Pendahuluan
pengendalian mutu melalui 5Q Frame work untuk kualitas manajemen, maka Anda
etelah Anda mempelajari dasar-dasar pengendalian mutu dan dapat menerapkan
✓ Kendali Mutu 1
umum ada 2 jenis kesalahan, yaitu kesalahan teknik dan kesalahan non teknik. Dalam
kesalahan teknik ada 2 jenis kesalahan yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan acak.
Manfaat yang Anda dapatkan setelah mempelajari bab ini, yaitu mengetahui tentang
sumber-sumber kesalahan tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik di
laboratorium, kesalahan acak, dan kesalahan sistematik. Materi dalam bab ini harus dikuasai,
agar Anda dapat mengurangi atau menghilangkan sumber-sumber kesalahan dalam kegiatan
di laboratorium yang menjadi profesi Anda. Dengan semakin sedikitnya sumber-sumber
kesalahan diharapkan mutu laboratorium semakin meningkat. Sehubungan tugas Anda
sebagai seorang ATLM, yang membantu dokter dalam menegakkan diagnosa pasiennya, hasil
pemeriksaan laboratorium menjadi penentu dalam melakukan terapi, atau tindakan
selanjutnya.
Uraian dalam bab I ini terdiri dari 2 topik, yaitu:
Topik 1. Sumber Kesalahan Teknik
Topik 2. Sumber Kesalahan Non teknik
Berikut ini adalah beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati untuk menguasai
materi dalam bahan ajar ini, yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sehingga dapat dipahami dengan tuntas
tentang apa, bagaimana, serta manfaat mempelajari bahan ajar ini.
2. Bacalah dengan cermat tiap bagian serta temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang
dianggap baru. Kemudian carilah pengertian kata kunci tersebut dalam kamus yang
Anda miliki.
3. Cermatilah konsep-konsep yang dibahas dalam bahan ajar ini melalui pemahaman
sendiri, diskusi dengan teman, atau diskusi dengan dosen Anda.
4. Carilah sumber atau referensi yang relevan terkait materi atau konsep yang Anda baca
untuk menambah wawasan apabila materi yang dibahas dalam bahan ajar ini menurut
Anda dianggap masih kurang.
5. Anda juga perlu membaca ringkasan yang disajikan dalam tiap akhir topik untuk
membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok pembahasan pada topik tersebut.
Mantapkan pemahaman yang telah Anda kuasai dengan mengerjakan latihan yang
tersedia dalam bahan ajar.
6. Kerjakan semua latihan untuk membuat Anda lebih memahami isi setiap topik.
7. Kerjakan semua soal tes yang disediakan pada setiap akhir topik. Hal ini penting
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang
dipelajari dalam bahan ajar ini. Dengan mengerjakan latihan dan tes yang telah
disiapkan, pemahaman Anda akan lebih komprahensif. Tes dikembangkan dengan
maksud membantu mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap materi yang
disajikan.
✓ Kendali Mutu 2
Topik 1
Sumber Kesalahan Teknik
lepas dari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi di laboratorium. Pada Topik 1 ini
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak melahirkan inovasi di laboratorium
klinik. Banyak metode manual telah diubah menjadi otomatisasi untuk mendapatkan hasil
laboratorium yang cepat dan akurat. Namun laboratorium tidak terlepas dari kerjasama
dengan klinisi yang membutuhkan hasil laboratorium dalam menetapkan diagnosa pasiennya.
Upaya untuk mendapatkan hasil laboratorium yang andal dalam tahap analitik, harus diiringi
dengan tahap pra analitik dan pasca analitik yang benar. Prosedur yang tepat pada tahap pra
analitik dan pasca analitik sama pentingnya, tahap dimana persiapan, pengambilan dan
pengolahan spesimen (pra analitik) dan tahap setelah spesimen dianalisis di laboratorium
(pasca analitik) memberikan kontribusi yang besar untuk keandalan hasil laboratorium
(Usman, 2015).
