BY ACCRED
BPMPPI
BY LAB
BODY
BY
Badan Penjamin Mutu Pelayanan
Patologi Indonesia ( BPMPPI)
berdiri sejak th 2009
KE IKUT -SERTAAN SENTRA DIAGNOSTIK
Tujuan
Menjaga kualitas sediaan sehingga layak untuk dibaca dan diagnosis
dapat ditegakkan.
A. PRE- ANALYTIC
1. Fiksasi Spesimen
2. Pengiriman Spesimen
3. Identifikasi Spesimen
4. Data Klinik yang adekuat
5. Pencatatan
B. ANALITIK
Kesalahan penulisan
Kesalahan verifikasi
Kesalahan pengiriman hasil
Laporan tidak lengkap
D. TURN AROUND TIME (TAT)
Frozen section
Biopsi
Spesimen besar
PEMANTAUAN MUTU INTERNAL
HISTOPATOLOGI
Dilakukan pembuatan slide unstained (jaringan yang digunakan
yaitu appendik) yang akan digunakan sebagai control mutu
internal.
Slaid diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE).
Sediaan diberi label QC (Quality Control) dan tanggal
Sediaan diperiksa di bawah mikroskop, dinilai berdasarkan
kualitas warna, kontras warna, kontras lipatan dan ketebalan
potongan jaringan.
Sediaan yang sudah sesuai dengan mutu dapat dijadikan
standart penilaian untuk sediaan rutin yang akan diwarnai pada
hari yang sama.
Jika hasil pulasan slaid belum mencapai mutu yang diharapkan,
akan dilakukan perubahan – perubahan sampai diperoleh hasil
yang diharapkan.
HASIL STANDART MUTU YANG DIHARAPKAN
UNTUK SEDIAAN HISTOPATOLOGI
Penilaian nukleus akan tergantung pada jenis sel pada jaringan yang
diwarnai.
Gambar 9.5.sediaan kolon yang diwarnai H&E memperlihatkan mucin yang berwarna biru. Untuk
menghilangkan warna biru pada mucin dapat dilakukan dengan cara menurunkan pH pada
Hematoxylin.
(sumber: Henwood A. 2010. Microscopic Quality Control of Hematoxylin and Eosin – Know your
Histology.
DAKO)
2. Kulit: dapat menunjukan butiran keratohialin yang berwarna biru, dapat
membedakan keratin dari kolagen dan saraf, memperlihatkan batas papiler pada
dermis.
Gambar 9.6.sediaan kulit yang diwarnai H&E. gambar kiri menunjukkan pH Eosin
terlalu tinggi, gambar kanan menunjukkan Eosin yang sesuai dapat membedakan
serat kolagen dan jaringan saraf.
Gambar 9.7 sediaan ginjal yang diwarnai H&E. Sel dengan kromatin padat
terdapat
pada glomerulus. Sel dengan kromatin halus terdapat pada tubulus
PEMANTAUAN MUTU INTERNAL SITOLOGI
Tujuan :
Meningkatkan mutu pengolahan spesimen menjadi blok parafin dan slaid
dengan pewarnaan Hematoksilin – Eosin sesuai standart sehingga
gambaran morfologik jelas dan mudah dibaca dan dapat dilanjutkan
untuk pemeriksaan teknologi canggih lainnya, seperti imunohistokimia
dan tehnologi DNA.
MEKANISME KERJA
PARAMETER PENILAIAN :
A. FIKSASI
Jaringan terfiksasi sempurna
Tidak tampak lisis
Initial exposure of the tissue (roughing) in This H&E stained section of mucosal
this block has pulled fragments from the tissue shows fine chatter due to
block surface which has resulted in cutting a very cold block very
n u m e r o u s h o l e s i n t h e f i n a l s e c t i o n (H & E ) . quickly
D. PULASAN DAN MOUNTING
~ Kontras warna hematoksilin dan eosin cukup jelas
~ Sediaan jernih/bersih, dehidrasi pasca eosin sempurna
~ Tidak ada sel udara pada mounting
~ Mounting media tidak berlebihan
~ Seluruh jaringan tertutup oleh kaca penutup
~ Tidak ada bercak/sidik jari/”mounting media pada
slide, terutama di atas kaca penutup.
GAMBARAN HASIL PEWARNAAN
Two slides from the same control block are shown. They were stained H&E
using identical protocols on an automated stainer but with an interval of seven
days between runs. Even macroscopically the variation in the level of staining
is obvious.
A SECTION OF LUNG STAINED H&E. THE EOSIN STAIN IS UNIFORMLY VERY
WEAK AND QUITE UNACCEPTABLE. NOTE THAT THE ONLY COMPONENTS
STAINED WITH EOSIN ARE THE REDBLOOD CELLS
THIS SECTION LACKS CLARITY (IT APPEARS OPAQUE TO THE NAKED
EYE).
CAREFUL EXAMINATION REVEALS TINY WATER DROPLETS TO BE
PRESENT THROUGHOUT.
