Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPID

Kelompok 1.6
1. ArdoSeptianTimoralesEmembe : 41170119
2. Theodora Arnandia : 41170120
3. MelianaYulistiani : 41170117
4. Donnie Leonardo : 41170123
5. PandeKomangWahyuPradana : 41170130
6. Ni KadekAyuDiviaPridayanthi : 41170131
7. Nathania Dhestia Putri : 41170132

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017

1
BAB I

DASAR TEORI

Lipid adalah senyawa yang tidak dapat larut dalam air yang
diekstraksi dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang bersifat
non polar. Ciri khas dari lipid adalah kandungan hidrokarbonnya yang
terbentuk dari polimerasi asetat dan diikuti dengan reduksi dari rantai
setelah rantai itu terbentuk. Lipid dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Lipid sederhana, terdiri dari ester, asam lemak, dan gliserol.


Adapun jenis dari lemak sederhana, antara lain :
a. Lemak, yaitu lipid yang strukturnya padat pada suhu kamar
(ester asam lemak dan gliserol).
b. Minyak, yaitu lipid yang strukturnya cair pada suhu kamar.
c. Lilin atau malam, merupakan ester asam lemak dan alkohol
2. Lipid kompleks, yaitu ester asam lemak yang mengandung gugus-
gugus selain alkohol dan asam lemak.
a. Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor,
selain asam lemak dan alkohol.
b. Glikolipid (glikosfingolipid) : lipid yang mengandung asam
lemak, sfingosin, dan karbohidrat.
c. Lipid kompleks lain : lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.
3. Prekursor dan lipid turunan, yaitu kelompok lipid yang mencakup
asam lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak, dan
badan keton, hidrokarbon, vitamin larut-lemak, dan hormon.

Fungsi lipid seperti minyak dan lemak yaitu berfungsi sebagai


sumber nutrisi dan merupakan sumber energi utama yang disimpan di
dalam jaringan adiposa. Steroid merupakan senyawa-senyawa yang
memiliki beberapa fungsi, misalnya kolesterol yang berfungsi untuk
mengangkut lemak di dalam tubuh. Endrogen dan testosterone berfungsi
sebagai hormon kelamin.

2
Lipid dapat diidentifikasi dengan beberapa percobaan, antara lain :

1. Kelarutan dan Terjadi Emulsi


Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat pengemulsi
yang disebut emulsifier yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan permukaan antara dua fase cairan. Emulsifier akan
membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat dari
menurunnya tegangan permukaan, sehingga mencegah bersatunya
butir-butir minyak. Emulsi adalah campuran dari partikel-partikel
suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase
pendispersi).

2. Sifat Tidak Jenuh


Tujuan dari uji kejenuhan ini adalah untuk mengetahui
apakah asam lemak yang diuji bersifat jenuh maupun tidak jenuh
dengan menggunakan Iod Hubl. Iod Hubl digunakan sebagai
indikator perubahan. Pada uji ketidakjenuhan ini, Iod Hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada
molekulnya menjadi ikatan tunggal.

3. Grease Spot Test


Grease Spot Test (uji noda lemak) digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa pada sampel yang digunakan. Dalam
percobaan ini, senyawa ditambahkan dengan eter, dan akan
menghasilkan reaksi positif jika ditambahkan dengan gliserol.

3
BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM

1. Alat

• TabungReaksi 1 set • Kertasbiasa

• Pipettetes • Gelaspiala (250, 500ml)

• Pipetukur (5, 10 ml) • CawanPorslein

• Lampu Spiritus • Mikroskop

• GelasUkur (10, 25 ml)

