Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FLEBOTOMI

PEMERIKSAAN CAIRAN LAMBUNG DAN USUS


DALAM DIAGNOSA PENYAKIT

Disusun Oleh :

Kelompok 12

1. Aqsal Azmi M
2. Chika Aini Sabilla
3. Muthia Bilqis as – sapar
4. Rizki M

Kelas :

TLM-01 A

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Flebotomi dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Demi kelancaran mengerjakan tugas ini kami selaku penyusun mengucapkan
terimakasih kepada dosen kami yang telah memberikan motivasi dan arahannya serta teman-
teman yang mendukung dalam penyusunan makalah ini. Kami menyusun makalah ini dengan
sungguh-sungguh dan semampu kami, dan semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan semoga makalah ini bermanfaat.
Kami menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 14 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------2

DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------3

BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------4

A. Latar Belakang-------------------------------------------------------------------------4

B. Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------5

C. Tujuan-----------------------------------------------------------------------------------5

BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------------6

A. Cairan Lambung------------------------------------------------------------------------6

B. Tujuan Serta Peranan Dari Hasil Pemeriksaan Cairan Lambung----------------7

C. Pengambilan Sampel Cairan Lambung----------------------------------------------9

D. Pengiriman Sampel Cairan Lambung----------------------------------------------10

E. Pemeriksaan Cairan Lambung------------------------------------------------------11

F. Cairan Duodenum---------------------------------------------------------------------18

G. Pemeriksaan Cairan Duodenum----------------------------------------------------18

BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------20


A. Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------20
B. Saran------------------------------------------------------------------------------------20
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pencernaan dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi.


Proses mekanik adalah proses pengubahan makanan yang berukuran besar
sampai ukurannya lebih kecil.Proses ini dibantu dengan gigi, lambung dan
usus selain itu juga dibantu dengan adanya gerakan peristaltik. Sedangkan
pencernaan kimiawi adalah pengubahan secara kimia dilakukan dengan
bantuan enzim (An Nisa, 2010).
Cairan lambung adalah cairan yang ada di dalam lambung. Komponen
getah lambung terdari dari air, asam klorida dan enzim. Sekresi dari getah
lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal (An Nisa, 2010).
Asam lambung mempunyai pH sekitar 1,00 sampai 2,00. Fungsi
utamanya adalah pemecahan molekul protein dengan mengaktivasi pepsin.
Fungsi lainnya adalah kerja pendahuluan terhadap protein sebelum dipecah
pepsin, yaitu berupa denaturasi dan hidrolisis, aktivasi pepsinogen menjadi
pepsin, mempermudah penyerapan Fe, sedikit menghidrolisis suatu disakarida,
merangsang pengeluaran sekretin, suatu hormon yang terdapat dalam
duodenum, dan mencegah terjadinya fermentasi dalam lambung oleh
mikroorganisme (Poedjiadi, 1994).
Namun, dalam beberapa kasus organ lambung dapat mengalami
kerusakan atau tidak bekerjanya lambung sesuai fungsinya dengan baik. Untuk
itu, perlu di lakukan pemeriksaan lambung melalui pemeriksaan cairan
lambung yang tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan lambung untuk
meneruskan isinya ke duodenum(usus), untuk mengetahui sekresi lambung
apakah sudah bekerja dengan baik atau tidak, dan untuk mencari adanya
unsur-unsur abnormal dalam lambung.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu cairan lambung ?
2. Apa tujuan serta peranan hasil dari pemeriksaan cairan lambung dan
usus ?
3. Bagaimana cara pemgambilan sampel cairan lambung ?
4. Bagaimnana cara pengiriman sampel cairan lambung dan cairan usus ?
5. Bagaimana metode pemeriksaan cairan lambung dan cairan usus ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu cairan lambung dan cairan usus.
2. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan dalam diagnosa penyakit.
3. Untuk mengetahui metode bagaimana pengambilan sampel cairan
lambung dan cairan usus serta penanganan spesimennya.
4. Serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Flebotomi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cairan Lambung
 Pengertian Cairan Lambung
Cairan lambung merupakan cairan yang disekresi secara aktif oleh sel
mukosa lambung yang terdiri atas dua kelenjar yaitu kelenjar peptikfundus dan
kelenjar pilorik. Kelenjar peptik mensekresi pepsin, lipase, dan HCl, sedangkan
kelenjar pilorik mensekresi bahan untuk proses fermentasi.
 Macam-macam Cairan Lambung
A. Asam klorida (HCl)
Bersifat bakteriacid ringan yang dihasilkan sel parietal Asam chlorida
juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
B. Pepsin
Fungsi : untuk memecah protein  menjadi protease
Di dalam pankreas (sebagai proteolitik)
Pepsin dihasilkan di sel gablet yangn disebut chief cell
C. Lipase
Fungsi : memecah lemak menjadi asam lemak dan gliseral
D. Mucin
Fungsi : untuk melindungi lambung untuk melindikan makanan.
Dihasilkan oleh neck cell yang terdapat di dalam fundus FIE (Faktor Intrinsik
Eritropolitik). Merupakan mukroprotein yang ber fx untuk membantu
penyerapan vit B12 dalam usus.