✓ Kendali Mutu 3
Tahap-tahap pemeriksaan spesimen di laboratorium mulai dari tahap pra analitik lalu tahap
analitik dan yang terakhir tahap pasca analitik, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada setiap tahap selalu ada peluang untuk terjadinya kesalahan, baik kesalahan yang
tidak dapat dihindari maupun kesalahan yang sulit untuk diatasi. Kesalahan yang terjadi pada
tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 68%, sedangkan kesalahan pada
tahap analitik sekitar 13%, dan pada tahap pasca analitik kesalahannya sekitar 19% (Usman,
2015).
Kesalahan yang terjadi di laboratorium selama proses pemeriksaan, dikelompokkan
menjadi 2 jenis kesalahan analitik, yaitu kesalahan teknik dan kesalahan non teknik. Kesalahan
teknis sering terjadi pada tahap analitik, yaitu berhubungan dengan reagensia, peralatan,
bahan kontrol, metode pemeriksaan yang digunakan dan pada tenaga ATLM. Kesalahan ini
sering terjadi pada saat proses pemeriksaan berlangsung, yaitu dapat berupa kesalahan acak
dan kesalahan sistematik.
Kesalahan non teknis sering terjadi pada tahap pra analitik dan pasca analitik. Pada
tahap pra analitik kesalahan yang terjadi berhubungan dengan ketatausahaan, persiapan
pasien, pengumpulan spesimen, dan penanganan spesimen. Pada tahap pasca analitik
kesalahan sering terjadi pada penghitungan hasil (jika masih menghitung cara manual) dan
pada saat penulisan hasil. (Santoso, Witono, dkk, 2008). Kesalahan non teknik akan dibahas
lebih lanjut pada Topik 2 bab ini.
A. KESALAHAN TEKNIK
1. Reagen (Reagents)
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
✓ Kendali Mutu 5
c. Tingkat komersil (Commercial Grade)
Merupakan zat kimia yang bebas diperjualbelikan dipasaran, seperti alkohol
70%.
d. Tingkat teknis (Technical Grade)
Umumnya zat kimia tingkat ini digunakan pada industri kimia
Zat kimia yang mempunyai tingkat kemurnian kimiawi (Chemically Pure Grade) yang hanya
dapat digunakan sebagai reagensia di laboratorium, sedangkan zat kimia lainnya
(practical grade, commercial grade, technical grade) tidak perbolehkan (Depkes, 2008).
2. Peralatan (instruments)
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual)
yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut
pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan (Depkes,
2008).
Cara penggunaan/pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium harus
ditulis dalam instruksi kerja. Setiap peralatan harus dilakukan pemeliharaan (maintenance)
sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat
beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan pemeliharaan harus dilakukan
✓ Kendali Mutu 6
secara rutin. Setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan dekat alat
tersebut, kartu ini berisi catatan setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainankelainan yang ditemukan. Bila terjadi kerusakan/kelainan pada alat, maka segera
dilaporkan kepada penanggung jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan (Depkes,
2008).
Keuntungan melakukan pemeliharaan alat (maintenance) akan diperoleh: a.
Peningkatan kualitas produksi
b. Peningkatan keamanan kerja
c. Pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti
d. Penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana
e. Penurunan biaya perbaikan (Depkes, 2008).
✓ Kendali Mutu 7
kimia murni. Bahan kontrol yang diambil manusia harus bebas dari penyakit menular
lewat darah, seperti HIV, hepatitis, HCV dan lain-lain.
✓ Kendali Mutu 8
Berkembangnya teknologi automatisasi dan teknologi Informasi di dunia laboratorium
semakin memudahkan dan mempercepat proses pemeriksaan untuk mendapatkan hasil
laboratorium yang akurat.
Metode pemeriksaan dan prosedur kerjanya harus sesuai dengan persyaratan standar,
diantaranya:
1) Penerimaan, identifikasi, labeling, penanganan, pengambilan dan penyimpanan
spesimen dan bahan kontrol.
2) Spesifikasi spesimen yang akan diperiksa
3) Metode analisa baik rekomendasi nasional maupun internasional termasuk metode
baku (referensi).
