PENYIMPANAN DAN SUHU PENYIMPANAN Parasetamol merupakan derifat asetanilida Vivi Rosalina yang digunakan sebagai analgetik antipiretik. (Prodi DIII Farmasi, STIKES Bhakti Husada Mulia Parasetamol sebagai obat golongan analgetik- Madiun) antipiretik yang pada saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Parasetamol dianggap sebagai ABSTRAK zat antinyeri yangpaling aman. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik antipiretik. padat karena mudahnya menelan cairan dan Parasetamol sebagai obat golongan analgetik- keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih antipiretik yang pada saat ini banyak digunakan mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat oleh masyarakat. Parasetamol dianggap sebagai zat antinyeri yangpaling aman. Umumnya obat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk dosis untuk anak (arisandi, 2008 ). padat karena mudahnya menelan cairan dan Sirup parasetamol sering digunakan sebagai keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih antipiretik buat anak-anak, bahkan sebagian orang mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian menyediakannya sebagai stok dirumah untuk dosis untuk anak menjaga jika anak mereka demam. Penggunaan Penelitian dilaksanakan dilaboratorium sirup parasetamol hanya mengobati gejala, Farmasetika dan kimia Stikes Bhakti Husada Madiun menggunakan bahan dan alat Paracetamol sehingga tidak diminum hingga habis. Hal ini sirup, Etanol 96%, Standar Paracetamol, Kertas menyebabkan obat masih tersisa banyak dan Saring Whatmann, Spektrofotometer UV-VIS, Kuvet konsumen cenderung untuk menyimpan sisa dari Kuarsa, peralatan Gelas disiapkan kemudian dilakuakn uji penetapan kadar paracetamol sirup obat tersebut. Sebagian tetap menyimpan disuhu bersarkan lama penyimpanan dan suhu kamar sebagian lagi menyimpan didalam lemari penyimpanan. pendingin Hadil uji stabilitas parasetamol dalam sirup Keberhasilan pengobatan tergantung pada selama 4 minggu dengan perlakuan tertentu pada sampel yaitu penyimpanan dalam suhu lemari es kadar zat aktif yang dapat mencapai tempat aksi. dan suhu ruangan. Kandungan parasetamol Kadar yang kurang dari dosis efektif akan didapatkan setiap minggu dengan mengguanakan mempersulit penyembuhan penyakit. Hal ini bisa spektrofotometri. Kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu ruangan, untuk terjadi karena pemberian dosis yang kurang atau minggu ke- 0 = 370,26 mg , minggu ke-1 = karena terjadinya penurunan kualitas obat selama 360,73mg, minggu ke-2 = 350,43 mg, minggu ke-3 penyimpanan. Dengan demikian kontrol kualitas = 340,46 mg, minggu ke-4 = 36,55mg. Adapun kandungan parasetamol dalam sirup pada dan penetapan waktu kadaluwarsa obat sangat penyimpanan suhu lemari es, untuk minggu ke- 0 = diperlukan (arisandi, 2008 ). 360,69 mg, minggu ke-1 =220,92 mg, minggu ke-2 Jalur utama degradasi yang menyebabkan =220,92 mg, minggu ke-3 = 210,99 mg, minggu ke- parasetamol tidak stabil adalah peristiwa hidrolisis 4 =200,86 mg. Sediaan sirup parasetamol pada suhu ruangan dalam jangka waktu penyimpanan 4 yang memecah parasetamol menjadi p-aminofenol minggu relatif stabil dengan memenuhi persyaratan dan asam asetat, dan hal ini dapat terjadi selama Farmakope Indonesia IV. Adapun penyimpanan penyimpanan obat, sehingga kontrol kualitas dan dalam suhu lemari es relatif tidak stabil karena dalam jangka waktu 1 minggu sudah mengalami penetapan waktu kadaluwarsa obat sangat penurunan kadar yang melebihi ketentuan dari diperlukan, selain itu penting untuk Farmakope Indonesia edisi IV. memformulasikan obat sedekat mungkin dengan pH Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat disimupulkan bahwa kadar parasetamol sirup optimumnya untuk memperoleh sediaan yang lebih terhadap lama penyimpanan dan suhu stabil selama penyimpanan penyimpanan adalah dalam waktu 4 minggu stabil pada suhu suhu ruangan dan kadar parasetamol Tujuan Penelitian berkurang pada pada penyimpanan lemari es.. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis Kata kunci : Paracetamol Syrup, Lama kadar sediaan parasetamol sirup pada anak Penyimpanan, Suhu Penyimpanan terhadap lama penyimpanan dan suhu penyimpanan.
