Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan hilangnya fungsi
kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme multiseluler. Penyebab
penyakit ini diduga karena peningkatan industri, perubahan pola makan maupun
gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit yang paling ditakuti karena
disamping

biaya

pengobatan

yang

sangat

mahal,

penyakit

ini

selalu

mengakibatkan penderitaan bahkan kematian bagi orang yang menderitanya.


Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam masyarakat
dan semua umur. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker
pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun
ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003),
dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000
penduduk per tahunnya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka
kejadian kanker antara lain faktor geografis (misal kanker serviks lebih banyak di
negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara
lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup).
Menurut WHO, lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah, selebihnya
dengan deteksi dini dan terapi yang tepat bahkan bisa disembuhkan. Kalaupun
dalam stadium lanjut penderitaan pasien dapat dikurangi dengan perawatan dan
pengobatan yang baik. Dari SUSENAS (Sensus Sosial Ekonomi Nasional) tahun
2004 diketahui sekitar 30% masyarakat kita memilih mengobati diri sendiri
dengan obat tradisional lokal maupun impor. Karena kurangnya pengetahuan
pasien kanker sering kali tidak mengerti cara menilai efektif tidaknya suatu obat
yang digunakan dan terbawa iklan mengonsumsi obat selama berbulan-bulan
tanpa evaluasi. Akibatnya kebanyakan penderita akhirnya mencari bantuan ke
dokter atau terapis ahli lainnya sudah dalam stadium lanjut.
Disamping itu salah satu masalah yang mempersulit upaya pengobatan
penyakit kanker adalah kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat yang
1

masih kurang disertai dengan tingkat pendidikan dan faktor lingkungan


masyarakat yang kurang mendukung. Deteksi dini penyakit kanker masih belum
banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena selain
ketidaktahuan,

ketidakpedulian,

dan

ketidakmampuan

finansial,

banyak

masyarakat yang takut menghadapi kenyataan.


1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)

Definisi Penanda Tumor


Manfaat Pemeriksaan Penanda Tomur
Pengertian PSA (prostate specific antigen)
Pengertian Kanker Prostat
Penyebab,Gejala dan Faktor Penyebab Kanker Prostat
Pemeriksaan Penunjang Pada Kanker Prostat
Digital Rectal Examination (DRE)
Prostate-specific Antigen (PSA)
Transrectal Ultrasonography (TRUS)
Biopsi Prostat
Tabel Stadium Kanker Prostat
Pengertian Kanker Paru
Gejala Klinis Kanker Paru
Pemeriksaan Kanker Paru

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui definisi, manfaat, pengertian, gejala dan faktor,
pemeriksaan penunjang pada Kanker Prostat
b) Untuk mengetahui DRE,PSA,TRUS
c) Untuk mengetahui pengertian, Gejala Klinis, Pemeriksaan Kanker Paru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Petanda Tumor
Petanda tumor adalah senyawa yang ditemukan di atas jumlah normal di
dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di dalam

tubuh. Sebagian besar penanda tumor merupakan protein, namun beberapa jenis
penanda tumor yang terbaru dapat berupa gen atau senyawa lain. Ada banyak
sekali penanda tumor yang saat ini digunakan oleh dokter untuk menunjang
diagnosis atau pemantauan pasien penderita kanker. Sebagian penanda tumor
hanya spesifik ditemukan pada satu jenis kanker tertentu, namun sebagian lainnya
dapat ditemukan pada beberapa jenis tumor.[1]
Umumnya, pemeriksaan penanda tumor harus dilakukan berdasarkan
rekomendasi dokter dan hasilnya dianalisa bersama dengan riwayat kesehatan
pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium lainnya. Hal ini
dikarenakan, pemeriksaan penanda tumor memiliki keterbatasan-keterbatasan
tertentu sehingga tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya penentu diagnosis
kanker pada pasien.
2.2 Manfaat Pemeriksaan Petanda Tumor
Pemeriksaan penanda tumor dilakukan umumnya dimanfaatkan sebagai berikut:
1.