 Proses Pembentukan Getah Lambung


Getah lambung mengandung asam lambung (HCL), pepsin, musin, dan renin.
Proses Pembentukan Getah Lambung melewati 3 (tiga) fase yaitu :
1) Fase Ghepalli
a. Melihat
b. Mencium         makanan kortek cerebri nerves vasus sel yang
terdapat
c. Merasakan dalam lambung menghasilkan HCl, pepsin, mucin, FIE

6
d. Memikirkan
2) Fase Intestinal
a. Makanan yang sampai di duodenum selaput lendir duodenum
aktivase humoral merangsang sekresi lambung
3) Fase Gastrin
a. Merangsang sekresi HCl dan pepsin
b. Merangsang sekreasi FIEMerangsang sekresi enzym pencernaan.
Gastrin suatu zat yg dihasikan oleh kelenjar gastrin oleh karena adanya
pengaruh hormon gastrin.

B. Tujuan Serta Peranan Dari Hasil Pemeriksaan Cairan Lambung


Tujuan serta peranan pemeriksaan cairan lambung adalah :
1) Menilai Motilitas lambung, yaitu Kemampuan lambung untuk meneruskan isinya ke
arah duodenum.
2) Menilai kemampuan sekresi lambung, yaitu HCL, secara kuantitatif dan kualitatif
serta enzim-enzimnya.
3) Mendeteksi adanya unsur-unsur abnormal, seperti darah, pus, jamur, dan bakteri.
4) Mendeteksi adanya racun untuk pemeriksaan forensik.
5) Pemeriksaan sitologi terhadap sel-sel tumor.

Indikasi :
1. Keracunan.
2. Over dosis obat-obatan.
3. Pasien tidak ada reflek muntah.
4. Penatalaksanaan prabedah pasien stenosis pylorus.
5. Depresi status mental.
6. Gagal dengan terapi emesis.
7. Pasien dalam keadaan sadar

Kontraindikasi Pemeriksaan Cairan Lambung:


1) Stenois Esofagus, Varises Esofagus.
2) Keganasan pada Esofagus.
3) Dekompensasi Jantung.
7
4) Pendarahan lambung hebat yang baru terjadi.
5) Aneurisma Aorta.
6) Tidak dianjurkan pada wanita hamil dan sakit berat.
7) Intoksisasi asam/basa yang baru terjadi.
8) Adanya hipotensi dan gangguan Vasomotor (kontraindiksi untuk uji histamin).

C. Pengambilan Sampel Cairan Lambung


Mengambil cairan lambung digunakan untuk pemeriksaan cairan ataupun
mengeluarkan zat racun dari lambung. Prosedur atau cara ini bertujuan untuk
menentukan aktivitas sekresi mukosa gaster, menganalisis komponen sekresi dan asam
hidroklorida, menganalisis cairan gaster pada klien dengan obstruksi pilorus dan
intestinal, dan untuk mengeluarkan zat racun.
Alat dan Bahan :
Alat :
1) Selang karet/plastik ukuran 12-18 Fr.
2) Klem Selang.
3) Handuk.
4) Wadah/Piala Ginjal.
5) Spuit 50 cc.
6) Peralatan pengisap tekanan darah.
7) Mangkok Es untuk selang karet atau mangkok air hangat untuk selang plastik.
8) Wadah untuk spesimen.
9) Salem sum Tube” (Ewald atau Eldich) Lumen tunggal ukuran besar.
10) levecator, Lumen rangkap untuk aspirasi dan irigasi.

Bahan :
1) Tisu.
2) Pelumas.
3) Air Es.