Analisis kadar sedian parasetamol syrup pada ... 1
METODE PENELITIAN saring Whatman no. 42 dan dimasukkan dalam labu Bahan yang digunakan dalam penelitian ini takar 50 mL kemudian ditera dengan etanol sampai adalah sampel Paracetamol sirup, Etanol 96%, tanda batasd. Larutan tersebut dipipet sebanyak Standar Paracetamol, Kertas Saring Whatmann. 0,25 mL, kemudian diencerkan dengan etanol Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah hingga konsentrasi 4 ppm sebanyak 25 mL. Ukur Spektrofotometer UV-VIS, Kuvet Kuarsa, Peralatan serapan larutan pada panjang gelombang Gelas, Neraca Analitik. maksimum. Apabila serapan dari larutan sampel uji Prosedur kerja yang pertama adalah masih berada di luar range serapan larutan standar, Pembuatan Larutan Induk Paracetamol. Dibuat maka larutan diencerkan hingga serapannya masuk larutan standar induk paracetamol 400 ppm dari di dalam range. Penetapan kadar dilakukan dengan serbuk standar paracetamol ditimbang sebanyak 20 pengulangan sebanyak 10 kali. mg dan dilarutkan dengan etanol dalam gelas Prosedur kerja yang ketujuh adalah beker. Larutan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL Penentuan ketepatan (akurasi) dimana larutan dan kemudian di tera dengan etanol sampai tanda sampel uji dipipet sebanyak 0,25 mL dan batas. dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian Prosedur kerja yang kedua adalah penetapan ditambahkan 1 mL larutan baku parasetamol Panjang gelombang maksimum dimana larutan dengan konsentrasi 400 ppm. Tepatkan volume standar paracetamol dengan konsentrasi 6 ppm, larutan sampai tanda batas dengan etanol dan Larutan tersebut diukur panjang gelombang dikocok hingga homogen. Larutan tersebut diukur maksimumnya pada rentang panjang gelombang serapannya pada panjang gelombang antara 200-400 nm. maksimum.Uji ketepatan metode dilakukan dengan Prosedur kerja yang ketiga adalah penetapan pengulangan sebanyak 10 kali. Hasil absorbansi Operating time dimana larutan induk paracetamol digunakan untuk menghitung harga perolehan 400 ppm dipipet sebanyak 0,375 mL untuk kembali (%recovery). membuat larutan baku dengan konsentrasi 6 ppm Penentuan seletivitas (spesifitas) dimana sebanyak 25 ml. Larutan baku dengan konsentrasi standar dan larutan contoh uji diukur spektra UV 6 ppm tersebut dikocok hingga homogen. Ukur masing-masing larutan pada panjang gelombang absorbansi larutan pada panjang gelombang 200-400 nm. Bandingkan hasil kedua spektra UV maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif tersebut. konstan dengan rentang pembacaan setiap 2 menit Ketangguhan metode dimana larutan sampel sekali selama 20 menit. uji diukur serapannya pada panjang gelombang Prosedur kerja yang keempat adalah maksimum, panjang gelombang maksimum +1 dan pembuatan kurva baku dari larutan induk 400 ppm panjang gelombang maksimum -1.Uji ketangguhan dibuat larutan baku dengan seri konsentrasi 2 ; 4 ; 6 metode dilakukan dengan pengulangan sebanyak ; 8 dan 10 ppm sebanyak 25 mL. Larutan seri yang 10 kali. telah dibuat kemudian diukur serapan masing - masing konsentrasinya pada panjang gelombang HASIL PENELITIAN maksimum yang diperoleh sebanyak 2 kali Pada stabilitas parasetamol dalam sirup pembacaan. Data hasil sorbansi yang diperoleh, selama 4 minggu dengan perlakuan tertentu pada selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya sampel yaitu penyimpanan dalam suhu lemari es sehingga diperoleh persamaan garis y = a + bx. dan suhu ruangan. Prosedur kerja yang kelima adalah penentuan ketelitian dari larutan induk parasetamol 400 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 8 ppm sebanyak 25 mL. Larutan tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan dengan 10 kali pengulangan. Tabel 1. Kandungan parasetamol dalam sirup Prosedur kerja yang keenam adalah paracetamol Penetapan kadar sampel dimana sampel Kadar dalam Kadar dalam paracetamol sirup di ukur 20 ml dan dilarutkan No Waktu suhu ruang suhu lemari (mg) es(mg) dengan etanol. Larutan disaring dengan kertas
Analisis kadar sedian parasetamol syrup pada ... 2
