Anda di halaman 1dari 21

Clinic Analyzer

(ABX Pentra 400)

yfyffyhf

DISUSUN OLEH
Kelompok 2
Anggota :
1.
2.
3.
4.

Larasati Puspa Amalia


Muhamad Tabah Jaelani
Risca Jemy Devita
Widi Risgianti

ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
Jl. dr. SITANALA KOTA TANGERANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul Clinic Analyzer (ABX Pentra 400).
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita untuk meningkatkan kinerja dan mutu
perencanaan program kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tangerang, September 2015

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................

4
4
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Autoanalyzer.............................................................................

2.2 Prinsip Kerja...............................................................................................

2.3 Bagian- Bagian...........................................................................................

2.4 Komponen Alat ..........................................................................................

2.5 Cara Kerja ..................................................................................................

11

2.6 Hasil Pemeriksaan .....................................................................................

12

2.7 Troubleshooting .........................................................................................

13

2.8 Kalibrasi Alat .............................................................................................

13

2.9 Kelebihan dan Kekurangan ........................................................................

13

2.10 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan ...........................................................

14

2.11 Cara Perawatan ........................................................................................

14

2.12Gold Standar .............................................................................................

14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................

22

3.2 Saran ..........................................................................................................

22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Clinic analyzer (Autoanalyzer) adalah alat yang memiliki presisi tinggi dan
mudah digunakan untuk mengotomatisasi pemeriksaan kimia basah tradisional.
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensial multiple analisis. Alat ini mempunyai kemampuan
pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis.
Alat ini mampu menggantikan prosedur- prosedur analisis manual dalam
laboratorium, rumah sakit, dan industri.
Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam
bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali
fosfatase, aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium,
kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam
sampel darah tubuh, serum atau lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah
analisis sampel berulang yang seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh
seorang teknisi, untuk tes medis seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara
ini, sebuah autoanalyzer dapat menganalisis ratusan sampel setiap hari dengan
satu teknisi operasi. Awal autoanalyzer instrumen masing-masing beberapa
sampel diuji secara berurutan untuk analit individu. Kemudian model
Autoanalyzer seperti SMAC diuji untuk analit secara bersamaan dalam sampel.
Autoanalyzer memiliki beberapa tipe yang biasa digunakan untuk
pemeriksaan otomatis pada laboratorium klinik, salah satunya adalah ABX Pentra
400.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.2.2 Bagaimana prinsip kerja Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.2.3 Apa saja bagian- bagian pada Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.2.4 Bagaimana cara kerja Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.2.5 Bagaimana cara mengkalibrasi alat tersebut?
1.2.6 Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.2.7 Bagaimana cara perawatan dan hal- hal yang harus diperhatikan pada
Autoanalyzer ABX Pentra 400?
1.3 Tujuan

1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6

Untuk mengetahui pengertian Autoanalyzer ABX Pentra 400.


Untuk mengetahui prinsip kerja dari Autoanalyzer ABX Pentra 400.
Untuk mengetahui bagian- bagian dari Autoanalyzer ABX Pentra 400.
Untuk mengetahui cara kerja Autoanalyzer ABX Pentra 400.
Untuk mengetahui cara kalibrasi Autoanalyzer ABX Pentra 400.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Autoanalyzer ABX

1.3.7

Pentra 400
Untuk mengetahui cara perawatan dan hal- hal yang harus diperhatikan
pada Autoanalyzer ABX Pentra 400

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Autoanalyzer ABX Pentra 400
Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam
bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali
fosfatase, aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium,
kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam

sampel darah tubuh, serum atau lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah


analisis sampel berulang yang seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh
seorang teknisi, untuk tes medis seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara
ini, sebuah autoanalyzer dapat menganalisis ratusan sampel setiap hari dengan
satu teknisi operasi.
ABX Pentra 400 adalah alat untuk laboratorium yang canggih saat ini, ABX
Pentra 400 ini bisa melakukan sekitar 420 test per jam. Selain itu ABX Pentra 400
memiliki tempak muka atau penampilan yg user friendly, sehingga akan
mempernudah user untuk menggunakannya.