PROSEDUR KERJA :
1) Mencuci Tangan.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur analisis getah lambung.

8
Persiapan klien :
Puasa, Makanan padat 12 jam sebelum tindakan, air minum 8 jam sebelum
tindakan. Dan tidak minum obat (antasid, antikolinergik, dll).
3) Menutup bagian atas tubuh klien dengan handuk dan memberi bengkok untuk
meludah.
4) Memberi tahu klien untuk duduk di kursi atau posisi fowler di tempat tidur
dengan leher fleksi dan bersandar mulai dari pinggang.
5) Bersama-sama klien menentukan kode yang akan digunakan. Misalnya,
mengangkat telunjuk untuk mengatakan “ tunggu sejenak”.
6) Melepas gigi palsu (jika ada)
7) Bila selang karet terlalu lembek, rendam dalam air es; bila selang plastik terlalu
kaku, rendam dengan air hangat.
8) Memasang selang Nasogastrik (lihat prosedur pemasangan selang lambung),
yakinkan bahwa selang berada dalam lambung dengan:
- Memeriksa dengan menggunakan kertas lakmus.
- Selang masuk paling kurang 50 cm dari hidung.
- Menyuntikan udara dan mendengarkan dengan stetoskop.
9) Mengatur posisi klien, posisi dekubitus kiri lateral semi rekumben.
10) Mengisap semua getah lambung; mencatat dan mencatat, memberitahu dokter
bila ada ketidaknormalan: masih ada makanan yang belum dicerna, residu lebih
dari 100 ml, bau feses, darah, memberi istirahat kepada pasien selama 20-30
menit, lalu melakukan aspirasi kembali.
11) Memberi label pada wadah, dan mengirim spesimen ke laboratorium.
12) Merapikan peralatan dan klien.
13) Mencatat tanggal pengambilan dan reaksi klien pada catatan perawat.
14) Mengobservasi klien setelah prosedur dilakukan.
15) Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.

D. Pengiriman Sampel Cairan Lambung


- Pengiriman <1 jam pada suhu ruang.
- Bila tidak memungkinkan, gunakan media tranport atau kultur pada media Tetra
Thionate Broth

9
Catatan:
- Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada
label yang melekat di wadah specimen
- Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit
perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen.
- Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis
terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan.
- Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan
dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi.

E. Pemeriksaan Cairan Lambung


Pemeriksaan cairan lambung terdiri dari :
A. Motilitas Lambung
Pemeriksaan motilitas dengan menggunakan sonde sangat primitive
dibandingkan dengan pemeriksaan radiologi, tetapi mempunyai kelebihan karena
pasien tidak perlu terpapar sinar roentgent. Biasanya pemeriksaan motilitas tidak
dilakukan secara tersendiri, melainkan menjadi bagian dari pemeriksaan lambung
lain.  Fungsinya adalah untuk mengetahui kemampuan getah lambung meneruskan
isinya ke duodenum
Motilitas turun jika :
- Volume getah lambung meningkat
- Sisa makanan (+)

B. Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan ini harus menggunakan sampel cairan lambung yang
diperoleh sebelum dilakukan rangsangan pada lambung untuk pemeriksaan lain.
Beberapa hal yang diperiksa antara lain:
a) Volume
Dalam keadaan normal volume cairan lambung berbeda-beda dari beberapa ml
sampai 75 ml, dengan rata-rata 25 ml. Jika didapatkan volume yang mendekati
100 ml, hal ini adalah keadaan yang abnormal. Jumlah tersebut mungkin

10
disebabkan oleh hipersekresi, menurunnya motilitas lambung, obstruksi pilorus,
atau sindrom Zollinger-Ellison.

b) Warna
Warna normal getah lambung adalah abu-abu mutiara dan agak
keruh (opalesent). Kelainan warna yang mungkin didapat adalah:
- Kehijau-hijauan (biliverdin) atau kuning (bilirubin) akibat terjadinya
regurgitasi isi duodenum ke dalam lambung. Keadaan ini akan
mengakibatkan kesalahan pada hasil pemeriksaan titrasi keasaaman lambung
karena isi duodenum bersifat basa.
- Merahmuda (darahsegar) dapat disebabkan oleh trauma waktu memasukkan
sonde,ataupun kelainan pada esofagus seperti ulkus, karsinoma, dan lain-lain.
- Coklat (darahtua) disebabkan karena hemoglobin dalam sel darah merah
telah diubah menjadi asam hematin oleh HCl.
Bermacam-macam warna oleh obat-obatan.

