Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEPUTAR LABORATURIUM KIMIA KLINIK

OLEH :

KELOMPOK 5

1. Fajar Azhari
2. Farhan Ahmad Kartono
3. Firman Eldy Baitnya
4. Fransiskus Xaverius
5. Galang Yudistira
6. Gilang Ramadhan
7. Haniifah Hana
8. Hasyir Sukma

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEMARANG

PRODI D3 ELEKTROMEDIS

2023

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “SEPUTAR
LABORATURIUM KLINIK”.Makalah ini kami buat dengan semksimal mungkin. Terlepas
dari itu kami menyadari sepeuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan sangat terbuka untuk menerima saran dan
keritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 23 Februari 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ I

KATA PENGANTAR........................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan penelitian........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Definisi laboraturium kimia klinik.............................................................. 3


B. Jenis spesimen pemeriksaan kimia klinik ................................................... 4
C. Tahapan pemeriksaan laboraturium ............................................................ 3
D. Tahapan Pemeriksaan Laboraturium ........................................................... 9
E. Pengertian Alat-Alat Pada Laboraturium Kimia Klinik ............................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ......................................................................................................... 15

Daftar pustaka ..................................................................................................... 16

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium klinik merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan yang
sangat diperlukan untuk diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit,
memonitoring pengobatan, pemantauan kesehatan dan pencegahan terhadap
timbulnya suatu penyakit. Laboratorium kesehatan dituntut harus memiliki mutu yang
lebih baik serta hasil yang akurat. Pemeriksaan laboratorium harus memenuhi
rangkaian kegiatan yang meliputi pra analitik, analitik dan post analitik untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
Laboratorium Kimia Klinik merupakan laboratorium yang digunakan untuk
menganalisa zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah , urin dan cairan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium tersebut berdasarkan pada reaksi kimia.
Semua pemeriksaan kimia klinik dilakukan pada setiap specimen/sampel jenis
cairan tubuh, tetapi kebanyakan pada serum/splasma. Serum adalah bagian darah yang
tersisa setelah darah dibuat membeku dan semua sel darah dapat dihilangkan. Hal ini
paling mudah dilakukan dengan sentrifugasi, sel-sel darah dan trombosit padat ke
bagian bawah tabung centrifuge, meninggalkan fraksi cairan serum yang dikemas dan
berhenti di atas sel-sel.
Pemeriksaan kimia klinik dilakukan pengukuran kadar aktivitas enzim sampel
dan yang lainnya melalui alat spektrofotometri semiotomatis dan otomatis sehingga
akurasi dan efisiensi waktu dapat dioptimalkan.

1
B. Rumusan Masalah
a. Definisi laboraturium kimia klinik
b. Jenis specimen pemeriksaan kimia klinik
c. Jenis pemeriksaan kimia klinik
d. Tahapan pemeriksaan laboraturium
e. Pengertian alat alat pada laboraturium kimia klinik
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui definisi laboraturium kimia klinik.
b. Dapat mengetahui jenis specimen pemeriksaan pada laboraturium kimia klinik
c. Dapat mengetahui Jenis pemeriksaan kimia klinik
d. Dapat mengetahui Tahapan pemeriksaan laboraturium
e. Dapat mengetahui dan pengertian alat alat pada laboraturium kimia klinik
f. Dapat menambah wawasan pembaca tentang seputar laboraturium kimia klinik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Laboraturium Kimia Klinik


Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
dan memulihkan kesehatan.
Laboratorium klinik merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan yang
sangat diperlukan untuk diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit,
memonitoring pengobatan, pemantauan kesehatan dan pencegahan terhadap
timbulnya suatu penyakit. Laboratorium kesehatan dituntut harus memiliki mutu yang
lebih baik serta hasil yang akurat.
Kimia klinik adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk menganalisis substansi
yang terdapat di dalam jenis cairan tubuh (biasanya darah) yang mana di dalamnya
terdapat “produk samping”.
Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, yang dimaksud
laboratorium klinik adalah lab kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Pemeriksaan laboratorium harus memenuhi rangkaian kegiatan yang meliputi
pra analitik, analitik dan post analitik untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Laboratorium Kimia Klinik merupakan laboratorium yang digunakan untuk
menganalisa zat-zat kimia organik yang terlarut dalam darah , urin dan cairan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium tersebut berdasarkan pada reaksi kimia.

