Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

STUDI PREFROMULASI SUATU ZAT AKTIF

Disusun oleh:

Kelompok 5

Tsamrotul Layyinah 11161020000027

Gianika frakastiwi 11161020000028

Erina Reggiany 11161020000036

Aulia Dini Rahmawati 11161020000041

Eka Putri Anggraeni 11161020000043

FARMASI B 2016

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SEPTEMBER/2018
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan studi preformulasi zat aktif dalam design
sediaan padat oral
2. Mahasiswa dapat menentukan sifat alir suatu zat aktif

B. Teori Singkat
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok. (FI III, 1979)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. (FI V, 2014)
Studi preformulasi merupakan tahap pertama dalam pembentukan tablet atau
aktivitas formulasi dengan pertimbangan yang hati-hati dari data preformulasi.
Preformulasi ini penting bagi formulator untuk mendapatkan profil fisika-kimia
yang lengkap dari bahan-bahan aktif yang tersedia sebelum memulai suatu
aktivitas perkembangan formula, seluruh informasi ini diketahui sebagai
preformulasi. (Lieberman, 1990)
Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar
rasional untuk metode formulasi, untuk memaksimalkan kesempatan dalam
mengoptimalkan sebuah produk obat dan penampilannya. Dari sudut pandang
seorang formulator tablet, informasi preformulasi yang paling penting adalah studi
kestabilan zat tambahan obat. Pertanyaan berikutnya untuk obat baru, sebuah obat
dimana formulasinya memiliki pengalaman yang kurang adalah untuk memilih
bahan, zat tambahan yang mana baik secara kimia maupun fisika cocok dengan
zat aktifnya. (Lieberman, 1990)

Berikut ini beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik
serbuk, antara lain:

1. Waktu alir serbuk

2
Parameter yang digunakan untuk mengevalasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju airnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam
corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh
massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir
dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong
perdetik (Lachman et al, 1994).
2. Sudut diam serbuk
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
untuk kerucut dengan bidang horizontal, jika sejumlah granul atau serbuk
dituang kedalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi
oleh bentuk ukuran dan kelembaban serbuk.
Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30º menunjukkan bahwa
serbuk dapat mengalir bebas, bila sudutlebih besar atau sama dengan 40º
biasanya daya mengulirnya kurang baik (Lachman et al, 1994).
3. Pengetapan serbuk
Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap
sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping
device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume
sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah konstan (Vt) (Sulaiman,
2017)

Fluiditas serbuk dapat diketahui dengan mengukur harga T (%)

(𝑉𝑜−𝑉𝑡)
T(%) = x 100%
𝑉𝑜

Berikut ini klasifikasi sifat alir berdasarkan sudut istirahatnya (α)

Sudut Istirahat (α)º Sifat Alir


25 – 30 Sangat mudah mengalir
30 – 40 Mudah mengalir
40 – 45 Mengalir
>45 Kurang mengalir

C. ALAT & BAHAN :


1. Corong 3. Kertas milimakrometer
2. Gelas beaker 4. Kosiazid

3
5. CTM 7. Theofilin
6. Paracetamol

D. CARA KERJA :
 Sebanyak 100 g serbuk dimasukkan kedalam corong (tutup bagian
bawah corong) yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
 Serbuk dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya
diatas kertas grafik.
 Gundukan yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan
diameternya (dicatat sebagai d) Hitung α (sudut istirahat) nya.

E. DATA PREFORMULASI

1. ISONIAZID

Nama zat aktif Isoniazid


Nama kimia INH; Isonicotinic Acid Hydrazid
Sinonim Isoniazid, INH, Isonicotinic Acid Hydrazid
Struktur & Rumus
Molekul

C6H7N3O
Berat Molekul 137,14
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%),
sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
Pemerian Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablurputih, tidak berbau,
rasa agak pahit, terurai perlahan-lahan oleh cahaya dan udara.
pH larutan 5,5-6,5
Stabilitas Stabil terhadap udara atau peka cahaya. Mudah menyala.
Kuat mengoksidasi chloral, aldehid, yodium, garam ferric,
hipoklorit.