4) Metode-metode lain yang perlu dipertimbangkan oleh pihak klien dan laboratorium
(Imankhasani, 2005)
✓ Kendali Mutu 9
penyakit pasien. Seorang ATLM yang bekerja di laboratorium harus memperoleh cukup
banyak informasi mengenai pasien dan penyakitnya untuk mengambil keputusan hasil
laboratorium (WHO, 2011).
ATLM dan dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium wajib merahasiakan
informasi mengenai hasil pemeriksaannya; hanya dokter yang berhak menerima laporan hasil
laboratorium. Ketika pasien meminta keterangan mengenai hasil pemeriksaan tersebut,
pasien diberi tahu agar menanyakannya kepada dokter (WHO, 2011).
Di kebanyakan negara, terdapat standar perilaku moral dan profesional yang tinggi bagi
para dokter serta personel laboratorium yang kompeten. Setiap pekerja laboratorium yang
bekerja dengan bahan-bahan klinis harus menjaga standar tersebut (WHO, 2011).
Kesalahan teknik yang merupakan kesalahan analitik dilaboratorium terdiri dari 2 jenis
kesalahan, yaitu:
a. Kesalahan acak (random error)
b. Kesalahan sistematik (systematic error)
a. Kesalahan Acak (Random Error)
Kesalahan acak (random error) disebabkan oleh faktor-faktor yang secara acak/random
berpengaruh pada proses pengukuran. Kesalahan ini bersumber dari variasi yang bersifat acak
dan dapat terjadi diluar kendali personil yang melakukan pengukuran. Kesalahan jenis ini
menunjukkan tingkat ketelitian (prasisi) pemeriksaan. Kesalahan ini akan tampak pada
pemeriksaan yang dilakukan berulang pada sampel yang sama dan hasilnya bervariasi,
kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai seharusnya. Hasil pengukuran
berulang tersebut akan terdistribusi di sekitar nilai sebenarnya (true value), dan mengikuti
distribusi normal (Gausian). Faktor kesalahan acak ini sebenarnya dapat dikurangi dengan
melakukan banyak pengulangan pengukuran. Kesalahan acak dapat ditentukan dengan
menggunakan metode statistic (Santoso, 2008; Depkes, 2008).
Kesalahan ini merupakan kesalahan dengan pola yang tidak tetap. Penyebab kesalahan
ini adalah ketidakstabilan, misalnya pada penangas air, reagen, pipet, dan lain-lain. Kesalahan
ini berhubungan dengan prasisi/ketelitian.
Kesalahan acak dalam analitik seringkali disebabkan oleh hal berikut:
1) instrumen yang tidak stabil
2) variasi temperatur, variasi reagen dan kalibrasi
3) variasi teknik pada prosedur pemeriksaan (pipetasi, pencampuran, waktu
inkubasi)
4) variasi operator/analis
Selain beberapa hal tersebut, ada penyebab lain yang dapat menyebabkan kesalahan acak
seperti fluktuasi tegangan listrik dan kondisi lingkungan (Santoso, 2008; Depkes, 2008).
✓ Kendali Mutu 10
Kesalahan sistematik disebabkan oleh berbagai faktor yang secara sistematis
mempengaruhi hasil pengukuran. Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi)
pemeriksaan. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar
atau selalu lebih kecil dari nilai seharusnya.
Kesalahan sistematik ini merupakan kesalahan yang terus menerus dengan pola yang
sama. Hal ini dapat disebabkan oleh standar kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik.
Kesalahan ini berhubungan dengan akurasi suatu metode atau alat, dan kesalahan ini dapat
menghasilkan nilai yang tetap atau jika berubah dapat dipradiksi. Jadi kesalahan sistematik
akan memberikan bias pada hasil pengukuran. Bias tersebut dapat bernilai positif atau negatif.
Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu
lebih kecil dari nilai seharusnya. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan cara pengulangan
pengukuran. Dalam prakteknya, kesalahan ini sangat sulit untuk diidentifikasi/ditentukan
(Santoso, 2008; Depkes, 2008).
