Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA (RSI)


PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

ANNISA (17.134.530.36)
ATIFAH ANUM AZHARI (17.134.530.67)

KORI DENWANTI E.K.W (17.134.530.14)

NOVELA (17.134.530.19)

RULLY TRI JULIANDA THAMA (17.134.530.90)

PROGRAM STUDI D-III


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


RUMAH SAKIT ISLAM IBNUSINA (RSIA)
PEKANBARU

DISAHKAN OLEH:

KEPALA INSTALASI LABORATORIUM

PEMBIMBING INSTANSI PEMBIMBING LAPANGAN


RSI IBNU SINA PEKANBARU

Nur Hikmawati,Amd.AK Shofri Yanti Oktaviani, MKM


NIK. 13.408.0911003

DISETUJUI OLEH :

DIREKTUR RUMAH SAKIT DEKAN FKIK UNIVRAB


RSI IBNU SINA PEKANBARU PEKANBARU

(dr. H. Amiral Amra, Sp.B) (dr. Feriandri Utomo, M.Biomed)

NIK. NIK. 11.201.1010020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiratAllah SWT, yang telah memberikan


limpahan karunia dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) tepat pada waktunya di Rumah Sakit Ibnu Sina
(RSIA) Pekanbaru ini. Penulisan laporan ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi
perkuliahan semester VI.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam kelancaran
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), terutama kepada :
1. dr. Feriandri Utomo, M.Biomed selaku Dekan FKIK Univrab Pekanbaru.
2. dr. H. Amiral Amra, Sp.B selaku direktur utama Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru.
3. Dr.Wilfrid Pengaribuan,Sp.PK selaku Kepala Instalasi Laboratorium Rumah
Sakit Ibnu Sina (RSIA) Pekanbaru.
4. Nur Hikmawati, Amd.Ak selaku Koordinator Laboratorium Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina (RSI) Pekanbaru.
5. Para Pembimbing lapangan di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru yang telah membimbing dan mengajarkan berbagai hal kepada
kami.
6. Seluruh Dosen Prodi D-III Analis Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru yang telah memberikan
dukungan dan nasehat.
7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberi dukungan dan
doa kepada kami.
8. Tidak lupa ke pada teman - teman yang telah bekerja sama dalam
menyelesaikan laporan PKL ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1.1 Sejarah..................................................................................... 1
1.2 Gambaran Umum............................................................................. 2
1.3 Struktur Organisasi........................................................................... 3
1.4 Tugas dan Fungsi Asisten Tenaga Laboratorium Medik................. 3
1.5 Visi................................................................................................... 4
1.6 Misi.................................................................................................. 4
1.7 Moto................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1 Alur Pemeriksaan Laboratorium...................................................... 5
2.2 Uraian Pelaksanaan Pemeriksaan..................................................... 6
2.2.1 Pengambilan Sampel............................................................... 6
2.3 Pemeriksaan Sputum........................................................................ 9
2.4 Pemeriksaan Hematologi.................................................................. 10
2.5 Pemeriksaan Mikrobiologi............................................................... 18
2.6 Pemeriksaan Feses Rutin.................................................................. 22
2.7 Pemeriksaan Urinalisa...................................................................... 23
2.8 Pemeriksaan Kimia Darah................................................................ 30
2.9 Pemeriksaan Serologi....................................................................... 36
BAB III PEMBAHASAN........................................................................ 47
3.1 Hambatan......................................................................................... 47
3.2 Hasil Yang Dicapai.......................................................................... 47
BAB IV PENUTUP.................................................................................. 48
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 48
4.2 Saran................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Gambar Alat – Alat di Laboratorium............................... 50
Lampiran 2 : Gambar Blanko Permintaan Pemeriksaan....................... 55
Lampiran 3 : Gambar Laporan Lambar Kerja Harian PKL................... 56
Lampiran 4 : Foto Dokumentasi............................................................ 57
v
BAB I
PROFIL RUMAH SAKIT

1.1 Pendahuluan
Praktek kerja lapangan (PKL) adalah kegiatan intrakurikuler yang merupakan
wahana bagi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa
berdasarkan teori maupun praktikum yang didapat di perkuliahan. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini pada dasarnya merupakan kegiatan belajar di instansi rumah
sakit yang melibatkan mahasiswa secara aktif. Kegiatan PKL ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap responsif
dan antisipasif.
Untuk menghasilkan tenaga analis kesehatan yang terampil tersebut maka
penyelenggaraan pendidikan, terutama proses belajar mengajar perlu ditingkatkan
secara terus menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang diselenggarakan pada semester VI dan sekaligus merupakan
persyaratan untuk memenuhi mata kuliah di semester VI dengan bobot 8 SKS.
Melalui PKL ini diharapkan akan terbentuk kemitraan antara Prodi DIII Analis
Kesahatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Pekanbaru dengan Instansi Rumah Sakit sehingga akan tercipta suatu dialog
antara pendekatan akademi dengan pendekatan operasional. Pada program PKL
ini diharapkan pimpinan instansi dapat menempatkan praktikan pada unit kerja
yang sesuai dengan bidang studi/ kompetensi.
1.1.1 Sejarah Rumah Sakit
Sebuah cita-cita untuk mendirikan Rumah Sakit Islam (YARSI)
Riau dimulai sejak tahun 1968. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina merupakan
suatu bangunan monumental kebanggaan umat Islam baik di Indonesia
khususnya di bumi Lancang Kuning ini. YARSI Riau didirikan pada
tanggal 7 Januari 1980 dengan Akta Pendirian No. 19/1980 dihadapan
Notaris Syawal Sutan Diatas.
Sejarah dimulainya kegiatan pembangunan YARSI Riau diawali
dengan lembaran panjang sejarah sebuah gagasan. Pada mulanya beberapa
gagasan untuk pendirian sebuah Rumah Sakit yang bernuansa Islami
muncul dari keadaan kebutuhan umat Islami akan pelayanan kesehatan,
karena selama ini di Riau belum ada rumah sakit yang dapat menampung
kaum duafa Islam. Sementara itu, Rumah Sakit yang dibangun oleh
kekuatan kelompok agama non Islam telah berdiri di Riau, khususnya di
Pekanbaru. Atas dasar itulah para pemuka dan cerdik pandai yang
bergerak dalam dunia medis dan kesehatan melontarkan gagasan penting
itu, merekapun berkumpul untuk membahas tentang bagaimana caranya
untuk mendirikan sebuah rumah sakit Islam.
YARSI Riau yang telah berganti badan hukum menjadi PT. SYIFA
UTAMA dengan salah satu unit bisnisnya, mengelola sebuah rumah sakit
dengan nama “Rumah Sakit Islam Ibnu Sina”. Diawali dari sebuah klinik
yang mengontrak sebuah bangunan dengan seorang dokter, kini telah
berkembang manjadi sebuah rumah sakit swasta yang mandapat tempat
dihati masyarakat dengan ciri memberikan pelayanan secara Islami,
lengkap dengan dokter-dokter spesialis dan peralatan menunjang medis
yang dibutuhkan.
Nikmat Allah yang telah diberikan kepada RSI Ibnu Sina
yanghingga saat ini telah berumur 38 tahun dengan segala kelebihan dan
kekurangan, tetap eksis melayani kesehatan masyarakat dari berbagai
penjuru Provinsi Riau maupun Provinsi lain.

