Disusun oleh :
Eliesa Wulandari ( 18010117 )
Reguler Khusus Kelas A
B. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya
karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan
cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optic kurang rapat kemedium optic lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari
udara kedalam air.
2. Menjauhi Garis Normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optic lebih rapat kedalam optic kurang rapat, contoh cahaya merambat dari
dalam air ke udara.
2. Refraktometer Salt
Refraktometer Salt digunakan untuk mengukur kada garam pada bagian perseri
bu atau ppt dan berat jenis atau persen salinitas (kadar garam) tergantung
pada model. Refraktmeter salt digunakan untuk mengukur konsentrasi garam
dari air atau air garam. Hand refraktometer salt untuk NaCL 0-28%.
3. Refraktometer Tangan / Hand Held Refraktometer
Refraktometer tangan hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja.
Bagian hand refraktometer hanya mempunyai satu luang pengamatan
saja.Terdapat dua tipe untuk Hand Held Refraktoemeter,yaitu yang Digital dan
Analog.
Refraktoemeter Digital
Refraktometer Analog
F. Bagian – Bagian Refraktometer
Biomaterial Strip, bagian ini terletak pada bagian dalam alat (yang tidak terlihat)
dan berfungsi mengatur suhu sekitar 18-28 OC. Dan jika melebihi 28 OC maka
otomatis suhu mengikuti range
Kaca atau Day light plate bagian ini berfungsi untuk melindungi prisma dari
goresan benda asing seperti debu, ataupun benda lain dan untuk mencegah agar
zat/bahan tidak jatuh ke prisma.
Eye Piece adalah bagian untuk melihat skala yang digunakan oleh refraktometer.
Handle berfungsi memegang alat refraktometer dan menjaga kestabilan suhu.
Knop Pengatur skala, bagian ini berfungsi untuk mengkalibrasi skala
menggunakan aquades. Cara kerja alat ini adalah knop diputar searah atupun
berlawanan dengan arah jarum jam hingga mendapatkan skala paling kecil (0.00
untuk refraktometer salinitas, dan 1000 untuk refraktometer urine)
Lensa mempunya fungsi untuk memfokuskan cahaya.
Lensa Pembesar berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat pada eye
piece.
Prisma berfungsi membaca skala dari zat terlarut dan mengubah cahaya
polikromatis (cahaya matahari/lampu) menjadi monokromatis. Prisma juga
bagian sensitif dari refraktometer terhadapat goresan suatu benda.
Skala berfungsi untuk melihat konsentrasi, dan masa jenis pada suatu larutan.
BAB III
METODE KERJA
2. Bahan
Sampel garam murni
Sampel gula murni
Air suling
Minuman (ale-ale, teh gelas, teh rio, isoplus, pocari sweet)
B. Cara Kerja
1. Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan aqua bidest
2. Meneteskan minuman yang akan diperiksa indeks biasnya pada permukaan
prisma refraktometer
3. Menutup dan membiarkan berkas cahaya memasuki, melewati larutan
(minuman) dan pengatur prisma agar cahaya pada layar dalam alat tersebut
menjadi dua warna dengan batas yang jelas.
4. Menggeser tanda batas tersebut dengan memutar knop pengatur, sehingga
memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan yang
terlihat pada layar
5. Mengamati dan membaca skala indeks bias yang ditunjukkan oleh jarum layar
skala melalui mikroskop
6. Layar hasil warna yang telah diatur sedemikian sehingga memberikan dua warna
yang mempunyai warna yang jelas dan tegas.
7. Mengontrol ketelitian temperatur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Larutan blanko = aqua bides = 0
100
2. Ale-ale
Dik : Volume = 190 ml
Konsentrasi = 7.5 %
Jawab :
Massa = Kadar % x Volume Sediaan
= 7.5 x 190 ml = 14.25 gram Standar 14 gram
4. Isoplus
Dik : Volume = 350 ml
Konsentrasi = 5.2 %
Jawab :
Massa = Kadar % x Volume Sediaan
= 5.2 x 350 ml = 18.2 gram Standar 12 gram
100
5. Pocari sweet
Dik : Volume = 350 ml
Konsentrasi = 5.1 %
Jawab :
Massa = Kadar % x Volume Sediaan
= 5.1 x 350 ml = 17.85 gram Standar 16 gram
100
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini di dapat hasil :
1. Besar indeks bias pada berbagai jenis minuman yaitu teh gelas (12.6 gram),
ale-ale (14.25 gram), teh rio (15.2 gram), isoplus (18.2 gram), pocari sweet
(17.85 gram)
2. Kadar gula dalam kemasan ada yang sebanding, ada juga yang melebihi
standar nya, yang sebanding yaitu minuman teh gelas, ale-ale, dan teh rio.
