SENTRA DIAGNOSTIK
PATOLOGI ANATOMI
K WARNA
TAMPILAN
SAAT OPERASI
P
R
A
-
A
N
A
L
I
T
I
K
FIKSASI
-
10X KONSENTRASI
JARINGAN MEMPENGARUHI
INFILTRASI
A SODIUM
N
DIHIDROGE
FO 0%
ST N FOSFAT
4
R M 10
A DE MONOHIDR
AL 0C
U C
A
DE C
AQ 0C AT 4 g
90
HI
D
L Disodium
I
hidrogen
fosfat
anhidrat 6,5
T
g
A
N
A
L
I
T •Infiltrsi II ( Parafin cair II ), selama 1 hari
I
K
Gambar . Automated Tissue Processor
BLOCKING ( Teknik Penanaman ) - Histoteknik
•Proses pembuatan blok preparat, menggunakan bahan
dari parafin .
• Hal yg perlu diperhatikan yaitu mengorientasikan jaringan
A
N secara tepat . Jaringan dapat diorientasikan ditepi, diujung
A atau dipermukaan , tergantung dari jenis jaringan yang
L ditanam.
I • Kesalahan yg terjadi pada tahap penanaman adalah
T Kesalahan diagnosis. Utuk memperbaikinya dapat
I
dilakukan potong dalam atau tanam ulang.
K
.
BLOCKING ( Teknik Penanaman ) - Histoteknik
•Prosedur ( tanpa Base mold – cara manual )
Siapkan cetakan ( Bekas Tutup cover glass) kosong
Tuangkan sedikit demi sedikit parafin cair dibagian
A pinggir sampai menutupi bagian atas cetakan
N Secepatnya masukan sampel ke dalam cetakan
A tersebut ( Posisikan sampel sesuai yg diharapkan)
L Beri label identitas sampel ( Simpan didalam kulkas)
I •. Prosedur ( dengan Base mold – cara manual )
T Tuangkan parafin cair pd base mold
I Secepatnya masukan sampel ke dalam basemold
K ( Posisikan sampel sesuai yg diharapkan)
Dinginkan dasar base mold shg posisi tidak terjadi
Perubahan
Tutup dengan kaset jaringan
Tuangkan kembali parafin cair sampai batas maksimal
Dinginkan
SECTIONING ( Pemotongan )- Histoteknik
• Pengirisan blok parafin dengan microtome
• Prosedur “ Persiapan “
Persiapkan pisau microtome ( harus tajam ), dan
A
N lekatkan pada microtome ( dengan sudut kemiringan
A 20 – 30 derajat ) dan kunci dengan kuat.
L Retakan blok parafin di holder microtome , kunci
I dengan kuat
T Persiapkan objek glass dan sudah diberi label identitas
I Persiapkan warterbath ( suhu 37-40 C )
K
Persipan cairan berisi albumin ( untuk menempelkan
pitaparapin pada objek glass )
SECTIONING ( Pemotongan )- Histoteknik
• Teknik Pemotongan
Pemotongan Triming, Atur ketebalan microtome 25 mikrometer.
Gerakan blok parafin secara teratur dan ritmis , sampai
A mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan.
Pemotongan Mikros, atur ketebalan microtome antara
N
2 – 5 mikrometer
A Gerakan blok parafin secara teratur dan ritmis, sampai
L mendapatkan potongan pita parafin
I Pita parafin yang mengandung jaringan lalu pindahkan secara
T hati hati ke dalam cairan berisi albumin
I Angkat dan pindahklan secara hati hati ke dalam waterbath
K dan biarkan beberapa saat sampai pita parafin mengembang.
Setelah pita parafin terkembang tempelkan pada objek glass,
lalu gerakan ke luar secara hati hati agar pita parafin tidak
melipat.
Objek glass diletakan pada hot plate
SECTIONING ( Pemotongan )- Histoteknik
• Pemotongan jaringan yg keras seringkali sulit dilakukan
Penyebanya adalah proses fiksasi yg kurang baik ( terlalu
lama ), bisa diatasi dengan menggani pisau microtome,
A
N merendam blok parafin pada air mengalir selama 30 menit
A dan rubah sudut pisau.
L • Ketika sudah dapat pita jaringan dimasukan kedalam lar.