2.2 Prinsip Kerja


Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya polikromatik
yang mempunyai panjang gelombang 400- 800 nm memancarkan cahayanya yang
masuk ke monokromator. Monokromator disini merupakan alat untuk
menguraikan spektrum warna dari cahaya. Di dalam Monokromator ini, cahaya
polikromatik diuraikan menjadi monokromatik. Selanjutnya dari monokromator,
cahaya masuk ke filter. Filter ini berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1
spectrum cahaya saja sesuai dengan unsur yang akan diukur. Karena setiap atom
hanya akan menyerap spectrum yang sesuai dengan energi atom itu sendiri.
Cahaya yang keluar dari Filter (I 0) menyinari cuvette, sehingga molekul di dalam
cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang

tertentu dan menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample
yang akan diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini
merupakan sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyalsinyal) listrik yang selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh
ADC, dimana ADC disini berfungsi mengubah data analog menjadi data digital.
Kemudian dari ADC diolah oleh Microcontroller dan ditampilkan ke display.
Monochromator
Lampu halogen

Filter

mat

Amplifier

Detector

ADC

Microcontroller

Cuvette

Display

2.3 Bagian- Bagian Alat


1. Sampler
Memasukkan sampel pada reagen dari analytical cartridge secara otomatis
menggunakan sebuah probe yang otomatis bergerak diantara sampel dan
cairan pencuci dengan interval waktu yang tepat. Sampel ditampung pada
tabung atau sample cups.
2. Micropump
Memindahkan sampel dan reagen bersama kedalam analytical cartridge
menggunakan gerak peristaltic yang dihasilkan oleh pump tersebut.
3. Cartridge base dan analytical cartridge
Cartridge base adalah tempat untuk analytical cartridge. Fungsinya adalah
untuk mengatur suhu dengan digital heat controller.
Analytical cartridge adalah cartridge yang diatur khusus yang digunakan
untuk berbagai macam pemeriksaan Kedua instrumen ini memiliki:
Glass mixing coils and fittings
Heath bath
7

Dialyzers
Phase separator
Flowcell
4. Docking photometer base
Instrumen ini menyediakan arus listrik DC yang teratur yang mampu
menyuplai 3 buah fotometer dengan kebutuhan 305A. Instrumen ini
menyediakan sumber cahaya kepada fotometer.
5. Digital detector
Digital detector mengukur absorbance dari produk berwarna yang
dihasilkan oleh reaksi antara sampel dan reagen. Digital detector ini
mengubah sinyal dari absorbance tersebut menjaddi sinyal elektronik
digital. Digital detector menggunakan wavelength filter dan flowcell yang
mudah untuk diubah.
6. Data Acquisition system
Menyediakan hardware control dan data reduction dari 8 detector secara
simultan. Ini merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan windows.
7. Surfactant
Menurunkan tegangan permukaan dari flow stream dam menurunkan
tekanan balik dari analyzing cartridge. Ini membuat bubble injection dan
fluid flow untuk mengalir secara lembut dan lancar.
2.4 Komponen Alat
Fisik
Sistem Ukuran
40 "x 28" x 25 "(W x L x H)
Sistem Berat
264
Pendingin Eksternal Satuan Ukuran
12 "x 17" x 16 "(W x L x H)
Satuan Pendingin Eksternal Berat
77
Printer
Printer Laser
Tingkat suara
<60 dBA
Suhu operasi
15-32 C
Kelembaban Operasi
20-85%
Jumlah Kebutuhan daya (dengan Printer) 1000 VA
Air
De-terionisasi / Air Distilasi - 10L Tank
Spesifikasi Air
Tahanan> 5 megohms