Pemantauan terapi atau pengobatan penderita kanker. Konsentrasi atau


kadar penanda tumor di dalam tubuh akan diukur sebelum dan sesudah
pemberian terapi / pengobatan. Bila kadar penanda tumor menurun setelah
terapi / pengobatan, maka kemungkinan terapi sudah efektif mengatasi kanker
pasien. Namun, bila kadar penanda tumor tetap sama, maka perlu dilakukan

penyesuaikan kadar obat / terapi yang dibutuhkan pasien.[2]


2.
Penunjang diagnosis. Pada orang yang memiliki gejala kanker,
pemeriksaan penanda tumor dapat digunakan sebagai salah satu penunjang
untuk mengenali sumber kanker dan membedakan gejala kanker dengan gejala
penyakit lainnya.[2]
3.

Memantau kekambuhan. Jika penanda tumor meningkat sebelum terapi,


menurun sesudah terapi, dan mulai naik kembali setelahnya, maka
kemungkinan besar, kanker pasien kembali terjadi. Bila sesudah operasi, kadar

penanda tumor masing tinggi di dalam tubuh, maka ada kemungkinan,


sebagian kanker masih tersisa di dalam tubuh.[2]
2.3 Pengertian PSA (prostate specific antigen)
PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi
mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada
keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk ke dalam aliran darah. Namun,
apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam
darah meningkat. PSA (prostate specific antigen) diketahui memainkan peranan
penting dalam proteksi dan pergerakan sperma. Namun, tidak sebatas itu saja
fungsinya.Sejauh ini, kadar PSA dalam darah telah digunakan sebagai indikator
keberadaan kanker prostat dan biasanya dinyatakan dalam nanogram per mililiter
(ng/ml).
PSA sejumlah 4 ng/ml atau lebih rendah adalah normal, 4-10 ng/ml adalah
sedikit tinggi, 10-20 ng/ml cukup tinggi, dan 20-35 ng/ml sangat tinggi. Meski
begitu, Nilai-nilai tersebut tidak bersifat mutlak.
Untuk mengevaluasi kadar PSA Anda, dokter akan mempertimbangkan
sejumlah faktor lain yang meliputi usia, ukuran kelenjar prostat, perubahanperubahan pada tingkat PSA dari waktu ke waktu, gejala-gejala, tanda-tanda,
riwayat keluarga Anda, dan konsumsi obat yang mempengaruhi pengukuran PSA,
seperti finasteride (Propecia, Proscar), dutasteride (Avodart) dan beberapa
suplemen herbal.
Selain digunakan untuk mengetahui dan mendiagnosis keberadaan kanker
prostat, pemeriksaan kadar PSA juga sering digunakan untuk memantau
perkembangan orang yang telah mendapatkan diagnosis kanker prostat dan telah
mendapatkan pengobatan. Tujuannya adalah untuk melihat efektifitas pengobatan
yang telah dilakukan.
2.4 Pengertian Kanker Prostat
4

Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat.


Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan
sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini
dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari
semua orang yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50 tahun. Orang yang
mengalami PIN mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada
mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau
bermutu tinggi (abnormal).
2.5 Penyebab, Gejala dan Faktor Penyebab Kanker Prostat
Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa
hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat,
diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor hormonal, diet tinggi lemak,
dan toksin juga disebut-sebut sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun
kaitannya belum jelas.
Kanker prostat stadium dini, tidak menunjukkan gejala. Setelah kanker
berkembang, baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul
menyerupai gejala BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), yaitu penyakit
pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria lanjut usia. Akibatnya,
kedua penyakit ini sulit dibedakan sehingga diperlukan pemeriksaan yang dapat
mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.

Berikut ini beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat.
1. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
2. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
3. Aliran air seni lemah atau terganggu.

4. Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.


