Anda di halaman 1dari 8

5Q FRAMEWORK UNTUK TERCAPAINYA

MUTU PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pendahuluan
Di era globalisasi ini kita dituntut oleh pasar untuk dapat memberikan hasil yg
berkualitas dengan harga yang semurah murahnya. Hal tersebut bisa dicapai dengan
meningatkan kualitas atau mutu laboratorium. Untuk tercapainya mutu pelayanan
laboratorium diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu. Hal ini dapat
dicapai dengan melakukan Total Quality Management (TQM) yaitu diperkenalkan
suatu model yang dikenal dengan nama 5Q Framework. Model ini mencakup
beberapa komponen seperti Quality Laboratory processes (QLP), Quality Control
(QC), Quality Assessment (QA), Quality improvement (QI), dan Quality planning
(QP).
Untuk mencapai sasaran mutu, usaha proses perencanaan sudah harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh Selanjutnya saat laboratorium telah beroperasi
seluruh aktivitas juga harus dikendalikan untuk menjamin bahwa laboratorium
masih tetap mengarah kesasaran mutu (quality laboratory processes– quality
assessment). Ketika sasaran mutu telah tercapai, bukan berarti laboratorium
berhenti meningkatkan mutu. Laboratorium perlu menetapkan sasaran mutu
berikutnya dan merencanakan seluruh program untuk mencapainya (quality
improment-quality planning). Dengan kerangka kerja seperti ini, laboratorium
diharapkan terus berkembang dan mampu menjawab tuntutan zaman.
5Q Framework
Mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar dapat
memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti,benar, dapat
dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Salah satu pendekatan yang digunakan
adalah Total Quality management yang memperkenalkan dengan suatu strategi 5 Q
framework.
Manfaat dari memahami topik strategi 5Q framework adalah Anda dapat
mengetahui kesalahan yang terjadi pada proses pra analitik, analitik dan pasca
analitik. Selain itu Anda dapat pula mengetahui cara penyelesaikan masalah dengan
menggunakan strategi 5 Q Framework.
Strategi 5 Q Framework meliputi:
1. QLP ( Quality Laboratory Processes)
a. Yang termasuk dalam QLP adalah faktor pra analitik :
1) persiapan Pasien
2) Pengambilan dan penampungan spesimen
3) Penanganan Spesimen
4) pengiriman spesimen
5) Pengolahan dan penyimpanan spesimen.
b. Faktor analitik :
1) Pemeriksaan specimen
2) Pemeliharaa Dan kalibrasi alat
3) Uji kualitas reagen
4) Uji ketelitian,
5) Uji ketepatan,
c. Kemudian faktor post analitik :
1) Laporan
2) Penulisan hasil
3) Interprestasi hasil
Semua ini Diperlukan adanya SOP lengkap dan baku. Dan Seluruh kegiatan
atau langkah yang dilakukan di laboratorium harus dicatat dan didokumentasi
sehingga bila ada perubahan yang terjadi dilaboratorium dapat segera diketahui apa
penyebabnya.
Berikut ini ada beberapa contoh kesalahan yang dapat terjadi pada saat
sebelum pemeriksaan, saat pemeriksaan, dan sesudah pemeriksaan.

Faktor Proses Kesalahan yg dapat terjadi


Pra analitik Permintaan tes
• Tes yg diminta tidak sesuai • Tulisan
tangan tidak jelas
• Identitas pasien salah.
• Jenis pemeriksaan yg diminta tidak
spesifik
• Permintaan terlambat
Pengambilan sampel
• Tabung sampel salah
• Volume sampel yang
• Yang diambil tidaksesuai
• Sampel yg didapat hemolysis
• Waktu pengambilan tidaktepat
• Kondisi pada saat pengiriman sampel
tidak baik
Analitik Pengukuran analitik
• Alat tidak dikalibrasi secara benar
• Sampel tertukar atau tercampur
• Ada masalah pada presisi alat
• Ada bahan yang mempengaruhi analit
yang diperiksa
Pasca analitik • Hasil tidak dikirimkan
Pelaporan hasil
• Hasil tidak dapat dibaca
• Hasil terlambat
• Kesalahan pada saat menyalin hasil
• Spesifisitas tes tidak diketahui
• Sesitivitas
Interpretasi hasil
2 QC ( Quality Control )
QC adalah salah satu komponen dalam proses kontrol dan merupakan elemen
utama dari sistem manajemen mutu, memonitor proses yang berhubungan dengan
hasil tes serta dapatmendeteksi adanya kesalahan yang bersumber dari :

a. Kesalahan teknik
Sifat kesalahan disini sudah melekat dan seakan-akan tidak mungkin untuk
dihindarkan. Usaha perbaikan hanya dapat memperkecil kesalahan tapi tidak
mungkin menghilangkan misalnya kesalahan dalam mengatur panjang gelombang
pada fotometer atau kesalahan dalam mengatur suhu waterbath atau salah dalam
menipiskan larutan standar.
Kesalahan Teknik meliputi:
1) Kesalahan acak: hasil pemeriksaan bervariasi dari nilai seharusnya
2) Kesalahan sistematik : hasil pemeriksaan menjurus kesatu arah
3) Hasil nya selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai seharusnya.

b. Kesalahan Non Teknik :


1) Kesalahan pengambilan sampel
contoh : kesalahan dalam persiapan penderita, hemolisis,serum terkena
matahari
2) Kesalahan penulisan, penghitungan hasil.
Kesalahan non teknik dapat dihindari dengancara menerapkan organisasi
yang teratur, bekerja dengan kesadaran dan disiplinyang tinggi