2. Bahan

• Kloroform • Lemak binatang

• Eter • Gliserol

• Larutan Na2CO3 1% • Krisstal KHSO4

• EmpeduEncer • Alkohol

• Air • Kolestrol

• Hubljodreagen • AsamSulfatPekat

• Minyakkelapa • CuSO4

• Minyakkacang • NaOH

• Minyakwijen

4
3. Cara Kerja

1. Percobaan 1

2. Percobaan 2

3. Percobaan 3

5
4. Percobaan 4

5. Percobaan 5

6. Percobaan 6 salkowski

6
7. Percobaan 7

7
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

1. Percobaan 1
a. Kloroform 2 cc + 1 tetes minyak kelapa, menghasilkan
larutan bening atau tidak berubah warna (larut).
b. Eter 2 cc + 1 tetes minyak kelapa, menghasilkan larutan
bening atau tidak berubah warna (larut).
c. Air 2 cc + 1 tetes minyak kelapa, larutan yang awalnya
bening berubah menjadi putih keruh (tidak larut).
d. Na2CO3 2 cc + 1 tetes minyak kelapa, larutan yang awalnya
bening berubah menjadi putih keruh (tidak larut).
e. Empedu encer 2 cc + 1 tetes minyak kelapa, larutan yang
awalnya berwarna hiijau jernih berubah menjadi hijau
kekuningan.

2. Percobaan 2
a. Tabung 1 : warna merah tepat hilang pada saat 10 cc
kloroform dan 10 tetes Hubl Jod reagen ditambahkan
dengan 2 tetes minyak kelapa.
b. Tabung 2 : warna merah tepat hilang pada saat 10 cc
kloroform dan 10 tetes Hubl Jod reagen ditambahkan
dengan 2 tetes minyak kacang.
c. Tabung 3 : warna merah tepat hilang pada saat 10 cc
kloroform dan 10 tetes Hubl Jod reagen ditambahkan
dengan 3 tetes minyak wijen.
d. Tabung 4 : warna merah tepat hilang pada saat 10 cc
kloroform dan 10 tetes Hubl Jod reagen ditambahkan
dengan 2 tetes minyak minyak binatang.

3. Percobaan 3
a. Tabung 1 : 3 tetes gliserol + kristal KHSO4 setebal 1 cm, lalu
dipanaskan, menghasilkan bau yang merangsang.
b. Tabung 2 : 3 tetes minyak kelapa sawit + kristal KHSO4
setebal 1 cm, lalu dipanaskan, menghasilkan bau tengik dan
tidak merangsang.

8
4. Percobaan 4
Pada saat 1 ml CuSO4 ditambahkan dengan 3 tetes NaOH,
menghasilkan endapan berwarna putihm (endapan Cu(OH)2).
Kemudian, saat ditambahkan dengan 1 tetes gliserol, endapan
putih menghilang, dan larutan menjadi berwarna biru tua.

5. Percobaan 5
Sedikit kolesterol dan 2 cc alkohol panas menghasilkan
kristal kolesterol saat diamati dengan mikroskop.

6. Percobaan 6
Sedikit kolesterol dan 2 cc kloroform, kemudian ditambahkan
dengan 2 cc asam sulfat pekat melalui dinding tabung,
menghasilkan warna ungu pada bagian atas larutan, bagian atas
larutan/asam sulfat berwarna kuning, dan bila dilihat dengan latar
belakang hitam, terdapat fluorensensi berwarna hijau

7. Percobaan 7
a. Tabung 1 : 2 cc eter + minyak kelapa, menghasilkan noda di
kertas HVS (nodanya lebih bening dan transparan).
b. Tabung 2 : 2 cc eter + minyak jelantah, menghasilkan noda
di kertas HVS (nodanya lebih keruh dan tidak terlalu
transparan).

9
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Percobaan 1

Percobaan I dilakukan untuk menguji kelarutan beberapa


larutan (apakah reagen larut/tidak ketika dicampur pada larutan).

Larutan empedu encer 2cc/2ml ditetesi 1 tetes minyak


kelapa. Minyak kelapa tersebut tidak larut dalam larutan empedu
encer, karena terjadi emulsi (dispersi/suspensi metastabil suatu
cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan).
Agar terjadi emulsi yang stabil, dibutuhkan zat pengemulsi
(emulsifier), dan di dalam percobaan ini larutan empedu lah yang
bertindak sebagai zat emulsifier.