I Albumin ( Untuk menempelkan di objek glass), kemudiaan
T masukan kedalam waterbat ( air hangat) untuk membantu
I
mengurangi lipatan pada pita jaringan.
K
• Setelah pita jaringan menempel pada objek glass ,
kemudiaan keringkan pada hotplate untuk menghilangkan
sisa air yg terperangkap dibawah pita jaringan.
STAINING ( Pewarnaan ) - Histoteknik
• Pewarnaan adalah proses pemberiaan warna pada jaringan
yang telah dipotong .
• Pewarnaan Hematoksilin Eosin
A • Hematoksilin ( Bersifat Basa ) mewarnai komponen sel yang
N bersifat asam ( Inti sel ), jadi inti sel warna biru.
A • Eosin ( Bersifat asam ) akan mewarnai komponen sel yang
L bersifat basa ( sitplasma) , jadi sitoplasma berwarna merah muda
I
T
I
K
Cara Kerja
1. Xylol 1 ,kocok simpan selama 10 menit
2. Xylol 2 , kocok simpan selama 10 menit
3. Alkohol Absolute , kocok sebanyak 20 celup
4. Alkohol 95 %, kocok sebanyak 20 celup
5. Alkohol 80 %, kocok sebanyak 20 celup
A 6. Alkohol 70 %, kocok sebanyak 20 celup
N 7. Cuci di air mengalir,sambil dikocok
A 8. Hematoxyllin selama 10 menit
Cuci di air mengalir, sambil dikocok
L 9.
10. Lithium, kocok 20x celup
I 11. Cuci air mengalir,sambil dikocok
T 12. Alkohol 70 %, kocok 20 x celup
I 13. Eosin selama 2 menit
14. Cuci di air mengalir,sambil dikocok
K 15. Alkohol 70 %, kocok 20 x celup
16. Alkohol 80 %, kocok 20 x celup
17. Alkohol 95 %, kocok 20 x celup
18. Alkohol Absolurte, kocok 20 x celup
19. Setelah alkohol absolute tiriskan dahulu sampai kering.
Pemotongan Gros Prosesing Pemuatan blok Parafin Embeding
A
N
A
L
I
T
Pita paraffin dlm water bath Pemotongan mikrotom Blok parafin
I
K
K Smear
n (CF) Cytology (LBC)
/ Direct smear
SITOTEKNIK
1, Apusan langsung / konvensional Smear /Direct Smear
• Metode pembuatan preparat dengan cara mengoles / membuat
lapisan tipis dari spesimen berbentuk cairan diatas objek glass.
• Sampel bisa berupa Pap Smear
A • Prosedur :
N Sampel / sekret dioles langsung ke dalam objek, buat apusan .
A Sampel fiksasi dengan alkohol 96% minimal 30 menit
L Lakukan pewarnaan Papanicolau
I 2, Tenik Centrifuge
T • Sampel bisa berupa Urine , Pleura, Ascites , CSF
• Prosedur :
I
Makroskopis spesimen ( Volume , warna , kekeruhan )
K Tuangkan spesimen 10-15 ml ke dalam tabung centrifuge
Centrifuge 10 menit – 1800-2500 rpm
Siapkan dua buah slide ( Fiksasi basah ) warnai dengan Papanicolau
Siapkan dua buah slide ( Fiksasi kering ) warnai dengan Giemsa
SITOTEKNIK
3, LBC ( Lyquid base Cytologi )
• Prosedur :
Sampel diambil dan dimasukan kedalam wadah yg berisi media
A pengawet / media trasnport . Kemudian sel sel tersebut akan
N tersebar dalam cairan tersebut. Cairan diambil dalam jumlah yang
cukup untuk prosesing. Sel- sel akan dipisahkan dengan cara sentrifugasi
A
atau filtrasi dan disimpan diatas slide sebagai lapisan yang tipis/monolayer
L
I
T
I
K
SITOTEKNIK
3, LBC ( Lyquid base Cytologi ) – Lanjutan
Keuntungan LBC
Mengurangi jumlah apusan yang tidak adekuat dan pengulangan terhadap apusan
N Seluler di pertahankan
A Preparasi sangat baik karena sample yang disimpan didalam cairan
L
I 4, Cell Blok / Sito Blok
T Prinsip kerja sito blok adalah pengambilan fragmen jaringan dari spesimen
sitologi untuk dibentuk ke dalam blok parafin yang meliputi proses fiksasi,
I
Penjernihan (clearing), impregnasi, Pengeblokan (embedding), pemotongan,
K pengecatan, dan diperiksa dibawah mikroskop.