Konduktivitas <0,2 mikrodetik / cm

Komputer & Sofware


Sistem operasi

Windows XP

Pengolahan data

12 inch LCD Sentuh Layar Warna


Database Kapasitas: Hasil unlimited
Processor: 600 MHz
RC 232C: Hasil Pasien, QC untuk lis dengan
protokol ASTM

Stasiun Validasi Terpadu


Manajemen
Quality Levey Jennings, otomatis QC, kontrol default dan aturan
Control

Westgard

Log

Ekspor data arsip


Alarm Audible
Bantuan Interaktif

Reagen, quality control, kalibrasi


Aplikasi, pemeliharaan, sequencing, flags dan alarm

Kunci USB
HTML Format

Sistem Optical
Lampu Tungsten-halogen
Bi-chromatic cahaya absorbansi
Prinsip Pengukuran

Pilihan 15 panjang gelombang 340-700 nm


Temukan Wavelength dengan teknologi kisi hologram

Sensor
Foto array dioda
Optical Linearitas 2,5 A. at 340mm; 3.0 pada panjang gelombang lain

Reagensia : ABX Pentra-400


1.
2.
3.
4.

Unit pendingin : larutan glycol ( NH4Cl=ammonium chlorida).


Air pencuci : air steril khusus.
Reagensia khusus autoanalyzer produk Horiba ABX.
Reagensia modul ISE (bila digunakan).

2.5 Cara Kerja Autoanalyzer ABX Pentra 400


Alur analisa ABX Pentra 400 :
1. Persiapan (bahan pemeriksaan, reagensia, kuvet, glycol, air destilasi,
2.
3.

4.
5.
6.

kalibrator dan kontrol).


Pemrograman parameter pemeriksaan.
Pemrograman data- data serum kontrol dan kalibrator.
Nomor bacth.
Expire date.
Nilai nilai target.
Melaksanakan kalibrasi dan kontrol, bila sudah tekan OK
Pemeriksaan bahan pemeriksaan.
Print out hasil.

Cara Kerja ABX Pentra 400 :


1. Cek kondisi dari :
Air pada Reservoir Bottle, apabila kurang tambahkan air.
Waste Container, apabila sudah penuh kosongkan kontainer.
Kuvet baru, apabila kurang tambahkan kuvet baru pada tempatnya.
Kuvet bekas, apabila penuh kosongkan tempat kuvet bekas.
Ketersediaan kertas yang ada pada printer.
2. Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara :
Manual
:Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat.
Otomatis : Apabila alat telah diprogram untuk dihidupkan secara
otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang
diprogram.
3. Tunggu alat melakukan proses inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (user

name)

dan

masukkan password. Pilih

juga New

Worklist untuk memulai dengan worklist baru. Kemudian tekan OK.


4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan ready.
5. Dari main menu cek status dari reagen yang ada pada reagen tray. Cek dan
segera ganti reagen yang ditunjukkan dengan warna merah. Apabila status
10

reagen menunjukkan warna oranye berarti sisa reagen hanya cukup untuk
beberapa pemeriksaan saja sehingga harus disiapkan reagen backup.
6. Lakukan kontrol dan kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan
digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah
ditentukan (kontrol di rak berwarna hijau, kalibrator di rak berwarna
kuning).
7. Cara melakukan kalibrasi yaitu dari main menu pilih Worklist, kemudian
pilih Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilihCalibration expired
only, kemudian di layar ditampilkan pemeriksaan apa saja yang harus
dikalibrasi pada waktu tersebut. Tekan tombol OK.
8. Apabila hasil dari kontrol dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang
ditentukan (valid) maka alat siap untuk digunakan.
9. Apabila alat telah selesai mengerjakan sampel dan akan dimatikan, tekan
tombol Exit. Setelah itu pilih menu Shutdown dengan memintaSystem
Cleaning, setelah itu tekan OK.
10. Biarkan alat melakukan proses pencucian kemudian bagian alat untuk
pemeriksaan akan mati tetapi power utama tetap nyala (tombolpower tidak
dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagen.
Cara Mematikan Alat
1. Tekan tombol utama dari menu utama sehingga pada layar keluar menu
Shutdown
2. Pilih Standby kemudian beri tanda ISE Cleaning jika ada dan system
Cleaning kemudian tekan OK
2.6 Hasil Pemeriksaan
1. Bila kalibrator dan kontrol serum tidak memenuhi nilai targetnya, maka
pemeriksaan tidak dapat dilakukan.
2. Bila hasil terlalu tinggi kadarnya dibandingkan dengan nilai kalibrator,
maka alat akan secara otomatis mengencerkan bahan pemeriksaannya.
3. Bila kualitas bahan pemeriksaan kurang baik, alat akan
menginformasikannya dan tidak melakukan pemeriksaan yang diminta.
4. Nilai yang nilainya terlalu tinggi atau rendah dari nilai rujukan akan diberi
tanda bintang.