1.2 Gambaran Umum Perusahaan/DUDI


RSI Ibnu Sina Pekanbaru yang beralamat di Jl. Melati No. 60
Pekanbaru – Riau. RSI Ibnu Sina Pekanbaru melakukan kegiatan operasi
bibir sumbing dan celah langit-langit gratis sejak tahun 2008 dan sudah
melakukan tindakan operasi lebih dari 1000 penderita sampai dengan
tahun 2015. RSI Ibnu Sina memiliki pelayanan Instalasi Gawat Darurat 24
jam, Instalasi Rawat Jalan, Pelayanan Intensif “ICU/ICCU/NICU/PICU”
24 jam, Instalasi Laboraturium 24 jam, Instalasi Farmasi 24 jam, Bank
Darah, dan Instalasi Radiologi.
RSI Ibnu Sina memiliki 8 ruangan rawat inap dengan 84 kamar
yang terdiri VIP Utama, VIP A, VIP B, Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3, dan

2
Ruangan Isolasi. Dengan 11 dokter Umum, 42 Dokter spesialis, 192
perawat.
RSI Ibnu Sina Pekanbaru melayani produk Medical Cek Up atau
yang disebut dengan serangkaian pemeriksaan kesehatan, meliputi
pemeriksaan fisik dan penunjang yang bertujuan untuk mengetahui status
kondisi umum kesehatan seseorang. Disamping itu, pemeriksaan
kesehatan juga diperlukan antara lain bagi calon Mahasiswa, calon tenaga
kerja, serta calon jama’ah haji dan umroh.

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan/DUDI


No Nama Jabatan
1 Dra. Hj. Eniwati Khaidir, Direktur Utama PT Syifa Utama
M.Ag
2 Ir. H. Feriyanto Johan Direktur Umum PT Syifa Utama
3 Syukri Hadi, Direktur Keuangan
SE,AK,GMQ,MIM
4 dr. H. Amiral Amra,Sp.B Direktur RSI Ibnu Sina
5 Ismainir, SE,AK Manager Umum PT Syifa Utama
6 Henry Syahputra, SE,AK Manager Keuangan PT Syifa Utama
7 Fitrial Muchti, SE Manager Umum dan Keuangan RSI
Ibnu Sina
8 dr. Hj. Radja Zulmaini Roesli Manager Penunjang Medik
9 dr. Hj. Rifa Rosanti Manager Pelayanan Medik dan
Keperawatan

1.4 Tugas dan Fungsi Asisten Teknologi Laboratorium Medik


Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi,
kimia lingkungan, kimia analisa makanan dan minuman, kimia air,
patologi anatomi, biologi, dan fisika.

Fungsi Asisten Teknologi Laboratorium adalah:

3
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
3. Mengoperasikandan memelihara peralatan/instrument laboratorium.
4. Mengevaluasi data laboratorium.
5. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
6. Merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.

1.6 Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru yang bermutu,
Islami dan dapat ditauladani.

1.7 Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan islami
b. Melakukan managemen peningkatan mutu terus menerus
c. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait baik dalam maupun luar
negri
d. Memotivasi kinerja karyawan melalui peningkatan profesionalisme dan
pengahasilan pegawai

1.8 Moto
Melayani dengan hati Nurani islami.

4
BAB II
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

2.1 Alur Pemeriksaan di Laboratorium

PASIEN DATANG

PENDAFTARAN REKAM MEDIK

RUJUKAN DOKTER PRAKTEK


(IGD/POLIKLINIK/RAWAT INAP

PENDAFTARAN LABORATORIUM

BLANKO PEMERIKSAAN &


SAMPLING
KONTROL MUTU:

PREFASI SAMPEL & PROSEDUR 1. PMI


2. PME

PEMERIKSAAN PERLU
DIRUJUK SAMPEL DIAMBIL
PIHAK YANG
BERSANGKUTAN
DOKUMEN HASIL PEMERIKSAAN
DAN ADMINISTRASI

VALIDASI HASIL OLEH DOKTER AHLI

HASIL DISERAHKAN
PASIEN/KELUARGA/PETUGAS
PENGIRIMAN

SELESAI

Gambar 2.1 Alur Pemeriksaan Laboratorium

5
2.2. Uraian Pelaksanaan
2.2.1. Pengambilan Sampel
2.2.1.1. Pengambilan Darah Vena
Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena
Prinsip : Darah vena diambil diambil dengan
menggunakan spuit sebanyak volume
yang diperlukan
Alat :
1. Spuit
2. Tourniquit
3. Kapas alkohol 70%
4. Botol penampung
5. Plester
Lokasi :
1. Orang Dewasa
a. Vena Diffosa Cubiti
b. Vena Basilica
c. Vena Capalica
2. Anak Kecil
a. Vena Jugularis External
b. Vena Sinus Sagitalis Superior
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yag
diperlukan
2. Raba vena yang akan ditusuk
3. Pasang tourniquit dengan jarak tiga
jari dari area yang akan diambil
darahnya
4. Bersihkan bagian yang akan
diambil darahnya dengan kapas
alkohol, biarkan kering

6
5. Tusuk bagian vena yang akan
diambil darahnya dengan posisi
lubang jarum keatas
6. Ambil darah sebanyak volume
yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan
7. Masukan darah kedalam tabung
penampung, dan homogenkan
(bagi botol yang berisi anti
koagulan)

2.2.1.2. Pengambilan Darah Arteri


Tujuan : Untuk mendapatkan darah arteri
Prinsip : Diambil darah pada pembuluh darah
arteri
Alat :
1. Spuit khusus (AGD)
2. Kapas alkohol 70%
3. Plester
Lokasi :
1. Arteri Radialis & Ulnalis
2. Arteri Brakialis
3. Arteri Femoralis
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pengambilan
darah arteri
2. Raba arteri yang berdenyut jelas,
bersihkan bagian yang akan
diambil darahnya menggunakan
kapas alkohol 70%, biarkan kering