c) Bau
Bau getah lambung normal agak asam. Bau yang keras dapat
disebabkanoleh stasis dalam lambung yang disertai proses fermentasi. Bau yang
busukdapat disebabkan oleh adanya nekrosis dalam lambung, sedangkan
bautinja mungkin disebabkan oleh obstruksi usus atau akibat adanya
fistulaantara usus dan lambung.

d) Lendir
Dalam keadaan normal hampir tidak ada lendir dalam cairan
lambung, ataudidapatkan dalam jumlah yang sangat sedikit.Pada keadaan
abnormal,jumlah lendir akan bertambah. Lendir ini dapat berasal dari mulut
atausaluran pernafasan. Lendir akan terlihat tidak homogen, tampak
sepertigaris-garis halus, bergelembung, dan terapung di atas cairan. Jika
diperiksasecara mikroskopis,lendir ini mengandung banyak sel epitel dan
kuman.Karenalendirmengikatsebagianasambebasdalamlambung,makapenilaian
titrasi asam bebas akan menurun sedangkan nilai kandunganasam total tidak
berubah.

11
e) Sisa-sisa makanan
Dalam keadaan normal tidak terdapat sisa-sisa makanan.Bila ada,
mungkinakibat motilitas lambung berkurang.Untuk menguji hal ini, pasien
diberimakanan yang mudah dikenali, seperti kismis semalam sebelum
diadakansonde lambung. Selain karena kurangnya motilitas, retensi isi
lambungmungkin disebabkan oleh adanya obstruksi pilorus akibat sikatrik
atautumor.

f) Pus
Dalam keadaan normal, tidak dijumpai pus pada cairan
lambung.Adanyalekosit jarang sekali terlihat padapemeriksaan
mikroskopis.Lekositmungkinberasaldari saluran makanan atau saluran
pernapasan akibatsputum yang tertelan.
g) Potongan jaringan
Biasanya bila didapatkan potongan jaringan menunjukkan adanya
traumaatau tumor sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

h) pH dan berat jenis


pH normal cairan lambung adalah 1,2 ± 0,0 pada orang dewasa
dalam keadaan puasa atau 1,3-2,5 setelah makan. Berat jenis cairan ini
sekitar1,007.

C. Pemeriksaan Mikroskopis
Sample terbaik : Keadaan puasa, bila tidak puasa sisa makanan akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan, supaya sample betul-betul
murni dari lambung tidak dipengaruhi sisa makanan.
Metode :
a) Natif
1. Setetes getah lambung diletakkan di atas obyek glass kemudian hapus
dengan deck glass.
2. Periksa di bawah mikroskop obyektif 10 x dan 40 x
Unsur yang mungkin terlihat :
- Erytrosit                      Sel Epitel

12
- Lekosit                        Sisa makanan
Jika : Volume meningkaat
- Sisa makanan  (+ +)
- Gunzburg  (-),(-)       Keliling  (+), (-)
- Batang gram (+)

b) Pengecatan
1. Lemak             : Sudan III
2. Amylum          : Lugol
3. Leptospira       : Lofler
4. Gram dan ZN  : Untuk mencari kuman
a) Kuman pengecatan gram
Sarcina : - Bentuk coccus susunan seperti kubus
- Gram (+)
- Menyebabkan statis tanpa anchordidria
b)  Boas aplar :
- Bentuk batang berkelok-kelok
- Gram (+)
- Pemeriksaan Kehling (+) à Karena menghilangkan
asam  laktat.
- Menyebabkan stasis dengan anchlorhidria.

 Anchilorhidria à Suatu keadaan dimana pH > 3,5 dan tak akan


turun > 1 satuan setelah dilakukan perangsangan secara maximal.
 Pochlorhidria  à Suatu keadaan dimana pH > 3,5 dan akan turun >
1 satuan setelah dilakukan perangsangan secara maximal.
 Acydity à Suatu keadaan dimana pH > 6 dan akan turun > 1
satuan setelah perangsangan secara maximal.

c) Kuman pengecatan 2N
M. TBC à  Dengan NaCl  0,9%.
Untuk mendapatkan hasil yang berarti, bahan dihomogenkan,
dipusing, dibuang cairan atasnya dan lakukan pada sediment,
pemeriksaan makros, culture, percobaan binatang.Maksud
dihomogenkan adalah untuk mendapatkan kuman TGC
 Papanicolour : untuk mencari adanya sel-sel kuman
  Peroxidase : untuk membedakan lekosit dari jenis granulocyte
dan monosit peroxidase (+), sedang limfosit (-).

