Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KUALITATIF LIPID

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Ni Kadek Ayu Setya Pradnyani (211033)

Ni Made Widayanti (211034)

Michelle Novena Nauli (211035)

Ni Putu Amara Angelina (211036)

Dewa Ayu Pramita Widya Cahyaningrum (211037)

Putri Siswati Anggrayani (211038)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA

2021/2022
PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA 5
UJI KUALITATIF LIPID

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu melakukan uji kelarutan lipid pada beberapa macam pelarut.
2. Mahasiswa mampu melakukan uji derajat ketidakjenuhan asam lemak.
3. Mahasiswa mampu melakukan uji adanya lemak dalam suatu larutan

B. DASAR TEORI
Kata lipid berasal dari Bahasa Yunani “lipos” yang berarti lemak. Lipid merupakan
sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak, minyak, dan steroid. Para ahli biokimia
mengelompokkan lemak dan senyawa organik mirip dengan lemak ke dalam golongan lipid.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
(Margono, dkk., 2019). Penyusun utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga
asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Penyusun lipid lainnya berupa gliserida, monogliserida,
asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipida sederhana yang mengandung komponen
asam lemak seperti derivative senyawa terpenoid/isoprenoid serta derivative steroida (Mamuaja,
2017).
Lipid memiliki sifat yaitu larut dalam pelarut nonpolar contohnya eter dan kloroform serta
tidak larut dalam air. Namun asam lemak, fosfolipid, sfingolipid dan kolesterol mengandung gugus
polar, sehingga dapat bersifat amfipatik yaitu dapat larut dalam air dan larut dalam lemak. Asam
lemak di dalam tubuh terutama terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami. Asam lemak
yang terdapat di dalam lemak alami mengandung atom karbon berjumlah genap dapat mengandung
ikatan tunggal (jenuh) atau mengandung ikatan satu atau lebih ikatan rangkap (tidak jenuh)
(Murray, dkk., 2012).
Berikut merupakan beberapa fungsi dari lipid :

1. Penyimpan energi.
2. Transportasi metabolik sumber energi.
3. Struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel.
4. Pelindung organ tubuh dan alat angkut vitamin larut lemak
5. Pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial (Hidayanto, 2017).

Berdasarkan kerangka dasarnya, lipid dapat diklasifikasikan menjadi berikut (Mamuaja, 2017).

1. Lipid Sederhana
Lipid sederhana merupakan lipid yang tersusun dari ester asam lemak dengan berbagai
alkohol.
a. Lemak (fat) merupakan ester asam lemak dengan gliserol.
b. Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair
c. Wax (malam) merupakan ester asam lemak dengan alkohol.
2. Lipid Kompleks
Berbeda dengan lipid sederhana, lipid kompleks merupakan ester asam lemak yang
mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti fosfolipid dan glikolipid.
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, sedangkan glikolipid
adalah lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat.
Berdasarkan ikatan penyusunnya lipid dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Lipid Jenuh
Lipid jenuh yaitu lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap atau dalam arti lain struktur lipid
ini memiliki ikatan tunggal.
2. Lipid Tak Jenuh
Lipid tak jenuh yaitu lipid yang strukturnya memiliki ikatan rangkap.

Untuk menguji kandungan lipid secara kualitatif, dapat dilakukan dengan beberapa metode
pengujian, seperti :

1. Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut

Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak, seperti : eter, kloroform, dan
benzena (Mardiyah, dkk., 2019).

2. Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan

Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung lemak. Jika
terbukti bahan makanan tersebut mengandung lemak, maka ia akan berwarna transparan
(Hidayanto, 2017).

3. Uji Penyabunan

Sabun mempunyai sifat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari timbulnya
busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk (Mardiyah, dkk., 2019).

4. Uji Menunjukkan Sifat Sabun Sebagai Emulgator

Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama kotoran yang bersifat lemak
atau minyak, karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Sehingga sabun dapat
berfungsi sebagai emulgator (Mardiyah, dkk., 2019).

5. Uji Salkowski

Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi kolesterol. Apabila dalam sampel mengandung
kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat
terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Mamuaja, 2017).
C. ALAT DAN BAHAN
a. Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut
Alat :
Tabung reaksi, Gelas ukur, Pipet tetes
Bahan :
Minyak goreng, Mentega, Kloroform, Eter, Aquadest, NaOH 1N, Alkohol 96%, Bensin
b. Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan
Alat:
Tabung reaksi, Gelas ukur, Pipet tetes, Kertas minyak
Bahan:
Minyak goreng, Minyak kelapa, Eter
c. Uji Penyabunan
Alat :
Tabung reaksi, Gelas ukur, Pipet tetes, Penangas air
Bahan :
Minyak kelapa, NaOH 0,5 N, Aquadest, Alkohol 96%, NaCl jenuh
d. Uji Menunjukkan Sifat Sabun Sebagai Emulgator
Alat :
Tabung reaksi, Gelas ukur, Pipet tetes, Penangas Bunsen
Bahan :
Minyak kelapa, Na2CO3, Aquadest
e. Uji Salkowski
Alat :
Tabung reaksi, Gelas ukur, Pipet tetes, Vortex
Bahan :
Kuning telur, Kloroform, H2SO4

D. CARA KERJA
1. Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut

Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu isilah


masing-masing tabung dengan :
Tabung 1 : 1 mL kloroform
Tabung 2 : 1 mL eter
Tabung 3 : 1 mL aquadest
Tabung 4 : 1 mL NaOH 1N
Tabung 5 : 1 mL alkohol 96%
Tabung 6 : 1 mL bensin .

Tambahkan ke dalam tiap tabung di atas 1 mL minyak goreng

Gojoklah sampai homogen, lalu diamkan beberapa menit


dan amati serta catat perubahan yang terjadi.

Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan mentega


sebagai sumber lipida

2. Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan

Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu isilah


masing-masing tabung dengan :

Tabung 1 : 2 mL minyak goreng


Tabung 2 : 2 mL minyak zaitun
Tabung 3 : 2 mL mentega

Tambahkan 2 mL eter pada masing-masing tabung reaksi

Ambilah lapisan eter dan tempatkan di atas lempeng tetes.

Biarlah eternya menguap dan usaplah sisanya dengan kertas


minyak

Amati ada/tidaknya noda


3. Uji Penyabunan

Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu isilah


masing-masing tabung dengan 1 mL minyak kelapa

Kemudian isilah masing-masing tabung :

Tabung 1 : 1 mL NaOH
Tabung 2 : 1 mL aquadest

Setelah itu tambahkan 1 mL alkohol 96% pada masing-masing tabung reaksi

Selanjutnya panaskan kedua tabung pada penangas air mendidih


selama 15 menit

Selanjutnya keluarkan kedua tabung dari penangas air dan


tambahkan 2 mL NaCl jenuh

Amati perubahan yang terjadi

4. Uji Menunjukkan Sifat Sabun Sebagai Emulgator

Siapkan 1 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu isilah


dengan 1 mL minyak kelapa

Tambahkan 0,5 mL aquadest dan 0,5 mL Na2CO3 1%

Selanjutnya vortex tabung reaksi tersebut

Amati perubahan dan bau yang terjadi


5. Uji Salkowski

Larutkan kuning telur sebanyak 0,5 mL dengan 1 mL kloroform

Selanjutnya vortex tabung reaksi dan tambahkan 1 mL H2SO4

Amati perubahan yang terjadi

E. DATA HASIL PERCOBAAN


1. Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut
a. Sampel Minyak Goreng

No. Perlakuan Hasil Percobaan Gambar


1. 1 mL minyak Larut
goreng + 1mL
klorofom
Berwarna Kuning
Bening

2. 1 mL minyak Larut
goreng + 1mL eter

Berwarna Kuning
Bening
3. 1 mL minyak Tidak Larut
goreng + 1mL
aquadest
Terdapat 2 lapisan,
yaitu minyak diatas
dan aquadest
dibawah

4. 1 mL minyak Tidak Larut


goreng + 1mL
NaOH 1N
Terdapat 2 lapisan,
yaitu minyak diatas
dan NaOH dibawah.

5. 1 mL minyak Larut
goreng + 1mL
alkohol 96%
Berwarna Kuning
Keruh
6. 1 mL minyak Larut
goreng + 1mL
bensin
Berwarna Bening
Kehijauan.

b. Sampel Mentega
No. Perlakuan Hasil percobaan Gambar
1. 1 mL mentega + Larut
1mL klorofom

Berwarna Kuning
2. 1 mL mentega + Larut
1mL eter
Berwarna Kuning

3. 1 mL mentega + Tidak Larut


1mL aquadest

Terdapat 2 fase,
yaitu minyak diatas
dan aquadest
dibawah.

4. 1 mL mentega + Tidak Larut


1mL NaOH 1N

Terdapat 2 fase,
yaitu minyak diatas
dan NaOh dibawah.
5. 1 mL mentega + Larut
1mL alkohol 96%

Berwarna Kuning

6. 1 mL mentega + Larut
1mL bensin

Berwarna Hijau
Kekuningan.
2. Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan
No. Perlakuan Hasil Percobaan
1. 2 mL eter + 2 mL Ada noda pada
minyak goreng kertas minyak.

2. 2 mL eter + 2 mL Ada noda pada


minyak zaitun kertas minyak.

3. 2 mL eter + 2 mL Ada noda pada


mentega kertas minyak.
3. Uji Penyabunan
No. Perlakuan Hasil Percobaan
1. 1 mL minyak kelapa -Sebelum
+ 1 mL NaOH + 1 dipanaskan
mL alkohol 96% menghasilkan 3 fase,
yang dibagian
tengahnya keruh.

- Setelah dipanaskan
menghasilkan busa
dan larut.

2. 1 mL minyak kelapa -Sebelum


+ 1 mL aquadest + 1 dipanaskan
mL alcohol 96% menghasilkan 2 fase,
yaitu dibagian atas
keruh dan bagian
bawah bening.
-Setelah dipanaskan
menghasilkan 2 fase
dan busa

4. Uji Menunjukkan Sifat Sabun Sebagai Emulgator


No. Perlakuan Hasil Percobaan Gambar
1. 1 mL minyak kelapa - Setelah
+ 0,5 mL aquadest + ditambahkan
0,5 mL Na2CO3 1% aquadest terjadi 2
fase dan berwarna
bening.

- Setelah
ditambahkan
Na2CO3 terdapat 2
fase dan adanya busa
- Setelah di vortex
menghasilkan 2 fase
dan tidak ada busa
dan bau minyak
kelapa

5. Uji Salkowski
No. Perlakuan Hasil Percobaan Gambar
1. 0,5 mL kuning telur -Setelah telur
+ 1 mL kloroform + ditambah 1 ml
1 mL H2SO4 kloroform
menghasilkan warna
kuning butek karena
tidak mengandung
kolesterol.

- Setelah
ditambahkan 1 ml
H2S04
menghasilkan warna
kuning keruh.

-Setelah di vortex
menghasilkan warna
kuning cerah.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum uji kualitatif lipid. Lipid atau sering
disebut sebagai lemak merupakan sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak, minyak,
dan steroid. Lipid memiliki sifat yaitu larut dalam pelarut nonpolar contohnya eter dan kloroform
serta tidak larut dalam air. Berdasarkan ikatan penyusunnya, lipid dapat dibedakan menjadi lipid
jenuh (lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap atau dalam arti lain struktur lipid ini memiliki
ikatan tunggal) dan lipid tak jenuh (lipid yang strukturnya memiliki ikatan rangkap). Selain itu lipid
juga dapat dibagi berdasarkan kerangka dasarnya, yakni : lipid sederhana (lipid yang tersusun dari
ester asam lemak dengan berbagai alkohol) dan lipid kompleks (ester asam lemak yang
mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak).

Pada praktikum ini, ada lima macam pengujian yang kami lakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan senyawa lipid. Adapun kelima uji itu adalah : uji kelarutan lipid pada beberapa macam
pelarut, uji adanya lemak dalam suatu larutan, uji penyabunan, uji menunjukkan sifat sabun sebagai
emulgator, dan uji Salkowski.

1. Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut


Seperti yang kita ketahui, bahwa lipid merupakan salah satu contoh senyawa
nonpolar. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah terlarut dengan
pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai dengan prinsip uji
kelarutan, yakni berdasarkan kaidah “like dissolves like” yang mana senyawa polar akan
larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Oleh karena itu, secara teori seharusnya senyawa
lipid, atau dalam praktikum ini adalah minyak goreng dan mentega hanya akan larut dalam
pelarut nonpolar saja, seperti : kloroform, eter, dan bensin. Hasil pengujian yang kami
dapatkan untuk sampel minyak goreng telah sesuai secara literatur/teori. Dan pada sampel
mentega hasil yang kami dapatkan sudah sesuai dengan literatur atau teori. Hasil dari uji
kelarutan lipid dengan minyak goreng dan mentega yaitu sudah sesuai dengan literatur.

2. Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan


Untuk menguji bahwa sampel mengandung lemak atau tidak, kita dapat
menggunakan kertas minyak. Pada saat sampel diusapkan pada kertas minyak, jika dia
mengandung lemak, maka kertas minyak akan berubah menjadi berwarna transparan
(terdapat noda). Ketiga sampel yang kami ujikan saat praktikum yaitu pada minyak goreng,
minyak zaitun, dan mentega. Ketika diusap pada kertas, ternyata membuat kertas tersebut
menjadi transpara dan ada noda pada kertanya. Hal ini menandakan bahwa sampel minyak
goreng, minyak zaitun, dan mentega positif mengandung lemak.

3. Uji Penyabunan
Proses hidrolisis lemak menggunakan basa akan menghasilkan gliserol dan garam
asam lemak atau sabun. Proses hidrolisis ini merupakan reaksi antara lemak dengan basa
alkali (NaOH atau KOH) dinamakan dengan reaksi penyabunan atau saponifikasi. Lemak
yang digunakan untuk membuat sabun, pada umumnya berasal dari asam lemak palmitat.
Sabun mempunyai sifat menurunkan tegangan permukaan air (surfaktan). Hal ini tampak
dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk. Pada saat praktikum uji
penyabunan ini, didapatkan hasil pada tabung reaksi pertama yaitu minyak kelapa + NaOH
+ alkohol 96% mendapatkan hasil yaitu mengandung busa dan larut. Sedangkan pada tabung
reaksi yang kedua yaitu pada minyak kelapa + aquadest + alkohol 96% mendapatkan hasil
mengandung busa dan terdapat 2 fase. Hal ini menandakan bahwa hasil yang kami dapatkan
sudah sesuai dengan literatur.

4. Uji Menunjukkan Sifat Sabun Sebagai Emulgator


Sabun dapat digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama kotoran yang
bersifat lemak atau minyak, karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak.
Sehingga sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses emulsi, bagian hidrofob
molekul sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada di
bagian luar. Karena terdapat gaya tolak antara muatan listrik negatif inilah, kotoran akan
terpecah menjadi partikel-partikel lebih kecil dan membentuk emulsi. Ketika praktikum,
didapatkan hasil bahwa saat minyak kelapa + aquadest + Na2CO3 1% dicampurkan dengan
vortex, maka minyak kelapa dengan aquadest menjadi 2 fase dan terdapat busa. Selain itu
timbul yaitu bau seperti minyak kelapa.

5. Uji Salkowski
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas
menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna
fluorosens hijau. Hasil yang kami dapatkan ketika praktikum, yakni sampel (kuning telur)
setelah dilarutkan dalam kloroform dan ditambahkan dengan asam sulfat yaitu tidak
memperlihatkan hal yang serupa sesuai dengan teori. Hal ini karena hasil yang kami
dapatkan pada sampel yaitu berwarna kuning butek, mungkin saja hal ini terjadi karena pada
telur tidak mengandung kolesterol dan bisa saja pada saat melalukan percobaan kami terlalu
sedikit memasukkan sampel kuning telurnya kedalam tabung reaksi. Namun hasil akhir
setelah di vortex menghasilkan warna kuning cerah dan sesuai dengan literatur atau teori.

G. KESIMPULAN
Pada uji kualitatif lipid ini, kami melakukan lima macam pengujian, yakni : uji uji kelarutan
lipid pada beberapa macam pelarut, uji adanya lemak dalam suatu larutan, uji penyabunan, uji
menunjukkan sifat sabun sebagai emulgator, dan uji Salkowski. Secara keseluruhan, hampir semua
hasil yang didapatkan ketika praktikum telah sesuai dengan apa yang tercantum pada literatur atau
teori yang didapatkan. Namun ada juga hasil pengujian yang masih kurang sesuai. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena kesalahan cara kerja, maupun masih kurangnya ilmu yang dimiliki oleh
kami selaku praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiyah, Siti, Baterun Kunsah, Nastiti Kartika rini dan Rinza Rahmawati Samsudin. (2019).
Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

Hidayanto, Ariyo Prabowo. (2017). Modul Praktikum Biokimia. Jakarta : Universitas Esa Unggul.

Mamuaja, Christine F., (2017). Lipida. Manado : Unsrat Press.

Margono, Narum Yuni, Risha Rahmawati & Annik Qurniawati. (2019). PR Kimia untuk SMA/MA
Kelas XII. Yogyakarta : Intan Pariwara.

Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W. and Weil, P.A., (2012),
Alih Bahasa Manurung, L.M. dan Mandera, L.I., Biokimia Harper, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai