Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA AIR

“ UJI TS, TSS, DAN TDS PADA AIR SUMUR BANJARBARU ”

Oleh :

NAMA : KHOFIFAH
NIM : AK1018023
KELOMPOK : 1 Shift 2

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
D-III TENAGA LABORATORIUM MEDIK
BANJARBARU
2019
Judul Praktikum : Uji TS, TSS, dan TDS Pada Air Sumur Banjarbaru

Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 23 Desember 2019

Tujuan Praktikum : untuk mengetahui zat padat tersuspensi dalam sampel


air sumur banjarbaru.
Prinsip :TS : Pemeriksaan residu total dilakukan dengan cara
menimbang berat contoh yang telah dikeringkan pada
suhu 103-105ºC sehingga diperoleh berta konstan.TSS
: Pemeriksaan residu tersuspensi dilakukan dengan
cara menimbang berat residu yang tertahan pada kertas
saring yang berpori < 0.45 µm dan telah dikeringkan
pada suhu 103-105°C hingga berat konstan.TDS :
Pemeriksaan residu total dilakukan dengan cara
menimbang berat contoh yang telah dikeringkan pada
suhu 103-105ºC sehingga diperoleh berta konstan.

Dasar Teori :
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi,
olahraga dan sebagainya. Dewasa ini, masalah utama sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun khususnya
untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi
beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi
yang tersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperature
103-105°. Untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu penguapan
ataupun pada waktu pengeringan pada temperature tersebut tidak termasuk dalam
definisi diatas. Residu dari penguapan dan pemanasan tersebut dapat berupa
senyawa organik atau anorganik, baik dalam bentuk terlarut ataupun yang
tersuspensi dalam air. Adapun pengukuran solid dalam air dibedakan atas : Total
Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), Fixed Total
Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS), Volatile
Total Solid (VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid
(VDS). Pada percobaan kali ini, kita hanya akan membahas mengenai Total Solid
(TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS).
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh
air setelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1 jam. Bahan
ini tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada air
terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat
tersuspensi (total suspended solids). Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat
terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan.
TDS menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama
dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang
berdiameter 2 micrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah
untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam
renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total padatan terlarut
(TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan dalam contoh air yang lolos melalui
saringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan 180°C selama
1 jam. Total dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara
20 sampai 1000 mg/L. Pengukuran total solids dikeringkan dengan suhu 103 sampai
105°C. Digunakan suhu yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan
secara mekanis.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah
ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu,
pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik.
Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk
menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup
semua kation dan anion terlarut.
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm
atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air
akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya
tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya.
TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi- reaksi kimia yang heterogen, dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.

Alat dan Bahan :


A. Alat
1. Kertas Saring
2. Pinset
3. Cawan
4. Oven
5. Neraca analitik
6. Pipet
7. Corong
8. Erlenmeyer
B. Bahan
1. Sampel Air Sumur Banjarbaru

Cara Kerja :
A. TS
1. Siapkan alat dan bahan
2. Sampel dikocok hingga homogen.
3. Pipet 25 ml sampel ke dalam cawan penguap yang beratnya telah
ditimbang.
4. Uapkan dalam oven hingga kering.
5. Dinginkan kemudian timbang beratnya.
6. Ulangi langkah diatas hingga mencapai berat yang konstan.

B. TSS
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Sampel dikocok hingga homogen.
3. Saring sampel sebanyak 25 ml dengan kertas saring (berat diketahui).
4. Keringkan kertas saring dalam oven selama 1 jam/ sampai kering.
5. Dinginkan kemudian timbang.
6. Ulangi langkah hingga berat konstan.

C. TDS
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Sampel dikocok hingga homogen.
3. Saring sampel sebanyak 25 ml dengan kertas saring dan air tersebut
ditampung dalam krus (berat diketahui)
4. Keringkan air saringan di penangas air hingga kering.
5. Masukkan dalam oven selama 1 jam.
6. Dinginkan kemudian timbang.
7. Ulangi langkah hingga berat konstan.

Hasil
Perhitungan :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
TSS = x 1000
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,15−0,25
= 25 x 1000
= - 4 mg/l

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


TDS = x 1000
𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
12,33−12,32
= x 1000
25
= 0.4 mg/l

TS = TSS + TDS
= -4 + 0,4
= -3,6mg/l

Pembahasan
Dalam praktikum ini, kita menggunakan sampel air sumur yang berisi
padatan yang terlarut dan yang tersuspensi. Pada uji coba,kita menentukan padatan
tersuspensi dengan langsung menuangkan sampel air. Pada penentuan kadar padatan
tersuspensi di dalam sampel air ini digunakan metode gravimetri dengan cara
mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang akan
dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara menyaring sampel air menggunakan
kertas saring sehingga keduanya menjadi terpisah, dimana padatan tersuspensi
memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan terlarut sehingga
padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan
dilakukan, sedangkan padatan terlarut berhasil lewat dari saringan.
Setelah ditimbang dan setelah dimasukan kedalam perhitungan maka
didapatkan hasil konsentrasi total solid yaitu -3,6 mg/L. Berdasarkan hasil
perhitungan dapat di intepretasi bahwa tidak ada kandungan TSS dalam sampel air
sumur banjarbaru. Hal ini sesuai dengan PERMEN LH No.1 tahun 2010 bahwa NAB
TSS adalah 100 mg/L bahwa kandungan TSS dapat dipengaruhi oleh kecepatan arus
dan masing-masing lokasi sumur. Adapun berdasarkan peraturan pemerintah No.82
tahun 2001, TSS yang diperbolehkan di sumur 50 mg/L. Sedangkan ambang batas
TDS yang diperbolehkan di sumur adalah 1000mg/L. Serta ambang batas TS yang
diperbolehkan adalah 0-100 mg/l.

Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa uji residu total, uji residu
tersuspensi, dan uji residu terlarut didapatkan hasil yaitu TS = -3,6 mg/l, TSS= - 4
mg/l, serta TDS= 0,4 mg/l.
Daftar Pustaka

WHO., 2004. Guidelines for Drinking Water Quality, World Health Organization,
Geneva

Edward dan Tarigan, M.S. (2003). “Pengaruh Musim Terhadap fluktuasi Kadar
Fosfat dan Nitrat di Laut Banda”. Makara, Sains. 7, (2), 82-89

Anda mungkin juga menyukai