7
3. Tusuk bagian yang sudah
dibersihkan dengan spuit khusus
dengan posisi spuit 45 derajat,
biarkan darah naik dengan
sendirinya
4. Setelah itu cabut spuit, plester
bagian yang telah di suntik
5. Buka jarung spuit lalu tutup spuit
dengan penutup khusus,
homogenkan

2.2.1.3. Pengambilan Darah Kapiler


Tujuan : Untuk mendapatkan darah kapiler
Prinsip : Membuat luka pada permukaan kulit
dengan kedalaman 3 mm
Alat :
1. Lancet
2. Pen Lancet
3. Kapas Alkohol 70%
Lokasi :
1. Dewasa
a. Ujung jari manis
b. Ujung jari tengah
c. Ujung jari telunjuk
2. Bayi
a. Tumit
Prosedur :
1. Pilih bagian yang akan ditusuk
2. Bersihkan dengan menggunakan
kapas alkohol 70%, biarkan kering
3. Tusuk bagian tersebut dengan
meggunakan lancet

8
4. Darah pertama yang keluar pada
bekas tusukan diusap, lalu tetesan
darah berikutnya digunakan untuk
pemeriksaan

2.2.1.4. Pengambilan Sampel Sputum


Tujuan : Untuk mendapatkan sputum
Alat : Botol sputum
Prosedur :
1. Minta pasien menarik nafas
panjang
2. Lalu dibatukkan dan masukan
sputum kedalam pot penampung,
tutup dan beri label

2.2.1.5. Pengambilan Sampel Urin


Tujuan : Untuk mendapatkan urin
Alat : Botol Urin
Prosedur :
1. Minta pasien untuk berkemih di
kamar mandi
2. Mintalah pasien untuk menampung
urinnya di dalam botol urin
3. Jika sudah, beri label pada botol
urin

2.2.1.6. Pengambilan Sampel Feses


Tujuan : Untuk mendapatkan feses
Alat : Botol Feses
Prosedur :

9
1. Minta pasien untuk menampung
sedikit feses ke dalam botol ketika
ingin buang air besar
2. Jika sudah, beri label pada botol
feses

2.3 Pemeriksaan Hematologi


2.3.1 Pemeriksaan Hematologi Menggunakan Mindray
Tujuan : Untuk mengetahui kadar nilai normal
sel-sel dalam darah
Metode : Automatic analyzer
Alat : Mindray
Reagen : Reagen Mindray
Sampel : Darah EDTA
Prosedur :
1. Tekan tombol ID dan masukan ID
pasien
2. Pilih CBC untuk darah rutin,
CBC/DIFF untuk darah rutin dan
hitung jenis, CBC/DIFF/RETIC
untuk darah rutin, hitung jenis, dan
retikulosit, lalu tekan “OK”
3. Homogenkan dahulu sampel
sebelum melakukan pemeriksaan
4. Masukan sampel pada selang
sampling sambil menekan tombol
bar dibelakang selang
5. Tunggu lampu bar mati lalu
keluarkan sampel dari selang
6. Tunggu hingga hasil keluar

10
Nilai Normal :
1. Hemoglobin
a. Laki-laki : 14 - 16 gr/dl
b. Perempuan : 12 - 14 gr/dl
c. Anak-anak : 9 - 11 gr/dl
d. Bayi baru lahir : 16 - 18 gr/dl
2. Leukosit : 4.000 -10.000/mm³
darah
3. Trombosit : 150.000 - 450.000/
mm³ darah
4. Hematokrit
a. Laki-laki : 40 - 48%
b. Perempuan : 37 - 43%
5. Eritrosit : 4,5 juta - 5,5 juta
darah
6. Hitung Jenis
a. Basofil : 0 - 1%
b. Eosinofil : 1 - 3%
c. N. Stab : 2 - 6%
d. N. Segmen : 50 - 70%
e. Limposit : 20 - 40%
f. Monosit : 2 - 8%

2.3.2 Pemeriksaan Laju Endap Darah


Tujuan : Untuk mengetahui laju endap dalam
darah
Metode : Westergren
Prinsip : Darah dengan antikoagulan
dimasukkan kedalam pipet Westergren
dan dibiarkan tegak lurus pada raknya.
Baca tinggi plasma yang terbentuk
setelah 1 jam.

11
Alat :
1. Rak westergren
2. Pipet westergren
Reagen : Na citrat 3,8%
Prosedur :
1. Hisap 1,6 ml darah
2. Tambahkan larutan Na citrat 3,8%
sebanyak 0,4 ml, homogenkan
3. Masukan campuran tersebut
kedalam pipet westergren hingga
tanda 0
4. Letakan pipet di rak westergreen
secara vertikal
5. Baca tinggi lapisan plasma yang
terbentuk setelah 1 jam
Nilai Normal :
1. Laki-laki : 0 - 10 mm/jam
2. Perempuan : 0 - 15 mm/jam

2.3.3 Pemeriksaan Golongan Darah


Tujuan : Untuk mengetahui jenis golongan
darah
Metode : Aglutinasi
Prinsip : Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen
dan antibodi yang sesuai
Alat :
1. Slide putih
2. Batang pengaduk
3. Rotator
4. Pipet tetes

12
Reagen :
1. Anti sera A
2. Anti sera B
3. Anti sera AB
4. Anti sera D (Rhesus)
Prosedur :
1. Tulis identitas dan tanggal
pemeriksaan pasien pada slide
2. Tetes setetes darah untuk masing –
masing lubang pada slide
3. Teteskan setetes anti sera A, B, AB,
dan D, masing - masing untuk satu
lubang, homogenkan
4. Rotator selama 1 menit dengan
kecepatan 100 rpm
5. Lalu baca hasil dari aglutinasi yang
terbentuk.
Interprestasi hasil :
Golongan Anti A Anti B Anti AB Anti D
darah (Rhesus)

A+ + - + +

B+ - + + +

AB+ + + + +

O+ - - - +

2.3.4. Pemeriksaan PT (Protombin Time)


Tujuan : Untuk menilai kemampuan faktor
koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur
bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen),
faktor II (prothrombin), faktor V
(proakselerin), faktor VII

13
(prokonvertin), dan faktor X (faktor
Stuart).
Metode : Automatic Analyzer
Prinsip : Menilai terbentuknya bekuan bila ke
dalam plasma yang telah diinkubasi
ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium
Alat :
1. Mikropipet
2. Yelow tip
3. Kuvet
4. Start 4 Stago
5. Steel Ball
Reagen : Neoplastine Cl Plus
Sampel : Plasma (Citrat)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukan kuvet ke dalam lubang
inkubasi, masukan 1 steel ball ke
dalam kuvet
3. Pilih pemeriksaan PT pada layar
utama, lalu masukan ID pasien,
tekan “ENTER”
4. Pipet plasma sebanyak 50 ul,
masukan ke dalam kuvet bersamaan
dengan menekan tombol inkubasi,
tunggu 50 detik
5. Setelah 50 detik, pindahkan kuvet
ke dalam lubang pembacaan
6. Tambahkan larutan Neoplastin Cl
Plus sebanyak 100 ul masukan ke
dalam kuvet yang berisi plasma,

