Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAKTERIOLOGI KLINIK

KLEBSIELLA , PROTEUS , & PSEUDOMONAS AEROGINOSA

DOSEN PENGAMPU : MARIA TUNTUN SIREGAR S.Pd. M.Biomed

DISUSUN OLEH :

RANI FATIKA SARI / 1913453046

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


DIII ANALIS TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat
kesehatan, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak.

Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bakteriologi
Klinik yang berjudul “Klebsiella, Proteus, dan Pseudomonas Aeroginosa”. Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Maria Tuntun
Siregar S.Pd, M.Biomed selaku dosen mata kuliah ini yang telah memberikan tugas sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung,3 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikroba


tidak hanya terdapat di lingkungan, tapi juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara
alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota. Mikroorganisme
dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan. Hal itu tampak pada kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi
ringan sampai kematian. Infeksi yang mungkin timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan
khusus memberi petunjuk mengenai kemungkinan sebab dan pentingnya mikroorganisme
pada beberapa infeksi klinis, dan dapat membuat manusia menaruh perhatian lebih besar
terhadap infeksi.
Resistensi bakteri terhadap obat menimbulkan permasalahan yang cukup besar di
dunia kedokteran. Hal ini karena banyaknya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Munculnya bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik memerlukan penanganan yang
serius untuk menentukan keberhasilan dalam usaha menyembuhkan penderita dan
memberantas penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Infeksi supuratif lokal
disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (pembentuk
nanah). Yang termasuk piogen ialah stafilokokus, banyak basil Gram negatif (E.coli,
Klebsiella pneumoniae, strain Proteus dan Pseudomonas aeruginosa), meningokokus,
gonokokus dan pneumokokus. Infeksi kuman-kuman tersebut menimbulkan timbunan nanah
setempat pada daerah implantasi kuman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bakteri Klebsiella ?
2. Apa itu bakteri Proteus ?
3. Apa itu bakteri Pseudomonas Aeroginosa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bakteri klebsiella dan mampu mengidentiikasi bakteri klebsiella
2. Untuk mengetahui bakteri Proteus dan mampu mengidentifikasi bakteri Proteus
3. Untuk mengetahui bakteri Pseudomonas Aeroginosa dan mampu mengidentifikasi
bakteri Pseudomonas Aeroginosa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klebsiella

Klasifikasi  
 Kingdom : Bacteria
 Phylum : Proteobacteria  
 Class : Gamma proteobacteria
 Order : Enterobacteriales
 Family : Enterobacteriaceae
 Genus : Klebsiella
 Spesies :
 Klebsiella pneumonia
 Klebsiella oxytoca
 Klebsiella ozaena
 Klebsiella rhinoscleromatis
 
Klebsiella sp. pertama kali diteliti dan diberi nama oleh bacteriologist Jerman yang
bernama Edwin Jklebs (1834 –1913). Klebsiella sp. merupakan bakteri gram negatif dari
famili Enterobactericeaeyang dapat ditemukan di traktus gastrointestinal dan traktus
respiratori. Beberapa species Klebsiella sp.antara lain Klebsiella pneumoniae, Klebsiella
oxytoca, Klebsiella ozaenae dan Klebsiella rhinoscleromatis. Pada manusia, K. Pneumoniae
hidup secara saprofit dalam sistem pernafasan dan tinja manusia normal sebesar 5%, dengan
1% dapat menyebabkan radang paru –paru. Berdasarkan kebutuhannya akan
oksigen,Klebsiella sp.merupakan bakteri fakultatif anaerob.Klebsiella sp. merupakan kuman
berbentuk batang pendek, tidak memiliki spora, dan tidak memiliki flagela. Klebsiella
sp.menguraikan laktosa dan membentuk kapsul baik invivo atau invitro dan koloninya
berlendir.Kapsul Klebsiella sp.terdiri dari antigen O yang merupakan liposakarida yang
terdiri atas unit polisakarida yang berulang. Polisakarida O-spesifik mengandung gula yang
unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan bisa dideteksi dengan aglutinasi
bakteri. Antibodi terhadap antigen O terutama adalah IgM. Antigen kedua adalah antigen K.
Antigen K ini berada di luar antigen O dan merupakan suatu capsular polysacharida. Antigen
K dapat mengganggu aglutinasi melalui antiserum O dan berhubungan dengan
virulensi.Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella sp .

Gambaran mikroskopis Klebsiella sp.pada pengecatan gram ditunjukkan pada gambar


berikut :

1) Morfologi dan Sifat Bakteri


 Bentuk batang , gram negatif
 Ukuran 0,5  – 1,5 x 1  –2 µm. ·
 Memiliki selubung yang lebarnya 2- 3 x ukuran kuman.
 Tidak berspora, tidak berflagela. ·
 Menguraikan laktosa. ·
 Membentuk kapsul baik invivo atau invitro, sehingga koloni berlendir
(mukoid).
 Kapsul terdiri dari antigen K dan antigen M dapat menutupi antigen O,
berdasarkan antigen ini ditemukan 70 tipe.
Klebsiella tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu
memfermentasikan karbohidrat membentuk asam dan gas. Spesies klebsiella
menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak
motil. Mereka biasanya memberikan hasil tes yang positif untuk lisin
dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella memberikan reaksi Voges-Proskauer
yang positif Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media
EMB dan Mac Conkey koloni menjadi merah. Kemudian pada media padat
tumbuh koloni mucoid (24 jam). Mudah dibiakan di media sederhana
(bouillon agar) dengan koloni putih keabuan dan permukaan mengkilap

2) Identifikasi
a) Media Blood Agar Plate

Media ini merupakan media differensial yang berfungsi membedakan bakteri berdasar
kemampuan bakteri melisiskan sel darah merah. Ekspresi dari hemolisis bakteri dapat
diketahui ada atau tidaknya zona bening disekeliling koloni bakteri.
→koloni besar , abu-abu ,smooth, cembung, mucoid, anhemolisis

b) Media Mac Conkey

Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan
dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang
bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkey, media ini
mengandung laktosa dan merah netral sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan
laktosa akan tubuh sebagai koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang
tidak meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna.

→koloni besar, smooth, mucoid, cembung, berwarna merah muda – merah bata Jika diambil
dengan ose, maka akan tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.
c) Media Endo Agar

→ Koloni besa, berwarna merah muda, mucoid, smooth, cembung

d) Media Eosine Methilen Blue (EMB )

→ Koloni besar , mucoid , smooth, cembung

e) Media Biokimia

 Triple Sugar Iron agar (TSIA)


Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik
sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol
red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses
oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali dengan
adanya phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi
glukosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning
 Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk
mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua
bakteri Klebsiella  membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae.
Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki
flagella. sedangkan pembentukan H2S  juga tak terlihat pada semua jenis
Klebsiella
 Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan
menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator
brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri
Klebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada
penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan spesies
Klebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae  menunjukkan
hasil positif pada media ini.

 Urea

Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia


dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol
red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat
memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau
bisa  juga ozaenae karena Klebsiella juga ada beberapa
yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.

 Methyl red

Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa


bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa
dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl
red. Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada
penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali
padapneumonia  dan oxytoca  yang juga dapat memberikan hasil negatif

 Voges Proskauer

Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi


glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges
proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl
carbinol sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negative,
berbeda dengan jenis  pneumonia dan  oxytoca yang mampu memberikan
hasil positif pada media ini.

f) Media Gula – Gula

Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis


karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning karena perubahan
pH menjadi asam. Klebsiella sp memfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak
difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae

2.2 Proteus

Anda mungkin juga menyukai