3
B. Jenis Spesimen Pemeriksaan Kimia Klinik

Jenis specimen yang digunakan pada laboraturium kimia linik, biasanya


menggunakan darah, cairan tubuh, urine, faeses, sperma, serta LCS (Liquor Cerebrum
Spenalis)

a. Darah
1. Serum. Serum adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan
faktor-faktor pembekuan darah. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein
yang tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar
serupa dalam plasma
2. Plasma. Plasma darah adalah cairan berwarna kekuningan yang bertugas
membawa sel darah. Plasma darah terdiri dari 92 persen air, yang berfungsi untuk
membantu mengisi pembuluh darah yang membuat darah dan nutrisi lainnya terus
mengalir melalui jantung
b. Cairan Tubuh
1. Cairan sendi. Cairan sinovial (sinovial fluids, SF) sendi meru- pakan cairan yang
bersifat viscous yang berfungsi sebagai pelumas (lubricant), penyedia dan transfer
nutrisi dan sitokin untuk jaringan-jaringan lain seperti sinovium, tulang
rawan sendi, dan jaringan tulang di sendi
2. Cairan pelura. Pleura merupakan selaput tipis yang melapisi paru-paru dan
dinding dada. Di antara pleura yang melapisi paru-paru dan dinding dada, terdapat
rongga pleura. Normalnya, terdapat sedikit cairan dalam rongga ini yang berfungsi
sebagai pelumas antara kedua pleura saat pergerakan paru-paru ketika bernapas.
3. Urine. Urine, air seni, kemih, atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui saluran kemih di dalam proses urinasi
4. Faeces. Tinja, juga disebut sebagai feses, tai atau kotoran, adalah produk buangan
saluran pencernaan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada manusia,
proses pembuangan tinja dapat terjadi antara sekali setiap satu atau dua hari
hingga beberapa kali dalam sehari.
5. Sperma. Sperma adalah sel reproduksi pria yang diproduksi oleh testis. Sperma
sangat penting dalam proses pembuahan sel telur wanita agar dapat menghasilkan
embrio.

4
6. LCS (Liquor Cerebrum Spenalis). Liquor cerebrospialis (LCS) adalah cairan yang
menyelimuti susunan sistem syaraf pusat sebagai pelindung terhadap otak maupun
tulang belakang. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur
komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit dan memberikan beberapa
perlindungan terhadap perubahan tekanan.
C. Jenis Pemeriksaan Kimia Klinik

Di dalam laboraturium kimia klinik, memiliki jenis specimen pemeriksaan yang


dilakukan,Yaitu:

a. Fungsi Hati

Pemeriksaan hati meliputi:

1. SGOT/SGPT. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dapat menunjukkan seberapa baik


organ hati bekerja, sehingga menjadi bagian dari tes fungsi hati. Kadar kedua
enzim ini tinggi di dalam darah bisa menunjukkan adanya gangguan fungsi hati.
2. Gamma GT. Cek Gamma GT dilakukan untuk memeriksa adanya penyakit pada
organ hati dan saluran empedu, serta memantau kerusakan hati akibat konsumsi
alkohol berlebihan. Selain itu, pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui
peningkatan kadar alkali fosfatase (ALP), yang disebabkan oleh penyakit hati atau
tulang.
3. ALP. Tes level alkaline phosphatase (ALP) dilakukan untuk mengukur jumlah
enzim alkaline phosphatase dalam aliran darah. Caranya, dengan mengambil
sampel darah dari pasien. Kisaran normal ALP akan tergantung pada usia,
golongan darah, jenis kelamin, dan kehamilan.
4. Bilirubin direct/indirect. Bilirubin merupakan pigmen berwarna jingga-kuning
yang merupakan sisa dari perombakan sel darah merah. Di dalam tubuh manusia,
bilirubin disaring oleh hati dan keluar dari tubuh melalui feses atau urine.
Bilirubin indirect merupakan bilirubin yang belum mengalami proses pengolahan
di hati, sedangkan bilirubin direct merupakan bilirubin yang telah mengalami
proses pengolahan di hati yang berasal dari bilirubin indirect. Peningkatan yang
terjadi baik pada bilirubin direct maupun indirect biasanya mengindikasikan
terdapatnya suatu gangguan baik pada organ hati maupun diluar hati seperti

5
anemia hemolitik (pemecahan sel darah merah berlebih), gangguan sistem biliaris,
dll.
5. Albumin. Albumin sendiri adalah protein pada darah yang membentuk sebagian
besar plasma darah. Cek albumin dilakukan untuk melihat kadar albumin dalam
darah. Jika hasil cek menunjukkan jumlah albumin abnormal, mungkin terdapat
masalah pada hati atau ginjal. Hasil cek albumin juga dapat menunjukkan bahwa
seseorang mengalami kekurangan gizi.
b. Profil Lemak

Pemeriksaan profil lemak meliputi:

1. Cholesterol total. Tes kolesterol total atau panel lipid adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan mengukur jumlah low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol
jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.
2. Trigliserida. Trigliserida tinggi dapat terdeteksi melalui tes darah. Tes
inimerupakan bagian dari cek kolesterol atau tepatnya profil lemak. Pemeriksaan
profil lemak sebaiknya dilakukan secara berkala setiap 4–6 tahun sekali agar
kadar lemak dalam tubuh selalu terpantau.
3. HDL Cholestero dan LDL Cholesterol. HDL - High Density Lipoprotein
(Kolesterol baik)berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan
pembuluh darah akibat lemak. LDL-Low Density Lipoprotein (Kolesterol
jahat)merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma.
c. Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi:

1. Asam urat. Cek asam urat merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui kadar asam urat di dalam darah atau urine. Sebelumnya perlu
diketahui, asam urat adalah senyawa alami yang diproduksi tubuh dan terbentuk
dari penguraian zat purin dari makanan atau minuman.
2. BUN. Ureum atau blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes yang digunakan untuk
menentukan kadar urea nitrogen dalam darah yang merupakan sisa zat
metabolisme protein, dan zat ini seharusnya dibuang melalui ginjal
3. Kreatinin. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam

6
plasma dan ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar kreatinin
darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi
ginjal.
a. Gula Darah

Pemeriksaan gula darah meliputi:

1. Gula Darah Puasa. Cek glukosa puasa adalah pemeriksaan untuk mengukur gula
darah seseorang setelah puasa semalaman. Kadar gula darah puasa 99 mg/dL atau
lebih rendah adalah normal, 100-125 mg/dL menunjukkan kamu memiliki
pradiabetes, dan 126 mg/dL atau lebih tinggi menunjukkan kamu mengidap
diabetes. pengukuran gula darah puasa adalah pengukuran gula darah yang
dilakukan setelah melakukan puasa selama 8 – 12 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menggambarkan kadar glukosa yang diproduksi pada hati.
2. Sewaktu, 2 JPP. Merupakan pemeriksaan lanjutan setelah gula darah puasa yakni
dengan mengukur tingkat gula darah 2 jam setelah makan. Kadar gula darah 2 jam
setelah makan biasanya pada kisaran 80 – 140 mg/dl.
b. Protein

Pemeriksaan protein meliputi:

1. Globulin. Tes globulin adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui kadar
globulin dalam darah. Dalam dunia medis, tes ini dikenal dengan sebutan globulin
electrophoresis. Globulin merupakan sekelompok protein khusus dalam darah.
Kelompok protein ini diproduksi di dalam hati oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Albumin. Albumin sendiri adalah protein pada darah yang membentuk sebagian
besar plasma darah. Cek albumin dilakukan untuk melihat kadar albumin dalam
darah. Jika hasil cek menunjukkan jumlah albumin abnormal, mungkin terdapat
masalah pada hati atau ginjal. Hasil cek albumin juga dapat menunjukkan bahwa
seseorang mengalami kekurangan gizi.
3. Fraksi Protein. Fraksi protein merupakan tahapan yang dilakukan untuk
memisahkan jenis-jenis protein berdasarkan beberapa karakteristik kimianya,
yaitu kelarutan, pH, struktur molekul, maupun berat molekulnya

7
c. Parameter Jantung

Pemeriksaan parameter jantung meliputi:

1. LDH. LDH adalah enzim yang ditemukan di berbagai jaringan tubuh, termasuk
hati. Peningkatan kadar LDH mungkin mengindikasikan adanya kerusakan hati.
Tes ini dipakai untuk mengukur waktu bekuan plasma. Yang biasnya untuk
mendeteksi adanya kanker.
2. CK-MB. Creatine kinase myocardial band (CK-MB) merupakan isoenzim kreatin
kinase yang paling banyak terdapat pada sel otot jantung. Pemeriksaan kadar
Creatine kinase myocardial band (CK-MB) dalam darah dapat berguna sebagai
prognosis pada pasien penderita penyakit kardiovaskular. Pemeriksaan penanda
biokimia jantung, yaitu enzim CK-MB merupakan suatu cara untuk mendeteksi
infark miokard akut (IMA) secara cepat dan tepat.
3. Troponin. Tes troponin adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar
troponin dalam darah Anda. Troponin adalah sejenis protein yang ditemukan di
otot jantung. Dalam keadaan normal, troponin biasanya tidak ditemukan dalam
darah. Ketika terjadi kerusakan pada otot jantung, troponin muncul dalam aliran
darah.

a. Elektrolit (Na, K, Cl). Tes elektrolit atau panel elektrolit adalah tes darah yang
berguna mengukur kadar tujuh elektrolit dalam darah. Metode ini dapat
memeriksa kondisi, termasuk dehidrasi, penyakit kardiovaskular dan penyakit
ginjal.
b. Urinalisis. Urinalisis atau tes urine adalah prosedur yang menggunakan urine
sebagai sampel untuk membantu mendeteksi masalah kesehatan pada tubuh.
Contoh sederhananya yakni urine berwarna keruh dapat mengindikasikan
adanya infeksi, urine berwarna pekat menunjukkan dehidrasi, dan urine berbau
manis mengindikasi penyakit diabetes
c. Analisis Faeses. Pemeriksan feses adalah prosedur untuk memeriksa sampel
feses atau tinja. Pemeriksan feses bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau
gangguan pada sistem pencernaan. Pemeriksaan feses diawali dengan
pengambilan sampel tinja pasien. Selanjutnya, sampel tinja akan dibawa ke
laboratorium untuk diteliti.

8
d. Analisis Cairan Tubuh

Pemeriksaan analisi cairan tubuh meliputi:

1. Cairan Otak. Cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF)


adalah cairan bening yang berada di dalam dan sekitar otak serta sumsum
tulang belakang. Aliran cairan otak yang tersumbat. Produksi cairan otak
yang lebih cepat daripada penyerapannya. Penyakit atau cedera pada otak,
yang memengaruhi penyerapan cairan otak
2. Cairan sendi. Cairan sinovial (sinovial fluids, SF) sendi meru-
pakan cairan yang bersifat viscous yang berfungsi sebagai pelumas
(lubricant), penyedia dan transfer nutrisi dan sitokin untuk jaringan-
jaringan lain seperti sinovium, tulang rawan sendi, dan jaringan tulang
di sendi
3. Cairan pleura. Cairan pleura merupakan ultrafitrat plasma, jumlahnya
kurang dari 10 ml dalam masing masing cavum pleura. Kelebihan cairan
pleura terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan antara proses
pembentukan dengan proses pengeluaran cairan pleura dari cavum pleura.

e. Analisis Batu Ginjal

Tes urine, untuk mendeteksi endapan-endapan, peningkatan sel sepitel,


kandungan darah atau kristal tertentu di dalam urine.

D. Tahapan Pemeriksaan Laboraturium


Ada tiga tahap pemantapan mutu internal (PMI) yang dilakukan, yaitu:
1. Tahap Pra Analitik.
kegiatan tahap pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium sebelum
pemeriksaan spesimen, yang meliputi:
a. Persiapan pasien
b. Pemberian identitas spesimen
c. Pengambilan dan penampungan spesimen
d. Penanganan spesimen
e. Pengiriman spesimen
f. Pengolahan dan penyiapan spesimen

9
2. Tahap Analitik
a. Pemeriksaan spesimen
b. Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
c. Uji kualitas reagen
d. Uji Ketelitian - Ketepatan
3. Tahap Pasca analitik

Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu sebelum
hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
a. Penulisan hasil
b. Interpretasi hasil
c. Pelaporan Hasil
E. Pengertian Alat-Alat Pada Laboraturium Kimia Klinik
Alat pemeriksaan urine

10
11
12
URINOMETER
FUNGSI : alat ini digunakan untuk mengukur kepadatan
air seni serta dipakai untuk nilai kemampuan ginjal untuk
memekatkan dan mengencerkan urine

Alat pemeriksaan kimia darah


CENTRIFUGE:
suatu peranti, umumnya digerakkan dengan motor listrik,
yang membuat suatu objek berputar pada sumbu tetap,
membuat gaya bekerja tegak lurus menurut sumbu
tersebut.
FOTOMETER CLINICON 4010:
alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan atau
penyinaran. Seperti penerapan di fotometry industri,
suatu "fotometer" adalah kata umum yang meliputi alat-
alat untuk mendeteksi
SPEKTROFOTOMETER UV VIS:
Untuk mengukur absorbansi dengancara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan.
MIKROPIPET/ KLINIPET:
untuk memindahkan atau mengambil cairan dan larutan
dalam jumlah kecil secara akurat dengan ketelitian yang
tinggi. Penggunaan pipet biasa seperti pipet ukur, pipet
tetes dan pipet volumetri (gondok) tidak mempunyai
akurasi atau ketelitian yang tinggi untuk volume kurang
dari 1 ml

13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini memiliki maksud dapat menambah wawasan kita
seputar laboraturium kimia klinik, hal ini juga kita dapat mengetahui Laboratorium
klinik merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan yang sangat diperlukan
untuk diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit, memonitoring pengobatan,
pemantauan kesehatan dan pencegahan terhadap timbulnya suatu penyakit.
Laboratorium kesehatan dituntut harus memiliki mutu yang lebih baik serta hasil yang
akurat.

Kimia klinik adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk menganalisis substansi
yang terdapat di dalam jenis cairan tubuh (biasanya darah) yang mana di dalamnya
terdapat “produk samping”.

Selain itu dengan adanya makalah ini kita juga dapat mengetahui jenis dari
specimen pemeriksaan kimia klinik, serta bagaimana tahapan-tahapan dalam
pemeriksaan laboraturium. Serta pahamnya meliputi beberapa alat-alat yang
digunakan didalam laboraturium kimia klinik.

B. Saran

Kami mengharapkan pembaca dapat paham dengan isi makalah yang kami
buat, serta kami berharap makalah ini dapat diterima dengan baik oleh dosen mata
kuliah kimia klinik. Serta kami berharap makalah ini dapat memhuni tugas yang telah
diberikan oleh dosen mata kuliah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gandosoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta Timur: Dian Rakyat

Rahayu, G., Mardiana. 2017. Pengantar Laboratorium Medik. PPSDM KEMENKES RI.
Jakarta

REFERENSI

https://id.scribd.com/document/377370481/Makalah-Laboratorium-Kesehatan-1

https://www.academia.edu/36263317/Makalah_Manajemen_Laboratorium_Medik

16
PERTANYAAN

SOAL :

1.Mengapa pengecekan lendir pada saluran pernafasan lebih akurasi pada pagi hari?

JAWABAN:
1.karena kumpulan bakteri pada sekresi atau lender di paru paru pada malam hari tidak dapat
dapat bereplikasi,Dimana kemungkinan bakteri dapat bereplikasi pada saat tidur malam,maka
pagi hari lender dapat di ambil untuk melakukan pengetesan di laboratorium.

17

Anda mungkin juga menyukai