11

2.7 Troubleshooting
1. Kalibrator/ control tidak ada atau kosong.
2. Rak cuvettes yang digunakan tidak ada.
3. Rak cuvettes digunakan penuh.
4. Tidak dapat menyedot cairan atau reagen.
5. Botol reagen kosong.
2.8 Kalibrasi Alat
Cara melakukan kalibrasi pada ABX Pentra 400
1. Dari menu utama pilih Worklist.
2. Pilih Calibration dari menu worklist, kemudian tekan Add New untuk
menambahkan jenis parameter yang akan di calibration.
3. Pilih All Calibrations expired lalu tekan OK untuk Validasi atau pilih jenis
parameter yang akan dikalibrasi.
4. Pilih Control untuk melakukan control, kemudian pilih Add New untuk
melakukan jenis control yang akan dilakukan.
5. Pilih Default Control untuk melakukan control terhadap semua parameter
atau pilih jenis control secara manual. Tekan OK untuk validasi terhadap
permintaan control.
6. Tekan tombol Run untuk memulai pemeriksaan sampel.
2.9 Kelebihan dan Kekurangan ABX Pentra 400
Kelebihan :
1. Alat bekerja secara otomatis
2. Pemeriksaan sampel dapat mencapai 420 test per jam
3. Parameter yang diperiksa lebih banyak
Kekurangan:
1. Ukuran alat cukup besar
2. Harga alat cukup mahal
3. Menggunakan reagen pencuci yang cukup banyak.
2.10

Hal- Hal yang Harus Diperhatikan


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini,

seperti:

12

Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah


ditambahkan antikoagulan.
Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika
terhisap.
2.11

Cara Perawatan
Adapun cara perawatan untuk ABX Pentra 400 :

Suhu ruangan
Lakukan control secara berkala
Selalu cek reagen
2.12 Gold Standar
1. Gula Darah
Metoda : GOD PAP
Prinsip
: Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase
membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk
direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks yang berwarna.Intensitas
warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.
Nilai normal : 70 125 mg/dl
2. Protein Total
Metoda

: Biuret

Prinsip

: Protein bereaksi dengan cupri membentuk senyawa kompleks

berwarna biru. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar


protein total dalam sampel.
Nilai normal : 6,6 8,8 g/dl
3. Albumin
Metoda

: Brom Cresol Green (BCG)

13

Prinsip

: Albumin dengan BCG dalam buffer sitrat dan suasana asam

pH 4,2 akan membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
Nilai normal : 3,5 6,0 g/dl
4. Globulin
Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan albumin.
Perhitungan : Globulin = Total Protein Albumin
Nilai normal : 2,0 3,0 g/dl
5. Kolesterol Total
Metoda
Prinsip

: CHOD PAP (Kolorimetrik Enzimatik)


: Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase

diubah menjadi kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk
dioksidasi dengan bantuan enzim kolesterol oksidase membentuk kolestenon
dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan
DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin disodium) dan 4-amino antipyrin dengan
bantuan enzim peroksidase membentuk quinonimin yang berwarna merah
muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
kolesterol total.
Nilai normal : < 200 mg/dl
6. Trigliserida
Metoda