5. Adanya darah pada air seni atau air mani.
6. Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
7. Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas.
Penyebab kanker prostat belum diketahui secara pasti, namun penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker
prostat, yaitu :
1. Usia
Risiko kanker prostat akan meningkat setelah usia 50 tahun.
2. Ras/Etnis
Orang berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat
dibandingkan orang berkulit putih.
3. Riwayat Keluarga
Jika Ayah atau saudara laki-laki Anda menderita kanker prostat, maka
risiko Anda akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Risiko akan semakin
tinggi jika Anda memiliki kerabat yang terdiagnosa kanker prostat di
bawah usia 65 tahun.
4. Diet
Diet tinggi lemak dan obesitas (kegemukan) akan meningkatkan risiko
kanker prostat.
2.6 Pemeriksaan Penunjang Pada Kanker Prostat
Pemeriksaan

penunjang

yang

dapat

dilakukan

untuk

membantu

mengidentifikasi keberadaan kanker prostat meliputi digital rectal examination


(DRE), konsentrasi prostate serum antigen (PSA) dan transrectal ultrasonografy
(TRUS). Diagnosis pasti ditentukan oleh adanya suatu gambaran adenokarsinoma
pada spesimen biopsi prostat atau aspirasi sitologi. Pemeriksaan tambahan lainnya

yang juga dapat digunakan adalah sitologi urin. Hasil pemeriksaan histopatologi
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan keberadaaan dan grade tumor.
2.6.1

Digital Rectal Examination (DRE)

DRE dilakukan secara langsung oleh pemeriksa dengan memasukkan


jarinya ke dalam rektum kemudian melakukan palpasi prostat untuk mengetahui
ukuran, bentuk, konsistensi, dan nodule. Beberapa kanker prostat tidak dapat
dirasakan melalui DRE karena kemungkinan lokasinya yang terletak di dalam
kelenjar prostat yang tidak dapat dicapai oleh jari, bisa juga karena ukuranya yang
terlalu kecil sehingga tidak dapat dirasakan.
Tetapi kebanyakan kanker prostat terletak di bagian perifer prostat
sehingga memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan prostat secara langsung
melalui (DRE) ketika volumenya mencapai 0,2mL atau lebih besar. Positif DRE
untuk kanker prostat sangat tergantung pada nilai PSA. Nilai PSA 2,5-4 ng/mL
berisiko 22-30%, nilai 4-10 ng/mL berisiko 41%, dan nilai > 10 ng/mL
meningkatkan risiko kemungkinan kanker 69%.
2.6.2

Prostate-specific Antigen (PSA)

Prostat Spesific Antigen (PSA) dipakai untuk diagnosis kanker prostat.


Dahulu kala pemeriksaan kanker prostat dilakukan pemeriksaan aktifitas prostatic
acid phosphatase (PAP), diikuti dengan pemeriksaan colok dubur. Tetapi aktifitas
PAP yang tinggi disertai dengan pembesaran kelenjar prostat selalu sudah terjadi

metastasis. Untuk pemeriksaan dini kanker prostat dipakai pemeriksaan PSA.


Kadar PSA dapat meningkat pada hipertrofi prostat jinak dan lebih tinggi lagi
pada kanker prostat. Kadar PSA meningkat setelah colok dubur atau bedah
prostat. Pemeriksaan PSA disarankan untuk pemeriksaan rutin pada pria usia lebih
dari 40 tahun. Total PSA (tPSA) terdiri dari PSA bebas dan PSA kompleks. Kadar
PSA total dipakai untuk mendapatkan persen (%) PSA bebas.
Prostat adalah kelenjar seks pada pria, terletak di bawah kandung kemih
dan mengelilingi saluran kencing. PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh
kelenjar prostat yang berfungsi untuk mengencerkan cairan ejakulasi sehingga
memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan normal, hanya sedikit PSA yang
masuk ke dalam aliran darah tetapi bila terjadi peradangan atau kerusakan
jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah meningkat. Jadi peningkatan kadar
PSA bukan hanya disebabkan oleh kanker prostat tetapi dapat juga disebabkan
oleh BPH.
Dalam darah, PSA ditemukan dalam keadaan bebas (free-PSA) dan
sebagian besar diikat oleh protein (disebut c-PSA atau complexed-PSA). Pada
BPH (pembesaran prostate yang jinak ) konsentrasi free PSA lebih dominan
sedangkan pada kanker prostat peningkatan c-PSA yang lebih dominan.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat,
dimana sel-sel kelenjar prostat tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga
mendesak dan merusak jaringan sekitarnya. Pada pria berusia lanjut > 60 tahun
hasil PSA bisa membuat rancu apakah pembesaran prostate jinak/ BPH yang
sering terjadi pada pria berusia lanjut atau keganasan .Untuk membedakan apakah
peningkatan kadar PSA disebabkan oleh BPH atau kanker prostat maka
dianjurkan pemeriksaan rasio free-PSA/PSA total atau rasio c-PSA/PSA total
terutama bagi mereka yang kadar PSA totalnya antara 2.6-10 ng/ml.
Tes PSA (Prostate-Specific Antigen - Antigen Khusus Prostat). Tes ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker prostat pada prostat . Bila hasil