13
D. Pemeriksaan Kimia
A. Keasaman Getah Lambung      
a) Pemeriksaan HCl  bebas
Tujuan : - Untuk mengetahui apakah lambung mersekresikan HCl / tidak.
- Untuk mengetahui apakah HCl yang disekresi lambung
dalambatas normal/tidak.
Syarat :  - Tidak ada lendir
- pH (4 karena HCl bebas dapat terdeteksi pada pH 2,5)
Bahan pemeriksaan: - Dari sordage lambung.
- Muntahan penderita.
Metode Pemeriksaan
1) Indikator Toeffer (spesifik)
Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCL dalam getah lambung
Prinsip: Asam total dalam getah lambung akan beraksi dengan toeffer
membentuk warna merah.
Cara kerja :
1. Masukkan 1 ml getah lambung ke dalam tabung serologi.
2. Tambahkan 1 tetes indikator toeffer, campur.
3. Amati hasil :
jika (+) terjadi warna merah
jika (-) terjadi warna kuning
Harga normal: (+) terjadi warna merah
Komposisi Indikator Toeffer
- Paradimethyl amino azobenzena : 0,6 gr
- Alkohol 95 %  ad :100 ml

2) Indikator Gunzburg
Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCl bebas dalam getah
lambung.
Prinsip: HCl bebas dalam getah lambung akan bereaksi dengan
indikator gunzburg memberi warna merah.
Cara kerja :
1. Masukkan 5-10 tetes indikator gunzburg dalam cawan penguap.

14
2. Panaskan cawan penguap tersebut diatas air mendidih sampai
kering dan menimbulkan bercak berwarna kuning.
3. Tambahkan beberapa tetes getah lambung yang diperiksa ke atas
bercak yang telah mengering.
4. Adanya perubahan warna yang menjadi merah jambu berarti (+)

Komposisi indikator Gunzburg


- Phloroglucinol : 2 gr
- Vanillin : 1 gr
- Alkohol 96% : 330 ml

Tujuan pemanasan :
1. Menghindari pengarangan sehingga mudah diamati.
2. Agar reagen tidak mudah menguap (alkohol).

b) Pemeriksaan Getah Lambung Bertingkat


Tujuan : Untuk mengetahui jumlah HCl yang disekresikan oleh lambung
dalam jumlah normal.

Zat perangsang yang digunakan:


1) Alkohol 7%
Cara pemberian : melalui mulut/peroral sebanyak 520 ml tiap 30’
Kelemanhan : kurang efektif, merupakan zat perangsang yang
lemah
2) Histamin
Cara pemberian : Dengan suntikan secara subcutan sebanyak 0,04
mg per kg berat badan.
Kelemahan : Merupakan zat yang dapat menyebabkan reaksi
alergi (dapat menimbulkan reaksi shock
anaphilastic).

3) Pentazole hidrochloride/histalog : paling baik


Cara pemberian : Suntikan subcutan sebanyak 0,5 mg/kg BB

4) Pentagastrin : paling baik
Cara pemberian : Suntikan ultramuscular sebanyak 0,5 mg/kg BB
Cara kerja :

15
1. Pasien dilakukan sondage lambung dengan posisi nuchter,
kemudian dimasukkan 50 ml alkohol 7% ke dalam lambung
pasien lewat sonde/dapat juga disuntikan dengan perangsang
lain.
2. Tiap 10’ dan 15’ isi lambung dihisap dan tiap porsi disimpan
sendiri.
3. Percobaan dihentikan 1 ½ - 2 jam setelah rangsangan.
4. Ambli 5 ml dari tiap porsi dan lakukan titrasi dengan :1 – 2 tetes
indikator toeffer. Kemudian titrasi dengan NaOH oleh N sampai
terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning.
5. Baca berapa ml NaOH 0,1 N yang terpakai untuk menunjukkan
HCl bebas.
6. Tambahkan 2 tetes indikator PP 1%.
7. Titrasi lagi dengan NaOH 0,1 N sampai warna kuning berubah
menjadi merah jambu.
8. Baca berapa ml NaOH 0,1N yang terpakai. Jumlah itu
menunjukkan jumlah asam total  ml NaOH x 100vol GL

