PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan hilangnya fungsi
kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme multiseluler. Penyebab
penyakit ini diduga karena peningkatan industri, perubahan pola makan maupun
gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit yang paling ditakuti karena
disamping
biaya
pengobatan
yang
sangat
mahal,
penyakit
ini
selalu
ketidakpedulian,
dan
ketidakmampuan
finansial,
banyak
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui definisi, manfaat, pengertian, gejala dan faktor,
pemeriksaan penunjang pada Kanker Prostat
b) Untuk mengetahui DRE,PSA,TRUS
c) Untuk mengetahui pengertian, Gejala Klinis, Pemeriksaan Kanker Paru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Petanda Tumor
Petanda tumor adalah senyawa yang ditemukan di atas jumlah normal di
dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di dalam
tubuh. Sebagian besar penanda tumor merupakan protein, namun beberapa jenis
penanda tumor yang terbaru dapat berupa gen atau senyawa lain. Ada banyak
sekali penanda tumor yang saat ini digunakan oleh dokter untuk menunjang
diagnosis atau pemantauan pasien penderita kanker. Sebagian penanda tumor
hanya spesifik ditemukan pada satu jenis kanker tertentu, namun sebagian lainnya
dapat ditemukan pada beberapa jenis tumor.[1]
Umumnya, pemeriksaan penanda tumor harus dilakukan berdasarkan
rekomendasi dokter dan hasilnya dianalisa bersama dengan riwayat kesehatan
pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium lainnya. Hal ini
dikarenakan, pemeriksaan penanda tumor memiliki keterbatasan-keterbatasan
tertentu sehingga tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya penentu diagnosis
kanker pada pasien.
2.2 Manfaat Pemeriksaan Petanda Tumor
Pemeriksaan penanda tumor dilakukan umumnya dimanfaatkan sebagai berikut:
1.
Berikut ini beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat.
1. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
2. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
3. Aliran air seni lemah atau terganggu.
penunjang
yang
dapat
dilakukan
untuk
membantu
yang juga dapat digunakan adalah sitologi urin. Hasil pemeriksaan histopatologi
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan keberadaaan dan grade tumor.
2.6.1
pemeriksaan PSA sedikit meningkat, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan freePSA untuk menentukan nilai rasio free-PSA/PSA total. Manfaat Tes PSA :
a.
b.
c.
c-PSA/PSA total).
Untuk pemantauan penyakit dan pemantauan pengobatan serta
pemantauan setelah
2.6.3
pengangkatan prostat.
yang dimasukkan ke dalam rektum untuk melihat gambaran prostat. TRUS dapat
memberikan informasi mengenai ukuran prostat, bentuk, dan lokasi sebaran
kanker, tapi tidak dapat digunakan sebagai alat diagnosis tunggal untuk deteksi
kanker. TRUS dapat digunakan untuk mengarahkan lokasi biopsi. JadiTRUS
memiliki
dua
peran
potensial
dalam
diagnosis
kanker
prostat
yaitu
2.6.4
sejumlah kecil sampel jaringan. Dengan metode ini risiko komplikasi dapat
diturunkan, terlebih lagi jika diberikan profilaksis antibiotik sebelum prosedur
dilakukan.
pada
hasil
biopsi
yang
pertama
hasilnya
negatif,
Sangat awal dan tanpa gejala; sel kanker terbatas pada prostat
10
II
Sel kanker terbatas pada prostat, tapi terlihat jelas (terdeteksi oleh
pemeriksaan colok dubur dan/atau hasil test PSA yang tinggi)
Sel-sel kanker ditemukan di luar kantung prostat (membran yang
III
IV
11
semua kanker paru berusia lebih dari 40 tahun dan yang terbanyak dalam rentang usia
60-69 tahun dengan proporsi sebesar 44.7%.
Pada stadium dini, kanker paru umumnya tidak menimbulkan keluhan. Ia baru
memberikan keluhan apabila telah ada pendesakan atau ada invasi pada struktur
sekitarnya (bronkus). Oleh karena itu, penemuan penderita kanker paru pada stadium
dini sampai saat ini masih merupakan suatu masalah. Penderita datang ke dokter
apabila sudah ada gejala, ini berarti penyakitnya sudah dalam stadium lanjut sehingga
kemungkinan tidak dapat lagi dilakukan terapi pembedahan.
Merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru. Hubungan antara kanker
paru dan merokok telah banyak dilaporkan sebelumnya oleh para ilmuwan sejak
1960-an. Hampir 90 persen orang dengan kanker paru berkembang karena merokok.
