LIPID
DISUSUN OLEH:
Hirzul Muttaqin (1703511079)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2017/2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, lemak dan minyak ditemui
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya
berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-
lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai
struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan
trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang
terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform.
Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan
molekul hayati lainnya. Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber
energi dan merupakan komponen struktural penyusun membran serta sebagai pelindung
vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid.
Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud
padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan uji lipida daya larut lemak, emulsi, penyabunan, reaksi
akrolein, asam lemak tak jenuh dan percobaan dengan kolesterol (Uji Salkowskidan Uji
Liebermann-Burchard) ?
Manfaat
Mengetahui bagaimana cara melakukan uji lipida daya larut lemak, emulsi,
penyabunan, reaksi akrolein, asam lemak tak jenuh dan percobaan dengan kolesterol (Uji
Salkowskidan Uji Liebermann-Burchard)
LANDASAN TEORI
Lipida adalah senyawa organik yngtidak larut dalam air tetapi dapat direaksikan
dengan pelarut non polar seperti khloroform, ether, benzene, dll. Senyawa organik itu
terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai komponen struktur sel, simpanan beaker
metabolic, komponen pelindung dinding sel .
Komponen pelindung kulit vertebrata dan sebagai bentuk untuk mengangkut bahan baker.
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologic yang sangat penting dalam tubuh ,
diantaranya vitaamin dan hormone. Ditinjau dari sudut nutrisi, lemak merupakan summer
kalori penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin
Lipida dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu :
1. Lipida Sederhana
Kelompok ini berupa ester, jika dihidrolisis hanya menghasilkan asam lemak da alkohol.
Contoh : lemak dan lilin
2. Lipida Majemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol yang mengandung gugus lain .
Contoh fosfolipida , serebrosida (glikolipida) , sulfolipida dan lipoprotein.
3. Derivat Lipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut lebih dahulu.
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah asam lemak,gliserol, steroid, alkohol, aldehida
dan keton.
Sifat-sifat Umum Lemak
Lemak netral tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan tidak berwarna. Lemak tidak
larut dalam semua pelarut berair tapi larut dalam benzena, eter, khloroform, alkohol panas
dan pelarut organik lainnya. Ini merupakan dasar , untuk memisahkan lemak dari bahan-
bahan lain.
Bila lemak atau minyak dalam waktu lama berhubungan dengan udara dan lembab,
khususnya ada cahaya dan panas, akan terjadi perubahan menjadi tengik. Perubahan ini
terjadi karena proses oksidasi dan proses ni akan dipercepat dengan adanya logam-logam
yang bersifat katalisator sperti senyawa tembaga . Pada proses oksidasi ini akan dihasilkan
sejumlah aldehida, asam lemak bebas dan peroksida organik. Untuk mengetahui tingkat
ketengikan dari lemak atau minyak tersebut.
Bila minyak dicampur dengn air dan dikocok , lemak akn terbagi secara halus dan
terdifusi ke dalam air, dikenal dengan emulsi. Emulsi dengan air bersifat tidak kekal, tetapi
bila ditambah dengan protein, sabun, garam empedu dan sebagainya maka emulsi tersebut
akan lebih menetap sifatnya. Zat-zat ini dikenal sebagai emulgator, yang bekerja dengan cara
menurunkan tegangan permukaan dan mungkin zat-zat ini menempel pada permukaan
gelembug-gelembung minyak untuk membentuk semacam selaput/film , mengurangi
kemungkinan bergabungnya gelembung minyak sehingga tidak sampai mengendap.
1. Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan)
Lipida adalah golongan senyawa organik yang terdapat di alam dan
mempunyai sifat-sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam ether. Khloroform .
alkohol panas dan benzena. Derajat kelarutan lemak/ minyak dapat diketahui atau
ditentukan dengan pengamatan secara langsung tergantung pada bahan pelarut yang
dipakai.
2. Emulsi
Minyak atau lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dpat membentuk emulsi
yang stabil nbila ada bahan lain yang berfungsi sebagai emulgator.
3. Penyabunan
Alkali bila bergabung dengan asam lemak akan membentuk garam alkali yang
disebut sabun yang dapat berfungsi sebagai emulgator
4. Reaksi Akrolein
Kalium hidrosulfat 9KHSO4) adalah zat padat yang bersifat dapat menarik
molekul air dari senyawa . Misalnya : gliserol yang ditambahkan KHSO4 akan
terbentuk akrolein, karena keluarnya molekul air pada senyawa itu.
5. Asam Lemak Tak Jenuh
Ikatan tak jenuh mudah sekali mengadakan ikatan dengan unsur lain
6. Percobaan-percobaan dengan Cholesterol
Kolesterol dengan asam sulfat pekat, menimbulkan reaksi warna. Kita
mengetahui bahwa asam sulfat pekat dari menarik air dari senyawa lain.
