Anda di halaman 1dari 13

BAKTERIOLOGI II

PROTEUS

Disusun oleh :

Kelompok VII

1. Nurul Fatanah (PO713203191032)


2. Nurul Istiqamah (PO713203191033)
3. Nurul Zahwa (PO713203191034)
4. Nuryunika (PO713203191035)
5. Putri Varin Maharanie (PO713203191036)

Prodi :

D III TLM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MAKASSAR
2020

A. MORFOLOGI

Proteus sp termasuk dalam famili Enterobacteriaceae bakteri bentuk batang,


gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, kuman ini berukuran
0,4 – 0,8 x 1,0 – 3,0 mm. Proteus sp termasuk dalam bakteri non laktosa fermenter,
bersifat fakultatif aerob/anaerob.

Proteus sp.merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya bagi
manusia dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp.adalah saluran usus hewan
(burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Anonim 2013). Proteus sp.merupakan
bakteri batang lurus, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup secara anaerobik
fakultatif, bergerak dengan flagel (Bergey 1974). Dalam pembagian
Enterobacteriacea Proteussp.

Klasifikasi Proteus

Domain : Bakteri

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Proteus

Spesies : Proteus vulgaris

Proteus morganii

Proteus mirabilis
Proteus rittgeri.

Proteus vulgaris adalah berbentuk batang, Gram-negatif bakteri yang mendiami


tractus usus hewan dan manusia dan dapat patogenik. P. vulgaris membentuk bagian
alami dari flora usus pada hewan dan manusia, dan juga ditemukan dalam tanah dan
air. Pada orang yang sistem ketahanannya tertekan dapat oportunistik patogen,
menyebabkan infeksi saluran kemih, pneumonia atau septicemia. Tidak seperti relatif
Proteus mirabilis, P. vulgaris tidak peka terhadap untuk ampisilin dan
cephalosporins.

Proteus mirabilis bersifat gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak


berspora, umumnya bergerak dengan flagella peritrikus, koloni menyebar pada media
agar. Tumbuh dan menghasilkan H2S pada media Salmonella Shigella Agar, Proteus
mirabilistidak memfermentasi laktosa akan tetapi memfermentasi glukosa dengan
adanya gas.

Siklus hidup Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna
manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini
memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat
patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi
pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula
dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan
sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada
tanaman

Morfologi Proteus sp yaitu Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media
padat, kebanyakan sel seperti tongkat, panjang 1-3 um dan lebar 0,4-0,6 um,
walaupun pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang
mengerumun di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen,
mencapai 10, 20, bahkan sampai panjang 80 um.
Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan karakteristik :
mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi,
dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur
konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak
berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif
bergerak dengan flagella peritrik.

Flagella tersebut terdapat dalam bnayak bentuk dibanding kebanyakan


enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang ditemukan
bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk
flagellum juga dipengaruhi pH media.

B. CARA IDENTIFIKASI

Berdasarkan tes fermentasi di laboratorium, P.vulgaris memfermentasi glukosa,


dan amygdalin, tetapi tidak memfermentasi laktosa atau manitol. P.vulgaris juga
memberikan hasil positif untuk Metil Merah (campuran asam fermentasi) dan juga
bergerak aktif menggunakan flagellnya. Kondisi pertumbuhan yang optimal
organisme ini berada dalam lingkungan anaerobik fakultatif dengan suhu rata-rata
sekitar 23 derajat Celcius.

Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota) dan


Pseudomonas spesies adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung jawab
atas bakteremia gram-negatif.

Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK harus meningkatkan


kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini benar terutama pasien yang tinggal
di fasilitas perawatan jangka panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran
kencing, atau yang memiliki sejarah yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.

ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa organik


dan anorganik, yang mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite batu terdiri
dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan kalsium karbonat-apatit.
Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan hanya bila produksi amoniak
meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua persyaratan
ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang memproduksi
urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia dan karbon
dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium pasangan buffer memiliki pK dari
9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia. Gejala
yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan hadir dengan ISK,
nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH urin terus basa (>
7.0).

1. PENANAMAN
a. Media
Bakteri jenis Proteus tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan
penghambat, dalam situasi aerob atau semianaerob, pada suhu 10-43°C.
1) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Pertumbuhan bakteri Proteus pada media MCA memiliki cirri-ciri
koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non lactose
fermented, smooth, menjalar atau tidak, jika menjalar permukaan
koloni kasar (rought)
2) Media NA
Pertumbuhan bakteri Proteus yang baik pada media NA memiliki
cirri-ciri kolooni kecil, elevasi cembung, smooth, pinggiran rata, dan
berwarna putih keruh
3) Media BAP (Blood Agar Palte)
Proteus pada media selektif BAP memiliki cirri-ciri koloni sedang,
smooth, keeping, ada yang menjalar dan ada yang tidak menjalar,
bersifat anhaemolytis.
4) Uji Biokimia
Pada ujia biokimia bakteri Proteus mampu memecah urea dengan
cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi
asam dan gas, mannit dan laktosa tidak pecah. Terlihat pada tes
biokimia secara umum :
Tes positif : Motility, phenylalanine atau trypthopan deaminase,
Metyl-Red test
Tes negative : ONPG, fermentasi lactose, Voges-Proskauer, Lysin,
Decarboxilase, Arginine, Dihidrolisa, Malonate Broth.