4
Inkompatibilitas Isoniazid tidak cocok dengan chloral, aldehid, yodium,
hipoklorit dan garam ferric. Isoniazid juga tidak cocok dengan
pembuat proses oksidasi. Isoniazid boleh bereaksi dengan
gula dan ketones. Isoniazid dapat bereaksi sebagai cuka lemah
atau suatu dasar lemah. Isoniazid dapat terdekomposisi oleh
reaksi redoks.
Titik Lebur 170°C - 173°C
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Indikasi Antituberkulosa
Kontraindikasi Penyakit hati yang akut; hipersensitivitas terhadap isoniazid;
(PIONAS) epilepsi; gangguan fungsi ginjal dan gangguan psikis.
Farmakologi Merupakan antituberkulosis yang bekerja bakterisid terhadap
bakteri ekstra seluler dengan mengganggu biosintesa asam
molat dari dinding sel bakteri. Obat ini lebih mudah
diabsorbsi pada pemberian oral.
Efek samping Mual, muntah, anoreksia, konstipasi, pusing, sakit kepala,
(PIONAS) vertigo, neuritis perifer, neuritis optik, kejang, episode
psikosis; reaksi hipersensitivitas seperti eritema multiform,
demam, purpura, anemia, agranulositosis; hepatitis (terutama
pada usia lebih dari 35 tahun); sindrom SLE, pellagra,
hiperglikemia dan ginekomastia, pendengaran berkurang,
hipotensi, flushing.
Dosis (PIONAS) a. Tuberkulosis Aktif:
 DEWASA; 5 mg/kgBB per hari (4-6 mg/kgBB per
hari)
 ANAK :10 mg/kgBB per hari (10-15 mg/kgBB per
hari)
 Untuk dewasa dengan BB 30-45 kg, dosis per hari
200 mg diberikan dalam dosis tunggal.
 Untuk pasien dengan BB >45 kg, dosis per hari 300
mg diberikan dalam dosis tunggal.
b. Tuberkulosis Latent (Monoterapi): diberikan

5
sedikitnya 6 bulan
 DEWASA; 300 mg per hari
 ANAK; 10 mg/kgBB per hari (maks. 300 mg/hari)
Kegunaan Zat Aktif

2. Chorpheniramine Maleate

Nama zat aktif Chlorpheniramine Maleate


Nama kimia 2-[p-kloro-α-[2-(dimetilamino)etil]benzil]
Sinonim Chlorpheniramini Maleas, Klorfeniramin Maleat,
Chlortrimeton (CTM), Klorfenon.
Struktur & Rumus
Molekul

C16H19ClN2.C4H4O4 (FI V, 2014)


Berat Molekul 390,87 (FI V, 2014)
Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan kloroform;
sukar larut dalam eter dan dalam benzena. (FI V, 2014)
Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau. Larutan mempunyai ph
antara 4 dan 5. (FI V, 2014)
pKa dan koefisien 9,2 (FI V, 2014)
partisi
Stabilitas Mengalami peruraian pada suasana asam.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat,
noradrenalin acid tartrat, pentobarbital sodium, dan
meglumine adipiodone (Martindale 36th ed, 2009 ; 271)
Titik Lebur Antara 130° dan 135°C. (FI V, 2014)
Penyimpanan Wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya. (FI V, 2014)
Indikasi gejala alergi seperti hay fever, urtikaria; pengobatan darurat
reaksi anafilaktik. (PIONAS)

6
Efek samping sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik,
(PIONAS) hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala,
stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.
Dosis Larutan oral 2 mg/5ml
Anak 2-6 tahun: 1 mg setiap 4-6 jam, maks 6 mg/hari
Anak 6-12 tahun: 2 mg setiap 4-6 jam, maks 12 mg/hari.
Dewasa: 4mg setiap 4-6 jam, maks. 24mg/hari
(BNF 57, 2009 ; 171)
Kegunaan Antihistamin, sedative

3. PARACETAMOL

Nama zat aktif Asetaminofen


Nama kimia n-acetil-4-aminofenol
Struktur & Rumus
Molekul

C8H9NO2
Berat Molekul Berat Molekul : 151,16 g/mol
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1N,
mudah larut dalam etanol. Larut dalam 70 bagian air, 7 bagian
etanol, 13 bagian aceton, 40 bagian gliserol, 9 bagian propilen
glikol.
Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit (FI III,
1979)
Keasaman/Kebasaan pH = 6 (Hawley’s condensed chemical dictionary 15thed,
2007), pKa = 9,0-9,5 pada suhu 25OC (Analytical profiles of
drug subtance vol 3, 1974)
Stabilitas Stabil sampai dengan 45OC. Jika kontaminasi dengan para-

