DISUSUN OLEH :
ANNISA (17.134.530.36)
ATIFAH ANUM AZHARI (17.134.530.67)
NOVELA (17.134.530.19)
DISAHKAN OLEH:
DISETUJUI OLEH :
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1.1 Sejarah..................................................................................... 1
1.2 Gambaran Umum............................................................................. 2
1.3 Struktur Organisasi........................................................................... 3
1.4 Tugas dan Fungsi Asisten Tenaga Laboratorium Medik................. 3
1.5 Visi................................................................................................... 4
1.6 Misi.................................................................................................. 4
1.7 Moto................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1 Alur Pemeriksaan Laboratorium...................................................... 5
2.2 Uraian Pelaksanaan Pemeriksaan..................................................... 6
2.2.1 Pengambilan Sampel............................................................... 6
2.3 Pemeriksaan Sputum........................................................................ 9
2.4 Pemeriksaan Hematologi.................................................................. 10
2.5 Pemeriksaan Mikrobiologi............................................................... 18
2.6 Pemeriksaan Feses Rutin.................................................................. 22
2.7 Pemeriksaan Urinalisa...................................................................... 23
2.8 Pemeriksaan Kimia Darah................................................................ 30
2.9 Pemeriksaan Serologi....................................................................... 36
BAB III PEMBAHASAN........................................................................ 47
3.1 Hambatan......................................................................................... 47
3.2 Hasil Yang Dicapai.......................................................................... 47
BAB IV PENUTUP.................................................................................. 48
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 48
4.2 Saran................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Gambar Alat – Alat di Laboratorium............................... 50
Lampiran 2 : Gambar Blanko Permintaan Pemeriksaan....................... 55
Lampiran 3 : Gambar Laporan Lambar Kerja Harian PKL................... 56
Lampiran 4 : Foto Dokumentasi............................................................ 57
v
BAB I
PROFIL RUMAH SAKIT
1.1 Pendahuluan
Praktek kerja lapangan (PKL) adalah kegiatan intrakurikuler yang merupakan
wahana bagi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa
berdasarkan teori maupun praktikum yang didapat di perkuliahan. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini pada dasarnya merupakan kegiatan belajar di instansi rumah
sakit yang melibatkan mahasiswa secara aktif. Kegiatan PKL ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap responsif
dan antisipasif.
Untuk menghasilkan tenaga analis kesehatan yang terampil tersebut maka
penyelenggaraan pendidikan, terutama proses belajar mengajar perlu ditingkatkan
secara terus menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang diselenggarakan pada semester VI dan sekaligus merupakan
persyaratan untuk memenuhi mata kuliah di semester VI dengan bobot 8 SKS.
Melalui PKL ini diharapkan akan terbentuk kemitraan antara Prodi DIII Analis
Kesahatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Pekanbaru dengan Instansi Rumah Sakit sehingga akan tercipta suatu dialog
antara pendekatan akademi dengan pendekatan operasional. Pada program PKL
ini diharapkan pimpinan instansi dapat menempatkan praktikan pada unit kerja
yang sesuai dengan bidang studi/ kompetensi.
1.1.1 Sejarah Rumah Sakit
Sebuah cita-cita untuk mendirikan Rumah Sakit Islam (YARSI)
Riau dimulai sejak tahun 1968. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina merupakan
suatu bangunan monumental kebanggaan umat Islam baik di Indonesia
khususnya di bumi Lancang Kuning ini. YARSI Riau didirikan pada
tanggal 7 Januari 1980 dengan Akta Pendirian No. 19/1980 dihadapan
Notaris Syawal Sutan Diatas.
Sejarah dimulainya kegiatan pembangunan YARSI Riau diawali
dengan lembaran panjang sejarah sebuah gagasan. Pada mulanya beberapa
gagasan untuk pendirian sebuah Rumah Sakit yang bernuansa Islami
muncul dari keadaan kebutuhan umat Islami akan pelayanan kesehatan,
karena selama ini di Riau belum ada rumah sakit yang dapat menampung
kaum duafa Islam. Sementara itu, Rumah Sakit yang dibangun oleh
kekuatan kelompok agama non Islam telah berdiri di Riau, khususnya di
Pekanbaru. Atas dasar itulah para pemuka dan cerdik pandai yang
bergerak dalam dunia medis dan kesehatan melontarkan gagasan penting
itu, merekapun berkumpul untuk membahas tentang bagaimana caranya
untuk mendirikan sebuah rumah sakit Islam.
YARSI Riau yang telah berganti badan hukum menjadi PT. SYIFA
UTAMA dengan salah satu unit bisnisnya, mengelola sebuah rumah sakit
dengan nama “Rumah Sakit Islam Ibnu Sina”. Diawali dari sebuah klinik
yang mengontrak sebuah bangunan dengan seorang dokter, kini telah
berkembang manjadi sebuah rumah sakit swasta yang mandapat tempat
dihati masyarakat dengan ciri memberikan pelayanan secara Islami,
lengkap dengan dokter-dokter spesialis dan peralatan menunjang medis
yang dibutuhkan.
Nikmat Allah yang telah diberikan kepada RSI Ibnu Sina
yanghingga saat ini telah berumur 38 tahun dengan segala kelebihan dan
kekurangan, tetap eksis melayani kesehatan masyarakat dari berbagai
penjuru Provinsi Riau maupun Provinsi lain.
2
Ruangan Isolasi. Dengan 11 dokter Umum, 42 Dokter spesialis, 192
perawat.
RSI Ibnu Sina Pekanbaru melayani produk Medical Cek Up atau
yang disebut dengan serangkaian pemeriksaan kesehatan, meliputi
pemeriksaan fisik dan penunjang yang bertujuan untuk mengetahui status
kondisi umum kesehatan seseorang. Disamping itu, pemeriksaan
kesehatan juga diperlukan antara lain bagi calon Mahasiswa, calon tenaga
kerja, serta calon jama’ah haji dan umroh.
3
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
3. Mengoperasikandan memelihara peralatan/instrument laboratorium.
4. Mengevaluasi data laboratorium.
5. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
6. Merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
1.6 Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru yang bermutu,
Islami dan dapat ditauladani.
1.7 Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan islami
b. Melakukan managemen peningkatan mutu terus menerus
c. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait baik dalam maupun luar
negri
d. Memotivasi kinerja karyawan melalui peningkatan profesionalisme dan
pengahasilan pegawai
1.8 Moto
Melayani dengan hati Nurani islami.
4
BAB II
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PASIEN DATANG
PENDAFTARAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PERLU
DIRUJUK SAMPEL DIAMBIL
PIHAK YANG
BERSANGKUTAN
DOKUMEN HASIL PEMERIKSAAN
DAN ADMINISTRASI
HASIL DISERAHKAN
PASIEN/KELUARGA/PETUGAS
PENGIRIMAN
SELESAI
5
2.2. Uraian Pelaksanaan
2.2.1. Pengambilan Sampel
2.2.1.1. Pengambilan Darah Vena
Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena
Prinsip : Darah vena diambil diambil dengan
menggunakan spuit sebanyak volume
yang diperlukan
Alat :
1. Spuit
2. Tourniquit
3. Kapas alkohol 70%
4. Botol penampung
5. Plester
Lokasi :
1. Orang Dewasa
a. Vena Diffosa Cubiti
b. Vena Basilica
c. Vena Capalica
2. Anak Kecil
a. Vena Jugularis External
b. Vena Sinus Sagitalis Superior
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yag
diperlukan
2. Raba vena yang akan ditusuk
3. Pasang tourniquit dengan jarak tiga
jari dari area yang akan diambil
darahnya
4. Bersihkan bagian yang akan
diambil darahnya dengan kapas
alkohol, biarkan kering
6
5. Tusuk bagian vena yang akan
diambil darahnya dengan posisi
lubang jarum keatas
6. Ambil darah sebanyak volume
yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan
7. Masukan darah kedalam tabung
penampung, dan homogenkan
(bagi botol yang berisi anti
koagulan)
7
3. Tusuk bagian yang sudah
dibersihkan dengan spuit khusus
dengan posisi spuit 45 derajat,
biarkan darah naik dengan
sendirinya
4. Setelah itu cabut spuit, plester
bagian yang telah di suntik
5. Buka jarung spuit lalu tutup spuit
dengan penutup khusus,
homogenkan
8
4. Darah pertama yang keluar pada
bekas tusukan diusap, lalu tetesan
darah berikutnya digunakan untuk
pemeriksaan
9
1. Minta pasien untuk menampung
sedikit feses ke dalam botol ketika
ingin buang air besar
2. Jika sudah, beri label pada botol
feses
10
Nilai Normal :
1. Hemoglobin
a. Laki-laki : 14 - 16 gr/dl
b. Perempuan : 12 - 14 gr/dl
c. Anak-anak : 9 - 11 gr/dl
d. Bayi baru lahir : 16 - 18 gr/dl
2. Leukosit : 4.000 -10.000/mm³
darah
3. Trombosit : 150.000 - 450.000/
mm³ darah
4. Hematokrit
a. Laki-laki : 40 - 48%
b. Perempuan : 37 - 43%
5. Eritrosit : 4,5 juta - 5,5 juta
darah
6. Hitung Jenis
a. Basofil : 0 - 1%
b. Eosinofil : 1 - 3%
c. N. Stab : 2 - 6%
d. N. Segmen : 50 - 70%
e. Limposit : 20 - 40%
f. Monosit : 2 - 8%
11
Alat :
1. Rak westergren
2. Pipet westergren
Reagen : Na citrat 3,8%
Prosedur :
1. Hisap 1,6 ml darah
2. Tambahkan larutan Na citrat 3,8%
sebanyak 0,4 ml, homogenkan
3. Masukan campuran tersebut
kedalam pipet westergren hingga
tanda 0
4. Letakan pipet di rak westergreen
secara vertikal
5. Baca tinggi lapisan plasma yang
terbentuk setelah 1 jam
Nilai Normal :
1. Laki-laki : 0 - 10 mm/jam
2. Perempuan : 0 - 15 mm/jam
12
Reagen :
1. Anti sera A
2. Anti sera B
3. Anti sera AB
4. Anti sera D (Rhesus)
Prosedur :
1. Tulis identitas dan tanggal
pemeriksaan pasien pada slide
2. Tetes setetes darah untuk masing –
masing lubang pada slide
3. Teteskan setetes anti sera A, B, AB,
dan D, masing - masing untuk satu
lubang, homogenkan
4. Rotator selama 1 menit dengan
kecepatan 100 rpm
5. Lalu baca hasil dari aglutinasi yang
terbentuk.
Interprestasi hasil :
Golongan Anti A Anti B Anti AB Anti D
darah (Rhesus)
A+ + - + +
B+ - + + +
AB+ + + + +
O+ - - - +
13
(prokonvertin), dan faktor X (faktor
Stuart).
Metode : Automatic Analyzer
Prinsip : Menilai terbentuknya bekuan bila ke
dalam plasma yang telah diinkubasi
ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium
Alat :
1. Mikropipet
2. Yelow tip
3. Kuvet
4. Start 4 Stago
5. Steel Ball
Reagen : Neoplastine Cl Plus
Sampel : Plasma (Citrat)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukan kuvet ke dalam lubang
inkubasi, masukan 1 steel ball ke
dalam kuvet
3. Pilih pemeriksaan PT pada layar
utama, lalu masukan ID pasien,
tekan “ENTER”
4. Pipet plasma sebanyak 50 ul,
masukan ke dalam kuvet bersamaan
dengan menekan tombol inkubasi,
tunggu 50 detik
5. Setelah 50 detik, pindahkan kuvet
ke dalam lubang pembacaan
6. Tambahkan larutan Neoplastin Cl
Plus sebanyak 100 ul masukan ke
dalam kuvet yang berisi plasma,
14
bersamaan menekan tombol
pembacaan
7. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai normal : 11 – 13,5 detik
15
5. Yellow tip
Reagen :
1. C.K. Preast
2. CaCl2
Sampel : Plasma (Citrat)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukkan kuvet di lubang
inkubasi, lalu masukkan 1 steel ball
3. Pilih pemeriksaan APTT pada
layar utama, lalu masukkan ID
pasien, tekan “ENTER”
4. Pipet plasma sebanyak 50 µl lalu
masukkan ke kuvet
5. Pipet CK Preast sebanyak 50 µl,
lalu masukkan kedalam kuvet yang
berisi plasma bersamaan dengan
menekan tombol inkubasi.
6. Setelah 170 detik, pindahkan kuvet
ke dalam lubang pembacaan
7. Pipet reagen CaClsebanyak 50 µl,
dan masukkan ke dalam kuvet
bersamaan menekan tombol
pembacaan
8. Tunggu hingga hasil keluar.
Nilai Normal : 20 – 30 detik
16
Prinsip : Gas sampel yang diambil melalui
probe akan masuk ke setiap sel sampel
secara bergiliran dimana gas sampel
akan dibandingkan dengan gas standar
melalui pemancaran system infra
merah yang akan menghasilkan
perbedaan panjang gelombang yang
akan dikonversi receiver menjadi
signal analog
Alat :
1. Casset CCA
2. Blood Gas OPTI CCA
Sampel : Darah Arteri (Heparin)
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Scan casset pada alat
3. Masukan ke dalam tempat casset,
tunggu beberapa saat
4. Setelah ada perintah untuk
memesukan sampel, homogenkan,
lalu masukan sampel pada ujung
casset
5. Ketika tulisan “PASIEN INFO”
telah aktif, tekan lalu masukan
nama pasien, nama analis yang
memeriksan, suhu, gender, kadar
Oksigen, dan Hb terakhir
6. Jika sudah tekan “FINISH”
7. Hasil akan keluar dengan
sendirinya
17
2.4 Pemeriksaan Mikrobiologi
2.4.1. Pembuatan Sediaan BTA
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya
bakteri tahan asam
Metode : Ziehl Neelson
Prinsip : Dinding bakteri tahan asam
mempunyai lapisan lilin dan lemak
yang sukar ditembus cat. Karena
pengaruh Fenol dan pemanasan lapisan
tersebut terbuka dan dapat ditembus
cat Basic Fuchsin. Pada saat pencucian
dengan air, lapisan yang terbuka
tersebut akan kembali tertutup,
sehingga tidak dapat diwarnai dengan
Methylen Blue kecuali bakteri tidak
tahan asam
Alat :
1. Objek glass
2. Lidi
3. Bunsen
4. Jembatan pewarnaan
5. Mikroskop
6. Pipet tetes
7. Imersi Oil
Reagen :
1. Carbol Fuchsin 0,3%
2. Asam Alkohol 3%
3. Methylen Blue 0,3%
Sampel : Sputum
18
Prosedur :
1. Pembuatan sediaan
a. Siapkan alat dan bahan yang
akan digunakan
b. Beri identitas pasien pada objek
glass
c. Ambil bagian sputum yang
berwarna kuning kehijauan
dengan lidi pipih
d. Buat sediaan dengan ukuran 2
× 3 cm
e. Tunggu setengah kering, lalu
ukir membentuk spiral/jaring
laba-laba.
f. Keringkan, lalu fiksasi 3 kali di
atas nyala api
2. Pewarnaa Ziehl Neelson
a. Letakan sediaan di atas
jembatan pewarnaan
b. Teteskan Carbol Fuchsin
sampai menutupi sediaan, lalu
panaskan hingga menguap
jangan sampai mendidih,
diamkan 5 menit
c. Cuci dengan air mengalir, lalu
lunturkan dengan Asam
Alkohol
d. Cuci dengan air mengalir,
teteskan Methylen Blue hingga
menutupi sediaan, diamkan
selama 1 menit
19
e. Cuci dengan air mengalir dan
keringkan, lalu periksa di
mikroskop lensa 100x ditambah
imersi oil
Pelaporan :
1. Negatif : Tidak ditemukan
BTA/100 LP
2. Scanty : 1 - 9/100 LP, ditulis
jumlah kuman yang
ditemukan
3. Positif(+) : 10 – 99 BTA/100
LP
4. Positif(++) : 1 – 10 BTA/LP(min
50 LP)
5. Positif(+++) : >10 BTA/LP(min
20 LP)
20
warna tersebut akan larut ketika
dilunturkan. Bakteri ini akan mengikat
zat warna lain(Safranin)
Alat :
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Imersi Oil
4. Jembatan pewarnaan
5. Bunsen
6. Pipet tetes
Reagen :
1. Gentian Violet
2. Lugol
3. Alkohol 70%
4. Safranin
Prosedur :
1. Buat sediaan, fiksasi
2. Letakan di atas jembatan
pewarnaan
3. Genangi dengan Gentien Violet
selama 3 menit
4. Cuci dengan air mengalir, genangi
dengan lugol selama 2 menit
5. Lunturkan dengan alkohol 70%
6. Cuci dengan air mengalir, genangi
dengan safranin selama 30 detik
7. Cuci dengan air mengalir,
keringkan
8. Periksa di bawah mikroskop lensa
100× ditambah imersi oil
21
Pelaporan :
1. Gram positif : Bakteri berwarna
ungu
2. Gram negatif : Bakteri berwarna
merah
22
Nilai normal :
1. Makroskopis
a. Warna : Kuning
kecoklatan
b. Konsistensi : Lembek
c. Lendir : Negatif (-)
d. Sisa makanan : Positif (+)
e. Darah : Negatif (-)
2. Mikroskopis
a. Telur cacing : Negatif (-)
b. Cacing : Negatif (-)
c. Eritrosit : 0 - 1/LPB
d. Leukosit : 0 - 5/LPB
e. Epitel : 1 - 2/LPK
23
3. Celupkan strip ke dalam urin,
angkat, dan letakan pada rak
Anyscan
4. Tekan “ENTER”, lalu tekan
kembali “ENTER” dan alat akan
bekerja
5. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai Normal :
1. BJ : 1.010 – 1.030
2. PH : 6-8
3. Glukosa : Negatif (-)
4. Protein : Negatif (-)
5. Keton : Negatif (-)
6. Bilrubin : Negatif (-)
7. Urobilin : Negatif (-)
8. Urobilinogen : Negatif (-)
9. Blood : Negatif (-)
10. Nitrit : Negatif (-)
11. Leukosit : 0–2
24
3. Deck glass
4. Centrifuge
5. Mikroskop
6. Mikropipet
7. Yellow tip
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Isi 1/3 tabung dengan urin
3. Centrifuge selama 3-5 menit dngan
kecepatan 1500-2000 Rpm
4. Buang urin supernatan dengan
gerakan cepat
5. Homogenkan urin yang tersisa
6. Ambil 20 µl endapan urin, letakan
pada objek glass, dan tutup dengan
deck glass
7. Periksa dibawah mikroskop lensa
10x (LPK) dan 40x (LPB).
Nilai normal :
1. Epitel : 0-5/LPK
2. Leukosit : 0-3/LPB
3. Eritrosit : 0-1/LPB
4. Bakteri : Negatif (-)
5. Silinder : Negatif (-)
6. Ragi : Negatif (-)
7. Kristal : Negatif (-)
25
Metode : Rapid
Prinsip : HCG merupakan suatu test yang
menggunakan urin secara
imunocromatografi untuk mendeteksi
adanya kehamilan
Alat : 1. HCG strip
Sampel : Urin
Prosedur :
1. Masukkan strip kedalam urin
sampai tanda batas, tunggu 5 menit
2. Lihat garis yang terbentuk
Pelaporan :
Negatif (-) : Terbentuk 2 garis merah
Positif (+) : Terbentuk 1 garis merah
26
Prosedur :
1. Teteskan 3 tetes urin pada casset,
tunggu 10 menit
2. Lihat garis yang terbentuk
Pelaporan :
Positif : Terbentuk 1 garis merah
Negatif : Terbentuk 2 garis merah
27
Pelaporan :
Negatif (-) : Biru jernih
Positif (+) : Hijau
Positif (++) : Hijau kekuningan
Positif (+++) : Jingga
Positif (++++) : Merah bata
28
5. Bakar kembali hingga mendidih
6. Lihat kekeruhan yang terbentuk
Pelaporan :
1. Negatif (-) : Tidak ada
kekeruhan sama
sekali
2. Positif (+) : kekeruhan tanpa
butir-butir
3. Positif (++) : Keruh berbutir
4. Positif (+++) : Keruh berkeping
5. Positif (++++) : Keruh berkeping
besar terdapat
gumpalan
29
3. Lalu masukkan Iodium 1%,
sehingga membentuk 2 lapisan
cairan
4. Amati perbatasan kedua lapisan
cairan
Pelaporan :
Negatif (-) : Tidak terjadi fluoresensi
hijau pada kedua
perbatasan cairan
Positif (+) : Terjadi fluoresensi hijau
pada perbatasan kedua
cairan.
30
8. Reagen OT
9. Reagen PT
10. Reagen UR
11. Reagen CR
12. Reagen UA
13. Reagen BIL - T
14. Reagen BIL – D
15. Reagen Cholestrol
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pindahkan serum ke dalam cup
sampel, lalu beri identitas pasien
2. Masukan identitas dan data
pemeriksaan pasien pada Mindray
3. Masukan cup sampel ke dalam
Mindray sesuai dengan posisi yang
terdapat pada layar
4. Klil “STAR”, Tunggu hingga hasil
keluar
Nilai normal :
1. SGOT : < 40 U/L
2. SGPT : < 42 U/L
3. Albumin : 3,4 – 4,8
g/dl
4. Globulin : 3,0 – 3,5
g/dl
5. Ureum : 10 – 40
mg/dl
6. Creatinin : 0,6 – 1,3
mg/dl
7. Bilirubin Total : 0,2 – 1,3
mg/dl
31
8. Bilirubin Direk : 0,0 – 0,4
9. Bilirubin Indirek : < 0,6
10. GDS : 200 mg/dl
11. GDN : 70 – 110
mg/dl
12. GD 2PP : < 140 mg/dl
13. Asam Urat : 2 – 7,5
mg/dl
14. Cholesterol Total : < 200 mg/dl
15. HDL - C : < 130 mg/dl
16. LDL - C : < 60 mg/dl
17. Trigliserida : < 150 mg/dl
18. ALP : 42 – 136
U/L
19. Total Protein : 6,4 – 8,3
g/dl
32
2. Pipet 10 µl darah EDTA,
masukkan ke dalam buffer,
homogenkan. Inkubasi 1 menit
3. Pipet 75 µl campuran tersebut, lalu
masukan ke dalam HbA IC casset
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika di menu selanjutnya, pilih
“TEST”, biarkan alat bekerja
6. Masukkan ID pasien, klik “OK”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : 4,5 - 6,0%
33
3. Pipet 75 µl campuran tersebut,
masukan ke dalam casset D –
Dimer
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika sudah di menu selanjutnya,
pilih “TEST”. Biarkan alat bekerja
6. Masukan ID pasien, klik “OKE”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : < 300 ng/ml
34
4. Masukan casset ke dalam alat, pilih
“STANDAR TEST”
5. Ketika sudah di menu selanjutnya,
pilih “TEST”, biarkan alat bekerja
6. Masukkan ID pasien, klik “OK”
7. Setelah hasil keluar di monitor,
klik “PRINT”
Nilai Normal : < 0,3 mg/ml
35
menghisap sampel dengan
sendirinya
4. Jika sudah, bersihkan probe dengan
tisu, tutup kembali probe
5. Tunggu hingga hasil keluar
Nilai Normal :
Natrium : 135 - 145 mEq/L
Kalium : 3,5 - 5,0 mEq/L
Clorida : 95-105 mEq/L
36
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Isap 10 µl serum, lalu masukan ke
dalam casset
3. Masukkan 4 tetes buffer pada
casset
4. Lalu diamkan 15-20 menit, setelah
itu baca hasil.
Pelaporan :
Negatif (-) : Terdapat 1
garis pada C
Positif (+) IgG : Terdapat 2
garis pada C
dan G
Positif (+) IgM : Terdapat 2
garis pada C
dan M
Positif (+) IgG dan IgM : Terdapat 3
garis pada
C,G, dan M
37
4. Skala pembanding warna
5. Sealing tap
Reagen :
1. TF. Blue reagen
2. TF. Brown reagen
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 45 µl brown reagen pada
well strip
3. Masukan 45 µl serum,
homogenkan. Diamkan selama 2
menit.
4. Kemudian masukan 90 µl blue
reagen, homogenkan
5. Tutup menggunakan sealing tape,
miringkan 45º, homogenkan maju
mundur selama 2 menit
6. Kemudian letakkan pada skala
pembanding warna selama 5 menit
7. Baca hasil dengan menyamakan
warnanya.
Pelaporan :
Positif : Score 4 - 10
Negatif : Score 0 - 2
Invalid : Score 3
38
Prinsip : Spesimen yang ditetesi pada ruang
membran bereaksi dengan partikel
yang terdapat pada bantalan spesimen.
Selanjutnya akan bergerak secara
kromatografi dan bereaksi dengan
antigen HIV rekombinan yang
terdapat pada garis test. Jika spesimen
mengandung antibodi HIV maka akan
timbul garis warna.
Alat :
1. Casset HIV
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
Reagen : Buffer HIV
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 10 µl serum ke dalam
casset
3. Masukkan 4 tetes buffer HIV pada
casset
4. Diamkan selama 10-20 menit, lalu
baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada C
dan T
Negatif (-) : Terdapat 1 garis pada C
39
Metode : ICT (Imunoctomatografi)
Prinsip : Serum yang diteteskan pada bantalan
sampel bereaksi dengan partikel yang
telah dilapisi dengan anti HBS
(antibodi). Campuran ini selanjutnya
akan bergerak sepanjang strip
membran untuk berikatan dengan
antibodi spesifik pada daerah tes (T),
sehingga akan menghasilkan garis
warna.
Alat :
1. Mikropipet
2. Yellow tip
3. Casset HbsAg
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Masukan 100 µl serum ke dalam
casset
3. Diamkan selama 15-20 menit
4. Lalu baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada C
dan T
Negatif (-) : Terdapat 1 garis pada C.
40
Prinsip : Strip tes yang mengandung a dan b
HBsAb akan bereaksi dengan a dan b
dalam serum sampel, membentuk
imuno kompleks yang akan terus
bermigrasi dan terikat dengan zona
control membentuk garis yang kedua,
Dua buah garis akan terlihat bila
sampel mengandung HBs. Bila tidak
ada HBs atau konsentrasi HBs rendah,
maka garis akan terlihat pada control
saja. Jika tidak ada garis sama sekali,
maka reagen tidak aktif atau
penanganan reagen kurang baik.
Alat : Strip Anti HBs
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Celupkan strip ke dalam serum
2. Kemudian diamkan selama 10-15
menit
3. Baca hasil.
Pelaporan :
Positif (+) : Terbentuk 2 garis pada
strip
Negatif (-) : Terbentuk 1 garis pada
strip
41
Prinsip : Terjadinya aglutinasi antara CRP yang
dibentuk oleh hati dengan CRP yang
diletakan pada partikel latex
Alat :
1. Slide hitam
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
4. Pipet tetes
5. Rotator
Reagen : Humatex CRP
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Sediakan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Isap 40 µl serum, lalu teteskan di
atas slide hitam
3. Teteskan setetes reagen Humatex
CRP, homogenkan
4. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
5. Lihar aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Titer 1/2 : 6
Titer 1/4 : 12
Titer 1/8 : 24
Titer 1/16 : 96
Titer 1/32 : 192
42
Prinsip : Terjadi aglutinasi polistrin latex
partikel yang mengandung IgG
Alat :
1. Slide hitam
2. Mikro pipet
3. Yellow tip
4. Rotator
5. Pipet tetes
Reagen : RF Latex
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pipet 50 µl serum, teteskan pada
slide
2. Beri setetes reagen RF Latex,
homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
4. Lihat aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Reaktif : Terjadi aglutinasi
Non Reaktif : Tidak terjadi aglutinasi
43
Alat :
1. Mikro pipet
2. Yellow tip
3. Pipet tetes
4. Slide hitam
5. Rotator
Reagen : ASTO Latex
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Pipet 50 µl serum, teteskan pada
slide
2. Beri setetes ASTO Latex,
homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 Rpm
4. Lihat aglutinasi yang terjadi
Pelaporan :
Positif (+) : Terjadi aglutinasi
Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi
44
4. Pipet tetes
Reagen :
1. Anti Streptolycin H
2. Anti Streptolycin O
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Teteskan setetes Anti H pada lubang
dan Anti O pada lubang yang lainya
2. Beri masing – masing reagen 50 µl
serum, homogenkan
3. Rotator selama 2 menit dengan
keceptan 100 Rpm
Pelaporan :
Positif Antibodi H : Aglutinasi pada
Anti H
Positif Antibodi O : Aglutinasi pada
Anti O
Negatif Antibodi H : Tidak terjadi
aglutinasi pada
Anti H
Negatif Antibodi O : Tidak terjadi
aglutinasi pada
Anti O
45
4. Yellow tip
5. Tip pemeriksaan
Reagen : Reagen Strip
Sampel : Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Klik “STAR SECTION” pada
monitor
3. Pilih salah satu section untuk
pemeriksaan
4. Pilih salah satu dari 6 ruang yang
tersedia dalam satu section
5. Klik “SAMPLE ID”, masukan ID
pasien, keluar
6. Klik “ASSAY”, pilih pemeriksaan
yang akan dilakukan, kembali ke
menu pemilihan ruang
7. Masukan serum ke dalam reagen
Strip sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan
8. Letakan reagen strip dan tip
pemeriksaan pada tempatnya, tutup
kembali
9. Setelah itu klik “START”
10. Tunggu hinga hasil keluar
Nilai Normal :
1. CA 125 :
2. CA 153 :
3. TSH : 0,5 – 6 ml
4. T4 :
5. T3 :
6. FT4N : 0,7 – 1,9 ng/ml
46
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Hambatan
Selama 2 bulan dalam melaksanakan Prakerin, terdapat beberapa
hal yang menjadi hambatan dalam bekerja, diantaranya :
1. Ketidaksamaan antara teori dan praktek
2. Ada praktek dan teori yang belum pernah diberikan dalam pelajaran
sekolah
3. Penggunaan sarana yang belum dikenal oleh peserta Prakerin
47
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Selama dua bulan kami melaksanakan Prakerin di RSI Ibnu Sina,
banyak praktik dan pengetahuan yang belum pernah didapatkan di
sekolah. Setelah pelaksanaan Prakerin ini, kami mendapat persiapan untuk
menghadap dunia kerja, baik dari segi mental, keterampilan, ketelitian, dan
tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan. Ada beberapa poin yang
dapat kami simpulkan selama melaksanakan Prakerin, yaitu :
1. Benar – benar memperhatikan K3 dalam melaksanakan pekerjaan
2. Tidak meremehkan kesalahan atau kejanggalan sekecil apapun
3. Berlaku ramah dan juga sabar ketika menghadapi pasien
4. Melaporkan atau memberikan hasil yang sudah pasti valid, tidak ada
keraguan terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan
5. Walaupun telah terdapat alat – alat sebagai penunjang dalam
pemeriksaan, seorang analis harus tetap menguasai dasar – dasar dari
pemeriksaan tersebut dikarenakan hasil yag keluar dari alat belum
tentu akurat sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara manual
4.2. Saran
Beberapa hal yang kami temui ketika melaksanakan Prakerin dan
kami sarankan untuk dapat diterapkan di sekolah, diantaranya :
1. Sekolah harus membuat laboratorium sesuai dengan standar dari
pemerintah
2. Selalu melakukan control alat – alat pada laboratorium
3. Peletakan alat, reagen, dan sampel yang lebih teratur.
DAFTAR PUSTAKA
48
Rafsan (2012). Hemostatis. From http://laboratorium – analisys - rafsan. blogspot.
co. id/2012/07/homeostatis. Html
RSI Ibnu Sina (2017). Fasilitas Pelayanan. From http://www.rsi-ibnusina.com
49
LAMPIRAN 1. Gambar – Gambar Alat di Laboratorium
1. Mindray
2. MiniVidas
3. Mindray
50
4. Finecare
5. OPTI
51
6. K3 - Lite
7. KC 4 Delta
52
8. Anyscan
9. Centrifuge
53
10. Selectra
54
Lampiran 3. Laporan Lambar Kerja Harian PKL
55
Lampiran 4. Foto Dokumntasi
1. Laboratorium
56
2. Pemeriksaan Golongan Darah
57
4. Foto Bersama Pembimbing
58