Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP BIOKIMIA

“UJI IODIUM”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I:

APRIYANI ELEWARIN (B1D221065)

FITRA AZIZA LESSY (B1D221066)

JEVAN PATRICK METURAN (B1D221068)

SAHRINA (B1D221072)

SELFIANA (B1D221074)

LUSIA NENIK JUFENER (B1D220051)

INAYATUL FITRI (B1D220049)

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karbohidrat adalah senyawa polihidrasi aldehid yang merupakan polimer


dari monosakarida dengan rumus molekul Cn (H 2O) n. didalam karbohidrat
merupakan hasil sintesa dari molekul CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
dan zat hijau daun (klorofil) yang dikenal dengan proses foto sintesa. Karbohidrat
yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari
hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh, polisakarida
adalah pati yang dijumpai dalam gandung dan tepung jagung, dan selulosa,
penyusun, yang bersifat serta dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.

Karbohidrat sangat beraneka ragam. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan


kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utamanya antara
berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut
gula sederhana) adalah satuan karbohidrat yang tersederhana: mereka tak dapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu
disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu-satuan glukosa dan satu-satuan
fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.
Polisakarida juga dikenal sebagai poliosa merupakan karbohidrat majemuk
yang mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul. Makromolekul ini
merupakan polimer monosakarida atau polimer turunan-turunan monosakarida.
Apabila monomer polisakarida hanya terdiri atas satu jenis monosakarida,
polisakarida ini disebut homopolisakarida: apabila monomer terdiri atas lebih dari
satu jenis monosakarida atau turunan monosakarida, polisakarida ini disebut
heteropolisakarida.

Diantaranya banyak polisakarida yang terdapat di alam, ada yang struktur


kimia-nya mengandung nitrogen tetapi ada juga yang struktur kimia-nya tidak
mengandung nitrogen.
Berdasarkan monosakarida penyusunnya, polisakarida yang tidak
mengandung nitrogen dapat dibedakan atas pentosa dan heksosa. Polisakarida
yang mengandung nitrogen sering disebut polisakarida campuran sebab umumnya
termasuk heteropolisakarida. Pada umumnya, polisakarida ini mempunyai
monomer amino heksosa atau turunan dari amino heksosa.

Pada organisme hidup, polisakarida berperan sebagai bahan makanan,


terutama sebagai bahan makanan pembentuk energi. Polisakarida yang berfungsi
sebagai bahan makanan disebut polisakarida nutrisi. Misalnya amilum dan
glikogen. Polisakarida adalah yang berperan sebagai pelindung sel-sel organisme
atau sebagai bahan kerangka penunjang jaringan tubuh. Polisakarida ini disebut
polisakarida arsitektural. Misalnya, selulosa, pektin dan kitin. Selain itu, ada pula
polisakarida yang mempunyai fungsi khusus, misalnya asam kondroitin sulfat,
heparin, dan asam hialuruat. Amilum dan selulosa juga mempunyai pemakaian
yang luas dalam industri. Teruma sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara mengidentifikasi macam-macam karbohidrat dalam bahan
pangan menggunakan larutan iodium

