SKRIPSI
OLEH:
KHOIRIAH NASUTION
NIM 131501168
1
Universitas Sumatera Utara
PEMBUATAN TABLET HISAP VITAMIN C
MENGGUNAKAN KOMBINASI LAKTOSA DAN DEKSTRIN
SECARA CETAK LANGSUNG
SKRIPSI
OLEH:
KHOIRIAH NASUTION
NIM 131501168
2
Universitas Sumatera Utara
PENGESAHAN SKRIPSI
OLEH:
KHOIRIAH NASUTION
NIM 131501168
Dipertahankan di Hadapan Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: 17 Oktober 2017
Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.
NIP 195406081983031005 NIP 195807101986012001
Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. T. Ismanelly Hanum, S.Si., M.Si., Apt.
NIP 195201041980031002 NIP 197512082009122002
3
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
dan Dekstrin secara Cetak Langsung. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat
Sumatera Utara.
Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang dapat
Penggunaan tablet hisap lebih praktis, lebih stabil dalam penyimpanan, dan lebih
(Ditjen POM, 1995). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat tablet hisap
Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si.,
Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si.,
Apt., dan Ibu T. Ismanelly Hanum, S.Si., M.Si., Apt., sebagai tim penguji yang
iv
Universitas Sumatera Utara
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis tidak lupa
menyampaikan rasa terima kasih Bapak Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt.,
selaku, Bapak Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt., dan Bapak Prof. Dr. Ginda Haro,
M.Sc., Apt., yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Laboratorium
Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara dan tidak lupa pula
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan
M.Si., Apt., sebagai dosen penasihat akademik, beserta seluruh dosen pengajar di
Fakultas Farmasi atas arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis
Ibunda Juliana Lubis, serta untuk adik, dan abang saya Hasmar Husein Nasution,
S.Sos. Alfi Syahrin Nasution, dan Fatimah Az-zahra Nasution yang selalu
memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis tanpa henti selama ini.
kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
Khoiriah Nasution
NIM 131501168
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Khoiriah Nasution
NIM 131501168
vi
Universitas Sumatera Utara
PEMBUATAN TABLET HISAP VITAMIN C MENGGUNAKAN
KOMBINASI LAKTOSA DAN DEKSTRIN SECARA CETAK LANGSUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam rongga mulut.
Penggunaan tablet hisap lebih praktis, lebih stabil dalam penyimpanan, dan lebih
enak dibandingkan dengan sediaan cairan maupun sediaan oral lainnya. Sediaan
tablet hisap yang terdapat dipasaran mengandung Vitamin C 50 mg dan 75 mg.
Tujuan: Untuk mengetahui pembuatan tablet hisap Vitamin C menggunakan
kombinasi laktosa dan dekstrin dengan metode cetak langsung dan untuk
mengetahui tablet hisap Vitamin C memenuhi persyaratan uji preformulasi dan
evaluasi.
Metode: Pembuatan tablet hisap Vitamin C 50 mg dan 75 mg dibuat dengan
metode cetak langsung menggunakan bahan pengisi kombinasi laktosa dan
dekstrin dengan perbandingan F1(3:1), F2(1:1), F3(1:3). Uji preformulasi tablet
meliputi uji waktu alir, sudut diam, dan indeks tap dan uji evaluasi tablet yaitu
kekerasan, waktu larut, uji friabilitas, keseragaman kandungan, penetapan kadar,
dan uji disolusi.
Hasil: Pembuatan tablet hisap Vitamin C 50 mg dan 75 mg dengan perbandingan
bahan pengisi kombinasi laktosa dan dekstrin memenuhi persyaratan uji
preformulasi dan evaluasi.
Kesimpulan: Pembuatan tablet hisap Vitamin C 50 mg dan 75 mg dengan
perbandingan bahan pengisi kombinasi laktosa dan dekstrin dapat dibuat dengan
metode cetak langsung dan memenuhi persyaratan uji preformulasi dan evaluasi.
vii
Universitas Sumatera Utara
THE MAKING OF VITAMIN C LOZENGES WITH COMBINATION OF
LACTOSE AND DEXTRIN BY DIRECTLY COMPRESSED
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................... i
ix
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Monografi bahan tambahan tablet hisap ................. 12
x
Universitas Sumatera Utara
3.10.2 Pembuatan larutan induk baku ......................... 25
LAMPIRAN ........................................................................................... 45
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi .... 27
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
21 Tabel t ....................................................................................... 77
xiv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang dapat
Penggunaan tablet hisap lebih praktis, lebih stabil dalam penyimpanan, dan lebih
tablet hisap memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam penggunaan,
Tablet hisap memiliki keuntungan lain yaitu cocok digunakan untuk orang- orang
efek sistemik.
efeknya yaitu efek lokal dan efek sistemik. Efek sistemik ada beberapa jenis yaitu
kolagen. Kolagen sangat penting pada kesehatan tulang rawan, gigi, tulang dan
kulit. Jika digabung dengan vitamin E maka berguna sebagai antioksidan dan
1
Universitas Sumatera Utara
Zat pengisi dimaksudkan antara lain untuk memperbesar volume tablet
tablet, untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan yang sulit dikempa
serta memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa langsung (Banker
Untuk tablet hisap rasa dan kenyamanan dimulut menjadi parameter dalam
menentukan bahan pengisi. Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain:
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat
suatu produk menjadi lebih menarik. Pewarna dimasukkan dalam tablet bertujuan
untuk memperindah tablet, membedakan dosis, dan spesifikasi dari pabrik, contoh
pewarna kuning adalah kurkumin, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu
kombinasi pengisi, kombinasi yang dipilih yaitu laktosa dan dekstrin. Karena,
pembuatan tablet, bersifat inert, memiliki waktu hancur yang cepat (larut air)
pengisi tablet yang memiliki sifat alir, kompresibilitas dan daya ikat yang baik
pengaruh kombinasi laktosa dan dekstrin sebagai bahan pengisi pada pembuatan
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
sebagai berikut:
langsung?
evaluasi?