SITOTEKNIK
4, Cell Blok - Lanjutan
• Keuntungan Cell blok
Sediaan sitologi lebih mudah dinilai oleh ahli patologi
Ketersediaan blok sel memungkinkan untuk dilakukan pemotongan berulang
A yang lebih banyak
N Memanfaatkan sisa material yang menggumpal seperti fragmen jaringan
A Penyimpanan blok sel lebih mudah
L Deteksi mikroorganisme seperti jamur dan bakteri
I • Prosedur :
T Sediaan yang akan diperiksa di vortex terlebih dahulu ( spy Homogen )
Cairan yang akan diperiksa dimasukkan ke tabung reaksi secukupnya,
I
kemudian di sentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit
K Setelah itu akan diperoleh endapan, cairan (supernatan) dibuang
Endapan yang diperoleh difiksasi dengan menggunakan alkohol 96%
selama 30 menit
Setelah itu cairan fiksasi dibuang dan endapan dimasukkan ke kertas saring
Proses sesuai dengan teknik sediaan histologi
SITOTEKNIK
Pewarnaan Papanicoalu
• Prinsip pengecatan papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi,
dan dehidrasi sel.
• Pengecatan papanicolaou menggunakan zat-zat warna yaitu Haris
A hematoxyllin (HE) untuk mewarnai kromatin dan membran inti (biru-ungu)
N dan anak inti (merah, merah muda, atau orange), Orange G untuk memberi
A warna cerah pada sitoplasma (kuning-orange), dan Polychrome (EA-50).
L
I
T
I
K
SITOTEKNIK
Pewarnaan Papanicoalu
• Prinsip pengecatan papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi,
dan dehidrasi sel.
• Pengecatan papanicolaou menggunakan zat-zat warna yaitu Haris
A hematoxyllin (HE) untuk mewarnai kromatin dan membran inti (biru-ungu)
N dan anak inti (merah, merah muda, atau orange), Orange G untuk memberi
A warna cerah pada sitoplasma (kuning-orange), dan Polychrome (EA-50).
L
I
T
I
K
Cara Kerja Papanicolau
1. Alkohol 70 %, kocok 1 menit
2. Air mengair , rendam 1 menit
3. Haris Hematoksilin , masukan rendam 3 menit
4. Air mengair , Cuci rendam 3-5 menit
5. Masukan HCL 0,05 % , 2 - 4 celup
A 6. Air mengair , Cuci rendam 2 menit
7. Bluing reagen , masukan 1 menit
N 8. Air mengair , Cuci rendam 2 menit
A 9. Alkohol 70 %, masukan 1 menit
10. Alkohol 96%, masukan 1 menit
L 11. OG 6 , masukan rendam selama 3 menit
I 12. Alkohol 96 %, masukan 1 menit
Alkohol 96 %, masukan 1 menit
T 13.
14. EA -50 , masukan rendam selama 3 menit
I 15. Alkohol 96 %, masukan 1 menit
K 16. Alkohol 96 %, masukan 1 menit
17. Alkohol Absolute , masukan 1 menit
18. Alkohol Absolute , masukan 1 menit
19. Xylol I , masukan 1menit
20. Xylol II , masukan 1menit
21. tiriskan dahulu sampai kering. Mounting , labeling
POST ANALITIK
POST ANALITIK MERUPAKAN PENYERAHAN
HASIL JAWABAN PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
KEPADA DOKTER PENGIRIM
Arsip Patologi Anatomi(PA) adalah tempat yang
melakukan peyimpanan secara sistematik semua
dokumen baik berupa formulir permintaan,
jawaban pemeriksaan, Preparat mikroskopik, blok
paraffin sampai sisa jaringan basah, beserta
pengelolaan waktu simpan, kondisi penyimpanan
sampai pemusnahan
Lemari Penyimpanan Preparat
Lemari Penyimpanan Blok Parafin
Ruang penyimpanan sisa jaringan
Lemari arsif formulir dan Hasil
pemeriksaan PA