14
bersamaan menekan tombol
pembacaan
7. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai normal : 11 – 13,5 detik

2.3.5. Pemeriksaan APTT


Tujuan : Untuk menilai aktifitas faktor koagulasi
jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu
faktor XII (faktor Hagemen), pre-
kalikrein, kininogen, faktor XI (plasma
tromboplastin antecendent, PTA),
faktor IX (factor Christmas), faktor
VIII (antihemophilic factor, AHF),
faktor X (faktor Stuart), faktor V
(proakselerin), faktor II (protrombin)
dan faktor I (fibrinogen)
Metode : Automatic Analyzer
Prinsip : Menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi
intrinsik kecuali kalsium dan trombosit
dengan tromboplastin parsial
(fosfolipid) dengan bahan pengaktif
(mis. kaolin, ellagic acid, mikronized
silica atau celite koloidal). Setelah
ditambah kalsium maka akan terjadi
bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat
sebagai APTT.
Alat :
1. Start 4 Stago
2. Kuvet
3. Mikropipet
4. Steel ball

15
5. Yellow tip
Reagen :
1. C.K. Preast
2. CaCl2
Sampel : Plasma (Citrat)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukkan kuvet di lubang
inkubasi, lalu masukkan 1 steel ball
3. Pilih pemeriksaan APTT pada
layar utama, lalu masukkan ID
pasien, tekan “ENTER”
4. Pipet plasma sebanyak 50 µl lalu
masukkan ke kuvet
5. Pipet CK Preast sebanyak 50 µl,
lalu masukkan kedalam kuvet yang
berisi plasma bersamaan dengan
menekan tombol inkubasi.
6. Setelah 170 detik, pindahkan kuvet
ke dalam lubang pembacaan
7. Pipet reagen CaClsebanyak 50 µl,
dan masukkan ke dalam kuvet
bersamaan menekan tombol
pembacaan
8. Tunggu hingga hasil keluar.
Nilai Normal : 20 – 30 detik

2.3.6 Analisa Gas Darah


Tujuan : Untuk mementukan tekanan gas dalam
darah pasien
Metode : Automatic Analyzer

16
Prinsip : Gas sampel yang diambil melalui
probe akan masuk ke setiap sel sampel
secara bergiliran dimana gas sampel
akan dibandingkan dengan gas standar
melalui pemancaran system infra
merah yang akan menghasilkan
perbedaan panjang gelombang yang
akan dikonversi receiver menjadi
signal analog
Alat :
1. Casset CCA
2. Blood Gas OPTI CCA
Sampel : Darah Arteri (Heparin)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Scan casset pada alat
3. Masukan ke dalam tempat casset,
tunggu beberapa saat
4. Setelah ada perintah untuk
memesukan sampel, homogenkan,
lalu masukan sampel pada ujung
casset
5. Ketika tulisan “PASIEN INFO”
telah aktif, tekan lalu masukan
nama pasien, nama analis yang
memeriksan, suhu, gender, kadar
Oksigen, dan Hb terakhir
6. Jika sudah tekan “FINISH”
7. Hasil akan keluar dengan
sendirinya

17
2.4 Pemeriksaan Mikrobiologi
2.4.1. Pembuatan Sediaan BTA
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya
bakteri tahan asam
Metode : Ziehl Neelson
Prinsip : Dinding bakteri tahan asam
mempunyai lapisan lilin dan lemak
yang sukar ditembus cat. Karena
pengaruh Fenol dan pemanasan lapisan
tersebut terbuka dan dapat ditembus
cat Basic Fuchsin. Pada saat pencucian
dengan air, lapisan yang terbuka
tersebut akan kembali tertutup,
sehingga tidak dapat diwarnai dengan
Methylen Blue kecuali bakteri tidak
tahan asam
Alat :
1. Objek glass
2. Lidi
3. Bunsen
4. Jembatan pewarnaan
5. Mikroskop
6. Pipet tetes
7. Imersi Oil
Reagen :
1. Carbol Fuchsin 0,3%
2. Asam Alkohol 3%
3. Methylen Blue 0,3%
Sampel : Sputum

18
Prosedur :
1. Pembuatan sediaan
a. Siapkan alat dan bahan yang
akan digunakan
b. Beri identitas pasien pada objek
glass
c. Ambil bagian sputum yang
berwarna kuning kehijauan
dengan lidi pipih
d. Buat sediaan dengan ukuran 2
× 3 cm
e. Tunggu setengah kering, lalu
ukir membentuk spiral/jaring
laba-laba.
f. Keringkan, lalu fiksasi 3 kali di
atas nyala api
2. Pewarnaa Ziehl Neelson
a. Letakan sediaan di atas
jembatan pewarnaan
b. Teteskan Carbol Fuchsin
sampai menutupi sediaan, lalu
panaskan hingga menguap
jangan sampai mendidih,
diamkan 5 menit
c. Cuci dengan air mengalir, lalu
lunturkan dengan Asam
Alkohol
d. Cuci dengan air mengalir,
teteskan Methylen Blue hingga
menutupi sediaan, diamkan
selama 1 menit

19
e. Cuci dengan air mengalir dan
keringkan, lalu periksa di
mikroskop lensa 100x ditambah
imersi oil
Pelaporan :
1. Negatif : Tidak ditemukan
BTA/100 LP
2. Scanty : 1 - 9/100 LP, ditulis
jumlah kuman yang
ditemukan
3. Positif(+) : 10 – 99 BTA/100
LP
4. Positif(++) : 1 – 10 BTA/LP(min
50 LP)
5. Positif(+++) : >10 BTA/LP(min
20 LP)

2.4.2. Pemeriksaan Pewarnaan Gram


Tujuan : Membedakan bakteri gram positif dan
bakteri gram negative
Metode : Gram
Prinsip : Dinding bakteri gram positif terdiri
atas lapisan peptidoglikan yang tebal
yang afinitasnya tinggi terhadap
Gentien Violet dan lugol sehingga
membuat warna tersebut tidak mudah
larut ketika dilunturkan dan terus
mengikat kuat zat warna utama.
Sedangkan dinding bakteri gram
negatif mngandung lapisan lilin dan
lemak yang afinitasnya rendah
terhadap zat warna utama sehingga