1.3 Hipotesis
evaluasi.
berikut:
cetak langsung.
3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
dibuat dan dikombinasi dengan laktosa dan dekstrin sebagai bahan pengisi
secara cetak langsung sehingga dan bermanfaat bagi bidang kesehatan farmasi
4
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangkaa Pikir Penelitian
Simplisia
rimpang
kunyit
Ekstrak
rimpang
Kunyit
Pewarna dari
ekstrak
rimpang
kunyit
Pembuatan
Granul
Laktosa
1 * Sudut Diam
Pencampuran Uji 2 * Waktu Alir
bahan tablet Preformulasi 3 Granul
hisap
4 * Indeks Tap
5 * Kekerasan
Pencetakan 6 * Friabilitas
Evaluasi
Tablet 7 * Waktu Larut
Tablet Hisap
HisapVitamin 8 * Keseragaman
C 9 Kandungan
10 * Penetapan
11 Kadar
12 * Disolusi
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang dapat membuat
tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam rongga mulut (Ditjen POM,
1995). Tablet hisap tidak digunakan bahan penghancur, dan bahan yang
digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang larut air. Tablet hisap
itu berbentuk datar dengan diameter sekitar >18 mm atau kurang dan ditujukan
untuk dihisap dan melarut di mulut. Penggunaan jenis tablet ini dimaksudkan
untuk memberi efek lokal antibakteri pada mulut dan tenggorokan (Peters, 1989).
Persyaratan mutu fisik tablet hisap berbeda dengan tablet biasa, perbedaan
tersebut diantaranya adalah kekerasan lebih tinggi dari tablet biasa, yaitu 7-14 kg,
serta larut atau terkikis secara perlahan dalam mulut dalam jangka waktu 5 - 10
dengan punch yang besar dan datar. Mesin dijalankan dengan tekanan yang tinggi
untuk menghasilkan tablet hisap yang lebih keras dari tablet biasa sehingga
Ada dua tipe lozenges yang telah banyak digunakan pada zaman teknologi
sekarang ini dalam metode pembuatan tablet hisap. Kedua tipe ini adalah hard
6
Universitas Sumatera Utara
1. Hard candy lozenges
karbohidrat dalam bentuk amorf atau kristal. Bentuk ini dapat berupa sirup
gula padat yang secara umum mempunyai kandungan air 0,5% -1,5%
banyak. Tablet hisap jenis ini dibentuk dengan jalan peleburan, bahan-
bahan tablet yang akan dibentuk dipanaskan dan mencair, ciran bahan
ukuran dan ketebalan yang pas. Tablet hisap diharapkan dapat melarut
perlahan- lahan dalam mulut sehingga kekerasan tablet ini harus lebih
Perbedaan yang mendasar adalah pada bahan dasar, ukuran tablet dan
(antara 5/8 - 3/4 inci), dikempa dengan bobot tablet antara 1,5 - 4,0 g dan
lahan. Metode granulasi basah ini merupakan metode yang paling sering
pembuatan tablet yang dikompressi ketika tidak ada perlakuan pendahuluan atau
7
Universitas Sumatera Utara
hanya perlakuan kecil yang dibutuhkan sebelum memasukkan bahan ke dalam
Granulasi basah adalah proses penambahan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang
Membutuhkan prosedur dasar untuk membuat bahan menjadi kompak dengan cara
dibentuk oleh penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi
dengan cara memadatkan massa dalam jumlah yang besar dari campuran serbuk
granul yang kering. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat
diolah karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya
memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa sifat khusus
untuk dibuat menjadi suatu sediaan obat, dengan mempertimbangkan efek obat,
kinerja obat, sifat kimia obat dan kemungkinan pengembangan jenis sediaan lain,
8
Universitas Sumatera Utara
a. Bahan Pengisi (Diluent)
Digunakan agar tablet memiliki ukuran dan massa yang dibutuhkan. Disamping
sifatnya yang harus netral secara kimia dan fisiologis, konstituen semacam itu
Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: sukrosa, laktosa, amilum,
kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol dan bahan lain yang sesuai
(Lachman, dkk.,1994).
Bahan ini dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat
(Anief, 2003). Juga untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh
karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam
kering yaitu pada proses pembuatan tablet dengan metode cetak langsung atau
dalam bentuk larutan apabila digunakan metode granulasi basah (Voight, 1995).
yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan
akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi
capping. Sebagai bahan pengikat yang khas antara lain: gula dan jenis pati,
turunan selulosa (juga selulosa kristalin mikro), gom arab, tragakan dan gelatin
(Voight, 1995).
9
Universitas Sumatera Utara
(lubricant) dan bahan pemisah hasil cetakan (antiadheren). Manfaat pelincin
dalam pembuatan tablet terdapat dalam beberapa hal, yaitu mempercepat aliran
granul dalam corong, ke dalam ruang cetakan, mencegah melekatnya granul pada
cetakan, selama pengeluaran tablet mengurangi gesekan antara tablet dan dinding
cetakan dan memberikan rupa yang baik pada tablet yang sudah jadi (Ansel,
d. Bahan Pewarna
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat
suatu produk menjadi lebih menarik. Pewarna dimasukkan dalam tablet bertujuan
untuk memperindah tablet, membedakan dosis, spesifikasi dari pabrik, dan untuk
Menurut Saati dan Hidayat, (2006) beberapa contoh zat pewarna alami
menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki aroma yang khas,
10
Universitas Sumatera Utara
5. Antosianin, memberikan warna merah, oranye, ungu dan biru. Banyak
terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air,
6. Kurkumin, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur dan
beralkohol, seperti sari buah. Akan tetapi zat warna ini masih kalah oleh zat
e. Bahan Pemanis
Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau tablet hisap
yang ditujukan untuk larut di dalam mulut. Macam-macam bahan ini antara lain:
1. Kekerasan Tablet
akan mengandung granul yang tidak terikat dalam area tekanan tinggi.
2. Lembab
Tiap granul tablet yang memiliki rentang kandungan lembab kritis tertentu
11
Universitas Sumatera Utara
3. Penjeratan Udara
kaping pada tablet berbobot tinggi. Hal yang menyebabkan laminasi tablet
5. Kegagalan lubrikan
a. Vitamin C
rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih,
tidak berwarna, tidak berbau, dan mencair senyawa ini bersifat reduktor kuat dan
mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut dalam air sedikit larut
dalam alkohol dan tidak larut dalam benzene, eter, kloroform, minyak dan
sangat penting pada kesehatan tulang rawan, tulang, gigi, dan kulit. Gangguan
12
Universitas Sumatera Utara
sintesis kolagen terjadi pada pasien skorbut, skorbut adalah penyakit akibat
kekurangan vitamin C. Hal ini tampak pada kesulitan dalam penyembuhan luka,
pendarahan pada gusi, gangguan pembentukan gigi, berasa lemah dan nyeri sendi.
Struktur kimia Vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini (Ditjen
POM, 1995) :
Laktosa adalah disakarida yang diperoleh dari susu, bentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul air hidrat, berbentuk serbuk atau masa hablur, keras,
putih dan putih krem, tidak berbau dan memiliki tingkat kemanisan relatif sama
dengan 0,2 kali tingkat kemanisan sukrosa. Laktosa mudah larut dalam air dan
lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter (Ditjen POM., 1995). Laktosa merupakan bahan
pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi dengan hampir semua
bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Umumnya
c. Dekstrin
sempurna, terdiri dari campuran gula-gula dalam bentuk sederhana dalam jumlah
kecil. Berupa serbuk atau granul berwarna putih agak kekuningan, memiliki rasa
manis berkisar 10 - 25% rasa manis gula biasa. Dekstrin merupakan bahan umum
13
Universitas Sumatera Utara
pengisi tablet yang memiliki sifat alir, kompresibilitas dan daya ikat yang baik
aman. Dekstrin lebih mudah larut dari pada pati, harga dekstrin lebih murah,
d. Avicel ph 102
berwarna putih, tidak larut dalam air, tidak reaktif, dan merupakan bahan pengisi
yang baik. Avicel biasanya tidak digunakan sebagai bahan pengisi tunggal,
pada formulasi. Avicel akan lebih baik apabila dikombinasi dengan bahan pengisi
yang lain seperti laktosa, manitol, amilum, atau kalsium sulfat (Bandelin, 1989).
Avicel juga merupakan pengikat yang sangat baik dan dapat memperbaiki
kekuatan mekanik secara signifikan pada beberapa formulasi yang lemah, avicel
e. Amilum
pati. Pati yang digunakan sebagai pengikat adalah musilago amili 5-10%.
Tergantung pada jumlah panas yang digunakan, pati dapat terhidrolisis menjadi
dekstrin dan kemudian glukosa. Oleh karena itu, ketelitian dalam pembuatan
14
Universitas Sumatera Utara
f. Natrium metabisulfit
atau serbuk hablur putih kekuningan berbau belerang oksida. Mudah larut dalam
air dan dalam gliserin, sukar larut dalam etanol. Natrium metabisulfit
dan mempertahankan warna agar tetap menarik (Ditjen POM, 1995). Salah satu
d. Magnesium stearat
asam padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat
dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan tidak kurang dari 6,8% dan
tidak lebih dari 8,3% MgO. Magnesium stearat merupakan serbuk halus, putih,
berbau lemak, khas mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak
mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam eter (Ditjen POM.,1995).
e. Talkum
mengandung sedikit aluminium silikat. Berupa serbuk hablur sangat halus, putih,
bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah hasil cetakan. Talkum
digunakan sebagai glidant pada proses pembuatan tablet sebagai bahan tambahan
(Voight, 1995).
15
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
tablet hisap, evaluasi terhadap mutu fisik sediaan seperti uji preformulasi, uji
tabung, cawan porselin, gelas ukur, erlenmeyer, pipet tetes, ayakan mesh 16, 20,
40, 60, 80 dan 100, beaker glass, lumpang dan alu, rotary evaporator, waterbath,
(Copley), dissolution tester, neraca analitik (Boeco), stopwatch, mesin cetak tablet
single punch (Erweka), spektrofotometer UV- Vis (Shimadzu UV-1800) dan alat-
talkum, amilum manihot, Na. metabisulfit dan serbuk amilum (derajat farmasetik)
16
Universitas Sumatera Utara
3.2 Penyiapan Bahan Tanaman
bahan yang sama dari daerah lain. Rimpang kunyit diperoleh dari Pasar Tradisional
Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah daun rimpang
kunyit yang masih segar. Rimpang kunyit dipisahkan dari pengotor (sortasi
basah), lalu dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang. Selanjutnya
secara terpisah sampai rimpang kunyit kering. Simplisia yang telah kering
sebanyak 500 gram kemudian dimaserasi selama 3 jam dengan etanol 96%.