Pemeriksaan getah lambung bertingkat dikatakan anchlorhidria


sejati bila setelah 1 jam dilakukan rangsangan tidak didapatkan HCl

c) Pemeriksaan Tubulus Gastric Aralisis


Tujuan : untuk mengetahui : ratio BAO dan MAO
Cara kerja :
Kepada penderita diberi 1 tablet yang mengandung resin yang
terikat dengan zat warna azure A. Oleh karena pengaruh asam lambung
sebagian dari azure A akan dilepas dari resin. Banyaknya azure A akan
dilepas sesuai dengan banyaknya asam lambung. Azure A akan diserap oleh
usus dan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal Banyaknya Azure A yang
dalam urine menjadi ukuran untuk mereduksi asam lambung.

Keuntungan : Penderita tidak merasa sakit


Kelemahan :
Pemeriksaan tidak berarti bila :
- Penyakit hati (zat warna dihasilkan tidak dapat diekskresi).
- Retensio urine (karena pengeluaran urine terhambat).
- Penyerapan usus yang tidak baik (zar warna yang dihasilkan tidak
baik)

16
BAO (Basal Acid Output) :  jumlah meq sekresi HCl maximal sebelum
dilakukan perangsangan.
MAO (maximal add output) : jumlah meq sekreasi maximal selama 1
jam setelah dilakukan perangsangan.

B. Pemeriksaan Pepsin
Indikator : Anchlorhidria
Prinsip : Adanya pepsin dalam getah lambung akan menguraikan substrat putih
telur dalam waktu 24 jam suhu 370C.
Cara kerja :
1. Buatlah substrat putih telur dengan cara :
- Rebuslah sebutir telur kemudian kupas dan buang kuningnya.
- Putih telur beku dipotong membentuk lempeng dengan ukuran p = 5
mm , l = 1 m.
2. 7 – 8 getah lambung ditambah HCl 0,1 N sebanyak 7-8 ml, kemudian
dicampur dan dibagi dalam 3 tabung dalam volume yang sama banyak (A,
B, C).
3. Tabung A : ditambah pepsin + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (1)).
Tabung B : dipanaskan + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (-)).
Tabung C : tambah 2 lempeng telur + toluena (sebagai katalisator)    Fungsi
memanasan pada tabung B adalah untuk menghilangkan enzim-enzim.
4. Incubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
5. Bandingkan besarnya lempeng telur pada 3 tabung dalam keadaan normal :
Tabung A: lempeng telur hilang
Tabung B: lempeng telur tidak hilang
Tabung C : lempeng telur hilang

C. Pemeriksaan Asam Laktat


Indikasi : dengan HCl Hipochlorhidra bebas < 20 satuan
Tujuan : untuk membedakan hasil (+) yang disebabkan HCl / asam yang
lain  
Prinsip : Reaksi antara FeCl3 : 10% dengan asam laktat membentuk
ferrylaktat yang berwarna kuning
Cara kerja :
1. Masukkan 20 ml aquadest dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5-10 tetes larutan FeCl3 10% kemudian campur dan bagi
menjadi 2 :

17
Tabung I : sebagai test + 1 ml getah lambung yang telah disaring.
Tabung II : sebagai kontrol + 1 ml aquadest
3. Bandingkan jika pada tabung test lebih kuning dari tabung kontrol maka
hasil test (+) dengan latar belakang putih
Harga normal : (-) tidak terjadi warna kuning melebihi kontrol
Fungsi penyaringan : Agar tidak mengganggu perubahan warna.

B. Cairan Duodenum
Cairan duodenum merupakan campuran dari cairan lambung, sekresi mukosa
duodenum, cairan pankreas, empedu, dan mungkin disertai cairan saluran
pencernaan bagian bawah. Pemeriksaan getah duodenum dapat mencerminkanfaal
sekresi pankreas, keadaan saluran empedu, dan bermacam-macam kelainan di
daerah tersebut. Hasil pemeriksaan getah duodenum dapat memberikan petunjuk ke
arah adanya radang, ulkus, karsinoma, parasit, atau analisis enzim-enzim pankreas.
Getah duodenum didapat dengan sonde yang ditelan hinggaujungnya berhadapan
dengan papila Vateri, dengan kontrol fluoroskopi. Getahduodenum yang diperoleh
dengan sonde dapat berasal dari kelenjar Bruner didinding duodenum, saluran
empedu di hati, dan sekret pankreas yang berisienzim-enzim pencernaan.

