Anda di halaman 1dari 8

NAMA : PUTU AYUDIA SEPTIARINI

NIM : 1948202002
PRODI : S-1 FKK
TUGAS : FARMAKOTERAPI II

1. Infeksi Saluran Kemih


Nama : Ny. K
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Teduh Bersinar
Agama : Islam
Tanggal periksa : 31-08-2015
Status : G2P1A0 (24 minggu) ANC di PKM MInasaupa

I. SUBJEKTIF
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Nyeri saat BAK
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 5 hari yang lalu, keluhan nyeri disertai dengan keluhan sering-sering BAK dan
susah untuk menahan kencing. Sulit untuk memulai kencing dan berhenti sementara BAK.
Pasien sering BAK pada malam hari dengan frekuensi 3-4 kali. BAK berpasir tidak ada. Nyeri
pada pinggang tidak ada. Demam tidak ada. Menggigil tidak ada. Sesak tidak ada, batuk tidak
ada. Mual tidak ada, muntah tidak ada. Nyeri ulu hati tidak ada. Penurunan berat badan tidak
ada.Buang air besar : biasa warna kuning, riwayat BAB hitam tidak ada. Riwayat minum
antibiotik ada amoxicillin selama 2 hari tapi tidak ada perubahan. Riwayat sering mengkonsumsi
obat anti nyeri tidak ada.Riwayat BAK berpasir tidak ada.Riwayat sering-sering menahan BAK
tidak ada.Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat keputihan tidak
ada. Riwayat hiperuricemia tidak ada.RiwayatHipertensi, Diabetes mellitus dan sakit jantung
tidak ada. Riwayat persalinan (+).
II. STATUS PRESENT
sakit sedang/gizi baik/compos mentis
Tinggi badan : 158 cm
Berat Badan : 56 kg
IMT : 22,43 kg/m2
• Status Vitalis :
T : 120/70 mmHg
N : 90 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,9⁰C, axilla

III. PEMERIKSAAN FISIS


• Kepala :
Ekspresi : biasa
Simetris muka : simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : hitam lurus, sukar dicabut
• Mata :
Eksoptalmus/Enophtalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak mata : edema (-)
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterus (-)
Kornea : jernih
Pupil : bulat isokor diameter 2,5 mm/2,5 mm
• Telinga
Pendengaran : dalam batas normal
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
• Hidung :
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
• Mulut:
Bibir : pucat (-), kering (-)
Lidah : kotor (-), tremor (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-)
Gigi geligi : caries dentis (-)
Gusi : hiperemis (-)
• Leher :
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R+1 cmH2O
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
• Dada :
Inspeksi :
Bentuk : simetris kiri = kanan, normochest
Pembuluh darah : bendungan (-)
Sela iga : pelebaran sela iga (-)
Paru
Palpasi :
Fremitus raba : kesan normal
Nyeri tekan : (-)
Massa tumor : (-)
Perkusi :
Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor.
Batas paru-hepar : ICS VI dextra anterior,
Batas paru belakang kanan : CV Th. X dekstra
Batas paru belakang kiri : CV Th. XI sinistra
Auskultasi :
Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak
Batas kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : ICS II linea midclavicularis sinistra
Batas Kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra
Batas Kiri bawah : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : cembung, ikut gerak napas, massa (janin) , Gravid (+).
Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (+) pada suprapubik, massa (janin)
hepar tidak teraba pembesaran
lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : timpani
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Nyeri ketok : (-)
Auskultasi : BP: vesikuler
Gerakan : dalam batas normal
Ekstremitas :
Edema : -/-
Laboratorium:
Sedimen urine
- Leukosit +3
- Erytrosit 0-2
- Epitel cell 1-3

 Riwayat Obat :
 Amoxcillin selama 2 hari

 Assessment
 Perlu terapi obat
 Obat kurang efektif atau tidak memberikan efek terapi

 Planning
Terapi farmakologi :
 Eritromicin 500 mg 1 x 1, diganti ke gol. Makrolida karena terapi tidak memberikan efek ke
pada pasien.

 Vitamin B com 3 x 1, Sebagai supplement kehamilan.

 SF 1 x 1

 Kalsium laktat 2 x 1

Terapi non-farmakologi

 minum air putih minimal 2 liter/hari

 KIE ( Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)


2. Pneumonia
 Sebutkan dan jelaskan antibiotik empiris pada pneumonia anak!

3. Candidiasis
 Sebutkan dan jelaskan pengobatan pada kandidiasis!

Pengobatan kandidiasis oral lini pertama yaitu:


1. Nistatin
Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat dalam bentuk topikal.
Obat nistatin tersedia dalam entuk krim dan suspensi oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek
samping yang signifikan pada penggunaan obat nistatis sebagai anti kandidiasis.
2. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100 mg/ml dimana
diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari. Ampoterisin B menginhibisi adhesi dari jamur
kandida pada sel epitel. Efek samping pada obat ini adalah efek toksisitas pada ginjal.
3. Klotrimazol
Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol. Klotrimazol
dikontraindikasikan pada infeksi sistemik. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10 mg.
Efek utama pada obat ini adalah rasa sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim
hati, mual dan muntah.

Adapun pengobatan kandidiasis lini kedua yaitu:


1. Ketokonazol
Ketokonazol memblok sintesis ergosterol pada membran sel fungal dan diserap dari
gastrointestinal dan dimetabolisme di hepar. Dosis yang dianjurkan adalah 200-400 mg tablet
yang diberikan sakali atau dua kali dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah mual,
muntah, kerusakan hepar dan juga interaksinya dengan antikoagulan.
2. Flukonazol
Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada kandidiasis orofaringeal
dengan dosis 50-100mg kapsul sekali dalam sehari dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping
utama pada pengobatan dengan menggunakan flukonazol adalah mual, muntah dan nyeri kepala.
3. Itrakonazol
Itrakonazol merupakan salah satu antifungal spektrum luas dan dikontraindikasikan pada
kehamilan dan penyakit hati. Dosis obat adalah 100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali selama
dua minggu. Efek samping utama adalah mual, neuropati dan alergi.
DAFTAR PUSTAKA

Midian Sirait. (2013). ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : Isfi Penerbitan.

EVANGELINA NUNES AMARAL. (2020). EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK


PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS DAN
KETEPATAN FREKUENSI PEMBERIAN DI PUSKESMAS BERGAS PADA TAHUN
2018. Kesehatan, 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/

Anda mungkin juga menyukai