Selanjutnya diperkolasi dengan etanol 96% sampai diperoleh warna bening dari
pengenceran 1:4, lalu ayak dengan mesh 40 dan keringkan dilemari pengering
17
Universitas Sumatera Utara
dengan suhu 40 - 60 24 jam, setelah kering ayak lagi dengan mesh 40 agar
Kombinasi pengisi laktosa dan dekstrin yang akan dibuat mengacu pada
formula yang telah dilakukan oleh (Noviza, D., dkk). Yaitu jurnal formulasi tablet
variasi pengisi 73,5%, 72,5% dan 71,5% dari bobot tablet 600 mg. Dan
dinyatakan bahwa pengisi yang paling baik adalah 71,5% pada formula 3 dengan
ko-proses yaitu dengan metode semprot kering (spray drying), fluid bed spray
Menurut Gohel (2005) jumlah zat aktif yang berbentuk serbuk (fines)
pada pembuatan tablet masih dapat dicetak dengan metode cetak langsung jika
zat aktif dalam bentuk serbuk pada pembuatan tablet dengan metode cetak
masingnya terdiri dari 100 tablet. Perbedaan keenam formula ini adalah jumlah
18
Universitas Sumatera Utara
laktosa dan dekstrin yang dikombinasikan, dengan bobot tablet 600 mg, diameter
tinggi.
hisap Vitamin C didapatkan dosis 25 mg, 50 mg, 60 mg, 75 mg, 100 mg dan 500
mg. Dari tablet hisap itu sendiri memiliki warna kuning sebagai nilai estetika
(Siregar dan Wikarsa, 2010). Zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk
mewarnai makanan yaitu kurkumin berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Formula tablet hisap Vitamin C
N Bahan Formula
o F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
1 Vitamin C 50 50 50 75 75 75
(mg)
2 Avicel PH 60 60 60 60 60 60
102 (mg)
3 Laktosa 310,5 207 103,5 310,5 207 103,5
granul (mg) Tablet
4 Dekstrin 103,5 207 310,5 103,5 207 310,5 hisap
(mg) Vitami
5 Amilum 18 18 18 18 18 18 n C di
manihot pasaran
10% (mg) (Ipi)
6 Na. 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005
Metabisulfit
(mg)
7 Mg. Stearat 12 12 12 12 12 12
(mg)
8 Talkum 6 6 6 6 6 6
(mg)
9 Pewarna 12 12 12 12 12 12
(mg)
1 Serbuk 27,995 27,995 27,995 2,995 2,995 2,995
0 amilum
(mg)
Total 600 600 600 600 600 600
Keterangan
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F7= Tablet hisap Vitamin C dari pasaran ( C ipi)
Laktosa dibasahkan dengan mucilage amili 10% sampai diperoleh massa yang
kompak sambil ditambahkan sedikit demi sedikit pewarna kunyit gerus sampai
20
Universitas Sumatera Utara
homogen, kemudian diayak dengan mesh 14, lalu dikeringkan dilemari pengering
pada suhu 40 - 60 3 jam , setelah kering diayak lagi dengan ayakan mesh 16
dekstrin, sebagai bahan pengisi, avicel ph 102 sebagai pengikat kemudian diikuti
dengan mg.stearat dan talkum sebagai lubrikan dan glidan, lalu ditambahkan
tablet, dan di akhir tambahkan Vitamin C sebagai zat aktif lalu campurkan hingga
homogen. Setelah semua bahan tercampur secara merata, massa cetak tablet di-
evaluasi. Terdapat tiga tahap dalam pembuatan tablet dengan metode kempa
2.Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan dan 3. Kompresi tablet
(Hadisoewignyo, 2015).
sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong yang telah dirangkai, kemudian
melewati corong dan penutup bawah ditutup kembali kemudian dicatat waktu
alirnya.
21
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Sudut diam granul
bawah corong dibuka dan dibiarkan granul mengalir melalui corong, setelah
semua granul mengalir penutup bawah ditutup kembali. Lalu hitung sudut diam.
Tg θ = 2h/D
Syarat indeks tap yaitu sama atau lebih kecil dari 20% (Voight, 1995).
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang
semakin kecil. Setelah itu diayak dan dihitung granul dan fines yang didapat.
22
Universitas Sumatera Utara
3.9 Evaluasi Tablet Hisap
3.9.1 Kekerasan
Cara : Diambil tablet, masing-masing diletakkan pada tempat yang tersedia pada
alat dengan posisi tidur, alat diatur, kemudian ditekan tombol start. Pada saat
tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat. Percobaan ini dilakukan
untuk 5 tablet. Syarat kekerasan tablet hisap yaitu 7-14 kg (Banker and Anderson,
1994).
