Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5313

e-ISSN:2549-5062

ANALISIS KADAR SEDIAN PARASETAMOL SYRUP PADA ANAK


TERHADAP LAMA PENYIMPANAN DAN SUHU PENYIMPANAN

Vivi Rosalina
e-mail: vv.maritha@gmail.com
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun; Jalan Taman Praja No 25 Madiun,telp/fax (0351) 491947
Prodi DIII Farmasi,Stikes Bhakti husada Madiun Indonesia

Abstrak
Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik
antipiretik..Parasetamol dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman. Umumnya obat dalam bentuk
cair lebih disukai karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian
lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian
dosis untuk anak. Penelitian dilaksanakan di Stikes Bhakti Husada Madiun menggunakan bahan dan alat
Paracetamol sirup, Etanol 96%, Standar Paracetamol, Kertas Saring Whatmann, Spektrofotometer UV-
VIS, Kuvet Kuarsa, peralatan Gelas disiapkan kemudian dilakuakn uji penetapan kadar paracetamol sirup
bersarkan lama penyimpanan dan suhu penyimpanan. Hasil uji stabilitas parasetamol dalam sirup selama
4 minggu dengan perlakuan tertentu pada sampel yaitu penyimpanan dalam suhu lemari es dan suhu
ruangan. Kandungan parasetamol didapatkan setiap minggu dengan mengguanakan spektrofotometri.
Kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu ruangan, untuk minggu ke- 0 = 370,26 mg ,
minggu ke-1 = 360,73mg, minggu ke-2 = 350,43 mg, minggu ke-3 = 340,46 mg, minggu ke-4 = 36,55mg.
Adapun kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu lemari es, untuk minggu ke- 0 =
360,69 mg, minggu ke-1 =220,92 mg, minggu ke-2 =220,92 mg, minggu ke-3 = 210,99 mg, minggu ke-4
=200,86 mg. Sediaan sirup parasetamol pada suhu ruangan dalam jangka waktu penyimpanan 4 minggu
relatif stabil dengan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia IV. Adapun penyimpanan dalam suhu
lemari es relatif tidak stabil karena dalam jangka waktu 1 minggu sudah mengalami penurunan kadar
yang melebihi ketentuan dari Farmakope Indonesia edisi IV. Berdasarkan hasil dalam penelitian
disimupulkan bahwa kadar parasetamol sirup terhadap lama penyimpanan dan suhu penyimpanan adalah
dalam waktu 4 minggu stabil pada suhu suhu ruangan dan kadar parasetamol berkurang pada pada
penyimpanan lemari es

Kata kunci: Paracetamol Syrup, Lama Penyimpanan, Suhu Penyimpanan.

1. Pendahuluan sehingga tidak diminum hingga habis. Hal


Parasetamol merupakan derifat ini menyebabkan obat masih tersisa banyak
asetanilida yang digunakan sebagai dan konsumen cenderung untuk menyimpan
analgetik antipiretik. Parasetamol sebagai sisa dari obat tersebut. Sebagian tetap
obat golongan analgetik-antipiretik yang menyimpan disuhu kamar sebagian lagi
pada saat ini banyak digunakan oleh menyimpan didalam lemari pendingin
masyarakat. Parasetamol dianggap sebagai Keberhasilan pengobatan tergantung
zat antinyeri yangpaling aman. Umumnya pada kadar zat aktif yang dapat mencapai
obat dalam bentuk cair lebih disukai tempat aksi. Kadar yang kurang dari dosis
daripada bentuk padat karena mudahnya efektif akan mempersulit penyembuhan
menelan cairan dan keluwesan dalam penyakit. Hal ini bisa terjadi karena
pemberian dosis, pemberian lebih mudah pemberian dosis yang kurang atau karena
untuk memberikan dosis yang relatif sangat terjadinya penurunan kualitas obat selama
besar, aman dan juga mudah diatur penyimpanan. Dengan demikian kontrol
penyesuaian dosis untuk anak [1]. kualitas dan penetapan waktu kadaluwarsa
Sirup parasetamol sering digunakan obat sangat diperlukan [1].
sebagai antipiretik buat anak-anak, bahkan Jalur utama degradasi yang
sebagian orang menyediakannya sebagai menyebabkan parasetamol tidak stabil
stok dirumah untuk menjaga jika anak adalah peristiwa hidrolisis yang memecah
mereka demam. Penggunaan sirup parasetamol menjadi p-aminofenol dan
parasetamol hanya mengobati gejala, asam asetat, dan hal ini dapat terjadi selama