7
aminofenol dan kondisi lembab dapat menyebabkan
hidrolisis, mengakibatkan degradasi dan warna lebih lanjut
(Analytical profiles of drug subtance vol 3, 1974),
terhidrolisis pada pH minimal 5-7, menyerap uap air dalam
jumlah tidak signifikan pada suhu 25OC dan kelembapan
90%, Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan pasta
gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidon.
Inkompatibilitas Tidak cocok bila dicampurkan dengan antipirin, irgapirin,
irgapen akan mengakibatkan lengket pada saat pencampuran
(Analytical profiles of drug subtance vol 3, 1974)
Titik Leleh 170OC (Pubchem)
Sifat Kristal Berbentuk kristal prisma monoklinik putih (Analytical
profiles of drug subtance vol 3, 1974)
Koefisien partisi 6,237 (Analytical profiles of drug subtance vol 3, 1974), 0,46
(Pubchem)
Berat jenis 1,3 g/cm3
Efek samping Jarang terjadi efek samping, tetapi bila digunakan dalam
jangka panjang dan dosis berlebihan akan menyebabkan
kerusakan hati (BPOM RI, 2015)
Dosis Oral = 0,5-1 g setiap 4-6 jam, maksimal 4 g perhari
Anak-anak = 3 bulan-1 tahun = 60mg-120mg, 1-5 tahun =
120 mg-250mg, 6 -12 tahun = 250 mg-500 mg
Dosis ini dapat diulangi setiap 4-6 jam bila diperlukan
(maksimal 4 kali dosis dalam 24 jam) (BPOM RI, 2015)

Kegunaan Analgetik, antipiretik

4. THEOFILIN

Nama zat aktif Theofilin


Nama kimia 1,3-dimethyl-7H-purine-2,6-dione (pubchem.com)
Nama Sinonim Theophyllin, Lanophyllin, Theovent, Theacitin.

8
(pubchem.com)

Struktur & Rumus


Molekul

C7H8N4O2 (Martindale, 1985)


Berat Molekul 180,2 (Martindale, 1985)
Kelarutan Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
amonia, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter. (FI IV, 1995)
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara.
pH 3,8-6,1(Martindale, 2005)
Stabilitas Jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap
air kurang lebih 4%, melebur pada suhu kurang lebih 248°C
disertasi peruraian (Martindale, 2005)
Inkompatibilitas Dengan senyawa tanin (Martindale,2005)
Titik Leleh 273°C (pubchem.com)
Indikasi Untuk pengobatan gejala dan obstruksi aliran udara reversibel
yang terkait dengan asma kronis dan penyakit paru-paru
kronis lainnya, seperti emfisema dan bronkitis kronis.
(pubchem.com
Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup baik (FI IV, 1995)
Simpan pada suhu 20-25°C, jauhkan dari makanan dan pakan
(pubchem.com)
Efek samping Takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang
lain, sakit kepala, stimulasi sistem saraf pusat, insomnia,
aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan melalui injeksi
intravena cepat. (PIO Nas BPOM)

9
Dosis  Dewasa : 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan
menjadi 2 kalinya
 Anak-anak : 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun:
65-75 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan. (PIO Nas
BPOM)

F. HASIL & PEMBAHASAN


 Hasil Pengukuran Tinggi Gundukan (h) dan Diameter Gundukan (d)

No. Zat h r=½d Tan α =


𝒉 Α Waktu Sifat Alir
𝒓
Aktif (cm)
1. Isoniazid 1,5 ½. 9,5 cm = 1,5𝑐𝑚⁄ 17,7º 5,51 s
4,75𝑐𝑚= Sangat Mudah
4,75 cm Mengalir
0,32
1,6 ½. 9,8 cm = 1,6𝑐𝑚⁄ 18,3º 5,56 s Sangat Mudah
4,9𝑐𝑚=
4,9 cm Mengalir
0,33
1,6 ½,9,8 cm = 1,6𝑐𝑚⁄ 18,3º 6s Sangat Mudah
4,9𝑐𝑚=
4,9 cm Mengalir
0,33
2. CTM 2,1 ½.9,8 cm = 2,1𝑐𝑚⁄ 23,26º 2,65 s Sangat Mudah
4,9𝑐𝑚=
4,9 cm Mengalir
0,43
2,0 ½.9,7 cm = 2,0𝑐𝑚⁄ 22,3º 2,63 s
4,85𝑐𝑚= Sangat Mudah
4,85 cm Mengalir
0,41
2,0 ½.9,6 cm = 2,0𝑐𝑚⁄ 22,8º 2,63 s Sangat Mudah
4,8𝑐𝑚=
4,8 cm Mengalir
0,42
3. Theofilin 5,2 ½.10,1 cm 5,2𝑐𝑚⁄ 45,8º 1’.34”.
5,05𝑐𝑚= Kurang
= 5,05 cm 63 s Mengalir
1,03
5 ½.10,2 cm 5𝑐𝑚⁄ 44,4º 1’.16” s
5,1𝑐𝑚= Mengalir
= 5,1 cm
0,98
5 ½.9,7 cm = 5𝑐𝑚⁄ 45,8º 1’.14” s
4,85𝑐𝑚= Kurang
4,85 cm Mengalir
1,03
4. PCT 6 ½.10,1 cm 6𝑐𝑚⁄ 49,9º 2 menit
5,05𝑐𝑚= Kurang
= 5,05 cm Mengalir
1,19