QC juga sebagai prosedur manajerial untuk menyesuaikan tahapan tahapan dari


proses pemeriksaan laboratorium untuk memenuhi standar tertentu yaitu akurasi
dan presisi. Data hasil pemeriksaan bahan kontrol dianalisis secara statistik dan
dipantau untuk menilai keandalan pemeriksaan. Setiap tes yang dikerjakan di
laboratorium harus mengerjakan bahan kontrol sehingga akurasi dan presisi setiap
tes dapat dipantau dan dijamin validasinya, QC juga memantau proses pemeriksaan
menggunakan teknik statistik untuk mendeteksi, meminimalisasi, mencegah,
memperbaiki penyimpangan yang terjadi selama proses analisis berlangsung.
Statisticaly QC berguna untuk memantau perubahan yang terjadi pada alat, reagen,
kalibrator dan prosedur kerja.
• QC meliputi :
1. QC reagen ( verifikasi reagen ),
2. QC instrumen ( pengecekan fungsi instrumen, prosedur
pemelihara instrumen ),
3. Proses QC ( QC harian, QC periodik ).

• Program QC yang baik yaitu:


1. Memantau kinerja pemeriksaan dengan tolok ukur akurasi dan
presisi,
2. Mengindentifikasi masalah pemeriksaan,
3. Menilai keandalan hasil pemeriksaan.

• Tujuan merencanakan prosedur QC adalah :


1. Dapat menjamin mutu pemeriksaan dengan biaya minimal ,
2. Prosedur QC dirancang atas dasar mutu yang diinginkan dari
setiap metode pemeriksaan,
3. Menggunakan program QC validator dapat direncanakan control
rules, jumlah pengukuran bahan kontrol, kemampuan
mendeteksi kesalahan dan derajat penolakan palsu suatu metode
pemeriksaan.

• Prosedur QC yang tepat dan penerapan yang benar meliputi :


1. Perhitungan yang tepat untuk mendapatkan Mean dan SD,
2. Membuat batas kontrol yang tepat,
3. Menggunakan aturan kontrol yang tepat ( grafik levy jennings
dengan penilaian westgard multirule chart)sehingga dapat
mendeteksi setiap sinyal out of kontrol yang mewakili kesalahan
yang sesungguhnya,
4. Kebutuhan terhadap frekuensi pengukuran bahan kontrol
dengan hasil yang tepat.Sehingga dalam hal ini pemantauan
kualitas ditikberatkan pada prosedur statistik yang dilakukan
dengan memeriksa sampel yang konsentrasinya diketahui
kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai target sampel yang
diperiksa

3. Quality Assessement /Quality Assurance (QA)


QA ini lebih ditujukan untuk penilaian terhadap kinerja suatu laboratorium.
QA adalah suatu kegiatan yg dilakukan oleh institusi tertentu untukmenentukan
kualitas pelayanan laboratorium. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kinerja suatu laboratorium adalah dengan proficiency test.
Proficiency Test atau external quality assurance : dilakukan dengan
membandingkan hasil beberapa laboratorium terhadap bahan kontrol rujukan dari
laboratorium
Tujuan dari Proficiency Testing adalah untuk mengawasi kualitas tes dalam
sebuah laboratorium, mengidentifikasi masalah, dan membuat langkah koreksi
terhadap masalah apapun yang terdentifikasi
• Persyaratan Penanganan sampel proficiency testing:
a. Sampel yang harus diuji dengan alat yang sama seperti pemeriksaan
pasien rutin laboratorium
b. Sampel harus diuji dengan frekuensi pemeriksaan yang sama dengan
sampel
pasien rutin
c. laboratoriumharus mencatat semua langkah (penangan, pengolahan, tes,
pelaporan) untuk periode proficeency testing
d. hanya diperlukan untuk metode primer yg digunakan untuk menguji
analit dalam sampel pasien selama periode proficiency testing

4. Quality Improvement ( Q I)
Kegiatannya menetapkan bentuk proses pemecahan masalah untuk
mengidentifikasi akar masalah dan mencari pemecahannya, dengan melakukan
quality improment penyimpangan akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses
pemeriksaan berlangsung.

5. Quality Planning ( QP)


Menstandarisasi pemecahan, menetapkan ukuran ukuran untuk menilai
kinerja suatu laboratorium serta mendokumentasikan langkah langkah pemecahan
masalah dan untuk diimplementasikan pada QLP.
Gambar 2.1 : Siklus 5 Q framework terus menerus meliputi QLP,QC,QA,QI,QP

Latihan

Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah Latihan berikut!

1) Jelaskan secara singkat apa yg dimaksud dengan QP !


2) Sebutkan perbedaan QA dan QC!
Ringkasan

1. Yang termasuk dalam QLP adalah faktor pra analitik, analitik dan pasca
analitik. Semua ini diperlukan adanya SOP lengkap dan baku. Seluruh kegiatan
atau langkah yang dilakukan dilaboratorium dicatat, bila ada perubahan yang
terjadi dilaboratorium.
2. QC adalah salah satu komponen dalam proses kontrol, memonitor proses yang
berhubungan dengan hasil tes serta dapat mendeteksi adanya kesalahan yang
bersumber dari kasalahan teknik dan kesalahan non teknik
3. QA lebih ditujukan pada penilaian terhadap kinerja suatu laboratorium dan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan institusi tertentu untuk
menentukan kualitas pelayanan laboratorium. Salah satu kegiatan yang
dilakkan untuk menilai kinerja suatu laboratorium dengan Proficiency Test.
4. QI adalah suatu kegiatan yang menetapkan bentuk proses pemecahan
masalah untuk mengindentifikasi akar masalah dan mencari pemecahannya
5. OP adalah suatu kegiatan menstandarisasi pemecahnya, menetapkan ukuran
ukuran kemudian diimplementasikan pada QLP

Anda mungkin juga menyukai