pemeriksaan PSA sedikit meningkat, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan freePSA untuk menentukan nilai rasio free-PSA/PSA total. Manfaat Tes PSA :
a.
b.

Untuk skrining (PSA total).


Untuk Diagnosis (PSA total dan rasio free-PSA/PSA total atau rasio

c.

c-PSA/PSA total).
Untuk pemantauan penyakit dan pemantauan pengobatan serta
pemantauan setelah

2.6.3

pengangkatan prostat.

Transrectal Ultrasonography (TRUS)


TRUS adalah pemeriksaan yang menggunakan suatu alat menyerupai jari

yang dimasukkan ke dalam rektum untuk melihat gambaran prostat. TRUS dapat
memberikan informasi mengenai ukuran prostat, bentuk, dan lokasi sebaran
kanker, tapi tidak dapat digunakan sebagai alat diagnosis tunggal untuk deteksi
kanker. TRUS dapat digunakan untuk mengarahkan lokasi biopsi. JadiTRUS
memiliki

dua

peran

potensial

dalam

diagnosis

kanker

prostat

yaitu

mengidentifikasi lesi yang diduga suatu keganasan dan meningkatkan keakuratan


dalam melakukan biopsi prostat. Tetapi sedikit sekali jumlah kanker yang dapat
dideteksi jika level DRE dan PSA normal.

2.6.4

Transrectal Ultrasonography (TRUS)


Biopsi Prostat

Needle biopsy merupakan tes definitif untuk mendiagnosis kanker prostat.


Jarum biopsi dimasukkan melalui rektum kemudian ditujukan kearah prostat.
Ultrasound dapat digunakan untuk membantu mengarahkan pengambilan
9

sejumlah kecil sampel jaringan. Dengan metode ini risiko komplikasi dapat
diturunkan, terlebih lagi jika diberikan profilaksis antibiotik sebelum prosedur
dilakukan.

Tes ini memiliki keakuratan sekitar 90% dalam mendiagnosis kanker


prostat. Pada pasien dengan nilai PSA < 10 ng/mL diperlukan penambahan area
biopsi untuk mengoptimalkan kemungkinan pendeteksian. Area posterolateral dari
zona perifer harus diutamakan karena area ini merupakan area awal lokasi kanker
prostat. Jumlah area yang perlu diperiksa untuk mengoptimalkan deteksi masih
kontroversial.
Apabila

pada

hasil

biopsi

yang

pertama

hasilnya

negatif,

direkomendasikan untuk melakukan biopsi ulang karena menurut penelitian


ditemukan bahwa 10-35% kasus ditemukan positif pada biopsi yang kedua
walaupun pada pemeriksaan biopsi yang pertama hasilnya negatif. Komplikasi
yang mungkin terjadi dapat berupa pendarahan pada urin, pengeluaran semen atau
pun feses setelah biopsi merupakan hal yang umum terjadi.
2.7 Tabel Stadium Kanker Prostat
Stadium Keterangan
I

Sangat awal dan tanpa gejala; sel kanker terbatas pada prostat

10

II

Sel kanker terbatas pada prostat, tapi terlihat jelas (terdeteksi oleh
pemeriksaan colok dubur dan/atau hasil test PSA yang tinggi)
Sel-sel kanker ditemukan di luar kantung prostat (membran yang

III

menutupi prostat); menyebar terbatas pada jaringan sekitarnya dan/atau


vesikula seminalis (kelenjar yang memproduksi cairan mani)

IV

Sel-sel kanker telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening


regional, tulang, ataupun organ jauh (misalnya, hati, paru-paru)