Sedangkan isoplus dan pocari melebihi batas standar nya,.
B. Saran
Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar berhati-hati dan cermat dalam
percobaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/p3s845q/Refraktometer-bekerja-menggunakan-
prinsip-pembiasan-cahaya-ketika-melalui-suatu/
https://docplayer.info/31631083-Laporan-praktikum-fisika-dasar-refraktometer.html
https://bangkusekolah.com/2015/09/07/pembiasan-cahaya/
https://meutiarahmah.blogspot.com/2016/12/refraktometer-abbe_19.html
https://resistdance.wordpress.com/2018/03/09/bagian-bagian-refraktometer/
http://syamsumarlinjepoters.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-
refraktometer.html
LAMPIRAN
LAPORAN INSTRUMEN FARMASI
PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER UV-VIS SIMADZU
1240 DAN PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUN
Disusun oleh :
Eliesa Wulandari ( 18010117 )
Reguler Khusus Kelas A
A. Latar belakang
A. Teori umum
Bahan :
a. Pewarna Merah
b. Pewarna Hijau
c. KMnO4
d. Amoxicilin STD
e. Parasetamol STD
B. PROSEDUR KERJA
A. DATA
KMnO4
Peak detection
Absic. ABS
544.0 0.105
525.0 0.00
Peak/Valley Graph
1.00A
(0.200
/div)
0.00A
400.0n ( 100/div) 800.0n
Paracetamol
Peak detection
Absic. ABS
242.0 0.475
Peak/Valley G
1.00A
(0.200
/div)
0.00A
200.0n ( 50/div) 400.0n
Amoxycillin
Peak detection
Absic. ABS
270.5 -0.031
221.5 0.083
Peak/Valley Graph
1.00A
(0.200
/div)
0.00A
200.0n ( 50/div) 400.0n
B. Pembahasan
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan
detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari
suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang
digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu
dengan yang lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat
lebih besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic
(Harjadi, 1990).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik
dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).
Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh
detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Sastrohamidjojo, 1992).
Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu zat di
dalam larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang
gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya. Larutan standarnya terdiri dari beberapa tingkat konsentrasi
mulai yang rendah sampai konsentrasi tinggi (Khopkar,2002).
Pada percobaan acara 3 “spektrofotometri”, bahan yang digunakan yaitu KMnO4,
Paracetamol dan Amoxycillin, yang dilarutkan dengan aqudest.
Sesuai dengan Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis aplikasi dari Hukum
Lambert-Beer, yaitu:
A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C
Dimana:
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Serapan molar
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel (Sanny,2010).
Larutan standar dibuat dengan maksud untuk membuat kurva standar atau kurva
kalibrasi sehingga nanti akan diperoleh panjang gelombang maksimum dari larutan
standar tersebut. Kenapa panjang gelombang maksimum yang dipilih, hal ini karena di
sekitar panjang gelombang maksimum tersebut, bentuk kurva serapan adalah datar
sehingga hukum Lambert-Beer akan terpenuhi dengan baik dehingga kesalahan yang
ditimbulkan panjang gelombang maksimum dapat diperkecil. Larutan mengnhasilkan
warna komplementer yang dapat menyerap cahaya. Warna-warna ini ditimbulkan oleh
adanya panjang gelombang yang dimiliki larutan tersebut. Setiap warna memiliki
panjang gelombang yang berbeda-beda dengan interval tertentu .
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran yang bisa diberikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya alat di
laboratorium dilengkapi dan di perbanyak jumlahnya, agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar dan semua praktikan dapat memahami bagaimana proses
penentuan absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer.
DAFTAR PUSTAKA
Day RA dan Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta (ID) :
Erlangga.
Miller JC.2005.Statitics And Chemometric For Analitycal Chemistry.London (USA):
Ellis Harwoord Imprint.
Rahayu, et al. 2013. Penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun ketapang
(terminalia catappa ) dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
Jurnal Kimia FMIPA Universitas Diponegoro. 1(2):1-10 Rialita, et al. 2013.
Analisi kafein dalam kopi bubuk di kota Menado menggunakan spektrofotometri UV-
Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi.2(4):1-10 Sabrina, et al. 2012.
Perbandingan metode spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (kromatografi cair kinerja
tinggi) pada analisis kadar asam benzoat dan kafein dalam teh kemasan. Jurnal Kimia
Universitas Negeri Malang.