No. Pr. Pr. Pr. penneri


Media/ Test
mirabilis Vulgaris
1 Swarming + + +
2 H2S + + +/-
3 Indole - + -
4 Urease + + +
5 Gelatinase + - -
6 Ornithin + - -
7 Citrate +/- +/- -
8 Fermentasi Maltosa - + +
9 Fermentasi Mannitol - - -
10 Fermentasi Adonitol - - ?
b. PEWARNAAN
1) Alat dan Bahan
- Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Objek Glass
 Ose bulat dan ose lurus
 Lampu spiritus
 Bak pewarnaan
 Tabung reaksi
   Mikroskop
 Pipet tetes
 Incubator
   Korek gas

- Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
 Reagen

 Push (nanah)
 NaCl 0,9 %
 KOH 10%
 Safranin
 CGV (Carbol Gentian Violet)
 Alcohol 96%
 Lugol
 Indicator methyl red
 α- naftol

2) Media

 Media BHIB (Brain Heart Infussion Broth)


 Media MCA (Mac Conkay Agar) 
 Media BAP (Bloo Agar Plate)
 Media Nutrien Agar (NA)
 Media SIM (Sulfur Indol Motility)
 Media Urea
 Media MR/VP
 Media SCA (Simon Citrat Agar) 
 Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan
amnitol)
3) Metode Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Proteus adalah
sebagai berikut :
 Hari pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB
1) Ambil push(nanah) baik pada jerawat ataupun bisul
menggunakan cutton bath yang telah dipotong dua.
Masukkan dalam media BHIB.
2) Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.
 Hari Kedua (II)
1) Lakukan pewarnaan gram
 Ambil suspensi bakteri pada BHIB.
 Buat sediaan pada objek glass yang bersih dan
bebas lemak. Setelah kering, fiksasi sediaan.
 Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit
kemudian bilas dengan air mengalir.
 Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1
menit, bilas dengan air mengalir.
   Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai
warna luntur, bilas dengan air.
 Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit,
bilas dengan air.
 Setelah preparat kering, amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran objektif 100.
2) Penanaman pada media selektif MCA, ENDO, dan
BAP
 Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi
bakteri pada BHIB lalu goreskan dipermukaan
media MCA, NA, dan BAP.
 Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
 Hari Ketiga (III)
 Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni
yang sesuai pada media MCA, NA, dan BAP.
 Penanaman pada media TSIA. Dengan menggunakan
ose lurus (nahl), tusuk media TSIA sampai dasar
tabung dan buat goresan pada daerah lereng.
 Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam
incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
 Hari keempat (IV)
 Lakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni
dari media TSIA.
 Penanaman pada media biokimia dan gula-gula.
Dengan koloni yang sama, ambil dan tanam pada media
biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula
(glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa)
 Hari kelima (V)
Amati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA,
MR/VP, urea, glukosa, laktosa, maltose, sukrosa, dan
manitol.
 Untuk media SIM tabahkan dengan reagen covac’s 2-3
tetes.
 Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red
3 tetes.
 Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan
α- naftol 12 tetes.
 Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia
untuk menentukan jenis bakteri.
c. GEJALA KLINIS
Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar.
Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH 3)
menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi,
pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan kristal sitruvit
(magnesium amonium fosfat), kalsium karbonat, dan atau apatit. Bakteri
ini dapat ditemukan pada batu/kristal tersebut, bersembunyi dalam kristal
dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotik.
Semakin banyak batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan
dapat menyebabkan gagal ginjal.
Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan
induksi ke sistem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini
dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada pria.
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan
adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan
mudah diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi,
urgensi, hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat
pembengkakan bagian paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini
memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak napas. Prostatitis
dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini, gejalanya demam,
pembengkakan prostat.
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di
rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang
tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung
tangan untuk pemeriksaan luka
d. PENULARAN DAN PENGOBATAN
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di
rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang
tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung
tangan untuk pemeriksaan luka.
Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis
penisilin atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok
bila digunakan nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat
meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim, dan
siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter bedah harus
menghilangkan blokade ini dahulu
e. TINJAUAN UMUM
Penggunaan pertama istilah “Proteus” dalam tata nama bakteriologis
dibuat oleh Hauser (1885) yang dijelaskan di bawah istilah ini tiga jenis
organisme yang terisolasi dari daging busuk. Salah satu dari tiga spesies
yang diidentifikasi oleh Hauser adalah Proteus vulgaris.
Spesies proteus menyebabkan infeksi pada manusia ketika bakteri
meninggalkan saluran usus. Mereka ditemukan dalam infeksi system
disaluran kencing dan menyebabkan bateremia, Pneumonia, dan lesi
fokal pada pasien yang lemah atau mereka yang menerima transfuse
melalui pembuluh darah. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi system
saluran kencing dan infeksi lain. Proteus Vulgaris dsn Proteus
Morganella merupakan pathogen Nosokomial.
Spesies proteus memproduksi urease, menghidrolisis urea dengan
membebaskan ammonia. Dengan demikian, dalam infeksi system saluran
kencing dengan proteus, urin menjadi alkalin, mmembentuk batu dan
tidak mungkin menimbulkan suasana asam. Gerak spontan proteus dapat
berpengaruh pada invasi sistam saluran kencing.
Strain proteus yang bergerak dengan spontan berisikan antigen H
dalam penambahannya dengan somatic antigen O. Strain tertentu
mempunyai polisakarida spesifik yang sama dengan beberapa Ricketsia
dan mengadakan aglutinasi dengan serum dari pasien dengan penyakit
Rickettsial.
Starin Proteus beragam kepekaannya terhadap antibiotic. Proteus
mirabilis sering dihambat oleh penisilin; antibiotic yang paling efektif
diantaranya adalah angota aminoglicosida dan chepalosphorin.
DAFTAR PUSTAKA

Barcelona. Zamzam. 2014. Identifikasi-Proteus.

(https://t3leporters.blogspot.com/2014/01/identifikasi-proteus.html?m=0).

Diakses tanggal 10 september 2020 pukul 01.15 WITA.

Anda mungkin juga menyukai