegum sebesar 33% dan 43,3%.
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar terkendali
Kekuatan sediaan : 500 mg
Indikasi :Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut,
bronkitis, uncomplicated community-acquired pneumonia, infeksi
Haemphillus influenza, Salmonellosis invasif; terapi tambahan pada listerial
meningitis, juga untuk profilaksis endokarditis; eradikasi Helicobacter pylori.
Peringatan :Riwayat alergi, gangguan ginjal, ruam eritematous umumnya pada
glandular fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukimia limfositik akut atau
kronik. Mempertahankan hidrasi yang tepat pada pemberian dosis tinggi
(terutama selama terapi parenteral). Jangan diberikan pada bayi baru lahir dan
ibu yang hipersensitif terhadap amoksisilin. Pada penderita payah ginjal,
takaran harus dikurangi. Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum
diketahui dengan pasti. Hati-hati kemungkinan terjadi syok anafilaktik.
Kontraindikasi :Hipersensitivitas terhadap penisilin
Efek samping :Mual, muntah, diare, ruam (hentikan penggunaan), jarang
terjadi kolitis karena antibiotic
8
Dosis :
- Oral : 250 mg tiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat
- Anak hingga 10 tahun : 125 mg – 250 mg tiap 8 jam, dosis digandakan pada
infeksi berat
Alasan : Amoksisilin tidak stabil dalam kondisi basah/lembab dan tidak tahan
panas, sehingga dibuat dengan menggunakan metode granulasi kering.
2. Acasia (FI IV hal 423, Excipient ed. 6 hlm. 1).
Nama resmi : Gummi Arabicum
Nama lain : Acasia/Gom arab
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Kelarutan : Larut dalam 20 mL gliserin, 20 mL propilen glycol dan 2,7
air.
Stabilitas : Pemanasan yang lama akan menurunkan viskositas
Incompatibilitas : Guar gum tidak tersatukan dengan aseton, alcohol, tanin,
asam/basa kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan pengikat
Konsentrasi : Tidak kurang dari 5%
Alasan:
Pengikat gom biasa digunakan pada konsentrasi 10-25% untuk mengurangi
mephenesin (dosis besar dan sukar digranulasi). Gom menghasilkan granul yang
keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan.
3. Amprotab(Handbook of Pharmaceutical Excipients)
Nama resmi : Amprotab
Nama lain : Amylum manihot
RM/BM : C6H10O5
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, berwarna putih berupa granul kecil
berbentuk oval
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin 95% dan air dingin
Stabilitas : Pati kerig dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari
kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet
dibawah kondisi normal pati biasanya inert
Inkompatibilitas : Dengan pengoksidasi kuat
9
Kegunaan : Bahan penghancur
Konsentrasi : 11% untuk pati jagung
Alasan :
Sebagai bahan pengikat yang dapat mengikat zat aktif dengan pengisi dan bahan
tambahan lainnya. Berdasarkan literature, digunakan bahan pengikat pada
konsentrasi 5-10%. Karena itu pada formula ditambahkan amprotab sebanyak
10% (HOPE : 723-725).
10
Stabilitas : Tidak merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan
dengan pemanasan pada suhu 160℃ selama ≤ 1 jam. Talk juga dapat
disterilkan oleh paparan etilen oksida atau radiasi gamma.
Incompatibilitas :Incompatibel dengan senyawa surfaktan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai glidan
Konsentrasi : 0,2-0,3%
Alasan:
Talk sebagai glidan yang baik dan dapat dikombinasikan dengan Mg stearate
untuk memperbaiki sifat aliran dari granul (Pengembangan Sediaan Farmasi,
209).
