Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SITOHISTOLOGI

PROSESSING JARINGAN, PEWARNAAN H&E dan PEWARNAAN


PAPANICOLAU

Di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah sitohistoteknologi II

Oleh :

Ai Rosita KHGE18004
Dian islmiana KHGE18006
Dina himmatulaulia KHGE18007
Reza Mulyana KHGE18024
Rizninurulrohimah KHGE18025
SiniMutianengsih KHGE18027

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN TINGKAT I-A
T.A 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sitohistoteknologi berasal dari kata kata Sito/cyto/cyt/se : molekul-molekulsel
; Histo : jaringan ; Teknis : cara ; Logos : Ilmu. Jadi sitohistoteknologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara membuat preparat jaringan tubuh
manusia. Kata Histologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti jaringan
dan Logos yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan
matriks ekstra seluler dari jaringan.
Jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan
matriks ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan
diantaranya sangatrumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan
membran basal. Fungsi matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi
sel- sel mengangkut nutrient ke sel- sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi.
Walaupun menghasilkan matriks ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang diatur
oleh molekul- molekul matriks. Sehingga terdapat semacam interaksi intensif antara
sel- sel dan matriks.
Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel
dipelajari dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat- zat kimia di dalam
jaringan dan sel dapat dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa
berwarna tak dapat larut, diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan
electron oleh presipitat yang dapat diamati menggunakan mikroskop elektron.
Untuk dapat di amati dan dipelajari jaringan penyusun tubuh beserta sel,
diperlukan tahap-tahap proses pembuatan preparat beserta pewarnaan jaringan dan
sel. Tahapan pembuatan preparat jaringan biasa di sebut dengan prosessing jaringan
sementara pewarnaan yang biasa di gunakan adalah pewarnaan Hematoxilyn-Eosin
dan pewarnaan Papanicolau.
B. Rumusanmasalah
1. Bagaimana prossesing jaringan dalam sitohistoteknologi?
2. Apa dan bagaimana pewarnaan Hematoxilyn-Eosin?
3. Apa dan bagaimana pewarnaan Papanicolau?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prossesing jaringan dalam sitohistoteknologi
2. Untuk mengetahui tahapan pewarnaan Hematoilyn-Eosin
3. Untuk mengetahui tahapan pewarnaan Papanicolau
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosesingjaringan
1. Pencucian.
Pencucian agar organ yang dipilih bersih (bebas dari darah atau kotoran seperti pada
organ pencernaan) dengan menggunakan larutan fisiologis agar tidak terjadi perubahan
struktur seldan jaringandari organ tersebut.Larutan garam fisologis yang bias dipakai
ialah NaCl 0.8-0.9%, Larutan Ringer ( NaCl, CaCl, KCl,K2CO3, air untuk hewan
berdarah panas dan NaCl, CaCl, KCl, Na2CO3, air untuk hewan berdarah dingin). NaCl
merupakan larutan fisologis yang umumnya digunakan, biasanya dalam waktu 15
menit.Perludi perhatikan, jangan sekali-kali dicucidengan air, karena akan menyebabkan
pembengkakan sel (hewan).

2. Fiksasi
Fiksasi merupakan suatu proses yang dilakuka nuntuk mempertahankan kondisi
jaringan. Tujuan dari fiksas iadalah untuk mempertahankan morfologi sel seperti semula,
untuk mencegah terjadinya otolisis,
danuntukmencegahpertumbuhanbakteriataujamur.Beberapajenisbahan yang biasa
digunakan sebagai bahan penfiksasi suatu jaringan, yaitu formalin, alcohol ,larutan
carnoi, larutanz enker, larutan helly, larutan bouin, dan larutan susa.
Larutan yang digunakan dalam fiksasi biasanya adalah formalin 10%, berikut merupakan
kekurangan dankelebihan fiksasi menggunakan larutan formalin 10%.