3.9.2 Friabilitas
tablet tersebut ke dalam alat dan jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4
menit (100 kali putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan
F= x 100 %
Keterangan :
a = bobot total tablet sebelum diuji
b = bobot total tablet setelah diuji
ini terdiri dari suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 mL
thermostat dengan suhu 35-39°C dan alat untuk menaik turunkan keranjang
dengan frekuensi antara 29-32 kali per menit. Tablet yang diuji sebanyak 6 tablet,
23
Universitas Sumatera Utara
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, turun naikkan keranjang secara teratur
antara 29-32 kali tiap menit. Tablet dinyatakan larut jika tidak ada bahagian tablet
yang tertinggal di atas kasa. Waktu melarut yang ideal bagi tablet hisap adalah
Tablet yang dibuat yaitu tablet Vitamin C dengan berat satu tablet 600 mg
dan mengandung Vitamin C 50 dan 75 mg, berarti bobot zat berkhasiat lebih kecil
dari 50% bobot sediaan karena itu penetapan keseragaman sediaan dilakukan
sebagai berikut :
secara acak 10 tablet, dan masing-masing tablet Vitamin C tersebut digerus dan
ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dilarutkan dan
diencerkan dengan air suling hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat
ml, dan diencerkan lagi dengan air suling, lalu dipipet 5 ml dan dimasukkan
kedalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda, lalu dikocok
spektrofotometri Uv.
terletak antara 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan Tablet yang
dibuat yaitu tablet Vitamin C dengan berat satu tablet 600 mg dan mengandung
Vitamin C 50 mg dan 75 mg, berarti bobot zat berkhasiat lebih kecil dari 50%
24
Universitas Sumatera Utara
3.10 Penetapan Kadar Tablet Hisap Vitamin C
Diencerkan 8,3 ml HCl 37% dengan 1 Liter akuades (Ditjen POM, 1979).
tentukur 100 ml. Ditambahkan HCl 0,1 N dikocok sampai larut, lalu dicukupkan
HCl 0,1 N sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500 mcg/ ml (LIB I).
tentukur 100 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, kemudian
ml dan ditambahkan HCl 0,1 N hingga garis tanda, kemudian dikocok homogen
sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 8 mcg/ ml. Diukur pada
Dipipet LIB II sebanyak 1,8 ml, 2,7 ml, 3,6 ml, 4,5 ml, dan 5,4 ml, masing-
masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N
konsentrasi 3,6 mcg/ ml, 5,4 mcg/ ml, 7,2 mcg/ ml, 9,0 mcg/ ml, 10,8 mcg/ ml.
25
Universitas Sumatera Utara
masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml,tambahkan air suling
sampai garis tanda. Saring dengan kertas saring, filtrat pertama dibuang 10 ml.
Dari larutan ini pipet 10 ml, masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, encerkan
dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. selanjutnya dipipet 5 ml filtrat, dimasukkan
kedalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan sampai garis tanda kocok hingga
diperoleh.
Prosedur:
Kemudian dayung diputar dengan kecepatan 50 rpm. Dalam interval waktu 5, 10,
15, 20, 35, 45 menit, larutan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml lalu diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Serapan
HCl 0,1 N dengan jumlah yang sama dengan yang diambil (Ditjen POM, 1995).
Persyaratan: Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
Interpretasi: Persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan
yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Apabila tidak memenuhi persyaratan
26
Universitas Sumatera Utara
maka pengujian dilanjutkan sampai tiga tahap, kecuali bila hasil pengujian
memenuhi tahap S1 atau S2. Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan
Tabel 3.2 Kriteria Penerimaan Zat Aktif Yang Larut Dengan Disolusi
Tahap Jumlah Yang Diuji Kriteria Penerimaan
S1 6 Tiap Unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2 ) adalah sama
dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit
sediaan yang lebih kecil dari Q - 15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit adalah sama dengan atau
lebih besar dari Q tidak lebih dari 2 unit sediaan
yang lebih kecil dari Q - 15% dan tidak 1 unit
pun kurang dari Q - 25%
27
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
menggunakan pelarut etanol 96% secara perkolasi diperoleh ekstrak cair yang
yang dibuat dengan menggunakan laktosa dan dekstrin sebagai bahan pengisi
yang meliputi uji waktu alir, uji sudut diam dan uji indeks tap. Berikut tabel hasil
Keterangan :
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
28
Universitas Sumatera Utara
4.2.1. Waktu alir granul
Hasil uji waktu alir (detik) granul tablet hisap dari keenam formula dapat
Gambar 4.1 Histogram waktu alir massa granul tablet hisap Vitamin C 50 mg
dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa keenam yang masih
berada dalam batas persyaratan uji waktu alir, yaitu formula 1 sebesar 3,8 detik,
formula 2 sebesar 3,9 detik, formula 3 sebesar 4,9 detik, formula 4 sebesar 3,5
detik, formula 5 sebesar 4,1 detik dan formula 6 sebesar 4,7 detik. Hal ini sesuai
dengan persyaratan uji preformulasi waktu alir, yaitu waktu yang diperlukan tidak
lebih dari 10 detik. Menurut (Cartensen, 1977), waktu yang diperlukan dalam uji
waktu alir tidak lebih dari 10 detik. Sifat alir memiliki peranan penting dalam
pembuatan tablet yaitu berkaitan dengan keseragaman bobot dan dosis, granul
dengan sifat alir baik akan mudah mengisi lubang matriks dengan volume tetap
sehingga tidak terjadi perbedaan bobot dan dosis nya dapat seragam. Semakin
29
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Sudut diam granul
Hasil uji sudut diam granul tablet hisap dari keenam formula dapat dilihat
Gambar 4.2 Histogram sudut diam massa granul tablet hisap Vitamin C 50 mg
dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji sudut diam, yaitu formula 1 sebesar 33,45 ,
dalam batas persyaratan uji preformulasi sudut diam yaitu berkisar antara 20°
kelembapan granul. Semakin kecil sudut diam yang dibentuk maka waktu alirnya
baik dan semakin besar sudut diam yang dibentuk maka waktu alirnya kurang
baik.
30
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Indeks tap granul
Hasil uji indeks tap granul tablet hisap dari keenam formula dapat dilihat
Gambar 4.3 Histogram indeks tap massa granul tablet hisap Vitamin C 50 mg
dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji indeks tap, yaitu formula 1 sebesar 12,46%,
dalam batas persyaratan uji preformulasi indeks tap. Granul yang bersifat
mengalir bebas adalah partikel yang memiliki indeks tap ≤ 20%. Pengetapan
merupakan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan dan
getaran, semakin kecil presentase indeks tap semakin baik sifat alirnya.
baik dari sifat fisis massa granul yang akan diformulasikan kedalam bentuk tablet
(Voight, 1995).
31
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Distribusi partikel
Hasil uji distribusi partikel tablet hisap dari keenam formula dapat dilihat
Gambar 4.4 Histogram distribusi partikel massa granul tablet hisap Vitamin C
50 mg dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji distribusi partikel, yaitu formula 1 sebesar
Gohel (2005) jumlah zat aktif yang berbentuk serbuk (fines) pada pembuatan
tablet masih dapat dicetak dengan metode cetak langsung jika jumlahnya
maksimal 30-40% sedangkan menurut lachman dkk (1994) pemakaian zat aktif
dalam bentuk serbuk pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung
biasanya dibatasi sampai 30%. Distribusi ukuran partikel sangat penting untuk
memperoleh granul yang kompak dan tidak mudah hancur. Jadi semakin rendah
fines dan semakin tinggi granul maka tablet semakin mudah dicetak.
32
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Uji Evaluasi Tablet
tablet, uji waktu larut, uji penetapan kadar, uji friabilitas, uji keseragaman
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
33
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.5 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji kekerasan, formula 1 sebesar 7,9 kg, formula 2
sebesar 7,5 kg, formula 3 sebesar 7,3 kg, formula 4 sebesar 8,3 kg, formula 5
1971).
Dan uji kekerasan pada tablet hisap juga berpengaruh pada bahan
pengikat, semakin banyak bahan pengikat yang digunakan maka tablet semakin
keras.
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
34
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Histogram waktu larut tablet hisap Vitamin C 50 mg dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji waktu larut, formula 1 sebesar 7,52 menit,
formula 2 sebesar 7,3 menit, formula 3 sebesar 7,27 menit, formula 4 sebesar 7,73
menit, formula 5 sebesar 7,44 menit, formula 6 sebesar 7,35 menit. Waktu melarut
yang ideal bagi tablet hisap adalah selama sekitar 5 sampai 10 menit (Banker dan
Anderson, 1994).
Waktu melarut adalah waktu yang dibutuhkan tablet hisap untuk melarut
atau terkikis secara perlahan di dalam rongga mulut, karena sediaan tablet hisap
ini diharapkan mampu memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan,
Waktu larut pada tablet hisap Vitamin C dari keenam formula sangat
minimum rata-rata > 7 menit, oleh sebab itu untuk meningkatkan waktu larut
pada tablet bahan pengikat harus lebih besar sehingga tablet hisap menjadi lebih
35
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Uji friabilitas
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
Berdasarkan Gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan uji friabilitas, formula 1 sebesar 0,025%, formula
36
Universitas Sumatera Utara
5 sebesar 0,035%, formula 6 sebesar 0,039%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
evaluasi friabilitas tablet dari semua formula memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
dalam pada saat pengangkutan dan pengemasan. Nilai friabilitas yang besar
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
37
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Histogram kadar tablet hisap Vitamin C 50 mg dan 75 mg
Berdasarkan Gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
berada dalam batas persyaratan kadar tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi
IV yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari yang tertera pada
etiket, kadar tablet Vitamin C terendah terdapat pada tablet dengan formula
penambahan laktosa dan dekstrin (3:1) Vitamin C 75 mg dan kadar tablet Vitamin
C tertinggi terdapat pada tablet dengan formula penambahan laktosa dan dekstrin
(1:3) Vitamin C 50 mg. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan varisai laktosa dan
tablet.