10
5,9 ½.10,2 cm 5,9𝑐𝑚⁄ 49,2º 1’.55” s
5,1𝑐𝑚= Kurang
= 5,1 cm Mengalir
1,16
6,1 ½.10 cm = 6,1𝑐𝑚⁄ 50,6º 2’.12” s Kurang
5𝑐𝑚=
5 cm Mengalir
1,22

 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami mempelajari tentang sifat alir zat aktif yaitu
Isoniazid, Paracetamol, CTM, dan Theofilin sebelum nantinya akan membuat
sediaan tablet pada praktikum selanjutnya. Sifat aliran zat aktif maupun bahan
tambahan sangat penting diketahui untuk pembuatan tablet yang baik. Aliran
serbuk yang baik untuk dikempa sangat penting untuk memastikan pencampuran
yang homogen dan keseragaman bobot yang dapat diterima untuk tablet kempa.
Jika suatu zat aktif pada tahap formulasi diidentifikas memiliki sifat alir yang
buruk, masalah ini dapat diatasi dengan memilih bahan tambahan yang tepat. Sifat
alir ini penting untuk dievaluasi karena berperan penting dalam keseragaman
pengisian masa tablet kedalam ruang kompresi ataupun untuk homogenitas masa
tabletnya. Selain itu, sifat alir serbuk yang baik penting untuk pengisian seragam
ke dalam lubang cetak mesin dan untuk memudahkan gerakan bahan di sekitar
fasilitas produksi.(Khairunissa, R. 2016)

Evaluasi terhadap sifat alir granul dilakukan dengan menguji sudut diam
dan waktu alir (Lachman, 1994). Hal-hal yang berpengaruh terhadap aliran yaitu
bentuk dan ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, higroskopitas, kandungan
lembab, porositas, dan bobot jenis. Ukuran partikel granul makin kecil akan
memperbesar daya kohesinya sehingga granul akan menggumpal dan
menghambat kecepatan alirnya (Banker dan Anderson, 1986).

Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
yang berbentuk kerucut dengan bidang horisontal, semakin datar kerucut yang
dihasilkan maka sudut diamnya semakin kecil (Voight, 1995). Besar kecilnya
sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan kelembaban granul (Wadke &
Jacobson, 1980).

11
Menurut British Pharmacopoeia Edisi IV, suatu granul memiliki sudut
diam yang sangat baik jika kurang dari 30̊ maka mengalir bebas (free flowing)
dan dapat dikatakan granul tersebut memiliki sifat alir yang baik. Parameter nilai
dari sudut diam terdapat pada tabel dibawah ini.

Parameter Nilai Indeks Sudut Diam

Karakter Aliran Sudut (o)


Sangat baik 25-30
Baik 31-35
Cukup baik 36-40
Agak baik 41-45
Buruk 46-55
Sangat buruk 56-65
Sangat buruk sekali >60

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk
mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas
bahan pelicin, mudah tidaknya aliran granul dan sifat permukaan granul. Semakin
kecil ukuran partikel granul akan memperbesar daya kohesinya sehingga akan
menyulitkan aliran karena granul akan mengalir dalam bentuk gumpalan.(Voight,
1984). Apabila granul mempunyai sifat alir yang baik maaka pengisian pada
ruang kempa akan menjadi konstan, sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai
bobot yang seragam (Parrott, 1971). Syarat tablet yang ideal yaitu tidak lebih dari
10 detik (Xiao, et al, 2016).

Pada percobaan ini kami menggunakan metode corong untuk mengetahui


sifat alir granul, yaitu dengan mengukur waktu yang diperlukan sejumlah serbuk
dari corong dan menghitung sudut diam serbuk. Berat masing-masing serbuk zat
aktif yang digunakan ialah sebesar 50 gram kemudian percobaan ini dilakukan
sebanyak tiga kali.

Berdasarkan data yang kami dapatkan, Isoniazid memperoleh sudut diam


17,7° ; 18,3° ; 18,3° dengan waktu alir 5,51” ; 5,56” ; dan 6”. Dari data tersebut,

12
Isoniazid memiliki sudut diam dengan karakter aliran yang sangat baik karena
sudut diam yang dihasilkan kurang dari 20. Isoniazid juga memenuhi persyaratan
waktu alir tablet yang ideal karena tidak melebihi 10 detik.