283
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

penyimpanan obat, sehingga kontrol masing konsentrasinya pada panjang


kualitas dan penetapan waktu kadaluwarsa gelombang maksimum yang diperoleh
obat sangat diperlukan, selain itu penting sebanyak 2 kali pembacaan. Data hasil
untuk memformulasikan obat sedekat sorbansi yang diperoleh, selanjutnya
mungkin dengan pH optimumnya untuk dihitung persamaan kurva bakunya sehingga
memperoleh sediaan yang lebih stabil diperoleh persamaan garis y = a + bx.
selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian Prosedur kerja yang kelima adalah
untuk menganalisis kadar sediaan penentuan ketelitian dari larutan induk
parasetamol sirup pada anak terhadap lama parasetamol 400 ppm dibuat larutan baku
penyimpanan dan suhu penyimpanan. dengan konsentrasi 8 ppm sebanyak 25 mL.
Larutan tersebut diukur serapannya pada
2. Metode Penelitian panjang gelombang maksimum. Uji
Bahan yang digunakan dalam ketelitian ini dilakukan dengan 10 kali
penelitian ini adalah sampel Paracetamol pengulangan.
sirup, Etanol 96%, Standar Paracetamol, Prosedur kerja yang keenam adalah
Kertas Saring Whatmann. Alat yang Penetapan kadar sampel dimana sampel
digunakan pada penelitian ini adalah paracetamol sirup di ukur 20 ml dan
Spektrofotometer UV-VIS, Kuvet Kuarsa, dilarutkan dengan etanol. Larutan disaring
Peralatan Gelas, Neraca Analitik. dengan kertas saring Whatman no. 42 dan
Prosedur kerja yang pertama adalah dimasukkan dalam labu takar 50 mL
Pembuatan Larutan Induk Paracetamol. kemudian ditera dengan etanol sampai tanda
Dibuat larutan standar induk paracetamol batasd. Larutan tersebut dipipet sebanyak
400 ppm dari serbuk standar paracetamol 0,25 mL, kemudian diencerkan dengan
ditimbang sebanyak 20 mg dan dilarutkan etanol hingga konsentrasi 4 ppm sebanyak
dengan etanol dalam gelas beker. Larutan 25 mL. Ukur serapan larutan pada panjang
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan gelombang maksimum. Apabila serapan
kemudian di tera dengan etanol sampai dari larutan sampel uji masih berada di luar
tanda batas. range serapan larutan standar, maka larutan
Prosedur kerja yang kedua adalah diencerkan hingga serapannya masuk di
penetapan Panjang gelombang maksimum dalam range. Penetapan kadar dilakukan
dimana larutan standar paracetamol dengan dengan pengulangan sebanyak 10 kali.
konsentrasi 6 ppm, Larutan tersebut diukur Prosedur kerja yang ketujuh adalah
panjang gelombang maksimumnya pada Penentuan ketepatan (akurasi) dimana
rentang panjang gelombang antara 200-400 larutan sampel uji dipipet sebanyak 0,25 mL
nm. dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL
Prosedur kerja yang ketiga adalah kemudian ditambahkan 1 mL larutan baku
penetapan Operating time dimana larutan parasetamol dengan konsentrasi 400 ppm.
induk paracetamol 400 ppm dipipet Tepatkan volume larutan sampai tanda batas
sebanyak 0,375 mL untuk membuat larutan dengan etanol dan dikocok hingga
baku dengan konsentrasi 6 ppm sebanyak 25 homogen. Larutan tersebut diukur
ml. Larutan baku dengan konsentrasi 6 ppm serapannya pada panjang gelombang
tersebut dikocok hingga homogen. Ukur maksimum.Uji ketepatan metode dilakukan
absorbansi larutan pada panjang gelombang dengan pengulangan sebanyak 10 kali. Hasil
maksimum sampai diperoleh absorbansi absorbansi digunakan untuk menghitung
yang relatif konstan dengan rentang harga perolehan kembali (%recovery).
pembacaan setiap 2 menit sekali selama 20 Penentuan seletivitas (spesifitas)
menit. dimana standar dan larutan contoh uji
Prosedur kerja yang keempat adalah diukur spektra UV masing-masing larutan
pembuatan kurva baku dari larutan induk pada panjang gelombang 200-400 nm.
400 ppm dibuat larutan baku dengan seri Bandingkan hasil kedua spektra UV
konsentrasi 2 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 ppm tersebut.
sebanyak 25 mL. Larutan seri yang telah Ketangguhan metode dimana larutan
dibuat kemudian diukur serapan masing - sampel uji diukur serapannya pada panjang

