Anda di halaman 1dari 6

A.

Persyaratan Sediaan Sirup Dan Eliksir


Persyaratan dalam pembuatan sediaan sirup, yaitu:
1. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon di tambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot simplisia.
2. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25 % b/v atau pengawet lain yang cocok.
3. Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 65 % sakarosa, bila
lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 60 %
sirup akan membusuk.
4. Bj sirup kira-kira 1,3
5. Pada sirup yang mengandung sakarosa 60 % atau lebih, sirup tidak dapat
ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
6. Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila
dalam resep, sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
7. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan bahan
pengawet misalnya nipagin.
8. sediaan sirup hendaklah sirup yang jernih (Djelang, 2018).

Persyaratan dalam pembuatan sediaan eliksir, yaitu:


1. Tidak ada pengendapan dari Ketercampuran zat aktif dengan pelarut
campur ataupun zat tambahan
2. Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % harus diperhatikan
terjadinya cap locking pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan
anti cap locking. Contoh anti cap locking yaitu gliserin, sorbitol dan poliol
lainnya. Penambahan gliserin sebagai anti cap locking harus diperhatikan
karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan diare.
3. Untuk meningkatkan penerimaan perlu diberikan peningkat rasa dengan
penambahan pemanis dalam sediaan, disamping itu ditambahkan rasa dan
warna yang sesuai. Antara warna dan essens yang ditambahkan harus ada
kesuaian.
4. Pemanis yang digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol, siklamat,
aspartam.
5. Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan
pengawet.
6. Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup (aliran
yang baik) untuk memudahkan penuangan. Tetapi biasanya pelarut
campur yang digunakan sudah cukup kental untuk memudahkan
penuangan.
B. Formula Sirup dan Eliksir
 Formula Sirup (Djelang, 2018)
R/ CTM 48 mg
Propilen glikol 18 gr
Sukrosa Pemanis 60% 36 gr
Asam sitrat 1,2 gr
Natrium sitrat 1,2 gr
Esensial jeruk 0,3 gr
Sunset yellow qs
Aquadest Ad 60 ml
 Formula Eliksir (Ambari, 2018)
R/ Paracetamol 1.440 mg
Propilen Glikol 12 ml
Etanol 90 % 9 ml
Sir.Simpleks 12 ml
Sorbitol 12 ml
Na-Benzoat 0,3 gram
Asam Sitrat 0,6 gram
Berliant Violet q.s
Esense Anggur q.s.
Aquadest Ad 60

C. Evaluasi Sediaan Sirup dan Eliksir


1. Uji Organoleptis
a. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas , ukuran
dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter
serta bentuk bahan.
b. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi.
Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan
sensasi tekananyang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan
jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
c. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator
terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang
menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
d. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis, asin, asam,
pahit, dan gurih. Serta sensasi lain seperti pedas, astringent (sepat), dll
(Djelang, 2018).
2. Penetapan pH
Sediaan larutan yang sudah jadi dalam beaker glass, masukkan
elektroda ph meter yang telah dikalibrasi dengan dapar standar kemudian
diamati Ph nya catat dan bandingkan dengan ph seharusnya (Ambari, 2018).
3. Uji Kejernihan
Uji di lakukan secara visual oleh praktikan, dengan mengamati sediaan.
Hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih, dan tidak mengandung pengotor di
dalamnya (Djelang, 2018).
4. Bobot Jenis
Gunakan piknometer yang bersih dan kering. Timbang piknometer
kosong (W1), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai
kering dan ditimbang (W2). Buang air suling tersebut, keringkan piknometer
lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama
pada saat pengukuran air suling, dan timbang (W3). Hitung bobot jenis cairan
(Djelang, 2018).
Rumus perhitungan bobot jenis :
b−a
rx=
c−a
Keterangan:
r x = Bobot jenis sampel
a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
c = Berat sampel air
5. Viskositas
Digunakan viskometer yang sudah bersih, pipetkan cairan ke dalam
viskometer dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan
menggunakan pushball sampai melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch,
kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai penghitungan. Dicatat
hasil, dan lakukan penghitungan dengan rumus. Diusahakan saat melakukan
penghitungan kita menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan (Ambari,
2018).