20
warna tersebut akan larut ketika
dilunturkan. Bakteri ini akan mengikat
zat warna lain(Safranin)
Alat :
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Imersi Oil
4. Jembatan pewarnaan
5. Bunsen
6. Pipet tetes
Reagen :
1. Gentian Violet
2. Lugol
3. Alkohol 70%
4. Safranin
Prosedur :
1. Buat sediaan, fiksasi
2. Letakan di atas jembatan
pewarnaan
3. Genangi dengan Gentien Violet
selama 3 menit
4. Cuci dengan air mengalir, genangi
dengan lugol selama 2 menit
5. Lunturkan dengan alkohol 70%
6. Cuci dengan air mengalir, genangi
dengan safranin selama 30 detik
7. Cuci dengan air mengalir,
keringkan
8. Periksa di bawah mikroskop lensa
100× ditambah imersi oil

21
Pelaporan :
1. Gram positif : Bakteri berwarna
ungu
2. Gram negatif : Bakteri berwarna
merah

2.5 Pemeriksaan Feses Rutin


Tujuan : Untuk mengetahui kondisi saluran
cerna pasien
Metode : Makroskopis dan Mikroskopis
Prinsip : Setetes Eosin 2% dihomogenkan
dengan seujung lidi feses, lalu ditutup
menggunakan deck glass dan diperiksa
pada mikroskop lensa 10x dan 40x.
Alat :
1. Objek glass
2. Deck glass
3. Lidi
4. Pipet tetes
5. Mikroskop
Reagen : Eosin 2%
Sampel : Feses
Prosedur :
1. Lihat makroskopis feses
2. Teteskan setetes Eosin 2% pada
objek glass
3. Ambil seujung lidi feses dan
homogenkan dengan Eosin 2%
4. Tutup dengan deck glass
5. Periksa di bawah mikroskop lensa
10× dan 40×

22
Nilai normal :
1. Makroskopis
a. Warna : Kuning
kecoklatan
b. Konsistensi : Lembek
c. Lendir : Negatif (-)
d. Sisa makanan : Positif (+)
e. Darah : Negatif (-)
2. Mikroskopis
a. Telur cacing : Negatif (-)
b. Cacing : Negatif (-)
c. Eritrosit : 0 - 1/LPB
d. Leukosit : 0 - 5/LPB
e. Epitel : 1 - 2/LPK

2.6 Pemeriksaan Urinalisa


2.6.1. Pemeriksaan Urin Rutin
Tujuan : Untuk mengetahui kondisi pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan urin
Metode : Carik Celup
Alat :
1. Anyscan 300
2. Strip urin
3. Tabung reaksi
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan
2. Masukkan isi lebih kurang ¾
tabung dengan urin

23
3. Celupkan strip ke dalam urin,
angkat, dan letakan pada rak
Anyscan
4. Tekan “ENTER”, lalu tekan
kembali “ENTER” dan alat akan
bekerja
5. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai Normal :
1. BJ : 1.010 – 1.030
2. PH : 6-8
3. Glukosa : Negatif (-)
4. Protein : Negatif (-)
5. Keton : Negatif (-)
6. Bilrubin : Negatif (-)
7. Urobilin : Negatif (-)
8. Urobilinogen : Negatif (-)
9. Blood : Negatif (-)
10. Nitrit : Negatif (-)
11. Leukosit : 0–2

2.6.2. Pemeriksaan Sedimen Urin


Tujuan : Untuk menentukan adanya unsur -
unsur organik dan anorganik dalam
urin seseorang secara mikroskopis
Prinsip : Urin diputar dengan kecepatan dan
lama waktu tertentu untuk
mengendapkan unsur – unsur yang
terdapat di dalamnya
Metode : Mikroskopis
Alat :
1. Tabung urin
2. Objek glass

24
3. Deck glass
4. Centrifuge
5. Mikroskop
6. Mikropipet
7. Yellow tip
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Isi 1/3 tabung dengan urin
3. Centrifuge selama 3-5 menit dngan
kecepatan 1500-2000 Rpm
4. Buang urin supernatan dengan
gerakan cepat
5. Homogenkan urin yang tersisa
6. Ambil 20 µl endapan urin, letakan
pada objek glass, dan tutup dengan
deck glass
7. Periksa dibawah mikroskop lensa
10x (LPK) dan 40x (LPB).
Nilai normal :
1. Epitel : 0-5/LPK
2. Leukosit : 0-3/LPB
3. Eritrosit : 0-1/LPB
4. Bakteri : Negatif (-)
5. Silinder : Negatif (-)
6. Ragi : Negatif (-)
7. Kristal : Negatif (-)

2.6.3. Pemeriksaan HCG Test (Test Kehamilan)


Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya
hormon HCG di dalam tubuh pasien

25
Metode : Rapid
Prinsip : HCG merupakan suatu test yang
menggunakan urin secara
imunocromatografi untuk mendeteksi
adanya kehamilan
Alat : 1. HCG strip
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Masukkan strip kedalam urin
sampai tanda batas, tunggu 5 menit
2. Lihat garis yang terbentuk
Pelaporan :
Negatif (-) : Terbentuk 2 garis merah
Positif (+) : Terbentuk 1 garis merah

2.6.4. Pemeriksaan ICT (Test Narkoba)


Tujuan : Untuk mengetahui seseorang
mengkonsumsi narkoba atau tidak
Metode : ICT
Prinsip : Pada strip mengandung konjungat
drugs IgG anti narkoba, dimana
substrat urin yang mengandung
narkoba akan bereaksi dengan
konjungat dimana hasil positif
(+) ditandai dengan terbentuknya garis
merah pada test, dan negatif (-) pada
control
Alat :
1. Strip/casset narkoba (Amphetamin,
THC, Coccein)
2. Pipet tetes

26
Prosedur :
1. Teteskan 3 tetes urin pada casset,
tunggu 10 menit
2. Lihat garis yang terbentuk
Pelaporan :
Positif : Terbentuk 1 garis merah
Negatif : Terbentuk 2 garis merah

2.6.5. Pemeriksaan Glukosa Urin


Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa
dalam urin
Metode : Benedict
Prinsip : Gugus aldehid pada glukosa dalam urin
akan mereduksi ion cupri menjadi ion
cupro dalam keadaan panas
Alat :
1. Bunsen
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Spuit
5. Penjepit buaya
Reagen : Lar. Benedict
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 2,5 ml larutan benedict
ke dalam tabung
3. Tetes 4 tetes urin ke dalam tabung
4. Lalu bakar di atas api Bunsen
5. Lihat warna yang terbentuk.

27
Pelaporan :
Negatif (-) : Biru jernih
Positif (+) : Hijau
Positif (++) : Hijau kekuningan
Positif (+++) : Jingga
Positif (++++) : Merah bata

2.6.6. Pemeriksaan Protein Urin


Tujuan : Untuk mengetahui kadar protein dalam
urin
Metode : Pemanasan dengan asam asetat 6%
Prinsip : Protein dalam urin didenaturasi dengan
asam, membentuk kekeruhan yang
dipertegas dengan pemanasan. Derajat
kekeruhan setara dengan kadar protein
dalam urin
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Penjepit Buaya
Reagen : Asam Asetat 6%
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Isi 1/3 tabung dengan urin
3. Bakar dengan api Bunsen sampai
mendidih
4. Kemudian tambahkan larutan
Asam Asetat 6% sebanyak 3-5
tetes

28
5. Bakar kembali hingga mendidih
6. Lihat kekeruhan yang terbentuk
Pelaporan :
1. Negatif (-) : Tidak ada
kekeruhan sama
sekali
2. Positif (+) : kekeruhan tanpa
butir-butir
3. Positif (++) : Keruh berbutir
4. Positif (+++) : Keruh berkeping
5. Positif (++++) : Keruh berkeping
besar terdapat
gumpalan

2.6.7. Pemeriksaan Bilirubin Urin


Tujuan : Mengetahui ada tidaknya bilirubin
dalam urin
Metode : Iodium
Prinsip : Iodium dalam urin akan mengoksidasi
bilirubin menjadi biliverdin yang
berwarna hijau
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
Reagen : Iodium 1%
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 1 ml urin ke dalam
tabung

29
3. Lalu masukkan Iodium 1%,
sehingga membentuk 2 lapisan
cairan
4. Amati perbatasan kedua lapisan
cairan
Pelaporan :
Negatif (-) : Tidak terjadi fluoresensi
hijau pada kedua
perbatasan cairan
Positif (+) : Terjadi fluoresensi hijau
pada perbatasan kedua
cairan.

2.7. Pemeriksaan Kimia Darah


2.7.1. Pemeriksaan Kimia Darah Menggunakan Mindray
Tujuan : Untuk mengerahui kadar kimia darah
di dalam tubuh
Metode : Automatic Analyzer
Alat :
1. Mikro Pipet
2. Yellow Tip
3. Blue tip
4. Mindray
5. Cup sampel
Reagen :
1. Reagen ALP
2. Reagen ALB
3. Reagen TG
4. Reagen TP
5. Reagen HDL
6. Reagen LDL
7. Reagen Glukosa

30
8. Reagen OT
9. Reagen PT
10. Reagen UR
11. Reagen CR
12. Reagen UA
13. Reagen BIL - T
14. Reagen BIL – D
15. Reagen Cholestrol
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pindahkan serum ke dalam cup
sampel, lalu beri identitas pasien
2. Masukan identitas dan data
pemeriksaan pasien pada Mindray
3. Masukan cup sampel ke dalam
Mindray sesuai dengan posisi yang
terdapat pada layar
4. Klil “STAR”, Tunggu hingga hasil
keluar
Nilai normal :
1. SGOT : < 40 U/L
2. SGPT : < 42 U/L
3. Albumin : 3,4 – 4,8
g/dl
4. Globulin : 3,0 – 3,5
g/dl
5. Ureum : 10 – 40
mg/dl
6. Creatinin : 0,6 – 1,3
mg/dl
7. Bilirubin Total : 0,2 – 1,3
mg/dl

31
8. Bilirubin Direk : 0,0 – 0,4
9. Bilirubin Indirek : < 0,6
10. GDS : 200 mg/dl
11. GDN : 70 – 110
mg/dl
12. GD 2PP : < 140 mg/dl
13. Asam Urat : 2 – 7,5
mg/dl
14. Cholesterol Total : < 200 mg/dl
15. HDL - C : < 130 mg/dl
16. LDL - C : < 60 mg/dl
17. Trigliserida : < 150 mg/dl
18. ALP : 42 – 136
U/L
19. Total Protein : 6,4 – 8,3
g/dl

2.7.2. Pemeriksaan HbA IC


Tujuan : Untuk mengukur kadar gula dalam
darah 3 bulan yang lalu
Metode : Automatic Analyzer
Alat :
1. Mikro Pipet
2. Yellow Tip
3. White Tip
4. HbA IC casset
5. Finecare
Reagen : HbA IC Buffer
Sampel : Darah EDTA
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan

32
2. Pipet 10 µl darah EDTA,
masukkan ke dalam buffer,
homogenkan. Inkubasi 1 menit
3. Pipet 75 µl campuran tersebut, lalu
masukan ke dalam HbA IC casset
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika di menu selanjutnya, pilih
“TEST”, biarkan alat bekerja
6. Masukkan ID pasien, klik “OK”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : 4,5 - 6,0%

2.7.3. Pemeriksaan D - Dimer


Tujuan : Untuk menetukan Produk degradasi
fibrin pada plasma manusia.
Metode : Automatic Analyzer
Alat :
1. Mikro pipet
2. Yellow tip
3. D – Dimer casset
4. Finecare
Reagen : Buffer D - Dimer
Sampel : Plasma (Citrat)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet 10 µl plasma, masukan ke
dalam buffer, homogenkan.
Inkubasi selama 1 menit

33
3. Pipet 75 µl campuran tersebut,
masukan ke dalam casset D –
Dimer
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika sudah di menu selanjutnya,
pilih “TEST”. Biarkan alat bekerja
6. Masukan ID pasien, klik “OKE”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : < 300 ng/ml

2.7.4. Pemeriksaan Troponin I


Tujuan : Mendeteksi adanya Troponin I dalam
darah untuk membantu menentukan
apakah seseorang mengalami serangan
jantung
Alat :
1. Yellow tip
2. Mikro pipet
3. Finecare
4. Trop – I casset
Reagen : Buffer Trop – I
Sampel : Darah EDTA
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet 75 µl darah EDTA,
masukkan ke dalam buffer,
homogenkan. Inkubasi 1 menit
3. Pipet 75 µl campuran tersebut, lalu
masukan ke dalam Trop - I casset

34
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika sudah di menu selanjutnya,
pilih “TEST”, biarkan alat bekerja
6. Masukkan ID pasien, klik “OK”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : < 0,3 mg/ml

2.7.5. Pemeriksaan Elektrolit


Tujuan : Untuk mengukur kadar cairan dalam
tubuh
Alat :
1. Mikro pipet
2. Yellow Tip
3. Blue Tip
4. Cup Sampel
5. Tisu
6. K – Lite 3
Sampel : Serum
Prosedur ` :
1. Masukan serum ke dalam cup
sampel dan beri identitas
2. Pada menu utama, tekan “YES”,
akan muncul serum test, tekan
kembali “YES”, alat akan dalam
mode mencuci
3. Setelah selesai mencuci, buka tutup
probe, bersihkan probe dengan tisu,
masukan probe ke dalam sampel,
dan tekan “YES”, alat akan