284
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

gelombang maksimum, panjang gelombang mengukur absorbansi dari parasetamol pada


maksimum +1 dan panjang gelombang panjang gelombang ultraviolet yaitu antara
maksimum -1.Uji ketangguhan metode panjang gelombang 200 nm –400 nm. Dari
dilakukan dengan pengulangan sebanyak 10 hasil penelitian yang diperoleh panjang
kali. gelombang maksimum adalah 248 nm.
Secara teoritis serapan maksimum untuk
3. Hasil dan pembahasan parasetamol adalah 244 nm, terjadi
Pada stabilitas parasetamol dalam sirup pergeseran karena pada parasetamol
selama 4 minggu dengan perlakuan tertentu memiliki gugus auksokrom yang terikat
pada sampel yaitu penyimpanan dalam suhu pada gugus kromofor.
lemari es dan suhu ruangan. Linieritas menunjukkan kemampuan
Tabel 1. Kandungan parasetamol dalam sirup suatu metode analisis untuk memperoleh
paracetamol hasil pengujian yang sesuai dengan
konsentrasi analit dalam sampel pada
No Waktu Kadar dalam suhu ruang kisaran konsentrasi tertentu [2]. Hal ini dapat
(mg) Kadar dalam suhu lemari es(mg) dilakukan dengan cara membuat kurva
1 Minggu 0 370,26 kalibrasi dari beberapa set larutan standar
360,69 yang telah diketahui konsentrasinya. Kurva
2 Minggu 1 360,73 kalibrasi merupakan metode standar yang
220,92 dapat digunakan untuk menentukan
3 Minggu 2 350,43 konsentrasi suatu analit berdasarkan hukum
220,92 Lambert-Beer. Pengukuran absorbansi
4 Minggu 3 340,46 larutan standar parasetamol pada panjang
210,99 gelombang maksimum dikarenakan pada
5 Minggu 4 360,55 daerah tersebut akan diperoleh titik serapan
200,86 terbesar untuk setiap larutan standar
. parasetamolnya.
Larutan baku paracetamol dengan Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
konsentrasi tertentu di buat dengan cara semakin besar konsentrasi larutan standar
melarutkan bahan paracetamol ke dalam parasetamol yang diukur maka semakin
pelarut yang digunakan. Pelarut yang besar pula absorbansi yang diperoleh. Hal
digunakan dalam penelitian ini adalah ini dikarenakan pada konsentrasi yang
metanol. Penggunaan metanol sebagai semakin tinggi,tingkat kepekatan senyawa
pelarut karena paracetamol larut dalam parasetamol juga semakin tinggi.Selain itu,
metanol. Selain itu juga, diketahui metanol hukum Lambert-Beer menunjukkan bahwa
memiliki serapan panjang gelombang di perubahan konsentrasi suatu sampel tertentu
bawah 210 nm. Sehingga metanol akan akan mengubah absorbansi pada tiap
meneruskan atau tidak akan menyerap sinar panjang gelombang dengan suatu faktor
dengan panjang gelombang diatas 210 nm. yang konstan. Pembuatan kurva kalibrasi
Akibatnya metanol tidak akan menganggu standar dilakukan dengan memplot larutan
spektrum serapan dari paracetamol. standar parasetamol (sumbu x) dan
Panjang gelombang maksimum (λ absorbansi (sumbu y), kemudian titik
maks) merupakan panjang gelombang tersebut dihubungkan dengan garis lurus.
dimana terjadi eksitasi elektronik yang Ketelitian atau presisi adalah ukuran
memberikan absorbansi maksimum. Alasan yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
dilakukan pengukuran pada panjang hasil uji individual, diukur melalui
gelombag maksimum adalah perubahan penyebaran hasil individual dari rata-rata
absorban untuk setiap satuan konsentrasi jika prosedur diterapkan secara berulang
adalah paling besar pada panjang pada sampel-sampel yang diambil dari
gelombang maksimum, sehingga akan campuran yang homogen. Keseksamaan
diperoleh kepekaan analisis yang dapat dinyatakan sebagai repeatability
maksimum. Penentuan panjang gelombang (keterulangan) atau reproducibility
pada penelitian ini dilakukan dengan (ketertiruan). Repeatability adalah

285
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

keseksamaan metode jika dilakukan untuk standar parasetamol memiliki panjang


berulang kali oleh analis yang sama ada gelombang 247 nm dengan peak sebesar
kondisi sama dan dalam interval waktu yang 0,510 serta spektra UV untuk sampel
singkat.Reproducibility adalah keseksamaan memiliki panjang gelombang 248 nm
metode jika dikerjakan pada kondisi yang dengan besar peak 0,258 dan panjang
berbeda. Nilai presisi dihitung gelombang 362 nm dengan besar peak
menggunakan standar deviasi (SD) untuk 0,036. Adanya dua puncak spektra UV yang
menghasilkan Relative Standard Deviasion berbeda dalam sampel tersebut dikarenakan
(RSD) atau Coeficient Variation (CV). dalam sampel uji mengandung lebih dari
Kriteria seksama diberikan jika metode satu jenis zat aktif obat. Berdasarkan hasil
memberikan nilai %RSD ≤2%. Semakin perbandingan kedua spektra UV
kecil nilai standar deviasi yang diperoleh, menunjukkan edekatan hasil antara spektra
maka makin kecil pula nilai koefisien UV sampel yaitu pada panjang gelombang
variasinya [3]. 248 nm dengan spektra UV standar pada
Akurasi dari suatu metode analisis panjang gelombang 247 nm. Hal ini
adalah kedekatan nilai hasil uji yang menunjukkan bahwa dalam sampel
diperoleh dengan prosedur tersebut dari mengandung parasetamol sehingga metode
nilai yang sebenarnya. Akurasi merupakan analisis memiliki selektivitas yang baik
ukuran ketepatan prosedur analisis [4]. dalam pengukuran Hasil yang diperoleh
Kecermatan dinyatakan sebagai persen juga menunjukkan terjadinya pergeseran
perolehan kembali (%Recovery) analit yang panjang gelombang parasetamol dari 247
ditambahkan. nm ke arah panjang gelombang yang lebih
Ketangguhan metode adalah derajat besar yaitu 248 nm (pergeseran batokromik)
ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari yang disertai dengan penurunan intensitas
analisis sampel yang sama dalam berbagai serapan yang disebut dengan efek
ondisi uji normal, seperti laboratorium, hipokromik.
analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, Penentuan kadar parasetamol dilakukan
hari yang berbeda, dan lain-lain. dengan cara mengukur larutan sampel uji
Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai yang diduga mengandung parasetamol pada
tidak adanya pengaruh perbedaan operasi panjang gelombang maksimum yaitu 247
atau lingkungan kerja pada hasil uji [4]. nm dengan pengulangan sebanyak 10 kali.
Penentuan ketangguhan metode dilakukan Penetapan kadar ini bertujuan untuk
dengan mengukur serapan larutan sampel menjamin mutu serta keamanan suatu
pada panjang gelombang maksimum, produk obat. Pada penetapan kadar
panjang gelombang maksimum +1. range parasetamol ini digunakan Limit of
nilai persen (%) recovery analit yang dapat Detection (LOD) atau batas deteksi untuk
diterima adalah 90-110%. Range tersebut melihat kosentrasi terendah yang masih
bersifat fleksibel tergantung dari kondisi dapat terdeteksi oleh suatu alat.
analit yang diperiksa berdasarkan jumlah Data menunjukkan bahwa nilai
sampel dan kondisi laboratorium. Nilai perolehan kadar rata-rata parasetamol dalam
%recovery yang diperoleh masuk dalam sampel obat sediaan tablet dengan merk
range yang dapat diterima yaitu 90-110%, dagang yaitu sebesar 360,686 mg.[5]. bahwa
sehingga dapat dikatakan metode ini besarnya kadar parasetamol dalam sediaan
memiliki akurasi yang baik. yaitu 500. Hasil rata-rata kadar parasetamol
Uji selektivitas bertujuan untuk yang diperoleh yaitu kurang dari besarnya
mengetahui perubahan bentuk kurva kadar yag seharusnya ada dalam obat
maupun pergeseran panjang gelombang sediaan tablet tersebut. Menurut persyaratan
parasetamol tersebut terhadap akibat Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV tahun
penambahan senyawa yang ada dalam 1995, bahwa besarnya kadar zat aktif
sampel obat sediaan sirup tersebut. Hasil senyawa obat dalam sebuah obat yaitu tidak
pengukuran spektra UV standar dan sampel kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.
uji yang diperoleh dari penentuan Hasil yang diperoleh dari pengujian ini
selektivitas ini menunjukkan spektra UV menunjukkan ketidaksesuaian antara hasil

286
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

pengujian dengan standar yang telah (online) http://www.scribd.com.diakses


ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi 23 Mei 2016).
ketidaksesuain hasil pengujian yaitu [2] Ermer, J., dan Miller, J.H.McB, 2005,
terdapat pada pelarut yang digunakan dalam Method Validation in Pharmaceutical
pengujian yaitu etanol 96%. Etanol Analysis, A Giude to Best Practice,
termasuk dalam pelarut organik yang mudah Weinheim: Wiley-VchVerlag GmbH
menguap sehingga sebelum pengukuran dan Co. KGaA. Halaman 253
sampel dengan alat spketrofotometer [3] Riyadi, W, 2009, Validasi Metode
dimungkinkan sebagian zat aktif Analisis, tersedia di http://www.chem-
parasetamol dalam larutan sampel telah is-
menguap bersama dengan pelarut etanol try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/val
tersebut yang menyebabkan hasil idasi-metode-analisis/, diakses pada
penyerapannya berkurang serta kurangnya tanggal 4 mei 2016
faktor penggocokkan sebelum larutan [4] Rohman, A .,Gandjar, G.H.,
sampel hendak diukur juga mempengaruhi 2007.Kimia Farmasi Analisis.
hasil yang didapatkan dalam pengujian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebab larutan harus benar-benar homogen [5] Werner, D., Thuman, C., Maxwell, J.,
agar didapatkan hasil yg maksimal dalam 2010, Apa yang Anda Kerjakan Bila
pengujian. Tidak Ada Dokter (Where There Is No
Telah dilakukan uji stabilitas Doctor).Yogyakarta
parasetamol dalam sirup selama 4 minggu
dengan perlakuan tertentu pada sampel
yaitu penyimpanan dalam suhu lemari es
dan suhu ruangan. Kandungan parasetamol
didapatkan setiap minggu dengan
mengguanakan spektrofotometri.
Kandungan parasetamol dalam sirup pada
penyimpanan suhu ruangan, untuk minggu
ke- 0 = 370,26 mg , minggu ke-1 =
360,73mg, minggu ke-2 = 350,43 mg,
minggu ke-3 = 340,46 mg, minggu ke-4 =
36,55mg. Adapun kandungan parasetamol
dalam sirup pada penyimpanan suhu lemari
es, untuk minggu ke- 0 = 360,69 mg,
minggu ke-1 =220,92 mg, minggu ke-2
=220,92 mg, minggu ke-3 = 210,99 mg,
minggu ke-4 =200,86 mg. Sediaan sirup
parasetamol pada suhu ruangan dalam
jangka waktu penyimpanan 4 minggu relatif
stabil dengan memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia IV. Adapun
penyimpanan dalam suhu lemari es relatif
tidak stabil karena dalam jangka waktu 1
minggu sudah mengalami penurunan kadar
yang melebihi ketentuan dari Farmakope
Indonesia edisi IV. Sehingga disarankan
Sediaan sirup Parasetamol lebih baik
disimpan pada suhu kamar.

4. Daftar Pustaka
[1] Arisandi, W, S., 2008. Pengaruh pH
Terhadap Stabilitas Sirup Paracetamol,

287

Anda mungkin juga menyukai