Anda di halaman 1dari 10

KIMIA FARMASI

MAKALAH KIMIA FARMASI

ANTASIDA (Al(OH)3 dan Mg(OH)2)

Obat Sakit Maag

logo_uny

Disusun oleh :

DWI MEYLIANA (09303241045)

KHUSWATUN KHASANAH (09303241047)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Sakit maag atau tukak lambung, atau
dalam bahasa kedokteran disebut dispepsia, adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, atau
perasaan tidak nyaman yang berasal dari saluran cerna atas, disertai dengn perasaan cepat kenyang,
sendawa, mual sampai muntah. Sakit maag terjadi akibat tingginya kadar asam di dalam lambung yang
menyebabkan iritasi pada dinding lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Terjadinya
sakit maag dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan yang tidak teratur, psikis seperti
stres dan juga disebabkan kondisi medis atau adanya infeksi H.pylori.

H.pylori merupakan bakteri yang dapat hidup dan berkembang biak di saluran cerna manusia, lebih
tepatnya di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung (mukosa lambung). Adanya
infeksi H.pylori tersebut dapat menimbulkan peradangan pada dinding lambung.

Sakit maag dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat, waktu yang lama (kronik), atau
karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain. Kebanyakan orang mengonsumsi obat maag ketika
rasa sakit maag terasa. Salah satu contoh obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang terdapat di pasaran
adalah mylanta yang di dalamnya mengandung antasida. Menurut bahasa, Antasida terdiri dari dua kata
“anti” berarti lawan dan “acid” berarti asam. Sesuai dengan namanya golongan obat ini berfungsi untuk
melawan atau mengurangi tingkat keasaman lambung akibat produksi asam lambung berlebih. Antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang diberikan secara oral
(diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam untuk menetralkan
asam lambung. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.

Kebanyakan orang lebih suka mengkonsumsi obat maag dalam bentuk cair karena dirasa lebih cepat
dalam menyembuhkan sakit. Sedikit dari mereka yang mengetahui dampak negatif dari pengkonsumsian
antasida dan efek apa yang ditimbulkan dari antasida bagi tubuh. Dalam makalah ini, penulis akan
membahas mengenai mekanisme kerja antasida ( magnesium hidroksida dan alumunium hidroksida)
dan dampak positif serta negatifnya bagi tubuh.

TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui struktur antasida, mekanisme reaksi, efek
samping dan metabolisme serta dosis penggunaan antasida, terutama antasida yang terdiri dari
perpaduan alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida.

RUMUSAN MASALAH

Apa saja nama obat dagang dari antasida?

Bagaimana struktur antasida?

Bagaimana mekanisme reaksi dan efek samping antasida?

Bagaimana metabolisme antasida?

Bagaimana dosis dari penggunaan dan kegunaan antasida?

BAB II

PEMBAHASAN

A. NAMA OBAT

Beberapa merk obat maag yang beredar di Indonesia antara lain:

Mylanta

Promag

Antasida Doen

Magasida

Magalat, dan lain-lain.

Bentuk obat
Obat sakit maag ada ada beberapa bentuk, yaitu: bentuk tablet dan sirup.

Gambar obat sakit maag (mylanta sirup):

B. STRUKTUR

Struktur Antasid ( Al(OH)3 dan Mg(OH)2 )

Karakteristik Alumunium hidroksida (Al(OH)3 )

Berbentuk serbuk amorf dengan beberapa agregat, puih, tidak berasa, dan tidak berbau.

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral dan larutan alkali, suspensi
dalalm air mempunyai pH tidak lebih dari 10.

Dosis: 500-1000 mg sekali pakai

Karakteristik magnesium hidroksida (Mg(OH)2 )

Berbentuk serbuk putih, tidak berasa, mengabsorbsi CO2 secara perlahan dari udara.

Kelarutan: praksis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut dalam asam encer.

Dosis: 500-700 mg sekali pakai

C. MEKANISME REAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT

Mekanisme Reaksi.
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan asam di lambung. Secara alami
lambung memproduksi suatu asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses
pencernaan protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain
menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu
produksi prostaglandin pada mukosa lambung.

Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida, tidak larut dan efektif sebelum obat ini
bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak larut akan tetap berada
dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu
gram magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung. Senyawa magnesium
memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak menghasilkan
karbondioksida

Reaksi :

Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + 2H2O (l)

Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Namun jika pH lebih dari 5, maka reaksi
netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Ion alumunium dapat bereaksi dengan protein sehingga
bersifat astringen ( menciutkan selaput lendir ). Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan
menginaktivasinya. Cara kerja obat ini adalah senyawa alumunium yang merupakan suatu zat koloid,
melapisi selaput lendir, menetralkan asama klorida dan mengikat asam klorida secara adsoptif.

. Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara alumunium hidroksida dengan asam lambung :

Al(OH)3 (aq) + 3HCl (aq) AlCl3 + 3H2O

Efek Obat dan Efek Sampingnya

Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Bahan Aktif Kegunaan Efek Samping

Alumunium Hidroksida Menetralkan asam lambung Konstipasi, dapat terjadi mual muntah, dapat
mengurangi absorpsi bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin

Magnesium Hidroksida Menetralkan asam lambung Diare, sebanyak 5-10 % magnesium diabsoprsi
dan dapat menimbulkan kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardiovaskular.

Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih karena
menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang. Antasida non sistemik hampir tidak
diabsorbsi di dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Kombinasi ini diharapkan
dapat mengurangi efek samping dari obat.

D. METABOLISME

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses metabolisme (biotransformasi) terlebih dahulu.
Biotransformasi atau metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya
lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui
ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam
mengakhiri kerja obat.

Berikut ini adalah mekanisme aksi (metabolisme) dari antasida:

Menetralkan HCL dalam lambung dengan membentuk garam AlCl3 dan H2O

Magnesium hidroksida per oral bereaksi cepat dengan HCl di lambung membentuk MgCl2

Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida

Pada pemberian per oral bereaksi membentuk magnesium klorida yang larut

E. DOSIS DAN KEGUNAAN

Dosis

Dosis Al (OH)3 : antasida Al tersedia dalam bentuk suspensi Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4%
Al2O3. Dosis yang dianjurkan 8 mL tersedia juga dalam bentuk tablet, yang mengandung 50 % Al2O3. 1
gram Al(OH)3 dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6 gram.
Dosis Mg(OH)2 : sediaan susu magnesium berupa suspensi yang berisi 7-8,5% Mg(OH)2. 1 mL susu
magnesium dapat menetralkan 2,7 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 5-30 mL

Aturan Pakai

Dewasa : 1-2 sendok takar (5-10 ml) sebanyak 3-4 kali sehari.

Anak-anak 6-12 tahun : ½-1 sendok takar (2,5-5 ml) sebanyak 3-4 kali sehari.

Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur

Kegunaan

Kombinasi Alumunium hidroksida daan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja
menetralkan lambung dan mengaktifkan pepsin, sehingga nyeri ulun hati akibat iritasi oleh aasam
lambung dan pepsin berkurang.

Efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Alumunium hidroksida.

Dimetilpolisiloksan mengurangi gelembung-gelembung gas dalam saluran cerna sehingga rasa kembung
berkurang.

Bekerja cepat dan tahan lama

Hal yang perlu diperhatikan:

Tidak dianjurkan digunakan terus menerus selama lebih dari dua minggu, kecuali atas petunjuk dokter.
Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain, seperti simetidin atau antibiotika tetrasiklin,
sebaiknya diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.

Tidak dianjurkan diberikan pada anak-anak di bawah 6 tahun, karena biasanya kurang jelasa
penyebabkan, kecuali atas petunjuk dokter.
Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena dapat mengurangi
kadar fodsfor dalam darah.

Indikasi

Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan denagn kelebihan asam lambung, gastritis, tukak
lambung, tukak usus dua belas jari dengan gejal-gejala, seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati.

Kontra Indikasi:

Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena menimbulkan hipermagnesia
(kadar magnesium dalam darah meningkat).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Beberapa merk maag yang di dalamnya terkandung antasida ( alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida antara lain : mylanta, promaag, magasida, antasida doen dan msgalat, beberapa berbentuk
tablet dan syrup. Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang
diberikan secara oral (diminum) dan berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Antasida bekerja
dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga
meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa
lambung.
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih karena
menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang. Alumunium hidroksida dapat menyebabkan
konstipasi dan magnesium hidroksida menyebabkan diare, dengan memadukan keduanya akan dapat
meminimalisir efek samping yang ditimbulkan.

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, obat mengalami proses metabolisme (biotransformasi) terlebih dahulu.
Biotransformasi atau metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat di ubah menjadi lebih polar artinya
lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui
ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam
mengakhiri kerja obat.

DAFTAR PUSTAKA

Ibu Gholib Ganjar, Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Richard Harkness. 1989. Interaksi Obat. ITB : Bandung

http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/03/MODUL-PERCOBAAN-II-obat-maag.pdf diakses pada


tanggal 13/10/12 pukul 8.59

http://ricobachtiar.wordpress.com/2010/03/21/obat-maag/ diakses pada tanggal 13/10/12 pukul 09.01


http://prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/sakit-maag diakses pada tanggal 13/10/12 pukul 9.11

http://www.dechacare.com/Mylanta-Syrup-P101.html diakses pada tanggal 13/10/12 pukul 13.14

http://www.scribd.com/doc/48675892/ANTASIDA diakses pada tanggal 17/10/12

Anda mungkin juga menyukai