Kedua, Chlorpheniramin maleas (CTM) memperoleh sudut diam 23,36̊ ;


22,3° ; 22,8° dengan waktu alir 2,65” ; 2,63” ; 2,63”. Dari data tersebut, CTM
memiliki sudut diam dengan karakter aliran yang sangat baik karena sudut diam
yang dihasilkan kurang dari 20. CTM juga memenuhi persyaratan waktu alir
tablet yang ideal karena tidak melebihi 10 detik. Chlorpheniramin maleas (CTM)
merupakan zat aktif yang memiliki sifat aliran yang baik dan memiliki
kompresibilitas yang baik pada kondisi penerapan pembuatan tablet metode
kempa langsung.

Selanjutnya, Theofillin memperoleh sudut diam 45,8° ; 44,4° ; 45,8°


dengan waktu alir 1’34”63 ; 1’16” ;1’14”. Dari data tersebut, theofillin memiliki
sudut diam dengan karakter aliran yang buruk karena sudut diam yang dihasilkan
lebih dari 45̊. Theofillin tidak memenuhi persyaratan waktu alir tablet yang ideal
karena melebihi 10 detik.

Parasetamol memperoleh sudut diam 49,9̊ ; 49,2̊ ; 50,6̊ dengan waktu alir
2’ ; 1’55” ; 2’12”. Dari data tersebut, parasetamol memiliki sudut diam dengan
karakter aliran yang buruk karena sudut diam yang dihasilkan lebih dari 45̊.
Parasetamol juga tidak memenuhi persyaratan waktu alir tablet yang ideal karena
melebihi 10 detik.

Parasetamol mempunyai kompaktibilitas serta sifat alir yang buruk, maka


tablet parasetamol perlu dijadikan granul dengan metode granulasi basah atau wet
granule dengan penambahan binder sehingga dapat memperbaiki kompresibilitas
dan meningkatkan fluiditas (Voight, R. 1984). Salah satu bahan tambahan yang
memiliki peran penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat atau
binder. Bahan pengikat memiliki peran sebagai pengikat zat aktif dengan bahan
tambahan sehingga didapatkan granul yang baik, dengan didapatkannya granul
yang baik akan meningkatkan kekompakan tablet. Parasetamol lebih baik saat
dijadikan granul, maka penggunaan binder dijadikan pengikat antar partikel

13
serbuk agar dapat dibentuk menjadi granul. Pengikat dapat memperbaiki
kerapuhan serta kekuatan granul dan tablet, sehingga dapat meningkatkan kualitas
tablet yang dihasilkan. (Sugiyono S, dll. 2013).

Dari keempat serbuk tersebut dapat disimpulkan bahwa isoniazid dan


chlorpheniramin maleat memiliki sifat alir yang baik karena memenuhi
persyaratan waktu alir dan memiliki sudut diam yang sangat baik dibandingkan
dengan theofillin dan parasetamol.

G. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Isoniazid. Diambil dari Pusat Informasi Obat Nasional:


http://pionas.pom.go.id/monografi/isoniazid
BPOM RI. Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS). Diakses dari
http://pionas.pom.go.id/monografi/CTM.

Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1986, Tablet In Lachman, L. Lieberman, The
Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed., Lea and Febiger,
Philadelphia. 643-704.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Khairunnisa, R. Dll. 2016. Evaluasi Sifat Alir Dari Pati Talas Safira (Colocasia
esculenta Antiquorum) Sebagai Eksipien Dalam Formulasi Tablet.
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L. 1986. The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, 2nd ed. Philadelphia.

14
Voigt, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed IV, Diterjemahkan oleh
Soendani Noerno Soewandhi, R., Yogyakarta: UGM Press; 1984. 156-
233.

Sugiyono S, Afriliana HS, Windriati YN. Pengaruh Penggunaan Amilum Biji


Durian (Durio Zibethinus L.) Sebagai Bahan Penghancur Yang
ditambahkan secara internal- Eksternal Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Tablet Ibuprofen. e-Publikasi Ilmiah Fakultas Farmasi Unwahas
Semarang. 2013.

Parrott, E. L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics,


3Rd Ed., Burgess Publishing Company, Mineapolis.

Wadke, H.A., and Jacobson, H., 1980, Preformulation Testing, in Lieberman,


H.A., and Lachman, L., (eds) Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets,
Vol I, Marcel Dekker Inc., New York. 45
Xiao, G., et al, 2016. A novel hyper-cross-linked polymeric adsorbent with high
miceoporous surface area and its adsorption to theophylline from
aqueous solution. Microporous Mesoporous Mater.

15

Anda mungkin juga menyukai