6. Aerosil (HOPE, 5th, hal 188-191)
Nama resmi : Silikon dioksida koloidal
Nama lain : Aerosil
Pemerian : Terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul
seperti kaca dengan berbagai ukuran
Kelarutan : Praktis tdak larut dalam solven organic, air dan asam. Larut
dalam larutan panas alkali hidroksida
Stabilitas : Meneyerap banyak air tanpa menajdi air
Incompatibilitas : Dengan dietil stilbestrol
Kegunaan : Antiadherent
Alasan :Aerosil dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama
lainnya sehingga mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosil mampu
mengikat lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% darimassanya)
dan sebagai serbuk masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik
(Voigt, 1984).
7. Avicel pH MCC tipe Ph 102(Exxipient, 155).
Nama resmi : Cellulose Microcrystalline
Nama lain : Avicel pH
RM/BM: C6H10O5/36,000
Pemerian : Tidak berbau, bubuk kristal terdiri dari partikel berpori
11
Kelarutan : Sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida praktis
tidak larut, asam encer dan sebagian besar pelarut organic
Stabilitas : Mikrokristal selulosa stabil dengan bahan higroskopis
Incompatibilitas:Mikrokristalin selulosa tidak cocok/kompatibel dengan
oksidatir kuat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan : Sebagai pengisi
Konsentarsi : 5-29%
Alasan : Avicel 102 ukuran partikelnya lebih besar, berguna untuk
meningkatkan sifat aliran (Pengembangan Sediaan Farmasi, 210).
- Cara Kerja
1. Bahan aktif dan semua eksipien fasa dalam (bahan pengikat, penghancur,
pengisi, lubricant dan glidan) ditimbang sesuai dengan kebutuhan
2. Jika diperlukan, zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan terlebih
dahulu
3. Campur seluruh fasa dalam yang telah dihaluskan sampai homogen
4. Campuran di slugging/dikempa sampai terbentuk slug/tablet besar lalu digranul
dengan cara diayak dengan ayakan no 12
5. Granul yang dihasilkan kemudian dilakukan uji Distribusi Ukuran Partikel
dengan sieving analyzer
6. Hasil granul ditimbang untuk menentukan fase luar sisa yang ditambahkan
sebagai masa kempa
7. Campur granul fasa dalam dan fasa luar lalu dievaluasi mutunya
8. Granul yang memenuhi syarat dikempa dengan ukuran diameter cetakan yang
sesuai ad menjadi tablet kemudian dievaluasi
12
Farmakologi amoxicillin adalah melalui efek bakterisid terhadap bakteri pada
fase multiplikasi. Amoxicillin akan menginhibisi biosintesis dinding sel bakteri
dan menyebabkan eradikasi bakteri tersebut.
Farmakodinamik
Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam, tapi tidak tahan
terhadap penilinase. Obat ini Stabil dalam suasana asam lambung, dan aktif
melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan beta-laktamase, serta
beberapa bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus pori-pori di
membran fosfolipid bakteri.
Farmakokinetik
Absorpsi
Amoxicillin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, dan
tidak tergantung adanya makanan. Bioavailabilitas berkisar antara 74─92%, dan
bisa mencapai 95% per oral. Konsentrasi puncak dalam serum terjadi dalam 1─2
jam . Waktu puncak dalam plasma darah bergantung pada bentuk sediaan, dimana
waktu puncak akan dicapai dalam 2 hari untuk obat bentuk kapsul, 3 hari untuk
obat bentuk tablet extended release, dan 1 hari untuk obat bentuk suspensi. Karena
13
amoxicillin diekskresikan terutama di ginjal, konsentrasi dalam serum akan
meningkat pada penderita gangguan ginjal
Absorpsi per oral pada neonatus lebih lambat dibandingkan anak-anak yang lebih
besar. Konsentrasi puncak dalam serum pada neonatus, didapat dalam 3─4,5 jam
Distribusi
Metabolisme
Eliminasi
Resistensi
14
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi. Penerbit Dian
Rakyat: Jakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Wijiyanti, devita. 2018. Laporan PKL : Penentuan Stabiliats Antibiotik Tablet Amoksisilin
500 mg di PT KIMIA FARMA Tbk. Plant. Universitas Islam Indonesia: Jakarta.
16