Jika seseorang merokok maka ia akan beresiko lebih tinggi untuk terjadinya kanker
paru dibandingkan orang yang tidak merokok. Resiko kematian akibat kanker paru 23
kali lebih tinggi untuk pria yang merokok dan 13 kali lebih tinggi bagi perempuan
yang merokok daripada orang yang tidak pernah merokok. 26,27
Sebagian besar penelitian epidemiologi menyatakan bahwa merokok adalah
penyebab utama kanker paru. Lebih dari 87% penderita kanker paru adalah perokok
namun hanya sekitar 20% dari perokok yang berkembang menjadi kanker paru.Asap
rokok
yang
dihirup
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
(perokok
pasif)mengandung sekitar 4000 zat kimia dan lebih dari 60 zat karsinogen, yang dapat
merangsang perubahan sebagian besar gen yang mengontrol homeostasis alveolar
normal dan sel-sel bronkial.Derajat berat merokok dapat ditentukan berdasarkan
Indeks Brinkman (IB) yaitu perkiraan jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap
seharinya, dikalikan dengan lamanya merokok dalam tahun.Ringan antara 0-200,
sedang 200-600 dan berat lebih dari 600. Terdapat literatur yang menyatakan bahwa
indeks brinkmann lebih besar dari 400 merupakan kelompok resiko tinggi menderita
kanker paru.
2.9 Gejala Klinis Kanker Paru
Beberapa gejala klinik ada hubungannya dengan jenis histologi kanker paru.
Karsinoma epidermoid sering tumbuh sentral, memberikan gejala klinik yang sesuai
dengan pertumbuhan endobronkial. Meliputi batuk, sesak napas akibat obstruksi,
12
gangguan
pada
pergerakan
silia
serta
ulserasi
bronkus
yang
intratorakal
ekstrapulmonal
terjadi
akibat
penyebaran
kanker
13
2.11.1 Cyfra-21-1
Cytokeratin merupakan bagian dari filament protein perantara yang
membentuk cytoskeleton. Cytokeratin 19 (Cyfra- 21-1) merupakan salah satu dari
20 dari 20 cytokeratin yang paling banyak ditemukan pada karsinoma paru-paru.
Cyfra 21-1 dipakai untuk membantu menegakan diagnosis kelainan paru yang
jinak sepeerti, pneumonia, sarcoidosis TBC, Bronkitis kronik, asma dan efisema.
Kadar cyfra lebih dari 30 g/mL didapatkan pada primary bronchial carcinoma.
Kadarnya juga meningkat pada kelainan hati dan gagal ginjal.
2.11.2 Pemeriksaan Imunohistokimia
Sampel yang digunakan untuk menganalisis biomarker ini dapat berupa
jaringan tumor yang diperoleh dari operasi, biopsy darah atau cairan tubuh lain.
Prosedur Pemeriksaan Imunohistokimia
a. Spesimen di sentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm
b. Ambil sampel 20 Al, teteskan pada gelas obyek, buat bentuk bulatan
kecil
c. Hapusan ditetesi methanol lalu didiamkan 1 hari dengan tujuan fixasi
sampaipreparat benar-benar kering.
d. Cuci preparat dengan PBS 3 kali masing-masing 5 menit.
e. Blocking preparat dengan BSA 0,1% dan triton 0,25% selama 20 menit,
kemudian cuci dengan PBS 3 kali masing-masing 5 menit.
f. Inkubasi dengan AB primer semalam (anti sitokeratin 19) 1:500 semalam
(24jam), suhu 4 derajat celcius.
g. Inkubasi suhu ruang 2 jam, kemudian cuci dengan PBS
14
15
BAB II
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Petanda tumor adalah senyawa yang ditemukan di atas jumlah normal di
dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di dalam
tubuh. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu
mengidentifikasi keberadaan kanker prostat meliputi digital rectal examination
(DRE), konsentrasi prostate serum antigen (PSA) dan transrectal ultrasonografy
(TRUS). PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi
mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. TRUS
adalah pemeriksaan yang menggunakan suatu alat menyerupai jari yang
dimasukkan ke dalam rektum untuk melihat gambaran prostat. Cytokeratin 19
(Cyfra- 21-1) merupakan salah satu dari 20 dari 20 cytokeratin yang paling
banyak ditemukan pada karsinoma paru-paru.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyaknya terdapat kekurangan pada makalah
ini, karena itu penulis menerima saran dan masukkan agar dapat menjadi makalah
yang lebih baik. penulis memohon maaf atas segala kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
17
18