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
38
Universitas Sumatera Utara
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
Berdasarkan Gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa keenam formula masih
keenam formula yang dibuat adalah berkisar 99,72 – 108.88%. Hal ini sesuai
dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu terletak
39
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
Hasil uji disolusi pada tabel 4.7 dan gambar 4.10 menunjukkan bahwa
obat sudah mengalami persen pelepasan obat sekitar 30% - 40% dan pada menit
mencapai 80%-90%. Dapat dilihat bahwa keenam formula masih berada dalam
batas persyaratan yaitu harus larut tidak kurang dari 75% (Q) C6H8O6 dari
40
Universitas Sumatera Utara
Menurut (Widdop ACM, 2004) dalam buku Clarke’s bahwa medium
medium yang sesuai yaitu HCl 0,1 N dengan panjang gelombang 243 nm. Pada
formulasi tablet hisap Vitamin C yang dikombinasi dengan laktosa dan dekstrin
formula, yaitu F1 s/d F6 dapat tercetak sempurna. Dilihat dari hasil evaluasi tablet
logam dan panas. Oleh karena itu pada formulasi harus menggunakan antioksidan
yaitu 10% dari zat aktif, dan setelah tablet dibuat juga harus di bungkus dengan
tersedia bahan tambahan (pengisi) dalam bentuk bahan ko-proses, bahan ko-
proses adalah bahan yang diperoleh dari menggabungkan dua atau lebih macam
bahan tambahan dengan proses yang sesuai, yang dapat menghasilkan bahan
Dilihat dari F1 s/d F6 yang paling baik pada formula 1 dan formula 4
karena lebih banyak granul dari pada fines jadi mudah dicetak dan tidak mudah
hancur. Menurut (Gohel, 2005) jumlah zat aktif yang berbentuk serbuk (fines)
pada pembuatan tablet masih dapat dicetak dengan metode cetak langsung jika
jumlahnya maksimal 30-40%. Jadi semakin banyak granul semakin mudah tablet
41
Universitas Sumatera Utara
dicetak dan hasil cetakanpun lebih bagus. Pembuatan tablet hisap hampir sama
dengan tablet biasa. Tablet hisap diharapkan dapat melarut perlahan sampai
terkikis habis dalam mulut sehingga kekerasan tablet harus lebih besar dari tablet
biasa.
42
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
43
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1989). Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press.
Halaman 23-44.
Anief, (2003). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Halaman 161-162.
Banker, G. S., dan Anderson, N.R. (1994). Tablet. Dalam: Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Edisi III. Jilid II. Editor: Lachman, L. Penerjemah:
SitiSuyatmi. Jakarta: UI-Press. Halaman 643.
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kaning J.L. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 654, 697.
Maheswari, R., Jain, V., Ansari, R., Mahajan, S.C., Joshi, G. (2013). A Review
On Lozenges. British Biomedical Biomedical Buletin.
44
Universitas Sumatera Utara
Noviza, D., Ben SE., Oktavianus R. (2013). Formulasi Tablet Hisap Ekstrak
Temulawak (CurcumaxanthorrizaRoxb.) Dengan Gelatin Sebagai
Pengikat. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains
Farmasi dan Klinik III.
Rowe, C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Exipients.Edisi VI. Chicago: Pharmaceutical Press. Halaman 222, 317.
Saati, E.A. dan Hidayat, N. (2006). Membuat Pewarna Alami. Cetakan I. Trubus
Agrisana. Hal.5-10.
Sadeghi, A., Shahidi, F., Mortazavi, S.A., and Mahalati, N. (2008). Evaluation of
Different Parameters Effect on Maltodextrin Production by α-amilase
Termamyl 2-x. World Applied Sciences Journal. 3(1):34-39.
Siregar, C.J.P., Wikarsa, S. (2010). TeknologiFarmasiSediaan Tablet Dasar-
DasarPraktis. PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta. Hal.1-2, 8, 416-
418.
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan alir pembuatan ekstrak
Rimpang Segar
Kunyit (1,5 kg)
Dibersihkan
Dirajang
Dihaluskan dengan blender
Dikeringkan
Serbuk Simplisia
Rimpang Kunyit
(500 g)
Ekstrak Kental
Etanol 58,29 gram
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan alir pembuatan pewarna dari ekstrak rimpang kunyit
Ekstrak Kunyit
+ amilum manihot
Diayak dengan mesh 40
Keringkan di lemari pengering dengan
suhu 40 - 60 24 jam
Diayak lagi dengan mesh 40
Granul berwarna
kuning
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan alir pembuatan ko-proses laktosa- amilum
Amilum manihot
+ Air dingin
Panaskan
Aduk sampai transparan
Musilago amili
10%
Laktosa
+ Sebagian pewarna ekstrak kunyit
+ Musilago amili 10%
+ Sisa pewarna ekstrak kunyit gerus
homogen
+ diayak dengan mesh 14
Keringkan dilemari pengering pada
suhu 40 - 60 3 jam
Diayak lagi dengan ayakan mesh 16
Granul laktosa
berwarna kuning
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan alir pembuatan tablet hisap Vitamin C
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Contoh perhitungan pembuatan tablet hisap Vitamin C
100 = 31,05 gr
x100 = 10,35 g
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar sediaan tablet hisap Vitamin C
F1 F2
F3 F4
F5 F6
Keterangan:
F1 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin3:1
F2 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F3 = Vitamin C 50 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