C. TUJUAN
Bagaimana cara mengetahui macam-macan karbohidrat dalam bahan
pangan menggunakan larutan iodium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen) merupakan zat gizi
sumber energi paling penting bagi mahluk hidup karena molekulnya menyediakan
unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Secara kimia, karbohidrat dapat
didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari alcohol polihidrik 9karena
mengandung gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai senyawa yang
menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis (Muchtadi 2009).
Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi
kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada
senyawa-senyawa karbon yang mengalami hodroksi. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh manusia yang menyediakan 4 kalori (kilojoule)
energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karateristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan
lainnya. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan
berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah
sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-
45% dari asupan kalori kita (Dawn, 2000).
Karbohidrat dikelompokkan menjadi emoat kelompok penting, yaitu
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakrida
merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak sifat gulannya,
contohnya, ribose dan glukosa. Disakarida berbeda. Contohnya, yaitu sukrosa
yang jika dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Polisakarida yang
merupakan polimer monosakarida yang memiliki bobot molekul yang tinggi dan
bila dihidrolisis menghasilkan lebih daro sepuluh monosakarida, contohnya
amilum, glikogen, dan selulosa. (Poetjiadi, 1994) dalam tubuh manusia,
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan Sebagian glisero lemak.
Tetapi Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan
sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karateristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam
tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein (Winarno, 1991).
Terdapat beberapa buku yang membahas secara umum mengenai analisis
karbohidrat. Disamping metode buku kimia organik, banyak sekali uji warna yang
telah di kembangkan untuk berbagai golongan karbohidrat. Reaksi umum yang
diberikan oleh semua karbohidrat ialah pembentukan warna jika dipanaskan
dengan asam sulfat dan fenol seperti resossinol, antron, ꬰ naftol, timol, dan
sebagainya. Pati dengan iod memberikan warna biru yang disebapkan oleh,
komponen amilosa. Amilopektin memberikan warna lembayung merah dengan
iod. Pentose dan polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan warna
unggu merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun
memberikan uji positif, tetapi dapat dibedahkan karna tidak memberikan reaksi
Bial (warna biru jika dipanaskan dengan orsinol dan FeC13 dalam asam
hidroklorida ). Ketosa dapat di deteksi dengan memanaskannya dengan asam
hidroklorida dan resorsinol yang memberikan warna merah. Warna hijau biru
dengan diazurasil (reaksi Raybin) diberikan oleh sukrosa dan oligosakarida lain
yang mengandung bagian sukrosa seperti rafinosa dan stakiosa. Fruktosa dan
fruktan memberikan warna merah jika dipanaskan dengan urea dalam asam
hidroklorida pekat. Asam uronat dan pulomer di deteksi dengan berdasarkan
timbulnya karbondioksida jika dipanaskan dengan asam hidroklorida 12%. Cara
uji lain untuk golongan karbohidrat tertentu di dasarkan pada dayah mereduksi
tidak kas seperti dengan larutan Feling, larutan benedict, perak nitrat beramonia,
asam dinitrosalisilat basa, dan sebagainya (Robinson, 1995).
BAB III
PROSEDUR KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat yang digunakan seperti:
1. Tabung reaksi → 9 buah
2. Rak tabung →1buah
3. Pipet tetes →10 buah
4. Spuit → 1buah
Adapun bahan yang digunakan seperti:
1. Larutan jagung → 15 tetes
2. Larutan kentang → 15 tetes
3. Larutan gula → 15 tetes
4. Larutan tepung kanji → 15 tetes
5. Larutan nasi → 15 tetes
6. Laktosa 1% → 15 tetes
7. Dekstrin 1% → 15 tetes
8. Amilum 1% → 15 tetes
9. Sukrosa 1% → 15 tetes
10. Pereaksi Iodium → 3 tetes

B. PROSEDUR KERJA
Uji Iodium

- Ditambahkan 3 tetes larutan uji ke


dalam tabung reaksi

Larutan uji di dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 2 tetes larutan


pereaksi iodium
Larutan uji dan larutan pereaksi iodium
Didalam tabung reaksi

- Homogenkan

Diamati warna spesifik yang terbentuk


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENGAMATAN

No Uji karbohidrat Zat uji Hasil karbohidrat (+), (-)


1. Jagung Iodium (-)
2. Kentang Iodium (-)
3. Gula Iodium (-)
4. Laktosa Iodium (-)
5. Dekstrin Iodium (-)
6. Amilum Iodium (-)
7. Sukrosa Iodium (-)
8. Kanji Iodium (-)
9. Nasi Iodium (-)

B. GAMBAR

No Gambar Keterangan

1. Jagung setelah ditambahkan


larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

2.
Kentang setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).
3.
Gula setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