35
menghisap sampel dengan
sendirinya
4. Jika sudah, bersihkan probe dengan
tisu, tutup kembali probe
5. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai Normal :
Natrium : 135 - 145 mEq/L
Kalium : 3,5 - 5,0 mEq/L
Clorida : 95-105 mEq/L

2.8. Pemeriksaan Serologi


2.8.1. Pemeriksaan DHF
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi
virus dengue dalam serum
Metode : ICT (Imunoctomatografi)
Prinsip : IgG DHF yang terdapat dalam sampel
akan berikatan dengan anti human IgG
yang diletakkan pada well sampel.
Kemudian ditambahkan HRP konjugat
monoclonal antibodi sehingga
terbentuk senyawa kompleks dan
melepaskan peroksida yang bereaksi
dengan chromogen membentuk
senyawa berwarna biru yang
intensitasnya sebanding dengan
konsentrasi IgG DHF dalam sampel.
Alat :
1. Casset Dengue IgM/IgG
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
Reagen : Buffer DHF
Sampel : Serum

36
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Isap 10 µl serum, lalu masukan ke
dalam casset
3. Masukkan 4 tetes buffer pada
casset
4. Lalu diamkan 15-20 menit, setelah
itu baca hasil.
Pelaporan :
Negatif (-) : Terdapat 1
garis pada C
Positif (+) IgG : Terdapat 2
garis pada C
dan G
Positif (+) IgM : Terdapat 2
garis pada C
dan M
Positif (+) IgG dan IgM : Terdapat 3
garis pada
C,G, dan M

2.8.2. Pemeriksaan Tubex


Tujuan : Untuk mendeteksi demam typoid yang
disebabkan oleh Salmonella typhi
melalui deteksi spesifik adanya
antibodi IgM
Metode : Invitro Semi Kuantitatif
Alat :
1. Reaction well strip
2. Mikro pipet
3. Yellow tip

37
4. Skala pembanding warna
5. Sealing tap
Reagen :
1. TF. Blue reagen
2. TF. Brown reagen
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 45 µl brown reagen pada
well strip
3. Masukan 45 µl serum,
homogenkan. Diamkan selama 2
menit.
4. Kemudian masukan 90 µl blue
reagen, homogenkan
5. Tutup menggunakan sealing tape,
miringkan 45º, homogenkan maju
mundur selama 2 menit
6. Kemudian letakkan pada skala
pembanding warna selama 5 menit
7. Baca hasil dengan menyamakan
warnanya.
Pelaporan :
Positif : Score 4 - 10
Negatif : Score 0 - 2
Invalid : Score 3

2.8.3. Pemeriksaan HIV


Tujuan : Untuk mndeteksi adanya antibodi HIV
di dalam serum
Metode : Rapid

38
Prinsip : Spesimen yang ditetesi pada ruang
membran bereaksi dengan partikel
yang terdapat pada bantalan spesimen.
Selanjutnya akan bergerak secara
kromatografi dan bereaksi dengan
antigen HIV rekombinan yang
terdapat pada garis test. Jika spesimen
mengandung antibodi HIV maka akan
timbul garis warna.
Alat :
1. Casset HIV
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
Reagen : Buffer HIV
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 10 µl serum ke dalam
casset
3. Masukkan 4 tetes buffer HIV pada
casset
4. Diamkan selama 10-20 menit, lalu
baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada C
dan T
Negatif (-) : Terdapat 1 garis pada C

2.8.4. Pemeriksaan HbsAg


Tujuan : Untuk menentukan adanya antigen
permukaan hepatitis B secara kualitatif

39
Metode : ICT (Imunoctomatografi)
Prinsip : Serum yang diteteskan pada bantalan
sampel bereaksi dengan partikel yang
telah dilapisi dengan anti HBS
(antibodi). Campuran ini selanjutnya
akan bergerak sepanjang strip
membran untuk berikatan dengan
antibodi spesifik pada daerah tes (T),
sehingga akan menghasilkan garis
warna.
Alat :
1. Mikropipet
2. Yellow tip
3. Casset HbsAg
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 100 µl serum ke dalam
casset
3. Diamkan selama 15-20 menit
4. Lalu baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada C
dan T
Negatif (-) : Terdapat 1 garis pada C.

2.8.5. Pemeriksaan Anti HBs


Tujuan : Untuk mendeteksi adanya kekebalan
tubuh seseorang terhadap virus
Hepatitis B
Metode : Rapid

40
Prinsip : Strip tes yang mengandung a dan b
HBsAb akan bereaksi dengan a dan b
dalam serum sampel, membentuk
imuno kompleks yang akan terus
bermigrasi dan terikat dengan zona
control membentuk garis yang kedua,
Dua buah garis akan terlihat bila
sampel mengandung HBs. Bila tidak
ada HBs atau konsentrasi HBs rendah,
maka garis akan terlihat pada control
saja. Jika tidak ada garis sama sekali,
maka reagen tidak aktif atau
penanganan reagen kurang baik.
Alat : Strip Anti HBs
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Celupkan strip ke dalam serum
2. Kemudian diamkan selama 10-15
menit
3. Baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terbentuk 2 garis pada
strip
Negatif (-) : Terbentuk 1 garis pada
strip

2.8.6. Pemeriksaan CRP


Tujuan : Untuk mendeteksi adanya inflamasi
pada sampel seseorang
Metode : Kuantitatif

41
Prinsip : Terjadinya aglutinasi antara CRP yang
dibentuk oleh hati dengan CRP yang
diletakan pada partikel latex
Alat :
1. Slide hitam
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
4. Pipet tetes
5. Rotator
Reagen : Humatex CRP
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Isap 40 µl serum, lalu teteskan di
atas slide hitam
3. Teteskan setetes reagen Humatex
CRP, homogenkan
4. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
5. Lihar aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Titer 1/2 : 6
Titer 1/4 : 12
Titer 1/8 : 24
Titer 1/16 : 96
Titer 1/32 : 192

2.8.7. Pemeriksaan Rheumatoid Factor


Tujuan : Untuk mengetahui adanya Rheumatoid
Factor secara kualitatif
Metode : Kualitatif

42
Prinsip : Terjadi aglutinasi polistrin latex
partikel yang mengandung IgG
Alat :
1. Slide hitam
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
4. Rotator
5. Pipet tetes
Reagen : RF Latex
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pipet 50 µl serum, teteskan pada
slide
2. Beri setetes reagen RF Latex,
homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
4. Lihat aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Reaktif : Terjadi aglutinasi
Non Reaktif : Tidak terjadi aglutinasi