6. Volume terpindahkan
Botol 60 ml yang sebelumnya telah di kalibrasi.Sedian sirup yang telah
jadi kemudiaan dimasukan ke dalam 60 ml sampai batas kalibrasi.Tuang
kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya
serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi (Djelang, 2018).
7. Uji Kandungan Mikroba
Uji ini dilakukan dengan menggunakan media Plate Count Agar (PCA)
dan aquadest sampel yang di campurkan pada medium agar di biarkan selama
24 jam kemudian diamati di Plate Count Agar alat menghitung mikroba
(Ambari, 2018).
D. Alur Pembuatan Sirup dan Eliksir
 Alur Pembuatan sirup
Alat dan bahan disiapkan

Kalibrasi botol

Timbang semua bahan

Larutkan masing masing bahan dengan akuadest

Pencampuran masing masing bahan

Penambahan essence dan pewarna

Masukan dalam botol

Tambahkan akuadest ad 60 ml

Cara pembuatan pada formula


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. CTM ditimbang 48 mg menggunakan neraca analitik
3. Aquadest diukur 20 ml
4. CTM dilarutkan dengan aquadest
5. Sukrosa ditimbang 36 gram dan dilarutkan dalam air panas 15 ml
6. Propilen glikol ditimbang 18 gram
7. Propilen glikol dicampur dengan nomor (5)
8. Natrium sitrat ditimbang 1,2 gr dan dilarutkan dalam air
9. Asam sitrat ditimbang 1.2 gram dan dilarutkan dalam air
10. Larutan asam sitrat dicampur dengan nomor (8)
11. Larutan CTM ditambahkan campuran larutan nomor (7)
12. Campuran nomor (11) ditambahkan campuran larutan buffer nomor (10)
13. Campuran (12) ditambah esseensial jeruk 300 mg
14. Campuran (13) ditetesi pewarna sunset yellow 6 tetes
15. Ditambah aquadest ad 60 ml, tutup botol dan kocok ad homogen lalu
diberi etiket dan label pada botol (Djelang, 2018).
 Alur Pembuatan eliksir
Alat dan bahan disiapkan

Kalibrasi botol

Timbang semua bahan

Larutkan zat zat yang larut dalam etanol dan propilenglikol

Larutkan bahan bahan yang larut dalam akuadest

Pencampuran masing masing bahan

Penambahan essence dan pewarna

Masukan dalam botol

Tambahkan akuadest ad 60 ml

Cara pembuatan eliksir pada formula


1. Ditimbang paracetamol 1.440 mg,
2. Diukur propilenglikol 15 ml, kemudian paracetamol dan propilenglikol
sedikit demi sedikit di masukkan ke dalam beaker glass aduk ad
homogen
3. Ditambahkan etanol 90% 9 ml aduk ad larut.
4. Ditimbang asam sitrat 1,2 gram, na-benzoat 0,3 gram, diukur sirupus
simplex 12 ml dan sorbitol 12 ml.
5. Asam sitrat dan na-benzoat di gerus ad homogen di dalam mortir dan
sisihkan ke dalam beaker glass
6. Campurkan sirup simplex 12 ml dan sorbitol 12 ml aduk ad homegen.
7. Campurankan paracetamol, propilenglikol, dan etanol 90% dicampurkan
dengan campuran asam sitrat, na-benzoat, sirupus simplex dan sorbitol
aduk ad homogen.
8. Ditambahkan 3 tetes berliant violet anggur dan 3 tetes esense anggur
aduk ad homogen.
9. Kemudian dimasukkan kedalam botol 60 ml dan ditambahkan aquadest
ad 60 ml
10. Tutup botol dan kocok ad homogen lalu diberi etiket dan label pada
botol (Ambari, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Ambari, Y. 2018, Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol dengan


Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol dan Etanol, Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, 1(1) : 1–6.

Djelang, Z. F. 2018, Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi
Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (Ctm), Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, 1(1) : 16–24.

Anda mungkin juga menyukai