F4 = Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin3:1
F5= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:1
F6= Vitamin C 75 mg Formula dengan perbandingan laktosa dan dekstrin 1:3
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Gambar perbandingan tablet hisap vitamin c yang ada di pasaran
(C ipi)
F1 F2
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil pembuatan kurva serapan Vitamin C baku pada panjang
gelombang 243 nm dalam pelarut HCL 0,1 N
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil pembuatan kurva kalibrasi Vitamin C pada panjang
gelombang 243 nm pada pelarut HCL 0,1 N
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan regresi tablet hisap Vitamin C
C (mcg/ml) Absorbansi XY X2 Y2
(X) (Y)
0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
3,6000 0,228 0,8208 12,96 0,052
5,4000 0,348 1,8792 29,16 0,1211
7,2000 0,465 3,348 51,84 0,2162
9,000 0,568 5,112 81 0,3226
10,800 0,686 7,4088 116,64 0,4706
ΣX= 36 ΣX= 2,295 ΣXY= 18,5688 2 2
ΣX = 291,6 ΣY = 1,1825
X= 6 Y= 0,3825
a = ∑XY-(∑X)(∑Y)/n
∑X2-(∑X2)/6
= 18,5688-(36)(2,295)/6
291,6- (36)2 / 6
= 0,0635
Y=aX+b
b = Y- aX
= 0,3825 – (0,0635 x 6)
= 0,0015
r=
=
= 0,99985
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Perhitungan kadar tablet hisap Vitamin C
Berat Vitamin C di dalam serbuk tablet secara teoritis = (649,3 mg) / 12979,5 mg
x 1000 = 50,02 mg
Dilarutkan sampai 100 ml, dipipet 10 ml diencerkan dalam labu tentukur sampai
= (50,02 x 1000 μg) / (100 ml) x (10 ml) / (100 ml) x (5 ml) / (50 ml = 5,002μg/ml
X = 5,346 μg/ml
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Lanjutan Perhitungan kadar tablet hisap Vitamin C
Formula F1 ( 3:1 )
Formula F2 ( 1:1 )
57
Universitas Sumatera Utara
Formula F3 ( 1:3 )
Formula F4 ( 3:1 )
58
Universitas Sumatera Utara
Formula F5 ( 1:1 )
Formula F6 ( 1:3 )
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
Vitamin C dalam formulasi tablet hisap
Misal untuk formula F1 ( 3:1 )
No Kadar %
(X) 2
X- (X-
1 106,86 1,47 2,1609
2 109,25 0,92 0,8468
3 108,36 0,03 0,0009
4 108,03 0,3 0,09
5 108,89 0,56 0,3136
6 108,64 0,31 0,0961
=108,3 Σ= 3,5083
SD =
= = 0,8376
t hitung =
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Data simpangan baku kadar tablet hisap Vitamin C
61
Universitas Sumatera Utara
F6 103,13
102,85
103,26 103,23 0,350
103,79
102,90
103,44
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Perhitungan keseragaman kandungan tablet hisap Vitamin C
1. 610,5 6. 619,3
2. 607,8 7. 620,3
3. 611,1 8. 635,7
4. 600,3 9. 600,0
5. 600,5 10. 621,7
Pengujian I
Satu tablet digerus dan dilakukan pengujian seperti pada penetapan kadar, Maka
Y = 0,0635X + 0,0015
X= 5,4724 μg/ml
Pengujian II
Pengujian III
Pengujian IV
Pengujian V
63
Universitas Sumatera Utara
Pengujian VI
Pengujian VII
Pengujian VIII
Pengujian IX
Pengujiam X
SD =
=
10-1
= 0,19
RSD = x 100%
= x 100%
= 0,1773
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil uji keseragaman kandungan tablet hisap Vitamin C
Data hasil uji keseragaman kandungan
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran17. Perhitungan disolusi tablet hisap Vitamin C
Pengujian I
1. Konsentrasi (C)
X = Konsentrasi
Y = Absorbansi
1. Faktor Penegnceran
Fp = 5
4. Faktor Penambahan
Fp = 0
66
Universitas Sumatera Utara
Vitamin C yang terlepas = 15484,25 mcg + 0 = 15484,25 mcg = 15,48425mg
6. Persen Kumulatif
% kumulatif = X100%
% kumulatif = X 100 mg
= 30,96 %
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Data persen kumulatif disolusi tablet hisap Vitamin C
Formula 1
Formula 2
68
Universitas Sumatera Utara
Formula 3
Formula 4
Serap Kon Fakt
Kons x Kons x Faktor Kons %
T an s or Fp FP dalam penam
Obat
(m Kumul
(mc Pen (mcg/ 900 ml bahan yang
eni ml) (mcg/ml)
g/ml genc Terlepas atif
t)
) eran
(FP)
5 0,305 4,77 5 23,85 21465 0 21465 28,62
10 0,353 5,53 5 27,677 24909,3 23,85 24933,15 33,24
15 0,496 7,78 5 38,9 35010 51,527 35061,52 46,74
20 0,527 8,27 5 41,35 37215 90,427 37305,42 79,74
35 0,713 11,2 5 56,02 50418 131,77 50549,77 67,39
45 0,880 13,8 5 69,15 62235 187,79 62422,79 83,23
Formula 5
Serap Kons Fakt Kons x Kons x Faktor Kons %
T an or Fp FP dalam penam
(mcg/ Obat
(m (mcg/ 900 ml bahan Kumul
ml) Pen yang
en ml) (mcg/ml)
genc Terlepas atif
it)
eran
(FP)
5 0,342 5,36 5 26,8 24120 0 24120 32,16
10 0,406 6,3 5 31,5 28350 26,8 28376,8 37,83
15 0,485 7,61 5 38,07 34263,7 58,3 24322 45,76
20 0,550 8,63 5 43,8 38870,07 96,37 38966,44 51,95
69
35 0,762 11,97 5 59,88 53893,70 139,55 54033,25 72,04 Utara
Universitas Sumatera
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Gambar alat evaluasi tablet hisap
(a) (b)
(b) (d)
(e) (f)
71
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
a. Gambar granule flow tester
b. Gambar strong cobb hardness tester
c. Gambar Roche friabilator
d. Gambar mesin cetak tablet
e. Gambar Bulk density tester
f. Gambar lemari pengering
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Hasil Survei Tablet Hisap Vitamin C di Beberapa Apotek
73
Universitas Sumatera Utara
74
Universitas Sumatera Utara
75
Universitas Sumatera Utara
76
Universitas Sumatera Utara
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Tabel t
78
Universitas Sumatera Utara
79
Universitas Sumatera Utara