: GPO PAP

Prinsip

: Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliserol

dan asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP

14

dengan bantuan enzim gliserol kinase membentuk gliserol-3-phospat dan


ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun enzim gliserol phospat
oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen peroksida. Hidrogen
peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi klorophenol membentuk
quinonimin yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan kadar trigliserida dalam sampel.
Nilai normal : < 150 mg/dl
7. HDL Cholesterol
Metoda

: CHOD PAP

Prinsip

LDL,

VLDL

dan

chylomykron

dalam

sampel

akan

dinonreaktifkan dengan penambahan detergent khusus, berupa accelerator dan


cholesterol oksidase sehingga hanya HDL yang reaktif. Kemudian HDL ini
diperiksa dengan metoda CHOD-PAP.
Nilai normal :
Pria

: 30 70 mg/dl

Wanita

: 30 85 mg/dl

8. LDL Cholesterol
Metoda

: CHOD PAP

Prinsip

: LDLCholesterol ditentukan secara langsung dalam dua tahap

pemeriksaan. Tahap pertama adalah mengeluarkan fraksi lain selain LDL,


kemudian pada tahap kedua LDL direaksikan dengan bantuan enzim
cholesterol oksidase dan cholesterol esterase menjadi senyawa tidak berwarna

15

yang dengan penambahan kromogen berubah menjadi senyawa komplek


berwarna sehingga dapat diukur.
Nilai normal : < 130 mg/dl
9. CKMB
Metoda

: Kinetik optimasi

Prinsip

: CK-MB terdiri dari 2 sub unit CKM dan CKB, dimana sub

unit CKM dihambat oleh antibodi spesifik dan hanya aktivitas sub unit CK-B
yang setara dengan setengah aktivitas iso enzim MB yang diperiksa dengan
cara kinetik enzimatik. Creatin phosphat dan ADP dengan adanaya enzim
creatin kinase akan berubah menjadi creatin dan ATP, dimana ATP ini bersama
glukosa oleh enzim heksokinase diubah menjadi glukosa-6-phosphat dan ADP.
Glukosa-6-phosphat bersama NADP oleh enzim G-6-P-DH akan diubah
menjadi gluconat-6-phosphat dan NADPH. Aktivitas CK-B sebanding dengan
perubahan NADP. Hasil yang terukur kemudian dikonversikan dengan
CKMB.
Nilai Normal : < 24 U/L
10. LDH
Metoda

: Kinetik IFCC

Prinsip

: Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH bereaksi menjadi

laktat dan NAD. Aktivitas LDH ditentukan dengan cara mengukur penurunan
konsentrasi NADH.
Nilai Normal : < 480 U/L
11. SGOT / AST

16

Metoda

: Kinetik IFCC

Prinsip

: L-aspartat dan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ASAT akan

menjadi oksaloasetat dan L-glutamat. Oksaloasetat yang terbentuk akan


mereduksi NADH dengan bantuan enzim malat dehidrogenase (MDH)
menjadi L-Malat dan NAD+. Aktivitas katalitik ASAT ditentukan dengan
mengukur penurunan absorban.
Nilai normal :
Pria

: 35 U/L

Wanita

: 31 U/L

12. SGPT / ALT


Metoda

: Kinetik UV IFCC

Prinsip

: L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim

ALT membentuk Lglutamate dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan


mereduksi NADH dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase (LDH)
membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas katalitik ALT ditentukan dengan
mengukur penurunan absorban.
Nilai normal :
Pria

: 45 U/L

Wanita

: 34 U/L

13. Alkali Phosphatase


Metoda

: Kinetik IFCC

17

Prinsip

: Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-nitrophenyl phosphat

menjadi p-nitrophenol dan phosphat. Aktivitas ALP ditentukan dengan


mengukur p-nitrophenol secara kinetik pada 405 nm.
Nilai normal :
Pria

: 35 - 104 U/L

Wanita : 40 - 120 U/L


14. Bilirubin Total
Metoda

: DCA (Dichloro anilin)