a. Kelebihan
1) Merupakan cairan fiksatif umum
2) Phmendekatinetral
3) Pigmen formalin ( acid formaldehyde haematin ) tidak terbentuk karena
pembentukannya baru terjadi bila ada interaksi antar alarutan formalin pada
Phasam dengan hemoglobin atau produknya ( sering di jumpai pada organ
yang mengandung banyak darah seperti hepar, lien, sum-sum tulang, dsb).
Bila figmen ini terbentuk dapat di hilangkan dengan perlakuan pikrat-
alkohol atau larutan alcohol 1% dalam sodium hidroksida (NaOH).
4) Potongan jaringan dapat ditinggalkan di dalam cairan formolsalin untuk
jangka waktu lama ( hingga 1 tahun) tanpa ada perubahan berarti.
5) Bila di perlukan jaringan yang di rendam dalam cairan fiksatif ini dapat di
ambil dan di masukkan kedalam cairan fiksatif lainnya bila perlu.
b. Kekurangan
Jaringan yang di fiksasidengancairaninimemerlukanwaktusedikitnya 24
jam untukdapat di proses.
3. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan Langkah kedua dalam prossesing jarigan. Proses ini
bertujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan yang
telah di fiksasi sehingga jaringan nantinya dapat diisi dengan paraffin atau zat
lainnya yang dipakai untuk membuat blok preparat. Hal ini perlu dilakukan karena
air tidak dapat di campur dengan cairan paraffin atau zat lainnya yang di pakai
untuk membuat blok preparat. Bahan yang digunakan adalah Etanol dengan
konsentrasi yang dinaikan bertahap. Selain etanol larutan lain yang dapat
digunakan ialah alcohol.
4. Pembeningan/clearing
Pembeningan adalah suatu tahap untuk mengeluarkan alcohol dari jaringan
dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin.
Jaringan tidak dapat langsung di masukkan kedalam paraffin karena alcohol dan
paraffin tidak bisa saling melarutkan. Proses mengeluarkan alcohol dari jaringan
ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan masih terdapat sedikit alcohol
maka paraffin tidak bisa masuk kedalam jaringan sehingga jaringan menjadi
“matang di luar, mentah di dalam” dan akan menyebabkan jaringan menjadi sulit
di potong dengan mikrotom. Bahan yang biasa di gunakan antara lain xylol, toluol
dan benzene/benzol. Bahan-bahan tersebut berguna sebagai mediator antara
larutan dehidrasi yang di gunakan dengan larutan embedding yang akan
digunakan.
Larutan yang biasa di gunakan xylol.
a) Kelebihan
 Daya kerja sangat cepat
 Material atau jaringan menjadi transparan
 Dapat bekerja sebagai dealkoholisasi (menarik alcohol/etanol)
 Mudah didapatkan
 Berguna sebagai pelarut paraffin
b) Kekurangan
 Material atau jaringan yang sangat halus akan mengalami
pengkerutan
 Xylol ini hanya dapat digunakan setelah penggunaan alcohol
 Apabila terlalu lama menggunakan xylol jaringan akan rapuh
Larutan lain yang dapat digunakan adalah Benzol.
a) Kelebihan
 Harga murah dan mudah di dapatkan
 Sangat baik digunakan dalam clearing
b) Kekurangan
 Apabila dibandingkan dengan xylol, hasil material yang diperoleh
kurang baik.

5. Infiltrasi
Proses ini mengusahakan agar jaringan menjadi menyusut karena
mengeluarkan sisa-sisa dehidrasi dan clearing suhu yang digunakan harus tertentu
yaitu 56oC, agar bahan-bahan dehidrasi dan clearing yang masih tersisa akan
hilang karena mengalami penguapan.
6. Embeding
Embeding merupakan salah satu contoh metode pengerasan jaringan. Medium
yang umum digunakan pada metode penanaman adalah paraffin dan nitrosilulosa
(pyroxylin). Metode parafin adalah metode pembuatan preparat dengan melalukan
penanaman jaringan di dalam blok parafin untuk menghasilkan preparat jaringan
hewan yang tipis. Pembuatan sediaan dengan cara pemotongan jaringan
menggunakan parafin dengan mikrotom sebagai alat pemotongnya.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan jaringan histologi adalah

1. Tebal irisan jaringan 3-5mm


2. Volume cairan fiksasi sekurang-kurangnya harus 15-20x volume jaringan yang akan
difiksasi
3. Jenis cairan fiksasi

B. Pewarnaan Hematoxilin-Eosin

Prinsip dari pewarnaan Hematoxylin-Eosin adalah

1. Inti sel bersifat asam akan menarik zat/larutan yang bersifat basa, maka inti akan
berwarna biru/ungu dari zat Hematoxylin.
2. Sitoplasma bersifat basa dan akan menarik zat/larutan yang bersifat asam, maka
sitoplasma akan berwarna merah dari zat Eosin.