a). Pemeriksaan Makroskopis

Dalam keadaan normal didapat kurang dari 10 ml getah duodenum nuchter


(puasa), agak kental, jernih, berwarna kuning muda atau tidak berwarna, serta agak
alkalis. Jika didapat getah yang keruh, mungkin disebabkan karena prosesradang
atau karena getah duodenum yang bercampur dengan getah lambungmenyebabkan
presipitasi garam empedu. Adanya darah mungkin disebabkankarena ulkus atau
karsinoma.

• Normal : jernih

• Bila tercampur cairan asam lambung → presipitasi garam empedu → keruh


(non patologis).

• Kekeruhan hilang bila dinetralisir dengan basa.

• Kekeruhan patologi : pus, bakteri, (radang empedu/duodenum)

b). Pemeriksaan Mikroskopis

18
Pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan dalam waktu kurang dari 30
menit. Jika tidak, enzim-enzim pencernaan yang berasal dari pankreas akan
merusak unsur-unsur sedimen. Sedimen getah duodenum setelah dipusingkan
diperiksadibawah mikroskop. Dalam keadaan normal, tampak beberapa sel epitel
yangmengalami deskuamasi dan sedikit lekosit. Sel epitel dan lekosit dalam
jumlah besar menunjukkan adanya peradangan. Parasit-parasit yang
mungkinditemukan antara lain Strongyloides stercoralis, Giardia lamblia , kista
atau bentuk vegetatif Entamoeba histolytica, telur Necator americanus, dan
Clonorchis sinensis. Pada sediaan dengan pengecatan Gram, diperhatikan jenis-
jenis bakteri yang ada.

• Normal :

- beberapa sel desuamasi

- Sedikit leukosit

- Mukus / kristal jantuung

- Parasit : bila banyak maka patologis

c). Pemeriksaan Kimia

Dalam getah duodenum dapat dicari adanya atau banyaknya enzim-


enzimseperti tripsin, lipase, dan amilase yang berasal dari pankreas. Insufisiensi
pankreas dalam mengeluarkan enzim-enzim dikaitkan dengan keadaan seperti
pankreatitis kronik dan fibrosis pankreas.

Uji Pankreozimin/Pekretin

• Tes fungsi sekresi pankreas untuk menghitung normal volume cairan


duodenum dan bikarbonas duodenum

• Prosedur :

1. Puasa min 6 jam

2. Suntikkan 1 ml chlortrimeton

3. Suntikkan sekretin 1U/kg BB i.V pelan-pelan selama 5 menit

19
• Setelah 1 jam tentukkan vol duodenum dan bikarbonas duodenum

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Cairan lambung merupakan cairan yang disekresi secara


aktif oleh sel mukosa lambung yang terdiri atas dua kelenjar yaitu
kelenjar peptikfundus dan kelenjar pilorik. Kelenjar peptik mensekresi
pepsin, lipase, dan HCl, sedangkankelenjar pilorik mensekresi bahan
untuk proses fermentasi.
Tujuan pemeriksaan cairan lambung yaitu untuk mengetahui
kemampuan lambung untuk meneruskan isinya ke duodenum(usus), untuk mengetahui
sekresi lambung apakah sudah bekerja dengan baik atau tidak, dan untuk mencari
adanya unsur-unsur abnormal dalam lambung.

B. SARAN
Diharapakan kapada pembaca agar dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan cairan lambung serta cara pemeriksaan cairan lambung dengan baik dan benar.
Setelah melakukan praktikum ini ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu :
- Menggunakan alat dan bahan yang sesuai.
- Memahami metode dan prosedur untuk praktikum.
- Menggunakan APD mengingat sampel yang diperiksa adalah sampel infeksius.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. Analisis Cairan Lambung Dan Duodenum [Online].


https://dokumen.tips/documents/analisis-cairan-lambung-dan-duodenum-55c9976c8b7dc.html .

Twin Ade Susila. 2015. Laporan Kimia Klinik Khusus “Pemeriksaan Getah Lambung”. Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Adibah.  2008. Lambung. [terhubung berkala]. http://id.shvoong.com/exact-


sciences/biology/1834959-lambung/

21

Anda mungkin juga menyukai