Prinsip

: Bilirubin total bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana

alkali membentuk senyawa diazo (2,4 dichloro-anilin diazo) yang berwarna


biru hijau. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan konsentrasi bilirubin
total dalam serum.
Nilai normal : 0,1 1,2 mg/dl
15. Bilirubin Direk
Metoda

: DCA (Dichloro anilin)

Prinsip

: Bilirubin direk bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana

asam membentuk senyawa diazo yang berwarna merah.


Nilai Normal : 0,1 0,2 mg/dl
16. Bilirubin Indirek
Kadar bilirubin indirek diperoleh dari pengurangan kadar bilirubin total
dengan bilirubin direk.
Perhitungan : Bilirubin Indirek = Bilirubin total bilirubin direk
Nilai Normal : 0,2 0,7 mg/dl

18

17. Ureum
Metoda

: Urease GLDH

Prinsip

: Urease akan menghidrolisis urea menjadi ion ammonium dan

bikarbonat. Ammonium yang terbentuk akan bereaksi dengan oxoglutarat dan


NADH. Kemudian dengan bantuan enzym GLDH, oxoglutarat akan menjadi
glutamat yang disertai perubahan NADH menjadi NAD. Penurunan
konsentrasi NADH sebanding dengan konsentrasi ureum dalam sampel.
Nilai Normal : 10 15 mg/dl
18. Kreatinin
Metoda : Jaffe Reaction (fixed time)
Prinsip : Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat
dan klorida. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin
dalam darah.
Nilai normal :
Pria

: 0,73 1,36 mg/dl

Wanita : 0,57 1,13 mg/dl


19. Asam Urat
Metoda

: Uricase (modifikasi Trinder)

Prinsip

: Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk alantoin, CO2

dan peroksida. Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk


akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan 3,5- diclorosulphonate
membentuk senyawa yang berwarna merah muda.

19

Nilai normal :
Pria

: 3,4 7,0 mg/dl

Wanita

: 2,3 6,1 mg/dl

20. Amilase
Metoda

: Kinetik Enzimatik

Prinsip

:Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl--D-maltoheptaoside) akan

diuraikan oleh enzim -amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida akan


dihidrolisa oleh -glukosidase menghasilkan glukosa dan p-nitrophenol.
Peningkatan pnitrophenol sebanding dengan aktivitas - amylase dalam
sampel.
Nilai Normal : < 100 U/L

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang
dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai
kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara
otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam
laboratorium, rumah sakit, dan industri. Auto-analyzer dapat digunakan untuk

20

menganalisa kandungan air, gas, mineral, logam, dan material biologis dari suatu
larutan.
3.2 Saran
Untuk perawatan dan kalibrasinya harus sesuai dengan waktu yang
ditentukan tidak boleh melebihi batas waktu yang ada, karena alat ABX Pentra
400 memiliki harga yang mahal. Untuk penggunaan disaran oleh orang yang
berpengalaman dan tahu penggunaan alat instrumen agar tidak teradi kesalahan
yang menyebabkan kerusakan alat.

DAFTAR PUSTAKA
ABX

Pentra

400.

http://www.horiba.com/us/en/medical/products/clinical-

chemistry/abx-pentra-400/. Diakses pada 3 September 2015


Pentra 400 Klinische Analysator Horiba. http://www.geminibv.nl/labware/pentra400-klinische-analysator/abx-pentra-400-en.pdf. Diakses pada 3 September
Rosenfeld, Louis. Empat Abad Kimia Klinik. Gordon dan Pelanggaran Ilmu
Penerbit, 1999. ISBN 90-5699-645-2. Pp. 490-492
Manual Book ABX Pentra 400

21

Anda mungkin juga menyukai