1 Minggu 0 370,26 360,69 larutan untuk mencapai absorbansi konstan. 2 Minggu 1 360,73 220,92 Optimasi waktu kestabilan ini ditentukan dengan 3 Minggu 2 350,43 220,92 mengukur absorbansi dari larutan baku 4 Minggu 3 340,46 210,99 5 Minggu 4 360,55 200,86 parasetamol pada panjang gelombang maksimum yaitu 248 nm dengan waktu 0-10 menit PEMBAHASAN menggunakan spektrofotometer ultraviolet. Larutan baku paracetamol dengan konsentrasi Ketidaksetabilan dari larutan standar parasetamol tertentu di buat dengan cara melarutkan bahan dikarenakan sifat pelarut yang digunakan dalam paracetamol ke dalam pelarut yang digunakan. pengujian yaitu etanol dengan kemurnian 96% yang Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah mudah menguap sehingga menyebabkan larutan metanol. Penggunaan metanol sebagai pelarut tidak dapat bertahan lama atau tidak stabil dalam karena paracetamol larut dalam metanol. Selain itu pemakaiannya. juga, diketahui metanol memiliki serapan panjang Linieritas menunjukkan kemampuan suatu gelombang di bawah 210 nm. Sehingga metanol metode analisis untuk memperoleh hasil pengujian akan meneruskan atau tidak akan menyerap sinar yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam dengan panjang gelombang diatas 210 nm. sampel pada kisaran konsentrasi tertentu (Ermer Akibatnya metanol tidak akan menganggu spektrum dan Miller, 2005). Hal ini dapat dilakukan dengan serapan dari paracetamol. cara membuat kurva kalibrasi dari beberapa set Panjang gelombang maksimum (λ maks) larutan standar yang telah diketahui merupakan panjang gelombang dimana terjadi konsentrasinya. Kurva kalibrasi merupakan metode eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi standar yang dapat digunakan untuk menentukan maksimum. Alasan dilakukan pengukuran pada konsentrasi suatu analit berdasarkan hukum panjang gelombag maksimum adalah perubahan Lambert-Beer. Pengukuran absorbansi larutan absorban untuk setiap satuan konsentrasi adalah standar parasetamol pada panjang gelombang paling besar pada panjang gelombang maksimum, maksimum dikarenakan pada daerah tersebut akan sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang diperoleh titik serapan terbesar untuk setiap larutan maksimum. Penentuan panjang gelombang pada standar parasetamolnya. penelitian ini dilakukan dengan mengukur Hasil pengukuran menunjukkan bahwa absorbansi dari parasetamol pada panjang semakin besar konsentrasi larutan standar gelombang ultraviolet yaitu antara panjang parasetamol yang diukur maka semakin besar pula gelombang 200 nm –400 nm. Dari hasil penelitian absorbansi yang diperoleh. Hal ini dikarenakan yang diperoleh panjang gelombang maksimum pada konsentrasi yang semakin tinggi,tingkat adalah 248 nm. Secara teoritis serapan maksimum kepekatan senyawa parasetamol juga semakin untuk parasetamol adalah 244 nm, terjadi tinggi.Selain itu, hukum Lambert-Beer menunjukkan pergeseran karena pada parasetamol memiliki bahwa perubahan konsentrasi suatu sampel gugus auksokrom yang terikat pada gugus tertentu akan mengubah absorbansi pada tiap kromofor. panjang gelombang dengan suatu faktor yang Penentuan panjang gelombang maksimum konstan. Pembuatan kurva kalibrasi standar dilakukan karena panjang gelombang suatu dilakukan dengan memplot larutan standar senyawa dapat berbeda bila ditentukan pada parasetamol (sumbu x) dan absorbansi (sumbu y), kondisi dan alat yang berbeda. Panjang gelombang kemudian titik tersebut dihubungkan dengan garis maksimum (λmaks) merupakan panjang gelombang lurus. dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan Ketelitian atau presisi adalah ukuran yang absorbansi maksimum. Tujuan dilakukan menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji pengukuran pada panjang gelombang maksimum individual, diukur melalui penyebaran hasil adalah perubahan absorbansi untuk setiap satuan individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan kosentrasi adalah paling besar pada panjang secara berulang pada sampel-sampel yang diambil gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh dari campuran yang homogen. Keseksamaan dapat kepekaan analisis yang maksimum (Gandjar dan dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) Rohman, 2007) atau reproducibility (ketertiruan). Repeatability Penentuan operating time yang bertujuan adalah keseksamaan metode jika dilakukan untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan berulang kali oleh analis yang sama ada kondisi
Analisis kadar sedian parasetamol syrup pada ... 3
sama dan dalam interval waktu yang mengandung lebih dari satu jenis zat aktif obat. singkat.Reproducibility adalah keseksamaan Berdasarkan hasil perbandingan kedua spektra UV metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. menunjukkan edekatan hasil antara spektra UV Nilai presisi dihitung menggunakan standar deviasi sampel yaitu pada panjang gelombang 248 nm (SD) untuk menghasilkan Relative Standard dengan spektra UV standar pada panjang Deviasion (RSD) atau Coeficient Variation (CV). gelombang 247 nm. Hal ini menunjukkan bahwa Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan dalam sampel mengandung parasetamol sehingga nilai %RSD ≤2%. Semakin kecil nilai standar metode analisis memiliki selektivitas yang baik deviasi yang diperoleh, maka makin kecil pula nilai dalam pengukuran Hasil yang diperoleh juga koefisien variasinya (Riyadi, 2009). menunjukkan terjadinya pergeseran panjang Akurasi dari suatu metode analisis adalah gelombang parasetamol dari 247 nm ke arah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh dengan panjang gelombang yang lebih besar yaitu 248 nm prosedur tersebut dari nilai yang sebenarnya. (pergeseran batokromik) yang disertai dengan Akurasi merupakan ukuran ketepatan prosedur penurunan intensitas serapan yang disebut dengan analisis (Rohman, 2007). Kecermatan dinyatakan efek hipokromik. sebagai persen perolehan kembali (%Recovery) Penentuan kadar parasetamol dilakukan analit yang ditambahkan. dengan cara mengukur larutan sampel uji yang Ketangguhan metode adalah derajat diduga mengandung parasetamol pada panjang ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis gelombang maksimum yaitu 247 nm dengan sampel yang sama dalam berbagai ondisi uji pengulangan sebanyak 10 kali. Penetapan kadar ini normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bertujuan untuk menjamin mutu serta keamanan bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dan lain- suatu produk obat. Pada penetapan kadar lain. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai parasetamol ini digunakan Limit of Detection (LOD) tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau atau batas deteksi untuk melihat kosentrasi lingkungan kerja pada hasil uji (Rohman, 2007). terendah yang masih dapat terdeteksi oleh suatu Penentuan ketangguhan metode dilakukan dengan alat. mengukur serapan larutan sampel pada panjang Data menunjukkan bahwa nilai perolehan gelombang maksimum, panjang gelombang kadar rata-rata parasetamol dalam sampel obat maksimum +1. Menurut Harmita (2004), range nilai sediaan tablet dengan merk dagang yaitu sebesar persen (%) recovery analit yang dapat diterima 360,686 mg. Menurut Werner, dkk (2010) bahwa adalah 90-110%. Range tersebut bersifat fleksibel besarnya kadar parasetamol dalam sediaan yaitu tergantung dari kondisi analit yang diperiksa 500. Hasil rata-rata kadar parasetamol yang berdasarkan jumlah sampel dan kondisi diperoleh yaitu kurang dari besarnya kadar yag laboratorium. Nilai %recovery yang diperoleh seharusnya ada dalam obat sediaan tablet tersebut. masuk dalam range yang dapat diterima yaitu 90- Menurut persyaratan Farmakope Indonesia (FI) 110%, sehingga dapat dikatakan metode ini Edisi IV tahun 1995, bahwa besarnya kadar zat aktif memiliki akurasi yang baik. senyawa obat dalam sebuah obat yaitu tidak kurang Uji selektivitas bertujuan untuk mengetahui dari 90% dan tidak lebih dari 110%. Hasil yang perubahan bentuk kurva maupun pergeseran diperoleh dari pengujian ini menunjukkan panjang gelombang parasetamol tersebut terhadap ketidaksesuaian antara hasil pengujian dengan akibat penambahan senyawa yang ada dalam standar yang telah ditetapkan. Faktor yang sampel obat sediaan sirup tersebut. Hasil mempengaruhi ketidaksesuain hasil pengujian yaitu pengukuran spektra UV standar dan sampel uji terdapat pada pelarut yang digunakan dalam yang diperoleh dari penentuan selektivitas ini pengujian yaitu etanol 96%. Etanol termasuk dalam menunjukkan spektra UV untuk standar pelarut organik yang mudah menguap sehingga parasetamol memiliki panjang gelombang 247 nm sebelum pengukuran sampel dengan alat dengan peak sebesar 0,510 serta spektra UV untuk spketrofotometer dimungkinkan sebagian zat aktif sampel memiliki panjang gelombang 248 nm parasetamol dalam larutan sampel telah menguap dengan besar peak 0,258 dan panjang gelombang bersama dengan pelarut etanol tersebut yang 362 nm dengan besar peak 0,036. Adanya dua menyebabkan hasil penyerapannya berkurang serta puncak spektra UV yang berbeda dalam sampel kurangnya faktor penggocokkan sebelum larutan tersebut dikarenakan dalam sampel uji sampel hendak diukur juga mempengaruhi hasil
Analisis kadar sedian parasetamol syrup pada ... 4
yang didapatkan dalam pengujian, sebab larutan harus benar-benar homogen agar didapatkan hasil Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 213-215, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran yg maksimal dalam pengujian. Universitas Indonesia, Jakarta Telah dilakukan uji stabilitas parasetamol dalam sirup selama 4 minggU dengan perlakuan Gandjar, G.H., dan Rohman, A., 2007.Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka tertentu pada sampel yaitu penyimpanan dalam Pelajar. suhu lemari es dan suhu ruangan. Kandungan parasetamol didapatkan setiap minggu dengan Novianti, P, 2004., Pengaruh Suhu Terhadap mengguanakan spektrofotometri. Kandungan Stabilitas Sirup Parasetamol Paten,Fakultas Farmasi Universitas parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu Muhamadiyah Surakarta, Surakarta ruangan, untuk minggu ke- 0 = 370,26 mg , minggu ke-1 = 360,73mg, minggu ke-2 = 350,43 mg, Rahardja, Drs. K., 2007, Obat-Obat Penting, edisi IV, 318, PT Elex Media Komputindo, minggu ke-3 = 340,46 mg, minggu ke-4 = 36,55mg. Jakarta Adapun kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu lemari es, untuk minggu ke- 0 = Riyadi, W, 2009, Validasi Metode Analisis, tersedia di http://www.chem-is-try.org/ artikel_ 360,69 mg, minggu ke-1 =220,92 mg, minggu ke-2 kimia/kimia_analisis/validasi-metode- =220,92 mg, minggu ke-3 = 210,99 mg, minggu ke- analisis/, diakses pada tanggal 4 mei 4 =200,86 mg. Sediaan sirup parasetamol pada 2016 suhu ruangan dalam jangka waktu penyimpanan 4 Wilmana, P. F., 1995, Analgetik Antipiretik Analgetik minggu relatif stabil dengan memenuhi persyaratan Anti-inflamasi Non Steroid dan Obat Farmakope Indonesia IV. Adapun penyimpanan Pirai, editor: Ganiswara, S. G., dalam suhu lemari es relatif tidak stabil karena Setiabudy, R., Suyatna, F. D., Purwantyastuti, dan Nafrialdi (eds) dalam jangka waktu 1 minggu sudah mengalami Farmakologi dan Terapi edisi 4,Bagian penurunan kadar yang melebihi ketentuan dari Farmakologi FKUI, Jakarta Farmakope Indonesia edisi IV. Sehingga Werner, D., Thuman, C., Maxwell, J., 2010, Apa disarankan Sediaan sirup Parasetamol lebih baik yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada disimpan pada suhu kamar. Dokter (Where There Is No Doctor).Yogyakarta: KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar parasetamol sirup terhadap lama penyimpanan dan suhu penyimpanan adalah dalam waktu 4 minggu stabil pada suhu suhu ruangan dan kadar parasetamol berkurang pada pada penyimpanan lemari es.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi. IV, 50,
649-650, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta
Arisandi, W, S., 2008. Pengaruh pH Terhadap
Stabilitas Sirup Paracetamol, (online) (http://www.scribd.com.diakses 23 Mei 2018).
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986.
Chemical Stability of Pharmaceutical. John Willey and Sons, NewYork
Ermer, J., dan Miller, J.H.McB, 2005, Method
Validation in Pharmaceutical Analysis, A Giude to Best Practice, Weinheim: Wiley- VchVerlag GmbH dan Co. KGaA. Halaman 253
Analisis kadar sedian parasetamol syrup pada ... 5