Secara umum prinsip kerja pewarnaan adalah zat warna yang bersifat asam akan
mewarnai bagian sel yang bersifat basa dan sebaliknya zat warna yang bersifat basa
akan mewarnai bagian sel yang bersifat asam.

Berdasarkan waktu :

a. Direct Staining, yaitu pewarnaan yang apabila molekul zat warna langsung
ditangkap oleh jaringan, misalnya Eosin.
b. Indirect Staining, yaitu pewarnaan yang apabila molekul-molekul zat warna
biru bisa ditangkap oleh jaringan apabila menggunakan zat perantara yang
disebut Mordant, misalnya pewarnaan Hematoxylin yang menggunakan
Potasium Alum sebagai mordantnya.
Mordant ini bisa dimasukkan ke dalam zat warna langsung atau dibuat
terpisah, dimana jaringan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam mordant baru
kemudian di masukkan ke dalam zat warna.

Tahapan Pewarnaan Hematoxilin-Eosin


1. Deparafinasi, suatu proses menghilangkan parafin dengan larutan xylol. Dapat
digunakan xylol I dan xylol II masing-masing 2 menit.
2. Menghilangkan xylol dengan alkohol melalui proses rehidrasi, yaitu dengan
menggunakan larutan alkohol bertingkat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah (alkohol 96%, alkohol 90%, alkohol 80%, alkohol 70%, dan alkohol 50%
masing-masing selama 2 menit).
3. Kemudian dilakukan pencucian dengan Aquadest selama 1 menit.
4. Dilakukan pewarnaan dengan Hematoxilin selama 3-5 menit.
5. Pencucian dengan air selama 1 menit.
6. Kemudian dilakukan deferensiasi, yaitu pengurangan warna pada inti dan
penghilangan warna pada sitoplasma dengan menggunakan larutan HCl 0,5% 1-2
celup.
7. Selanjutnya dilakukan proses Blueing dengan menggunakan larutan Lithium
Carbonat 0,5% selama 1-2 menit yang berfungsi menguatkan warna biru pada inti
sel.
8. Pencucian dengan air selama 1 menit.
9. Pewarnaan dengan Eosin untuk mewarnai sitoplasma selama 1-3 menit.
10. Pencucian dengan Alkohol 90% 1-2 celup.
11. Dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat dengan konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi masing-masing 2 menit.
12. Tahap clearing dengan menggunakan larutan xylol selama 2 menit.
13. Kemudian memasuki tahapan mounting dengan meneteskan larutan entelan 1-2
tetes pada preparat jaringan yang berfungsi mengawetkan jaringan.
14. Kemudian tutup preparat dengan cover glass.
15. Jangan lupa untuk memberi label pada preparat.
16. Kemudian dapat dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran
400x.

Hasil pengamatan preparat jaringan dengan pewarnaan Hematoxilin-Eosin

a. Organ Hati
b. Organ Jantung

c. Paru-paru
d. Ginjal

C. Pewarnaan Papanicolaou
Pencelupan Papanicoloau (PAP) ditemukan oleh seorang saintis bernama Dr.
George  papanicoloau (1832-1962). Dilahirkan di Greece, beliau menerima ijazah dari
Universiti Athens pada 1904 dan PhD dalam bidang zoology dari Universiti Munich
pada 1910. Dr. George Papanicoloau mula memerikasa perubahan apusan vagina
wanita pada 1923. Beliau menjumpai sel yang abnormal, besar, nucleus berubah
bentuk dan hiperkromatik pada wanita yang menghidap kanser uterin. Penemuan ini
dianggap sebagai satu titik permulaan untuk  perkembangan bidang sitologi.

Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan Papanicolaou.


Pewarnaan papanicolaou digunakan untuk  pemeriksaan sel dalam sekret, eksdudat,
transudat atau biopsi berbagai jenis organ dalam dan  jaringan. Prosedur pertama yaitu
pewarnaan inti dengan Hema-toxylin dan orange G serta EA sebagai cat lawan yang
mewarnai sitoplasma Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan,
hidrasi dan dehidrasi sel. Pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan
sediaan yang baik serta  pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah
yang harus ditempuh dalam menegakkan diagnosis.

