Anda di halaman 1dari 7

MODUL II

IDENTIFIKASI LIPID

A. DASAR TEORI
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air,
yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, atau eter.
Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan
bakar utama bagi semua organisme. (Lehninger, 1982).
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen struktural
membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai vitamin dan hormon
(Martoharsono, 1981).
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan
lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak
atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak
jagung, minyak biji kapas, danbutter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai
panjang alkohol, contohnya adalahbeeswax, spermaceti, dancarnauba wax, dan 3) sterol yang
didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan
ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008). 
Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional lipida
diklasifikasikan menjadi 5 golongan:
a.       Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya lemak dan minyak
b.      Fosfolipida
c.       Spingolipida
d.      Glikolipida
e.       Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan steroida
(Lehninger, 1982)
Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang
mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa ini hampir selalu mempunyai jumlah atom
yang genap. Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali dari
hidrolisis senyawa lipid. (Westhem, 1956)
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan
dengan fungsi alkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak bercabang maka asam
lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus (Page, 1989)

1
Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji kelarutan lipid, uji
akrolein, uji Lieberman-Burchard, uji ketengikan, uji Salkowski untuk kolesterol, uji bilangan
iod, uji penyabunan, dan lain-lain. Pada praktikum ini hanya dilakukan uji kelarutan lipid, uji
akrolein, dan uji Lieberman-Burchard.
1. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka
hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
(Puspita.2013)
Dengan reaksi sebagai berikut:

2. Uji Akrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji
akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika
lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang
akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk
aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH 2=CHCHO) yang memiliki
bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. (Puspita, 2013)
3. Uji Lieberman-Burchard
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip
uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat
ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam
larutan kolesterol dan kloroform. Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan.
Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi

2
dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang
berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol
kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi
polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna
hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan
adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-
ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. (Puspita, 2013)

B. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PERCOBAAN


1. Uji Kelarutan
Prinsip percobaan:
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.
Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan
larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980).
Dalam percobaan ini menggunakan minyak kelapa. Minyak kelapa memrupakan lipid
yang bersifat non polar. Minyak kelapa tidak larut dalam air, karena minyak kelapa
bersifat nonpolar. Minyak kelapa larut sempurna dalam kloroform karena merupakan
pelarut organik non polar. Alkohol dingin dan panas merupakan pelarut polar sehingga
minyak kelapa tidak larut dalam pelarut alkohol.
Alat : Tabung reaksi, pipet tetes
Bahan : Minyak, air, alcohol dingin, alkohol panas, kloroform, kertas saring
1) Siapkan 4 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi masukkan 2 mL air, 2 mL
alkohol panas, 2 mL alkohol dingin, dan 2 mL kloroform
2) Tambahkan 0,2 mL (10 tetes ) minyak kelapa ke dalam masing-masing tabung
kemudian dikocok secara perlahan
3) Selanjutnya masing-masing tabung diambil 2-3 tetes, lalu diteteskan pada kertas
saring
4) Amati apa yang terjadi dan Catatlah!
Hasil percobaan:
Sampel Hasil pengamatan setelah Reaksi
ditambahkan minyak positif

3
Air Tidak larut, minyak -
terpisah diatas
Alkohol panas Tidak larut, minyak -
menggumpal dibawah,
terdapat noda agak samar
Alkohol dingin Tidak larut, minyak -
menggumpal dibawah,
terdapat noda agak samar
Kloroform Bening dan larut, nodanya +
besar
Keterangan: (+) menghasilkan kelarutan lemak/lipid

Gambar pada kertas saring

2. Uji Akrolein
Prinsip percobaan:
Uji acrolein adalah uji untuk mengetahui terjadinya dehidrasi gliserol. Dalam uji
akrolein terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji
akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air,
4
maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau
dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih (Ketaren, 1986). KHSO4 berfungsi sebagai katalisator
pembentukan gliserol pada sampel yang mengandung gliserol. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air,
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal
sebagai acrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih.
Prosedur kerja:
1) Siapkan 3 tabung reaksi, masing-masing tabung masukkan 10 tetes olive oil, 10
tetes gliserol, dan 10 tetes minyak jelantah
2) Tambahkan KHSO4 sebanyak 25 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi
3) Selanjutnya panaskan masing-masing tabung secara pelan-pelan di atas api Bunsen
4) Amati apa yang terjadi dan Catatlah! Akrolein yang terkandung pada bahan
percobaan dapat diidentifikasi dengan penciuman bau asap putih yang timbul.
Hasil percobaan:
Sampel Bau awal sebelum Hasil pengamatan saat Reaksi
dipanaskan ditambahkan KHSO4 dan Positif
dipanaskan
Olive oil Bau olive oil Baunya tidak berubah, -
tidak larut, olive oil
menggumpal diatas
Gliserol Bau gliserol Berbau tidak sedap, +
gliserol larut
Minyak jelantah Bau minyak jelantah Baunya tidak berubah, -
tidak larut, gumpalan
minyak diatas berwarna
kuning

Gambar setelah dipanaskan

5
3. Uji Lieberman-burchard untuk Kolesterol
Prinsip Percobaan:
Uji Kolesterol Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol utama
yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adnaya sterol dan kolesterol, dapat
dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi
Liebermann Burchard.
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kulitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah
mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam
campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan
kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan.
Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Tabung dikocok perlahan dan
dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam
sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air
berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-
kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi
positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua (WikiAnswers, 2013).
Alat : Tabung reaksi, pipet tetes
Bahan : Kolesterol,Kloroform, asam asetat anhidrid, asam sulfat pekat
Prosedur kerja:
1) Siapkan 4 tabung reaksi, masing-masing tabung masukkan 2 mL gajih/lemak, 2 mL
gliserol, 2 mL minyak kelapa, dan 2 mL minyak jelantah
2) Tambahkan kloroform hingga larut ke dalam masing-masing tabung reaksi
3) Kemudian tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ke
dalam tiap tabung

6
4) Lalu kocoklah tabung secara perlahan dan biarkan selama beberapa menit.
5) Perhatikan perubahan yang terjadi dan Catat !
Hasil percobaan:
Sampel Warna awal lemak Hasil yang terbentuk Reaksi
yang digunakan setelah ditambahkan positif
CH3COOH dan H2SO4
Gajih/lemak Putih bening Berubah menjadi putih -
keruh
Gliserol Kuning bening Tidak berubah warna +
Minyak kelapa Bening kekuningan Berubah menjadi agak -
keruh
Minyak jelantah Kuning bening Berubah menjadi kuning -
sedikit keruh
Keterangan : (+) menunjukkan adanya kolesterol

Anda mungkin juga menyukai