ADANYA GELEMBUNG UDARA PADA SAAT
MOUNTING
PENGELOLAAN ARSIP DI
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
Pengertian :
Pengarsipan patologi anatomi adalah melakukan peyimpanan secara
sistematik semua dokumen baik berupa formulir permintaan,
jawaban pemeriksaan, slaid mikroskopik, blok paraffin sampai sisa
jaringan basah, beserta pengelolaan waktu simpan, kondisi
penyimpanan sampai pemusnahan.
Tujuan:
Menyediakan informasi mengenai seluruh data pemeriksaan patologi
anatomik yang dapat diakses dengan mudah untuk berbagai
kepentingan beserta pengelolaannya
TABEL PENYIMPANAN
NO JENIS ARSIP KONDISI PENYIMPANAN WAKTU PENYIMPANAN
HISTOPATOLOGI
1. S p e s i m e n b a s a h Suhu ruang 4 minggu setelah laporan hasil akhir
2. B l o k P a r a f f i n 24oC dengan kelembaban rendah
dan bebas hawa 10 tahun
3. S l a i d m i k r o s k o p 24oC dengan kelembaban
rendah dan bebas hawa 10 tahun
4. A r s i p l a p o r a n K e r t a s
& Elektronik Suhu ruang dengan kelembaban
rendah dan bebas hawa 10 tahun
SITOPATOLOGI
1. S p e s i m e n b a s a h / c a i r a n Suhu 2°C - 8°C 1 minggu setelah
laporan hasil akhir
2. S l a i d m i k r o s k o p Suhu ruang 24oC dengan kelembaban
rendah Ginekologi: 5 tahun
Non Ginekologi : 10 th
3. S e l B l o k S u h u r u a n g 2 4 o C d e n g a n k e l e m b a b a n
rendah 10 tahun
4. A r s i p l a p o r a n
Kertas & Elektronik Suhu ruang 24oC dengan kelembaban
rendah 10 tahun
JARINGAN BASAH Suhu ruang 4 minggu
PENYIMPANAN SLAID MIKROSKOPIK
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Tujuan :
Menyimpan slaid dengan sistem tertentu agar mudah ditemukan dan dipergunaan kembali
jika diperlukan.
Prosedur:
1. Mengambil dan mengumpulkan slaid-slaid yang sudah didiagnosa oleh dokter
SpPA.
2. Melakukan p engecekan slaid-slaid sesuai dengan yang t ert era dalam f ormulir.
3. Apabila dit emukan ket idak sesuaian jumlah slaid, petugas menginf ormasikan
kep ada d okter yang mendiagnosa agar dapat segera dilengkapi dan
diserah kan ke U nit Arsip segera mungkin.
4. Menyusun slaid- slaid sesuai nomor urut pemeriksaan PA.
5. Mencat at nomor slaid ke dalam buku log arsip .
6. Mengeringkan slaid sebelum dimasukkan ke lemari arsip slaid
7. Memasukkan slaid ke dalam lemari arsip slaid dimulai dari nomor urut kecil
di bagian d epan, menyusul no mor urut besar .
8. Menyimpan slaid di Ruang Arsip selama 10 t ahun, set elah itu slaid akan
dikeluarkan dan dimusnah kan .
PENYIMPANAN BLOK PARAFIN
Tujuan:
Menyimpan parafin blok untuk kebutuhan pelayanan, penelitian dan pendidikan
Prosedur/teknis pelaksanaan:
1. Mengambil dan mengumpulkan blok parafin yang sudah selesai
pemrosesan oleh teknisi dan telah dilakukan pelapisan ulang
parafin.
2. Menghitung jumlah blok dari masing-masing nomor blok sesuai
dengan keterangan formulir makroskopik.
3. Memasukkan dan menyusun blok sesuai nomor urut.
4. Mencatatkan nomor-nomor blok ke dalam buku log arsip.
5. Menyimpan blok ke dalam lemari arsip blok parafin.
6. Memasukkan slaid ke dalam lemari arsip slaid dimulai dari nomor
urut kecil di bagian depan, menyusul nomor urut besar.
7. Menyimpan blok parafin di Ruang Arsip selama 10 tahun, setelah itu
parafin blok akan dikeluarkan dan dimusnahkan.
PENYIMPANAN FORMULIR ASLI
PERMINTAAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Tujuan:
Menyimpan formulir asli dalam satu sistem agar mudah ditemukan dan
dipergunakan kembali jika diperlukan.
Prosedur/teknis pelaksanaan:
1. Mengumpulkan formulir permintaan asli yang sudah selesai
dilakukan didiagnosis oleh dokter SpPA.
2. Mengecek serta mencocokkan formulir asli dengan slaid
terkait.
3. Mencatat nomor formulir pada buku log arsip.
4. Menyusun formulir ke dalam map ordner sesuai nomor urut.
5. Meletakkan map ordner pada lemari arsip sesuai nomor urut.
6. Menyimpan formulir hingga 10 tahun setelah itu akan di
musnahkan
PENYIMPANAN FORMULIR DUPLIKAT
HASIL PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Tujuan:
Menyimpan formulir duplikat jawaban / hasil pemeriksaan dalam satu sistem agar mudah
ditemukan dan dipergunakan kembali jika diperlukan.