Pada larutan Na2CO3 minyak kelapa tidak dapat larut


melainkan terjadi penyabunan, dikarenakan Na2CO3 bersifat basa.
Dan larutan basa bila dicampurkan dengan minyak akan berubah
menjadi sabun.

Aquades/air ditetesi minyak kelapa. Minyak kelapa tersebut


tidak larut dalam air dikarenakan air bersifat polar, sedangkan
minyak kelapa bersifat non-polar, sehingga kedua larutan tersebut
tidak dapat larut.

Kloroform dan eter yang masing-masing ditetesi setetes


minyak keapa. Minyak kelapa larut dalam larutan kloroform dan
larutan eter, dikarenakan minyak kelapa bersifat non-polar begit
pula dengan kloroform dan eter yang bersifat serupa. Seperti yang
disebutkan dalm teori Dissolve Like bahwa larutan polar akan larut
dengan larutan serupa yaitu polar, dan begitu pula dengan non-
polar yang larut dengan larutan non-polar.

2. Percobaan 2

Pada percobaan yang ke-2 kami kurang berhasil dalam


pengujian ketidakjenuhan pada minyak kelapa karena jika sesuai
teori seharusnya minyak kelapa merupakan subtansi yang paling

10
tidak jenuh sehingga harus ditetesi yang paling banyak, namun kita
hanya menetesinya sebanyak 2 kali saja dan itu lebih sedikit
dibandingkan minyak lain yang seharusnya ditetesinya lebih sedikit
karena lebih jenuh. Kemudian, pengujian ketidakjenuhan (Iod Hubl)
digunakan untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam
suatu bahan (asam lemak). Iodium akan mengadisi ikatan rangkap,
sehingga warna pereaksi tidak terlihat. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :

3. Percobaan 3

Setelah melakukan percobaan, hasil percobaan yang kami


peroleh sudah sesuai dengan teori yang ada. Dimana sat tabung
reaksi ditetesi dengan 3 tetes gliserol dan ditambahkan dengan
KHSO4 setebal 1 cm, lau dibakar dan menghasilkan bau yang
merangsang meyenangkan. Sedangkan saat tabun reaksi ditetesi
dengan 3 tetes minyak kelapa sawit dan ditambahkan dengan
kristal setebal 1 cm, lalu dipanaskan akan menghasilkan bau tengik
dan tidak merangsang.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ada


tidaknya gliserol dalam suatu larutan yang dlakukan dena cara
mengidentfikasibau khas dari akrolin yang muncul setelah larutan
dipanaskanjika mengandung gliserol.

Fungsi dari pembentukan KHSO4 pada pcoban ini adalah


untuk mempercepat terbentukna aldehid (Akrolin)

11
4. Percobaan 4

Fungsi dari percobaa ini adalah untuk mengetahui bahwa


gliserol dapat melarutkan endapan Cu(OH)2 yang merupakan hasil
pencampuran antar CuSO4 dengan NaOH

Saat 1 ml CuSO4 dan 2 tetes NaOH dicampurkan, akan


terbentuk endapan putih/bening, kemudian saat ditambahkan 1
tetes gliserol, lalu dicampur, endapan putih tersebut akan
menghilang karena larut dan terbantuk larutan yang sepenuhnya
berwarna biru tua.

5. Percobaan 5

Pada uji ini terbentuk kristal kolestrol karena kolestrol adalah


suatu eter yang mampu membentuk ikatan hidrogen, karena
kolestrol adalah senyawa poli alkanol. Jika kolestrol di reaksikan
dengan alkohol, maka akan terbentuk kristal transparan berbentuk
persegi panjang.

6. Percobaan 6

Pada percobaan Uji Salkowski, kita berhasil melakukan


percobaan dengan sempurna. Kolesterol yang telah larut dalam
kloroform ditambahkan asam sulfat sebanyak 10ml lalu dimasukan
kedalam tabung reaksi melalui dindingnya. Mula-mula warna yang
timbul pada bagian atas di bagian kloroform berwarna ungu,
sedangkan di bagianbawah yang merupakan asam sulfat berwarna
kuning dengan flouresensi hijau bila dilihat dengan latar belakang
hitam. Penambahan asam sulfat disini berfungsi sebagai
pemutusikatan ester lipid.

12
7. Percobaan 7

Fungsi dari Grease Spot Test ini adalah untuk menguji ada
tidaknya gliserol pada suatu larutan.

Pada percobaan ini, saat 2 cc eter ditambahkan degan


minyak kelapa murni, setelah eter menguap dan cawan porselin
diusap denga kertas HVS, akan terbentuk noda di kertas HVS yang
lebih nampak bending dibandingkan dengan pada saat 2 cc eter
ditambahkan dengan minyak jelantah dan diusapkan dengan
serupa.

Hal ini dikarenakan minyak jelantah telah tercampur dengan


lemak-lemak lainnya, sehingga tidak dapat melunakan selulosa
sehinga banyak yang tersisa saat diterawang. Sedangkan pada
minyak murni dapat diterawang jernih, dikarenakan dapat
melumatkan selulosa sehingga masuk ke dalam pori-pori kertas
sehingga lebih transparan saat diterawang.

13
BAB V
KESIMPULAN

1. Percobaan 1
Pada percobaan ini, disimpulkan bahwa eter dan kloroform
dapat melarutkan lemak, empedu encer dapat mengemulsi lemak,
dan larutan Na2CO3 dapat menyebabkan saponifikasi pada lemak.

2. Percobaan 2
Pada percobaan ini minyak kelapa merupakan susbtansi
yang paling tidak jenuh, sedangkan lemak hewan merupakan
substansi yang paling jenuh.

3. Percobaan 3
Pada percoban ini kami dapat meyimpulkan bahwa bau
merangsang yang timbul merupakan hasi dari pencampuran KHSO4
dan gliserol. Dimana timbul akrolin setelah proses pemanasan.

4. Percobaan 4
Gliserol dapat melarutkan/mengemulsi endapat, dimana
sebelumnya terbentuk endapan putih bening yang merupakan hasl
percampuran CuSO4 + NaOH namun setelah diberi gliserol
endapannya larut.

5. Percobaan 5
Alkohol yang direaksikan dengan kalesterol dapat
membentuk kristal kolesterol. Saat diamati dengan mikroskop,
terlihat kristal-kristal kolesterol yang berbentuk persegi panjang
dengan warna pinggirnya yang hitam dan di dalamnya bening.

6. Percobaan 6
Pada percobaan ini, minyak kelapa merupakan susbtasi yang
paling tidak jenuh, sedangkan lemak hewan merupakan substansi
yang paling jenuh.

7. Percobaan 7
Pada percobaan ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa
baik minyak baru maupun minyak jelantah sama-sama
mengandung gliserol, terbukti dari kertas yang berubah transparan.
Namun minyak baru nampak lebih bening dikarenakan lebih banyak
melunakan selulosa ketimbang minyak jelantah yang mengandung
lebih banyak campuran lemak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Repetto, Marisa., et al. (2012). Lipid Peroxidation. Croatia : InTech

Murphy, C. Robert. (2015). Tandem Mass Spectrometry of Lipids :


Molecular Analysis of Complex Lipids. Fatty Acids. Cambridge :
Royal Society of Chemistry

Karl, Koolman. (2012). Color Atlas of Biochemistry. Delhi : Thieme

Ferrier, Denise R. (2014). Biochemistry. Philadelphia : Wolters Kluwer


Health

Murray, Robert K., et al. (2014). Biokimia Harper. Jakarta : EGC

15

Anda mungkin juga menyukai