Uji salkowski
Uji Liebermann-burchard
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan
alkohol
ether
khloroform
air sebagai pelarut
larutan NaOH encer
larutan Na2CO3
minyak kelapa
gliserol,
margarin
keju
B. Emulsi
Alat-alat
tabung reaksi
pipet tetes
Bahan
Na2CO3 0,5 %
Larutan albumin encer
Minyak kelapa
Gliserol
C. Penyabunan
Alat-alat
tabung reaksi
pipet tetes
Bahan
NaOH beralkohol
KOH beralkohol
air suling
minyak kelapa
lemak padat
D. Akrolein
Alat-alat
tabung reaksi
pipet tetes
Alat pemanas
Bahan
Kalium hidrosulfat (KHSO4)
minyak kelapa
gliserol
Cara Kerja
1. Daya Larut Lemak
Masukkan 2 ml pereaksi/pelarut ke dalam tabug reaksi yang bersih. Bubuhkan
sedikit bahan percobaan ke dalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut kemudian
kocok kuat-kuat dan lihat hasilnya. Bila kedua bahan terlihat terpisah berarti tidak
larut, bila tidak terlihat ambillah setetes larutan kemudian teteskan pada kertas saring ,
uapkan bila perlu , dibawah sinar matahri. Bila terdapat residu (berupa bercak) berarti
ada bahan yang terlarur. Jumlah residu menunjukkan derajat kelarutan bahan yang
diuji.
2. Emulsi
Masukkan air masing-masing 2 ml ke dalama tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 2 tetes bahan percobaan , kocok kuat-kuat (1-2 menit) diamkan
sebentar amati apa yang terlihat. Selanjutnya pada tabung pertama ditambahkan 2 ml
larutan albumin encer dan pada tabung kedua ditambahkan 1 ml larutan Natrium
Karbonat 0,5 % kocok lagi. Memperhatikan pengaruh albumin dan Natrium Karbonat
terhadap kestabilan emulsi.
3. Penyabunan
a. Memasukkan 4-5 tetes bahan percobaan ke dalam tabung reaksi yang bersih .
Kemudian tambahkan 3 ml air suling dan 1 ml NaOH beralkohol. Panaskan
campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit, setelah dingin kocok dan
perhatikan pembentukan busa.
b. Mengulangi percobaan a, tetapi larutan NaOH Bberalkohol diganti dengan KOH
beralkohol . membandingkan hasilnya
4. Reaksi Akrolein
Ke dalam sebuah tabung reaksi dimaasukkan bubuk halus KHSO4 padat
sampai kira-kira setinggi 1 cm . Kemudian 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke
dalam tabung reaksi itu. Lalu panaskan dengan hati-hati di atas nyala api. Kemudian
pemanasan dilakukan lebih kuat. Memperhatikan akrolein yang terbentuk. Ulangi
percobaan ini dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai ganti minyak kelapa.
5. Asam Lemak Tak Jenuh
Mengambil 3 buah tabung reaksi yang kering. Ke dalam tabung pertama
masukkan sedikit minyak kelapa, ke dalam tabung kedua masukkan sedikit margarine,
dank e dalam tabung ketiga lemak hewan, sedemikian rupa sehingga tiap-tiap zat tadi
mengisi bagian bulat/bawah tabung . Ke dalam tiap tabung ditambahkan khloroform
dalam jumlah yang sama. Kemudian teteskan dalam tiap tabung larutan iodine Hubl.
Goyangkan tabung reaksi pada tiap penambahan Iodium Menerangkan apa yang
terjadi
2. Emulsi
3. Penyabunan
Bahan Percobaan Penambahan NaOH Penambahan KOH
(terbentuk busa / tidak) (terbentuk busa / tidak)
Minyak Kelapa Terbentuk busa Terbentuk busa
4. Reaksi Akrolein
Bahan Percobaan Penambahan KHSO4
Ada bau akrolein Tidak ada bau akrolein
Minyak Kelapa Ada Tidak Ada
Gliserol Ada Tidak Ada
PEMBAHASAN
Pada uji daya larut lemak, semua bahan diuji secara organoleptis yaitu uji yang
meliputi panca indera, dalam hal ini adalah penglihatan. Pada uji kelarutan lemak dimana
lemaknya menggunakan minyak kelapa, margarine, keju, dan gliserol. Pada percobaan
pertama antara lemak dengan air, lemak ditambahkan sebanyak 2 tetes pada air, lemak tidak
dapat larut dengan baik dan antara lemak dan air terpisah karna air adalah senyawa polar,
sementara lemak adalah senyawa non polar, warnanya pun keruh dan ada endapan lemak di
permukaan.