2.8.8. Pemeriksaan ASTO


Tujuan : Mendeteksi adanya anti streptolisin O
dalam serum
Metode : Kualitatif
Prinsip : Aglutinasi latex menggunakan partikel
latex yang dilapisi streptolisin O,
kemudian bereaksi dengan serum
penderita, adanya streptolisin dalam
serum penderita dinyatakan dengan
terjadinya aglutinasi

43
Alat :
1. Mikro pipet
2. Yellow tip
3. Pipet tetes
4. Slide hitam
5. Rotator
Reagen : ASTO Latex
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pipet 50 µl serum, teteskan pada
slide
2. Beri setetes ASTO Latex,
homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
4. Lihat aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Positif (+) : Terjadi aglutinasi
Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi

2.8.9. Pemeriksaan Widal


Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibody
spesifik terhadap Salmonella thypi dan
parathypi A, B, dan C
Metode : Kualitatif
Prinsip : Terjadi aglutinasi antara antigen O dan
H Salmonella dengan antibodi spesifik
yang terdapat di dalam serum penderita
Alat :
1. Mikropipet
2. Yellow tip
3. Slide Putih

44
4. Pipet tetes
Reagen :
1. Anti Streptolycin H
2. Anti Streptolycin O
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Teteskan setetes Anti H pada lubang
dan Anti O pada lubang yang lainya
2. Beri masing – masing reagen 50 µl
serum, homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
keceptan 100 Rpm
Pelaporan :
Positif Antibodi H : Aglutinasi pada
Anti H
Positif Antibodi O : Aglutinasi pada
Anti O
Negatif Antibodi H : Tidak terjadi
aglutinasi pada
Anti H
Negatif Antibodi O : Tidak terjadi
aglutinasi pada
Anti O

2.8.10. Pemeriksaan Serologi Menggunakan MiniVidas


Tujuan : Untuk mengetahu kadar hormon dalam
tubuh
Metode : Automatic Analyzer
Alat :
1. MiniVidas
2. Mikro pipet
3. Blue tip

45
4. Yellow tip
5. Tip pemeriksaan
Reagen : Reagen Strip
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Klik “STAR SECTION” pada
monitor
3. Pilih salah satu section untuk
pemeriksaan
4. Pilih salah satu dari 6 ruang yang
tersedia dalam satu section
5. Klik “SAMPLE ID”, masukan ID
pasien, keluar
6. Klik “ASSAY”, pilih pemeriksaan
yang akan dilakukan, kembali ke
menu pemilihan ruang
7. Masukan serum ke dalam reagen
Strip sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan
8. Letakan reagen strip dan tip
pemeriksaan pada tempatnya, tutup
kembali
9. Setelah itu klik “START”
10. Tunggu hinga hasil keluar
Nilai Normal :
1. CA 125 :
2. CA 153 :
3. TSH : 0,5 – 6 ml
4. T4 :
5. T3 :
6. FT4N : 0,7 – 1,9 ng/ml

46
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Hambatan
Selama 2 bulan dalam melaksanakan Prakerin, terdapat beberapa
hal yang menjadi hambatan dalam bekerja, diantaranya :
1. Ketidaksamaan antara teori dan praktek
2. Ada praktek dan teori yang belum pernah diberikan dalam pelajaran
sekolah
3. Penggunaan sarana yang belum dikenal oleh peserta Prakerin

3.2. Hasil Yang Dicapai


Dalam kurun waktu 2 bulan untuk melaksanaka Prakerin di RSI
Ibnu Sina Pekanbaru, peserta Prakerin telah mendapatkan manfaat yang
banyak, diantaranya :
1. Merasakan pengalaman menjadi Analis di dunia kerja
2. Mendapatkan teori – teori yang belum pernah didapat di sekolah
sebelumnya
3. Mengetahui sarana – sarana baru yang digunakan untuk pemeriksaan
4. Mendapat sikap teliti, disiplin, dan bertanggung jawab dalam bekerja
serta ramah terhadap pasien

47
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Selama dua bulan kami melaksanakan Prakerin di RSI Ibnu Sina,
banyak praktik dan pengetahuan yang belum pernah didapatkan di
sekolah. Setelah pelaksanaan Prakerin ini, kami mendapat persiapan untuk
menghadap dunia kerja, baik dari segi mental, keterampilan, ketelitian, dan
tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan. Ada beberapa poin yang
dapat kami simpulkan selama melaksanakan Prakerin, yaitu :
1. Benar – benar memperhatikan K3 dalam melaksanakan pekerjaan
2. Tidak meremehkan kesalahan atau kejanggalan sekecil apapun
3. Berlaku ramah dan juga sabar ketika menghadapi pasien
4. Melaporkan atau memberikan hasil yang sudah pasti valid, tidak ada
keraguan terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan
5. Walaupun telah terdapat alat – alat sebagai penunjang dalam
pemeriksaan, seorang analis harus tetap menguasai dasar – dasar dari
pemeriksaan tersebut dikarenakan hasil yag keluar dari alat belum
tentu akurat sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara manual

4.2. Saran
Beberapa hal yang kami temui ketika melaksanakan Prakerin dan
kami sarankan untuk dapat diterapkan di sekolah, diantaranya :
1. Sekolah harus membuat laboratorium sesuai dengan standar dari
pemerintah
2. Selalu melakukan control alat – alat pada laboratorium
3. Peletakan alat, reagen, dan sampel yang lebih teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanda, dedy (2016). buku saku analis. Bekasi: Analis Muslim.


Prodia (2016). Pemeriksaan laboratorium details. From http://m.prodia.co.
id/en/produk layanan/pemeriksaanl aboratorium details

48
Rafsan (2012). Hemostatis. From http://laboratorium – analisys - rafsan. blogspot.
co. id/2012/07/homeostatis. Html
RSI Ibnu Sina (2017). Fasilitas Pelayanan. From http://www.rsi-ibnusina.com

49
LAMPIRAN 1. Gambar – Gambar Alat di Laboratorium

1. Mindray

2. MiniVidas

3. Mindray

50
4. Finecare

5. OPTI

51
6. K3 - Lite

7. KC 4 Delta

52
8. Anyscan

9. Centrifuge

53
10. Selectra

LAMPIRAN 2. Lembar Blanko Permintaan Pemeriksaan

54
Lampiran 3. Laporan Lambar Kerja Harian PKL

55
Lampiran 4. Foto Dokumntasi

1. Laboratorium

56
2. Pemeriksaan Golongan Darah

3. Pemeriksaan Mikrobiologi Pewarnaan BTA

57
4. Foto Bersama Pembimbing

58

Anda mungkin juga menyukai