1.    Pengumpulan spesimen dan fiksasi


Dalam pengumpulan dan persiapan untuk pemeriksaan sitologi yang utama adalah :
1) Jumlah Spesimen mewakili sel-sel dari daerah yang bersangkutan
2) Apusan harus berisi sel yang merata sehingga masing-masing dapat diamati
3) Prosedur pewarnaan dapat menghasilkan pulasan yang dapat menjelaskan
keadaan sel.

Spesimen untuk pemeriksaan sitologi didapatkan dari apusan vagina, rahim,


mulut dan leher rahim serta ulserasi atau sedimen yang diperoleh lewat proses
sentrifugasi atau filtrasi. Apusan ini segera difiksasi menggunakan larutan fiksasi
semprot atau dicelupkan dalam eter alkohol. Setelah proses fiksasi tidak ada
persyaratan penanganan khusus untuk preparat. Fiksasi secepatnya penting karena
dapat terjadi artefak akibat pengeringan udara. Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak
mengalami kerusakan.

Kesalahan yang sering terjadi:


1) Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar, tidak segera
direndam di dalam cairan fiksatif)
2) Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96%
3) Penggunaan hairspray  yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat sehingga
sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak terfiksasi dengan baik.

Larutan cat yang digunakan :


a. Cat utama : Hematoxylin Ehrlich / Harrist
Komposisi :
 Hematoxylin
 Potasium alumunium atau tawas
 Asam asetat pekat
 Natrium iodida

b. Cat lawan
1) EA-50 Multiple Polychrome Stain
Komposisi :
 Light Green S.F. Yellowish
 Fast Green FCF
 Bismark Brown Y,
 Eosin Y,
 Asam Phosphotungstic,
 asam asetat glasial

2) EA-65 Multiple Polychrome Stain


Komposisi :
 Light Green S.F. Yellowish
 Fast Green FCF
 Bismark Brown Y
 Eosin Y
 Asam Phosphotungstic
 asam asetat glasial

3) Orange G stain
Komposisi cat :
 Phosphotungstic Acid
 Orange G
 Alkohol absolut

2. Prosedur pewarnaan :
Saring larutan cat Hematoxylin harris sebelum digunakan.
1) Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alkohol 95 %
2) Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alkohol 70 %
3) Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam aquadest
4) Rendam preparat dengan larutan cat Harris hematoxylin selama 5 menit
5) Bilas dengan aquades, kemudian ganti aquadest yang baru sampai didapatkan
aquadest tidak berwarana
6) Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alkohol 70 %
7) Celupkan preparat perlahan dalam HCL 1 % dalam alkohol 70 % ampai
preparat berwarna sperti ikan salmon
8) Bilas preparat 2 kali dengan alkohol 70 %
9) Celupkan preparat dalam larutan NH4OH 3 % dalam alkohol 70% sampai
preparat berwarna biru
10) Bilas preparat 2 kali dengan alkohol 70 %
11) Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alkohol 95 %
12) Rendam preparat dengan larutan cat EA- 50 atau EA-65 selama 3-6 menit
13) Bilas preparat 2 kali dengan alkohol 100 %
14) Bilas preparat dengan alkohol absolut yang dcampur dengan satu bagian xilene
15) Bersihkan preparat dengan xilene
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu
dari cabang cabang biologi. Histologi dapat disebut juga sebgai ilmu anatomi
mikroskopis

Prosesing jaringan yang meliputi pencucian, fiksasi, dehidrasi,


pembeningan(clearing), infiltrasi, embeding.

Ada 2 metode pewarnaan sediaan jaringan yang meliputi pewarnan hematoxcilin


eosin dan pewarnaan papanicoloau.

B. Saran

Disarankan untuk lebihm enyempurnakan makalah ini agar kedepannnya memiliki


manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan masyarakat yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/368236020/PROSESING-JARINGAN

https://www.academia.edu/25565311/Pewarnaan_Hematoxyline_Eosin_H-E_

http://jasus2b-be-best.blogspot.com/2011/11/pewarnaan-papanicolaou.html

https://www.scribd.com/doc/193506761/Pewarnaan-Papanicolaou-docx

Anda mungkin juga menyukai