Sedangkan pada uji kelarutan lemak pada percobaan yang kedua yaitu antara lemak
dengan alkohol (alcohol dingin dan panas), saat lemak ditambahkan sebanyak 2 tetes pada
alkohol dingin, tidak terjadi kelarutan sempurna dibuktikan dengan terlihatnya larutan yang
koloid dan membentuk koloid dan membentuk gumpalan terlihat ada pemisahan dan
warnanya yang cerah . Hal ini dikarenakan etanol merupakan zat pelarut yang baik. alasan
selanjutnya terlihat dari rumus kimianya terdapat dua gugus alkil (etil alkohol) sehingga apa
bila terjadi reaksi gugus alkil yang paling luar lebih mudah untuk lepas sehingga terjadilah
ikatan kimia. Sedangkan alcohol panas terlarut sempurna karena suhu yang lebih tinggi
sebagai katalis.
Sedangkan pada uji kelarutan lemak pada percobaan yang ke tiga antara lemak
dengan eter,saat lemak ditambahkan 2 tetes pada eter, minyak dapat larutdengan baik dan
dapat bercampur dengan sempurna dan karena kedua larutan ini dapat berikatan dengan gaya
vanderwalls dan kedua larutan sama-sama bersifat polar.
Dan pada uji kelarutan lemak pada percobaan yang ke empat antara lemak dengan
kloroform, saat lemak ditambahkan 2 tetes pada kloroform, lemak dapat larut dengan baik
dan warna yang terbentuk adalah kuning.
Pada uji emulsi menggunakan bahan minyak kelapa dan gliserol. Dari hasil
pengamatan minyak kelapa lebih stabil karena tidak larut dalam pereaksi emulsi. Sedangkan
gliserol tidak stabil karena menyatu dengan pereaksi emulsi.
Dari hasil pengamatan uji penyabunan yang menggunakan minyak sebagai bahan
percobaannya dapat diketahui bahwasanya reaksi yang dihasilkan terbentuk dari pertukaran
minyak dengan NaOH/KOH sehingga terbentuk garam (sabun dan gliserin) dan juga busa.
Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi
akrolein. Dalam uji ini ada dua percobaan yaitu percobaan pertama menggunakan minyak
kelapa + KHSO4 yang dimasukkan dalam tabung reaksi kering, selanjutnya dipanaskan
menghasilkan bau tengik. Pada percobaan yang kedua menggunakan gliserol + KHSO4 yang
dimasukkan dalam tabung reaksi kering, selanjutnya dipanaskan menghasilkan bau yang
lebih tengik dari minyak kelapa. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam
bentuk lemak/minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein
yang berciri khas berbau tengik. Penambahan pereaksi KHSO4 pada uji akrolein berfungsi
untuk mengkatalisis gliserol yang ada dalam sampel, sedangkan pemanasan dengan api yang
kecil untuk menghilangkan keberadaan air dalam larutan.
Percobaan asam lemak tak jenuh bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan tidak
jenuh. Hal ini ditandai dengan memudarnya warna iodium. Kepudaran warna dari iodium
disebabkan karena larutan iodium memutuskan ikatan rangkap yang menyusun molekul pada
sampel berubah menjadi ikatan tunggal. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa
asam lemak tidak jenuh telah mereduksi pereaksi iodium. Namun, ada perbedaan tingkat
kepudaran dari hasil percobaan tersebut. Yang paling pudar dari ketiga sampel yang diambil:
minyak kelapa, margarin dan keju adalah margarin. Setelah margarin adalah minyak padat,
baru kemudian minyak kelapa. Warna iodium pada margarin paling pudar daripada yang lain
disebabkan karena margarin mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada yang lain.
Iodium tersebut mereduksi ikatan rangkap pada margarin menjadi ikatan rangkap. Karena
banyaknya ikatan rangkap yang diputus, maka warna iodium pun semakin pudar.
Pada pengujian kolesterol menggunakan 2 test yaitu uji salkowski dan uji
Liebermann-burchard. Pada kolesterol 0,5% dalam kloroform terjadi perubahan warna
menjadi warna hijau kemerahan dan merah pada kloroform yang menandakan hasil positif
dan sesuai dengan reaksi Lieberman Burchard. Dimana, uji positif bila reaksi menunjukkan
warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.
Uji Salkowski, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya
direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang
karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan. Reaksi positif
yang menandakan adanya kolesterol untuk uji Salkowski yaitu timbul warna merah dibagian
kloroform sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan florosensi hijau bila dilihat
dengan sinar refleksi. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat. Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai
pemutus ikatan ester lipid. Berdasarkan percobaan, kolesterol yang dilarutkan dalam
kloroform anhidrat dan ditambah asam sulfat pekat terbentuk tiga fase. Pada bagian
kloroform terbentuk warna merah dan pada lapisan asam terbentuk warna kuning. Hal ini
menunjukkan reaksi positif ( terdapat kolesterol ).