4.
Laktosa setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

5.
Dekstrin setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

6.
Amilum setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

7.
Sukrosa setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

8.
Kanji setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

9.
Nasi setelah ditambahkan
larutan pereaksi iodium
menghasilkan reaksi negatif (-).

C. PEMBAHASAN
Tujuan dari uji iodium ini adalah cara mengidentifikasi macam-macan
karbohidrat menggunakan larutan iodium serta untuk mengetahui adanya
karbohidrat dalam bahan pangan.
Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum ini tabung reaksi yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sampel dan mereaksikan sampel, rak
tabung berfungsi sebagai wadah meletakkan tabung reaksi, pipet tetes
berfungsi untuk memipet sampel, spuit untuk mengambil pereaksi, label
berfungsi untuk melabeli sampel pada tabung reaksi. Dan bahan yang
digunakan jagung, nasi, kentang, kanji, sukrosa, glukosa, laktosa, dekstrin,
amilum, molisch, dan iodium sebagai penguji.
Dalam percobaan uji Iodium ini di dapatkan hasil menggunakan
sampel jagung (-) negatif,sampel kentang (-) negatif, sampel gula terdapat
hasil (-) negatif,sampel laktosa terdapat hasil (-) negatif ,sampel dekstrin
terdapat hasil (-) negatif,sampel sukrosa terdapat hasil (-) negatif, sampel kanji
terdapat hasil (-) negatif, dan sampel nasi terdapat hasil (-) negatif dengan
berwarna kecoklatan keruh.
Prinsip Uji Iodium yaitu Iodium memberikan warna kompleks
dengan polisakarida memberikan warna biru pada iodium, glikogen yang
sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai
coklat dengan iodium. Pada percobaan ini kami melakukan uji iodium dengan
menggunakan sampel amilum 1%, dekstrin 1%, fruktosa 1%, glukosa 1%,
sukrosa 1%, laktosa 1% dan pati (nasi) dengan pereaksi iodium untuk
mengetahu adanya polisakarida dalam sampel. Percobaan pertama kami
menggunakan uji coba pada sampel amilum, warna sebelum sampel amilum
berwarna bening, sesudah ditambahakan pereaksi iodium berubah warna
menjadi hitam kecoklatan. Menurut Najamuddin, U. 2011. Larutan amilum
yang ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah larutan
iodin(lugol) warnanya menjadi biru kehitaman. Pembentukan warna biru ini
dikarenakan pada pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk
ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium
yang masuk kedalam spiralnya, sehingga menghasilkan warna biru.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil yang dapatkan sesuai
xengan teori. Percobaan kedua kami menggunakan uji coba pada sampel
dekstrin1%, warna sebelum sampel dekstrin berwarna bening, sesudah
ditambahakan pereaksi iodium berubah warna menjadi hitam kecoklatan.
Menurut rizal, 2009 Desktrin akan memberikan warna merah anggur jika
ditambahkan dengan pereaksi iodium. Pembentukan warna ini dikarenakan
pada dekstrin terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks dan
adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan dekstrin dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium
yang masuk kedalam spiralnya, sehingga menghasilkan warna merah anggur
atau kehitaman. Pengamatan ketiga dengan menggunakan sampel fruktosa
1%, Hasil dari larutan fruktosa yang sebelum ditambahkan pereaksi iodium
yaitu berwarna bening, setelah ditambahkan pereaksi tidak mengalami
perubahan warna. Tidak adanya perubahan warna ini menunjukkan bahwa
fruktosa tidak mengandung poligasakarida. Haris (2011) yang menyatakan
bahwa polisakarida akan memberikan warna hitam. merah anggur, dan akan
memberikan warna merah coklat jika positif mengandung poligasakarida.
berdasarkan penjelasan teori diatas hasil yang kami dapatkan sesuai dengan
teori. Pengamatan keempat dengan menggunakan sampel glukosa 1%, Hasil
Hasil dari larutan glukosa yang sebelum ditambahkan pereaksi iodium yaitu
berwarna bening, setelah ditambahkan pereaksi tidak mengalami perubahan
warna. Menurut yuli, 2012, Pada uji iodium terhadap glukosa larutan
berwarna hitam didalamnya yang menandakan pengujian positif, tetapi jika
tidak terjadi perubahan warna maka sampel tersebut tidak mengandung
poligasakarida. Hasil yang kami dapatkan juga sesuai dengan teori diatas.
Pengamatan kelima dengan menggunakan sampel laktosa 1%, yaitu Hasil dari
larutan laktosa sebelum dipanaskan berwarna bening dan setelah ditambhakan
pereaksi iodium tidak terjadi perubahan atau hasilnya negatif. Menurut
Handini 2009, Hasil uji positif ditunjukkan oleh laktosa ditandai dengan
adanya perubahan warna dari bening kehitam pada uji iodium, karena dalam
larutan laktosa tidak terdapat unit-unit glukosa dan tidak membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosa
sehingga tidak terjadi perubahan warna. Hasil yang kami dapatkan sesuai
dengan teori yang ada. Pengamatan keenam dengan menggunakan sampel
pati(nasi) 1%, yaitu Hasil larutan pati sebelum dipanaskan berwarna biru dan
sesudah ditambahkan terjadi perubahan warna dari bening kehitam. Zulfikar,
A. 2010, hal ini disebabkan karena dalam larutan pati terdapat unit-unit
glukosa dan membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosa. Bentuk ini dapat menyebabkan warna biru tua atau
hitam pada komplek tersebut.berdasarkan teori diatas hasil yang kami
dapatkan positifmengandung poligasakarida. Pengamatan ketujuh atau
terakhir dengan menggunakan sampel sukrosa 1%, yaitu Hasil larutan sukrosa
sebelum ditambahkan pereaksi iod berwarna bening, setelah ditambahkan
tidak terjadi perubahan warna. Menurut Zulfikar, A. 2010, , hal ini disebabkan
karena dalam larutan sukrosa tidak terdapat unit-unit glukosa dan tidak
membentuk rantai heliks karena tidak adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosa.sehingga pada sampel sukrosa tidak terjadi perubahan warna.
Berdasarkan teori diatas hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori yang
ada. Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat diketahui bahwa amilum,
dekstrin dan pati menunjukan reaksi positif yang berati termasuk dalam
golongan polisakarida. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati terdapat
unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat menyebabkan warna
biru tua pada komplek tersebut. Amilum dengan penambahan iodium
memberikan warna biru yang segera hilang bila dipanaskan dan timbul
kembali setelah didinginkan, Secara osmotik bobot molekul amilosa diketahui
10.000-50.000. Amilum sedikit larut dalam air. jika dipanaskan dengan air
akan menghasilkan lem yang merupakan bentuk koloid. Jika amilum hidrolisis
dalam larutan asam (sebagai katalis 7 akan menghasilkan berturut-turut
dekstrosa, maltose dan glukosa. hidrolisis lengkap amilosa hanya
menghasilkan maltosa sebagai satu-satunya disakarida. Sedangkan sukrosa
tidak termasuk golongan polisakarida karena sukrosa merupakan golongan
disakarida.( Anwar , 2011.) Sedangkan pada, sukrosa, laktosa, fruktosa dan
glukosa menunjukkan hasil negatif (-). Hal ini dikarenakan setelah ditetesi
iodium larutan, sukrosa, laktosa, fruktosa dan glukosa berubah warna menjadi
kuning pekat. Hal ini menunjukkan bahwa larutan, sukrosa, laktosa, fruktosa
dan glukosa tidak termasuk dalam golongan polisakarida. Prinsip pada
percobaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan polisakarida seperti adanya
dekstrin, amilum, glukosa, sukrosa, laktosa dan pati pada bahan makanan yang
diujikan. Amilum, dekstrin dan pati (nasi) yang terhidrolisis bereaksi dengan
iodium menghasilkan warna merah coklat atau hitam. Semakin pekat
perubahan warna pada bahan makanan yang diujikan, semakin besar
kandungan polisakarida yang terkandung didalamnya. (Anwar , 2011). J

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan uji iodium ini adalah
mengidentifikasikan macam-macam karbohidrat mengunakan larutan iodium serta
untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam bahan pangan. Dan bahan yang
digunakan jagung, nasi, kentang, kanji, sukrosa, glukosa, laktosa, dekstrin,
amilum, molisch, dan iodium sebagai penguji.
Dalam percobaan uji Iodium ini di dapatkan hasil menggunakan sampel
jagung (-) negatif, sampel kentang (-) negatif, sampel gula terdapat hasil (-)
negatif,sampel laktosa terdapat hasil (-) negatif ,sampel dekstrin terdapat hasil (-)
negatif,sampel sukrosa terdapat hasil (-) negatif, sampel kanji terdapat hasil (-)
negatif, dan sampel nasi terdapat hasil (-) negatif dengan berwarna kecoklatan
keruh.
Prinsip Uji Iodium yaitu Iodium memberikan warna kompleks dengan
polisakarida memberikan warna biru pada iodium, glikogen yang sudah
dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat
dengan iodium.

B. SARAN
Sebaiknya bahan yang ingin digunakan diperiksa terlebih dahulu apakah
masih layak digunakan atau tidak agar tidak terjadi kesalahan. Di sarankan
sebelum masuk praktikum atau kegiatan didalam ruangan laboratorium mahasiswa
harap menggunakan APD yang lengkap sesuai peraturan laboratorium. Dan
semoga praktikum selanjutnya mahasiswa dapat berhati hati lagi dalam
menggunakan alat alat laboratorium sehingga praktikum berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Dawn, B. 2000. Biokimia Dasar Kedokteran. EGC, Jakarta

Muchtadi,deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta Bandung.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press,


Jakarta.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB,
Bandung.
Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan GIZI. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai