Anda di halaman 1dari 11

Nama : Fitri

desmayana Nim :

51119011

Mk : Sitohistologi

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI

SEDIAN SITOLOGI CAIRAN PLEURA

A. Tujuan praktikum

1. Untuk mengetahui cara pembuatan slide sitologi pada sampel cairan pleura.

2. Untuk mengetahui proses pewarnaan papanicolou

3. Untuk mengetahui fiksasi basah maupun fiksasi kering sesuai yang


dibutuhkan dengan cara yang baik dan benar.

B. Prinsip kerja papanicolou

Cairan pleura dibuat apusan sediaan tepi pada preparat menggunakan


fiksasi basah dengan pewarnaan papanicolou. Pewarnaan papanicolou
merupakan metode pengecatan polikromatis yang merupakan kombinasi
pengecatan hematoxilin untuk mewarnai inti sel dan sitoplasma pada bagian
pewarna lainnya.

C. Metode pemeriksaan

Menggunaan pewarnaan papanicolou

D. Alat dan bahan

1. Alat

a. Objeck glas

b. Deck glas

c. Hairdrayer
d. Timer

e. Rak pewarna

f. Bingkaian preparat

g. Mikropipet

h. Mikroskop

i. Alat tulis ( label, pensil, pena )

2. Bahan reagensia

j. Alkohol 96%

k. Alkohol 70%

l. Alkohol 50%

m. Aquadest / air kran

n. Hematoxcilin eosin (HE)

o. Litium

p. Hcl 0,1%

q. Xilol

r. OG 6

s. Eosin alkohol (AE)

E. Bahan pemeriksaan

Cairan pleura

F. Prosedur kerja

1. Praanalitik

a. Cara pengumpulan sampel


Menggunakan Brushing Sitologik bronkial adalah metode
diagnosis awal kanker paru yang sederhana dan telah banyak menarik
peneliti untuk melakukan teknik-teknik pemeriksaan. Penggunaan teknik
radiologi dan bronkoskop serat optik yang fleksibel memungkinkan
pemeriksaan hingga ke cabang bronkial memasuki area parenkim paru.
Hal tersebut meningkatkan variasi spesimen diagnostik yang dapat
diperoleh dan memperluas cakupan sitologik.

1) Serat optik bronchoscope yang fleksibel dimasukkan melalui mulut


atau lubang hidung dan perlahan-lahan turun ke trakea dan bronkus

2) Sikat nilon diperpanjang melampaui ujung bronkoskop untuk


melakukan penyikatan pada area yang mengalami lesi.

3) Sikat sel dilakukan dengan gerakan bolak-balik sepanjang mukosa,


dengan atau tanpa rotasi, untuk mengumpulkan lendir saluran
pernapasan yang mungkin berisi campuran organisme dan sel-sel
epitel.

4) Ketika proses menyikat selesai, sikat ditarik ke dalam sarungnya dan


ditarik keluar dari saluran masuknya ke tubuh pasien.

b. Persiapan sampel

1) Siapkan sampel

2) Lakukan pengamatan makroskopik, meliputi volume, warna dan


kekeruhan, catat pada formulir.

3) Catat tanggal dan jam sampel diterima.

4) Beri nomor pada slide kosong sesuai dengan formulir yang diterima,
jika bahan yang diterima berupa slide catat berapa jumlah slide yang
diterima.

5) Jika sampel yang diterima jernih dan tidak terlalu kental : - Masukan
sampel kedalam tabung cytofunnel - Diproses dengan cytospin
sebanyak 4 slide 2 cat papanicolou + 2 cat MDT - Untuk pulasan
papanicolou langsung fiksasi dengan alkohol 96% selama 30-45 menit.

6) Jika sampel yang diterima berupa cairan sangat kental - Dibuat apusan
sebanyak 4 buah 2 papanicolou + 2 MDT

7) Sampel berupa sputum 3X : - Buat apusan 2 slide 1 papanicolou + 1


HE

8) Simpan sisa cairan dalam spuit dilemari es di arsip selama 1minggu.

2. Analitik

a. Prosedur kerja pemeriksaan

1) Ambil cairan pleura menggunakan mikropipet dan masukan kedalam


tabung sentrifus.

2) Masukan tabung yang telah diisi cairan kedalam sentrifus dan sentrifus
dengan kecepatan 3000rpm selama 15 menit

3) Buang supernatan didalam tabung sentrifus (yang diambil hanya


endapannya. ).

b. Pembuatan slide

1) Ambil sampel yang telah sentrifus menggunakan mikropipet dan


letakan diatas objeck glas sebanyak 1-2 tetes.

2) Ambil 1 objeck glass kemudian apuskan sehingga membentuk seperti


lidah api.

3) Masukan objeck glass kedalam tabung yang telah diisi alkohol 96%
(fiksasi basah ) selama 30-15 menit.

c. Pewarnaan papanicolou

1) Masukan preparat kedalam rak pewarnaan.


2) Celupkan preparat kedalam alkohol 96% sebanyak 5-10 celupan.

3) Celupkan lagi preparat kedalam alkohol 70% sebanyak 5 celupan,


kemudian celupkan lagi kedalam alkohol 50% sebanyak 5-10 celup
dan Cuci diair mengalir.

4) Masukan kedalam reagent hematoxcilin eosin (HE) selama 5 menit,


kemudian cuci diair mengalir hingga bersih.

5) Celupkan preparat kedalam alkohol 50% sebanyak 5-10 celupan.

6) Celupkan preparat kedalam alkohol 70 % sebanyak 5-10 celupan.

7) Masukan kedalam reagent OG 6 selama 5 menit.

8) Celupkan preparat kedalam alkohol 96% sebanyak 5-10 celupan.

9) Celupkan lagi preparat kedalam alkohol 96% sebanyak 5-10 celupan.

10) Masukan kedalam reagent alkohol eosin (AE) selama 5 menit.

11) Celupkan preparat kedalam alkohol 96% sebanyak 5-10 celupan.

12) Celupkan lagi preparat kedalam alkohol 96% sebanyak 5-10 celupan.

13) Celupkan preparat kedalam xilol sebanyak 5-10 celupan.

G. Hasil pemeriksaan

Gambar 1. cairan pleura


Gambar 2. Slide jaringan cairan pleura

Gambar 3: Slide di mikroskop

H. Pembahasan

Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu menggambarkan


kondisi sel atau jaringan layaknya ketika sel atau jaringan itu masih di dalam
tubuh. Untuk menghindari atau memperkecil kerusakan sel dan jaringan ketika
terlepas dari tubuh maka perlu dilakukan suatu tindakan yang membuatnya
tidak berubah. Tindakan tersebut kita sebut dengan fiksasi.Pemeriksaan sitologi
adalah pemeriksaan yang sampelnya dari cairan tubuh manusia yang kemudian
diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian dilakukan
pembacaan dengan mikroskop. Fiksasi pada sediaan sitologik terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu fiksasi kering, fiksasi lembab dan fiksasi basah. Pada
jenis fiksasi basah, sediaan sitologik harus direndam dalam larutan fiksasi
terpilih segera setelah pengambilan specimen sitologi masih dalam kondisi
yang lembab. Fiksasi spesimen sitologi yang dilakukan dengan segera
dilakukan guna mencegah pengeringan dan perubahan bentuk sel akibat faktor
luar. Hasil dari fiksasi tersebut akan memungkinkan pewarnaan menjadi jelas
dan tentunya menghasilkan diagnosis yang benar. Lain halnya ketika fiksasi
sitologi dilakukan dengan teknik pengeringan, metode ini dilakukan untuk sel-
sel yang relatif kuat dari faktor lingkungan dandigunakan untuk jenis
pewarnaan yang memiliki prinsip sederhana.
I. Kesimpulan

Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa didapatkan hasil


slide sitologi dari sampel cairan pleura menggunakan fiksasi basah dengan
pewarnaan papanicolou dan siap untuk dibaca.

J. Daftar pustaka

Hernowo Betti. 2019. Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi. Tim Sitologi


Bagian Patologi Anatomi FK UNPAD. Jurnal Kesehatan. Bandung.

Samari hijrawati, 2018. Pebedaan hasil pengecatan papanicolou pada preprat


apusan sitologi dan sito blok. Program studi DIV analis keseehatan.
Fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan. Universitas muhammadiyah
semarang.

Sari Sespita Yeti. 2019. Modul Praktikum Sitohistoteknologi. Departemen


Mikrobiologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Khristian, Erick dan Dewi Inderiati. 2007. Sitohistoteknologi. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Palembang, 24 juli 2021

Pembimbing Akademik Mahasiswi

Bastian S.Si.T.,M.Biomed Fitri desmayana

NBM : 1319290 Nim : 51119011


K. Lampiran

A. Lampiran Foto Kegiatan

Gambar 2. Ruang sitologi

Gambar 3. Pewarnaan MDT & HE


Gambar 4. Yana lagi melakukan
Pewarnaan papanicolou pada sampel jaringan
pleura
Gambar 5. Pemberian canada balsem dan meletakan deck gass

Anda mungkin juga menyukai