Kesalahan sistematik umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1) Spesifitas reagen rendah (mutu rendah)
2) Kelemahan metode pemeriksaan
3) Blangko sampel dan blangko reagen kurang tepat (kurva kalibrasi tidak
4) liniear)
5) Mutu reagen kalibrasi kurang baik
6) Alat bantu (pipet) yang kurang akurat
7) Panjang gelombang yang dipakai
8) Salah cara melarutkan reagen
Kesalahan teknis yaitu kesalahan yang timbul pada saat melaksanakan pemeriksaan di
labortaorium (tahap analitik). Walaupun kesalahan teknik yang paling kecil jika dibandingkan
kesalahan pra analitik dan pasca analitik, tetapi tetap harus mendapat perhatian.
Laboratorium dengan instrumen otomatis yang terintegrasi dengan komputer, akan lebih
mudah melakukan pelacakan kesalahan yang terjadi selama proses pemeriksaan berlangsung.
Melakukan pemeriksaan bahan kontrol sebelum pemeriksaan spesimen pasien juga
merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan
laboratorium. Pelaksanaan sistem jaminan mutu di laboratorium akan membuat semakin kecil
kesalahan tahap analitik, sehingga akan didapatkan hasil laboratorium yang dapat dipercaya
oleh pelanggan (Usman, 2015).
Tahap analitik meliputi mulai dari spesimen yang siap diperiksa dengan instrumen
laboratorium sampai didapatkan hasil pemeriksaannya. Menyiapkan reagen, melakukan
perawatan peralatan laboratorium secara teratur, melakukan pemantapan mutu internal
secara rutin, menggunakan metode pemeriksaan yang andal dan teknisi laboratorium yang
kompeten akan mengurangi kesalahan yang dapat terjadi pada tahap analitik (Kahar, 2005).
Di bawah ini adalah cara mengatasi/ meminimalkan kesalahan teknis yang berupa kesalahan
acak dan sistematik.
✓ Kendali Mutu 12
Tabel 3.3. Cara meminimalkan kesalahan acak dan sistematik
Ambil lebih banyak data. Kesalahan acak dapat dievaluasi melalui analisis
statistik dan dapat dikurangi dengan rata-rata pada sejumlah besar
Kesalahan acak pengamatan.
Untuk mengatasi kesalahan acak yang terjadi di laboratorium, perlu dilakukan suatu upaya
agar kesalahan tersebut dapat diminimalisir, sehingga didapatkan hasil laboratorium yang
andal dan dipercaya. Di bawah ini adalah alur pemecahan masalah untuk kesalahan acak.
✓ Kendali Mutu 13
Gambar 3.2. Alur pemecahan masalah untuk kesalahan acak (sumber:
PPDS, 2015)
Di bawah ini adalah alur pemecahan masalah untuk kesalahan sistematik, agar
didapatkan hasil laboratorium yang andal dan dipercaya.
✓ Kendali Mutu 14
Gambar 3.3. Alur pemecahan masalah untuk kesalahan sistematik (sumber:
PPDS, 2015)
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Jelaskan sumber kesalahan pemeriksaan di laboratorium!
2) Jelaskan tentang kesalahan teknik/analitik!
3) Jelaskan tentang kesalahan acak!
4) Jelaskan tentang kesalahan sistematik!
5) Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan tahap analitik!
6) Sebutkan tingkat kemurnian reagen/ bahan kimia!
7) Sebutkan keuntungan melakukan pemeliharaan/maintenance alat!
8) Jelaskan tentang bahan kontrol yang saudara ketahui!
9) Jelaskan tentang persyaratan bahan kontrol!
✓ Kendali Mutu 15
10) Jelaskan faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode
pemeriksaan!
Ringkasan
Secara umum kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Pra analitik
2. Tahap Analitik
3. Tahap Pasca analitik
Kesalahan teknik yang merupakan kesalahan analitik dilaboratorium terdiri dari 2 jenis
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan acak (random error)
2. Kesalahan sistematik (systematic error)
✓ Kendali Mutu 16
Topik 2
Sumber Kesalahan Non Teknik
proses pemeriksaan di laboratorium, terbagi dalam 2 jenis kesalahan, yaitu: eperti sudah
dijelaskan dalam Topik 1 di atas, kesalahan yang dapat terjadi selama
1. Kesalahan teknik
Kesalahan teknik sering terjadi pada tahap analitik
2. Kesalahan non teknik
Kesalahan non teknik sering terjadi pada tahap pra analitik dan pasca analitik.
Pada Topik 2 akan dibahas tentang kesalahan non teknik yang sering terjadi pada tahap pra
analitik dan pasca analitik. Setelah mempelajari topik 2 ini diharapkan Anda mempunyai
kompetensi dalam mengidentifikasi kesalahan-kesalahan non teknik yang sering muncul
pada tahap pra analitik dan pasca analitik.
Kesalahan non teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai pada tahap pra
analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik misalnya kesalahan pada pengambilan
sampel seperti kesalahan pada persiapan pasien, kesalahan pada pemberian identitas,
kesalahan pada pengambilan dan penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan dan
penyimpanan spesimen, kerusakan spesimen karena penyimpanan atau transportasi.
Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan. Pada pasca analitik kesalahan
dapat terjadi berupa penulisan dan penginputan hasil (Santoso, 2008).
✓ Kendali Mutu 17
a. Ketatausahaan (clerical)
b. Persiapan penderita (patient preparation)
c. Pengumpulan spesimen (specimen collection)
d. Penanganan sampel (sampling handling) (Kahar, 2005).
Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam proses pengujian spesimen
pasien, dimana pada tahap ini dilakukan mulai dari persiapan, pengambilan sampai
pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap pra analitik adalah yang terbesar jika
dibandingkan dengan tahap analitik maupun pasca analitik. Kesalahannya sampai 68%,
dikarenakan tahap pra analitik sulit dikendalikan, contohnya pada persiapan pasien.
Laboratorium sulit mengendalikan hal ini, karena banyak faktor yang mempengaruhi kondisi
pasien.
a. Ketatausahaan (Clerical)
Kesalahan pada ketatausahaan diantaranya adalah penulisan identitas pasien pada
formulir/blanko permintaan pemeriksaan. Sering terjadi penulisan nama yang salah, data
tidak lengkap (misalnya tidak ada nama pasien, umur, jenis kelamin atau nomor rekam medis),
dan tidak adanya diagnosis atau keterangan klinis. Kadang-kadang tulisan tidak dapat dibaca
sehingga mempersulit petugas.
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting pada
formulir/blanko permintaan pemeriksaan, pendaftaran, penulisan label wadah spesimen, dan
pada formulir/blanko hasil pemeriksaan. Kesalahan dalam ketatausahaan ini dapat
berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yang dapat merugikan pasien (Depkes, 1997).
✓ Kendali Mutu 18
3) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menyebabkan:
a) Peningkatan kadar glukosa darah.
b) Perubahan kadar substrat dan ezim, seperti konsentrasi gas darah, kadar asam
urat, kreatinin,CK, LDH, LED, Hb, hitung sel darah dan produksi urine.
4) Demam
Pada waktu demam akan:
a) Terjadi peningkatan gula darah akibat meningkatnya pelepasan insulin.
b) Terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigiserida pada awal demam karena
meningkatnya metabolisme lemak. Pada demam yang sudah lama terjadi
peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton karena penggunaan
lemak yang meningkat.
c) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah.
d) Terjadi reaksi anamnestik yang menyebabkan kenaikan titer widal.
5) Trauma
Trauma dengan luka perdarahan menyebabkan penurunan kadar substrat maupun aktivitas
enzim, termasuk kadar Hb, hematokrit dan produksi urine. Hal ini terjadi karena
pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah sehingga darah menjadi encer.
Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan kadar ureum, kreatinin serta enzim-enzim
dalam otot.
6) Variasi harian
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke waktu yang
disebabkan oleh fluktuasi harian (variasi diurnal), seperti:
a) Kadar besi serum yang diambil sore hari akan lebih tinggi daripada pagi hari.
b) Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga bila tes toleransi
glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila
dilakukan pada pagi hari.
c) Aktivitas enzim sering berfluktuasi, disebabkan kadar hormon yang berbeda dari
waktu ke waktu.
d) Jumlah sel eosinofil lebih rendah pada malam sampai pagi hari, dibandingkan pada
siang hari (Depkes, 2008).
Untuk menemukan kuman gonorrhoe, spesimen sekret uretra diambil 2 jam sebelum
berkemih.
a) Pemeriksaan mikrofilaria
Untuk menemukan parasit mikrofilaria, spesimen darah diambil pada waktu senja dan
menjelang tengah malam.
b) Pemeriksaan tuberkulosis
Untuk menemukan kuman tuberkulosis lebih besar, dahak diambil setelah bangun tidur
pada pagi hari, dibandingkan dahak sewaktu.
2) Volume spesimen
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium
yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
5) Pengawet spesimen
Beberapa spesimen membutuhkan bahan tambahan berupa bahan pengawet atau
antikoagulan. Kesalahan dalam pemberian pengawet/antikoagulan tersebut dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan pengawet/antikoagulan yang dipakai harus
✓ Kendali Mutu 21
memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan
diperiksa (Depkes, 2008).
Beberapa contoh pengawet/antikoagulan, jenis spesimen, volume spesimen, wadah dan
stabilitasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4. Beberapa spesimen dengan jenis antikoagulan/pengawet dan wadah yang
dipakai untuk pemeriksaan laboratorium dengan stabilitasnya
Hematologi
Hematokrit Darah 1 ml K2/K3-EDTA 1-1,5 G/P
mg/m
✓ Kendali Mutu 22
Darah 2 ml Sitrat 3,8% dengan G/P
Hemostatis perbandingan 1:9 20-25oC (4 jam)
(PT/APTT)
Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1-1,5 G/P
Retikulosit, mg/ml darah Suhu Kamar (6 jam)
hitung jumlah
Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1-1,5 G/P Suhu Kamar (2 jam)
Trombosit mg/ml darah
Segera diperiksa
Darah 4 ml
Masa
pendarahan &
masa pembekuan
KIMIA KLINIK
20-25oC (3 hari)
Gula darah Darah 2 ml NaF-Oksalat G/P 4oC (7 hari)
4,5 mg/ml darah -20oC (3 bulan)
20-25oC (6 hari)
Kolesterol Serum 1 ml - G/P
4oC (6 hari)
-20oC (6 bulan)
Segera mungkin
Bilirubin Serum 1 ml - G/P
20-25oC (5 hari)
Amilase Serum 1 ml - G/P
4oC (5 hari)
-20oC (7 bulan)
✓ Kendali Mutu 23
Lipase Serum 1 ml - G/P
20-25oC (24 hari)
4oC (5 hari)
-20oC (3 bulan)
Protein total Serum 1 ml - G/P
20-25oC (6 hari)
4oC (6 hari)
-20oC (10 hari)
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P
20-25oC (14 hari)
4oC (14 hari)
Fosfatase alkali Serum 1 ml - G/P
20-25oC (>7hari
aktivitas turun 1%)
4oC (7 hari)
-20oC (7 hari)
✓ Kendali Mutu 24
20-25oC (>3 hari
GPT -
Serum 1 ml G/P aktivitas turun
17%)
4oC (>3 hari
aktivitas turun
10%)
-20oC (7 hari)
SEROLOGI
Pestisida -
Logam berat Darah & serum Darah 10 ml
Urine 50 ml
spesimen
Jenis Antikoagulan/
pemeriksaan Jenis Jumlah pengawet Wadah Stabilitas
✓ Kendali Mutu 25
URINALISA
Pemeriksaan Urine 5 ml P
urine 24 jam Na Sitrat 1 %
20-25oC (4 hari)
Protein, Urine P
penetapan 5 ml Toulen 2-5 ml/urine
20-25 oC
kuantitatif
(secepatnya)
4oC (24 jam)
Reduksi Urine - G/P
15 ml
Suhu kamar (1 jam)
4-8oC
Urine rutin (pH, Urine pagi - G/P
BJ, protein, Suhu kamar (1
glukosa, jam) 4-8 oC
urobilinogen, 10 ml
bilirubin, keton
G Secepatnya
PARASITOLOGI
dan 2 tetes
MIKROBIOLOGI kapiler (tetes
spesimen
Jenis Antikoagulan/
pemeriksaan Jenis Jumlah pengawet Wadah Stabilitas
✓ Kendali Mutu 26
-
tebal-tetes
tebal)
Langsung
Mikrofilaria Darah segar / 2 tetes Na2EDTA 1-1,5 dikerjakan
darah mg/ml darah
Langsung
Trichomonas Sekret Secukupnya - dikerjakan
vagina/uretra
✓ Kendali Mutu 27
Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai. Apabila dibutuhkan
darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak,
digunakan tabung vakum yang lain.
Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70% pada bekas tusukan untuk
menekan bagian tersebut selama ±2 menit. Setelah darah berhenti, plester
bagian ini selama ±15 menit.
Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali agar
bercampur dengan antikoagulan.
Kendali Mutu ✓
28
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler
Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya gangguan
peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma, dsb), kongesti atau cyanosis setempat.
Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu
diencerkan, tetapi darah juga melebar diatas kulit sehingga sitkar diisap ke
dalam pipet.
Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat bekerja.
c) Pengambilan Urine
Pada wanita
Pada pengambilan spesimen urine porsi tengah yang dilakukan oleh penderita sendiri,
sebelumnya harus diberikan penjelasan sebagai berikut:
Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian dikeringkan
dengan handuk.
Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan.
Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan
ke belakang.
Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
Selama proses ini berlangsung, keluarkan urine, aliran urine yang pertama
keluar dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang
sudah disediakan. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan
urine selesai sebelum aliran urine habis.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke laboratorium
Pada laki-laki
Penderita harus mencuci tangan memakai sabun.
Jika tidak disunat tarik kulit praputium kebelakang, keluarkan urine, aliran
yang pertama keluar dibuang, aliran urine selajutnya ditampung dalam
wadah yang sudah disediakan. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah.
✓ Kendali Mutu 29
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Urine katater
Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70% pada bagian selang katater yang
terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik)
Aspirasi urine dengan menggunakan semprit sebanyak kurang lebih 10 ml.
Masukan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
Kirimkan segera ke laboratorium.
✓ Kendali Mutu 30
Catatan: untuk pemeriksaan narkoba urine pengambilan sampel harus disaksikan oleh
petugas sesuai jenis kelamin.
✓ Kendali Mutu 31
Apabila tidak ada sekret yang keluar atau terlalu sedikit, masukkan sengkelit
atau lidi kapas steril berpenampang 2mm kedalam uretra sedalam kira-kira
2-3 cm sambil diputar searah jarum jam, kemudian ditarik keluar.
Sekret diambil 2 kali yaitu untuk pemeriksaan mikroskopik dan untuk biakan.
✓ Kendali Mutu 32
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis
sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat yang
mengering.
Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari pembungkusnya
kemudian usapkan bagian kapasnya pada luka/ulcus tanpa menyentuh
bagian tepi luka/ulcus. Lakukan sebayak 2 kali dengan menggunakan 2 kali.
Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat pula
dimasukkan ke dalam tabung media transpor.
Patahkan tangkai lidi yang berada diluar tabung.
Tutup tabung dengan erat
Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung dan gunakan surat
pengantar ke laboratorium.
✓ Kendali Mutu 33
m) Pengambilan Usap nasofaring
Penderita duduk (kalau anak-anak di pangku).
Petugas berdiri disamping penderita.
Kepala ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian belakang
kepala penderita.
Masukkan lidi dacron ke rongga hidung. Posisi lidi tegak lurus.
Panjang lidi yang masuk kira-kira jarak ujung hidung sampai telinga.
Masukkan sampai menyentuh dinding belakang nasofaring,
kemudian tarik keluar.
Masukkan lidi darcon kedalam media transpor atau langsung tanam
pada media isolasi (Agar Darah, Agar Thayer Martin, Agar Crystin
Tellurite) dan dibuat sediaan.
✓ Kendali Mutu 34
B. PEMBERIAN IDENTITAS
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil kelaboratorium harus
memuat :
1. Tanggal pengambilan spesimen
2. Nama dan nomor pasien
✓ Kendali Mutu
35
3. Jenis spesimen
b. Serum
1) Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama
20-30 menit, kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit.
2) Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan spesimen
3) Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik)
c. Plasma
1) Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara pelan-pelan
2) Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen
3) Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik)
d. Urine
Untuk uji carik celup, urine tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum satu jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan
cara :
✓ Kendali Mutu
36
e. Dahak
1) Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama
banyak
2) Kocok dengan baik
3) Inkubasi pada suhu kamar (250-300C) selama 15-20 menit dengan
pengocokan teratur tiap 5 menit.
4) Sentrifus tabung dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit.
5) Buang supernatan ke dalam larutan lysol.
6) Ambil endapannya untuk dilakukan pemeriksaan.
Penyimpanan spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain:
1) Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
2) Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
3) Terjadi penguapan
4) Pengaruh suhu
5) Terkena sinar matahari.
✓ Kendali Mutu
37
Pengiriman spesimen
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.
Beberapa persyaratan pengiriman spesimen, yaitu:
1) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
2) Tidak terkena sinar matahari langsung
3) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan “Bahan pemeriksaan
infeksius” atau “Bahan pemeriksaan berbahaya”.
4) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
5) Penggunaan media transport yang tepat untuk pemeriksaan
mikrobiologi.
✓ Kendali Mutu
38
Beberapa hal di bawah ini dapat menjadi sumber kesalahan jika tidak
dikerjakan dengan benar, yaitu:
a. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil dengan
pasien/spesimen.
b. Penulisan hasil uji laboratorium dengan angka dan satuan yang
digunakan.
Pelaporan hasil uji laboratorium yang berupa angka maka perlu disesuaikan
mengenai desimal angka dan satuan yang digunakan terhadap
keperluan pasien maupun terhadap nilai normal. Bila diperlukan suatu
angka bulat, cukup dilaporkan dalam angka bulat tanpa angka desimal.
Satuan yang digunakan adalah satuan internasional.
c. Pencantuman nilai normal
Pada pelaporan hasil laboratorium perlu dicantumkan nilai normal, yaitu
rentang nilai yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang
normal. Pada pencantuman hasil uji, perlu disertakan metode
pemeriksaan yang digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus
✓ Kendali Mutu
39
✓ Kendali Mutu
40
✓ Kendali Mutu
41
Latihan
✓ Kendali Mutu
42
Ringkasan
Kesalahan non teknik merupakan kesalahan yang biasanya dijumpai
pada tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan pada pra analitik
misalnya kesalahan pada pengambilan sampel seperti kesalahan pada
persiapan pasien, kesalahan pada pemberian identitas, kesalahan pada
pengambilan dan penampungan spesimen, kesalahan pada pengolahan dan
penyimpanan spesimen, kerusakan spesimen karena penyimpanan atau
transportasi. Kesalahan sering pula terjadi pada penghitungan dan penulisan.
Pada pasca analitik kesalahan dapat terjadi berupa penulisan dan
penginputan hasil
Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat penting untuk
mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan. Dalam pengambilan
spesimen penting untuk memperhatikan keselamatan pasien. Laboratorium
merupakan mitra klinisi dalam mencapai upaya kesembuhan dan kesehatan
✓ Kendali Mutu
43
Daftar Pustaka
Charles JP Siregar, Praktik Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian Yang
Baik ( Good
Testing Laboratory Manajemen System Practice). EGC, Jakarta, 2007
✓ Kendali Mutu
44
Sukorini, U., Nugroho, DK., Rizki, M., Hendriawan, B. 2010. Pemantapan Mutu
Internal Laboratorium Klinik. Bagian Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Usman, U; Javed Ahmed Siddiqui, Javed Lodhi. 2015. Evaluation and Control
of Pra Analytical Errors in Required Quality Variables of Clinical Lab Services.
IOSR-JNHS: 4 (3) 54-71.
WHO. 2011. Manual of basic techniques for a health laboratory. alih bahasa:
Chairlan, Estu Lesfari. EGC. Jakarta
✓ Kendali Mutu
45