2.8 Pengertian Kanker Paru


Tumor adalah hasil perkembangbiakan suatu sel tubuh yang tidak terkontrol,
yang mana dalam keadaan normal perkembangbiakan sel hanya akan terjadi apabila
dibutuhkan tubuh. Ada dua macam tumor yakni jinak dan ganas. Tumor ganas atau
disebut juga kanker adalah sel tumor yang berkembangbiak secara tidak terkontrol
dan menginvasi jaringan sekitar serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain.Kanker
paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus
(bronchogenic carcinoma).
Titik tumbuh karsinoma paru berada di percabangan segmen atau subsegmen
bronkus. Pada tempat pertumbuhan tumor tampak berupa nodul kecil kemudian
tumbuh menjadi gumpalan dan meluas ke arah sentral atau sentripetal dan ke arah
pleura. Paru merupakan tempat paling umum untuk metastatis kanker dari berbagai
tempat. Penyebaran limfatik (karsinomatosa limfangitis) menyebabkan suatu
perselubungan linier pada paru, biasanya disertai pembesaran kelenjar getah bening
hilus.
Penyebab kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi
berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik (asbestosis, radiasi ion uranium,
radon, arsen, kromium, nikel, vinil klorida, polisiklik hidrokarbon) merupakan faktor
penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti merokok, genetik, kekebalan
tubuh, polusi udara, diet, dan lain-lain.
Kanker paru pada umumnya ditemui pada penderita yang berumur 55-60 tahun.
Hanya sekitar 1% penderita di bawah 40 tahun. Di negara industri, usia terkena
kanker paru lebih dari 40 tahun, terbanyak rentang usia 55-75 tahun dengan rata-rata
usia 65 tahun. Pada 1 April-31 Juli 2002 di RSUP H Adam Malik Medan ditemukan

11

semua kanker paru berusia lebih dari 40 tahun dan yang terbanyak dalam rentang usia
60-69 tahun dengan proporsi sebesar 44.7%.
Pada stadium dini, kanker paru umumnya tidak menimbulkan keluhan. Ia baru
memberikan keluhan apabila telah ada pendesakan atau ada invasi pada struktur
sekitarnya (bronkus). Oleh karena itu, penemuan penderita kanker paru pada stadium
dini sampai saat ini masih merupakan suatu masalah. Penderita datang ke dokter
apabila sudah ada gejala, ini berarti penyakitnya sudah dalam stadium lanjut sehingga
kemungkinan tidak dapat lagi dilakukan terapi pembedahan.
Merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru. Hubungan antara kanker
paru dan merokok telah banyak dilaporkan sebelumnya oleh para ilmuwan sejak
1960-an. Hampir 90 persen orang dengan kanker paru berkembang karena merokok.
Jika seseorang merokok maka ia akan beresiko lebih tinggi untuk terjadinya kanker
paru dibandingkan orang yang tidak merokok. Resiko kematian akibat kanker paru 23
kali lebih tinggi untuk pria yang merokok dan 13 kali lebih tinggi bagi perempuan
yang merokok daripada orang yang tidak pernah merokok. 26,27
Sebagian besar penelitian epidemiologi menyatakan bahwa merokok adalah
penyebab utama kanker paru. Lebih dari 87% penderita kanker paru adalah perokok
namun hanya sekitar 20% dari perokok yang berkembang menjadi kanker paru.Asap
rokok

yang

dihirup

secara

langsung

maupun

tidak

langsung

(perokok

pasif)mengandung sekitar 4000 zat kimia dan lebih dari 60 zat karsinogen, yang dapat
merangsang perubahan sebagian besar gen yang mengontrol homeostasis alveolar
normal dan sel-sel bronkial.Derajat berat merokok dapat ditentukan berdasarkan
Indeks Brinkman (IB) yaitu perkiraan jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap
seharinya, dikalikan dengan lamanya merokok dalam tahun.Ringan antara 0-200,
sedang 200-600 dan berat lebih dari 600. Terdapat literatur yang menyatakan bahwa
indeks brinkmann lebih besar dari 400 merupakan kelompok resiko tinggi menderita
kanker paru.
2.9 Gejala Klinis Kanker Paru
Beberapa gejala klinik ada hubungannya dengan jenis histologi kanker paru.
Karsinoma epidermoid sering tumbuh sentral, memberikan gejala klinik yang sesuai
dengan pertumbuhan endobronkial. Meliputi batuk, sesak napas akibat obstruksi,

12

atelektasis, wheezing atau post obstuktif pneumonia. Berbeda dengan adenokarsinoma


dan large cell carcinoma, yang sering terletak pada bagian perifer memberikan gejala
yang berhubungan dengan pertumbuhan tumor di perifer seperti nyeri pleuritis, effuse
pleura, atau nyeri dari dinding dada.
Gejala klinik kanker paru beraneka ragam, secara garis besar dapat dibagi atas:
1. Gejala Intrapulmonal
Gejala intrapulmonal disebabkan gejala lokal adanya tumor di paru, yaitu
melalui

gangguan

pada

pergerakan

silia

serta

ulserasi

bronkus

yang

memudahkanterjadinya radang berulang, disamping dapat mengakibatkan obstuksi


saluran napas atau atelektasis.
Gejala dapat berupa batuk lama atau berulang lebih dari 2 minggu yang terjadi
pada 70-90% kasus. Batuk darah yang terjadi sebagai akibat ulserasi terjadi pada 651% kasus. Nyeri dada terjadi pada 42-67% kasus, sesak nafas yang disebabkan oleh
tumor atau obstruksi yang ditimbulkan tumor ataupun karena atelektasis. Keluhan
sesak napas terdapat pada 58% kasus.
2. Gejala Intratorakal Ekstrapulmonal
Gejala

intratorakal

ekstrapulmonal

terjadi

akibat

penyebaran

kanker

parumelalui kelenjar limfe, atau akibat penyebaran langsung kanker paru ke


mediastnum.
Gejalanya berupa sindroma horner, paralisa diafragma, sesak napas, atelektasis,
disfagia, sindrom vena kava superior, effusi pleura dan lain-lain.

3. Gejala Estratorakal Non Metastatik


Gejala estratorakal non metastatik terbagi atas manifestasi neuromuskuler
ditemukan pada 4-15% kasus, manifestasi endokrin metabolik terjadi pada 5-12.1%
kasus, manifestasi jaringan ikat dan tulang sering terdapat pada jenis karsinoma
epidermoid, manifestasi vaskuler dan hematologik jarang ditemukan dan bila
ditemukan biasanya berupa migratory thrombophlebitis, purpura dan anemia.

13

4. Gejala Ektratorakal Metastatik


Penyebaran kanker paru ekstratorakal dapat terjadi pada beberapa tempat baik
secara hematogen maupun limfogen. Lebih dari 50% penderita kanker paru
mengalami metastasis ekstra torakal, sering pada tempat yang berbeda dan sering
ditemui kelainan neurologis fokal, nyeri tulang dan nyeri perut akibat metastasis pada
hati atau metastasis pada kelenjar adrenal.
2.10 Pemeriksaan Kanker Paru
Pemeriksaan kanker paru termasuk antara lain:

2.11.1 Cyfra-21-1
Cytokeratin merupakan bagian dari filament protein perantara yang
membentuk cytoskeleton. Cytokeratin 19 (Cyfra- 21-1) merupakan salah satu dari
20 dari 20 cytokeratin yang paling banyak ditemukan pada karsinoma paru-paru.
Cyfra 21-1 dipakai untuk membantu menegakan diagnosis kelainan paru yang
jinak sepeerti, pneumonia, sarcoidosis TBC, Bronkitis kronik, asma dan efisema.
Kadar cyfra lebih dari 30 g/mL didapatkan pada primary bronchial carcinoma.
Kadarnya juga meningkat pada kelainan hati dan gagal ginjal.
2.11.2 Pemeriksaan Imunohistokimia
Sampel yang digunakan untuk menganalisis biomarker ini dapat berupa
jaringan tumor yang diperoleh dari operasi, biopsy darah atau cairan tubuh lain.
Prosedur Pemeriksaan Imunohistokimia
a. Spesimen di sentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm
b. Ambil sampel 20 Al, teteskan pada gelas obyek, buat bentuk bulatan
kecil
c. Hapusan ditetesi methanol lalu didiamkan 1 hari dengan tujuan fixasi
sampaipreparat benar-benar kering.
d. Cuci preparat dengan PBS 3 kali masing-masing 5 menit.
e. Blocking preparat dengan BSA 0,1% dan triton 0,25% selama 20 menit,
kemudian cuci dengan PBS 3 kali masing-masing 5 menit.
f. Inkubasi dengan AB primer semalam (anti sitokeratin 19) 1:500 semalam
(24jam), suhu 4 derajat celcius.
g. Inkubasi suhu ruang 2 jam, kemudian cuci dengan PBS
14

h. Inkubasi dengan AB sekunder berlabel enzim selama 20 menit


i. Rendam preparat dengan Substrat buffer selama 20 menit.
j. Staining preparat dengan DAB selama 20 menit, akan memberikan warna
coklat bila berikatan.
k. Rendam preparat dalam aquadest selama 3-5 menit, keringkan
l. Amati dengan mikroskop binolokuler menggunakan pembesaran 40 dan
100 Kali.
Berdasarkan pembacaan dengan melihat warna yang timbul, maka secara
subyektif terdapat 3 kualitas warna yaitu coklat muda (+1), coklat (+2), coklat
gelap(+3). Warna coklat (+2) dan coklat gelap (+3) didapatkan pada sel Adeno
Carsinomadan Epidermoiad Carsinoma. Sedangkan coklat muda (+1) terdapat
pada penderitanormal dan resiko tinggi. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
perbedaan ekspresisitokeratin 19 pada pasien normal dengan resiko tinggi.
Penilaian warna ini berdasarkan pada subyektifitas peneliti dalam mengamati
warna sel yang timbul.Warna coklat muda menunjukkan ekspresi sitokeratin yang
sedikit, warna coklat dan coklat gelap menunjukkan ekspresi sitokeratin 19 yang
sangat meningkat.

Gambaran sel dengan metode imunohistokimia

15

BAB II
PENUTUP

16

3.1 Kesimpulan
Petanda tumor adalah senyawa yang ditemukan di atas jumlah normal di
dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di dalam
tubuh. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu
mengidentifikasi keberadaan kanker prostat meliputi digital rectal examination
(DRE), konsentrasi prostate serum antigen (PSA) dan transrectal ultrasonografy
(TRUS). PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi
mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. TRUS
adalah pemeriksaan yang menggunakan suatu alat menyerupai jari yang
dimasukkan ke dalam rektum untuk melihat gambaran prostat. Cytokeratin 19
(Cyfra- 21-1) merupakan salah satu dari 20 dari 20 cytokeratin yang paling
banyak ditemukan pada karsinoma paru-paru.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyaknya terdapat kekurangan pada makalah
ini, karena itu penulis menerima saran dan masukkan agar dapat menjadi makalah
yang lebih baik. penulis memohon maaf atas segala kekurangan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

17

2. Holick M, 2004, Vitamin D: Importance in the Prevention of Cancer: Am J


Clin Nutr
3. Notrou P, 2007, Tingkat Kalsium Tinggi dapat Naikkan Risiko Kanker
Prostat. Dalam: Antara News
4. http://www.alodokter.com/kanker-prostat/diagnosis diakses Pada Tanggal
18 Oktober 2016 10.25 WIB
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Penanda_tumor diakses Pada Tanggal 18
Oktober 2016 10.33 WIB
6. http://analiskesehatansederhana.blogspot.co.id/2016/01/petandatumor.html diakses Pada Tanggal 18 Oktober 2016 10.42 WIB
7. http://srirahmayuli.com/penyakit-tumor-dan-kanker-prostat-gejala-faktorrisikopencegahan-dan-penanggulangan diakses Pada Tanggal 19 Oktober
2016 08.31 WIB
8. https://www.deherba.com/pemeriksaan-kadar-psa-apa-saja-yang-perluanda-ketahui.html diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2016 09.02 WIB
9. http://duniaiptek.com/pemeriksaan-penunjang-pada-kanker-prostat/
diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2016 09.06 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai