Kelas :B
Kelompok : A2
Anggota Kelompok :
1. Nimaz Rizqi Firdausy Haq (051711133002)
2. Aprilia Nur’aini Rizma Putri (051711133021)
3. Muhammad Ninjar (051711133091)
4. Ibanah Izzah Aulia (051711133157)
5. Devi Nur Zafirah (051711133165)
6. Shafira Muti Ardiana (051711133193)
7. Farisa Firosyida (051711133209)
2. Organoleptis CTM
Pemerian : serbuk hablur putih
Bau : tidak berbau
Rasa : pahit
(Farmakope Indonesia III halaman 153)
3. Spektra Infrared
Dari termogram diatas, dapat dilihat bahwa bahan aktif CTM menunjukkan ada
satu peak yang terjadi pada titik 135.9˚C terjadi melting yang bersifat endoterm.
Kalor yang dibutuhkan CTM untuk melebur 73.6 J/g. Berdasarkan literatur titik
leleh CTM adalah 130˚C-135˚C. Dapat disimpulkan bahwa CTM (bahan aktif)
yang diuji adalah murni, karena peak yang berbentuk tajam dan sesuai dengan
literatur yang ada.
5. Sifat alir
6. Kompaktibilitas
0.15
0.1
0.05
Tekanan (kN)
2,303 𝐶𝑜 𝑘
k= 𝑥 log 𝐶𝑡 atau log 𝐶𝑡 = log 𝐶𝑜 −
𝑡 2,303
𝐶𝑜 2,303
t90 = log 0,9 𝐶𝑜 = 𝑘
0,105
t90 = 𝑘
setelah itu, menghitung t1⁄2 pada beberapa suhu yang telah ditentukan. Pada
umumnya, jika waktu kadaluarsa produk minimal 12 buan, maka dilakukan
pengujian tiap 3 bulan sekali di tahun pertama, lalu ditahun berikutnya diakukan
tiap 6 bulan, serta tiap tahun setelahnya sesuai dengan kondisi penyimpanan yang
dipersyaratkan.
D. Rancangan Formula
Jumlah
Jumlah %
Jumlah tiap Total untuk
No Nama Bahan Fungsi yang
tablet (mg) pembuatan
dibuat
(dalam g)
5. Primogel Disintegran 2% 5 6
6. Mg Stearat Lubrikan 2% 5 6
E. Flowchart Manufactur
b. % Moisture Content
Alat : Moisture Balance
Hasil Pengamatan :
Replikasi MC (%)
1 1,78
2 1,38
3 1,56
Rata-rata 1,57
Persyaratan : > 2%
c. Distribusi Ukuran
Prosedur :
Hasil Pengamatan
Pengayak Bobot
Bobot
Pengayak +
Diamater Lubang Bobot Granul
No. Mesh granul
(µm) (g) (g)
(g)
25 710 356 370 13,99
35 500 348 362 13,99
45 355 322 333 10,99
100 150 299 328 28.99
140 106 295 312 16,99
pan 268 287 18,99
Jumlah
30
25
Bobot Granul (g)
20
15
10
0
>710 500-710 355-500 150-355 106-150 <106
Ukuran Granul (μm)
100
80
% Kumulatif <
60
40
20
0
<106 106-150 150-355 355-500 500-710 >710
Ukuran Granul (μm)
perhitungan %Fines :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 < 100 𝑚𝑒𝑠ℎ
× 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (100 𝑔𝑟𝑎𝑚)
19 𝑔
= × 100%
100,04 𝑔
= 19 %
2. Kekerasan Tablet
Hasil Pengamatan
- Tidak >2 tablet yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A (151
mg- 300mg 7,5%.
- Tidak ada satu pun tablet yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari
kolom B
2. KEKERASAN TABLET
Alat : Hardness Tester ERWEKA
Prosedur :
a. Setting satuan pengukuran dalam kgF dengan diameter 9 mm.
b. Uji kekerasan 10 Tablet menggunakan Erweka Hardness Tester.
Kriteria penerimaan:
- Dikatakan baik jika ( 4-8 kp)
- Kurang dari 4kp dapat diterima apabila disintegran dan disolusinya masih sesuai
( konversi 1 Newton = 0,1 kgF)
Hasil pengamatan :
No. Kekerasan (kgF) No. Kekerasan (kgF)
1. 4,9 6. 4,3
2. 4,9 7. 5,6
3. 5,1 8. 4,3
4. 5,4 9. 4,9
5. 4,1 10. 5,1
3. KERAPUHAN TABLET
Alat : CS-2 Tablet Friability Tester
Prosedur :
a. Menyiapkan 26 tablet yang akan diuji, membersihkan menggunakan kuas
b. Menimbang 26 tablet bersamaan
c. Masukkan (1) Kedalam mesin Friability Tester
d. Menjalankan Friability Tester selama 100x (25 rpm selama 4 menit)
e. Mengambil tablet dan membersihkan tablet dari debu yang menempel
f. Menimbang 10 tablet tersebu, apabila ada tablet yang pecah, retak dan cuil tidak
diikutkan dalam penimbangan.
Kriteria penerimaan : <1%, bila lebih dari 1% maka uji dilakukan 2 kali dan rata-rata
uji tidak lebih dari 1%
Hasil pengamatan:
Bobot awal Bobot setelah uji % Kerapuhan
6,608 g 6,529 g 1,2%
6,689 g 6,678 g 0.16 %
6,728 g 6,667 g 0,91%
Rata-rata % kerapuhan : 0,75%
Kesimpulan : memenuhi persyaratan uji kerapuhan tablet.
Kriteria penerimaan :
- waktu hancur tidak lebih dari 15 menit (FI III)
- Jika lebih dari 15 menit, maka diulangi pengujian deangan 12 tablet lainya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Etiket
Brosur
J. HASIL KOMPARASI
a. Komparasi Formula
BAHAN FUNGSI FORMULA
A1 A2
% Jumlah % Jumlah
(g) (g)
CTM Bahan aktif 1,6 4,8 1,6 4,8
Avicel pH Pengisi 31,12 93,36 30,48 91,44
101
Laktosa Pengisi 62,28 186,84 60,92 182,76
HPMC 2910 Pengikat 2 6 4 12
3Cps
Primogel Disintegran 1 3 1 3
(SSG)
Mg Stearat Lubrikan 2 6 2 6
Tartrazin pewarna 0,01 0,05
b. Komparasi Evaluasi Granul
Hasil Evaluasi A-1 A-2
Pengujian
% Moisture Content 2,18 % 1,57 %
% Fines 38 % 19 %
Kecepatan Alir
Sebelum + Lubrikan 6,44 g/s 7,79 g/s
Setelah + Lubrikan 6,27 g/s 9,29 g/s
K. PEMBAHASAN
Pembahasan pembuatan tablet CTM dengan metode granulasi basah untuk
kelompok A1 dan A2 menggunakan formula dan metode pencampuran yang sama,
perbedaan yang diberikan yaitu % konsentrasi pada bahan pengisi yaitu laktosa dan
avicel pH 101, pengikat yaitu HPMC 2910 3Cps, dan pewarna yaitu Tartrazin. Pada
formula A1 digunakan avicel pH 101 31,12%, laktosa 62,28%, HPMC 2910 3Cps 2%,
dan tartrazin 0,01gr. Sedangkan pada formula A2 digunakan avicel pH 101 30,48%,
laktosa 60,92%, HPMC 2910 3Cps 4%, dan tartrazin 0,05gr. Perbedaan tersebut
memberikan keragaman pada hasil granul maupun tablet pada masing-masing formula.
Pada saat proses pembentukan tablet, dilakukan IPC (In Proses Control) terhadap tablet
yang terbentuk meliputi bobot sampling dan kekerasan tablet. MC (Moisture Content)
pada formula A1 sebesar 2,18% sedangkan pada formula A2 sebesar 1,57% yang artinya
granul cukup kering dan stabil untuk dibentuk tablet karena kelembapannya telah sesuai.
Pada evaluasi sifat alir dan sudut istirahat granul sebelum penambahan fase eksternal
maupun setelah penambahan fase eksternal, baik formula A1 maupun A2 dapat mengalir.
Pada evaluasi distribusi ukuran jumlah %fines pada formula A1 hasilnya 2 kali lipat
dibanding formula A2, yaitu A1 sebesar 38% dan A2 sebesar 19%. Hal ini dikarenakan
pada formula A1, jumlah pengikat berupa HPMC 2910 3Cps hanya 2%.
Dari hasil evaluasi tablet antara formula A1 dan A2 tidak terlihat perbedaan yang
cukup signifikan dari masing-masing formula. Setelah dikompresi, tablet yang diperoleh
dievaluasi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Pada
keseragaman bobot, masing-masing formula memenuhi persyaratan walaupun nilainya
berbeda-beda. Perbedaan nilai keseragaman bobot tersebut dipengaruhi oleh kecepatan
alir masing-masing formula. Pada uji kekerasan, formula A1 dan A2 sama-sama
memenuhi persyaratan. Pada uji waktu hancur, formula A2 memiliki waktu hancur lebih
lama daripada A1. Kekerasan tablet mempengaruhi kerapuhan tablet, semakin keras
tablet maka tablet semakin rapuh. Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa
perbedaan pada hasil granul maupun tablet masing-masing formula setiap kelompok
diperoleh karena banyak faktor diantaranya : formula, keterampilan praktikan, faktor alat,
serta lingkungan merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil meskipun bahan
yang digunakan adalah sama.
L. Kesimpulan
Dari kedua formula yang dilakukan kelompok A, yang dibedakan dari konsentrasi
jumlah pengisi dan pengikat menghasilkan granul dan tablet dengan spesifikasi yang
berbeda-beda. Tetapi dapat disimpulkan bahwa kedua formula tersebut memenuhi
persyaratan dan layak untuk dikembangkan.
M. Saran
Untuk pelaksanaan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah selanjutnya
perlu diperhatikan yakni pada proses penimbangan dan pencampuran bahan-bahan agar
dilakukan lebih teliti dan hati-hati agar seluruh komponen penyusun tablet dapat
tercampur secara homogen. Serta perlu diperhatikan juga pada proses pencetakan
maupun evaluasi tablet untuk selalu mengondisikan agar alat yang digunakan telah
disesuaikan dengan spesifikasi yang diinginkan dan tidak berubah-ubah. Pada kegiatan
praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan juga dipersiapkan terlabih
dahulu, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.
N. Literatur
Buku Panduan Farmasetika Sediaan Solida Praktikum. 2018. Surabaya: Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga
Carstensen, J. T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms, John Wiley &
Sons, New York.
USP XXXII . 2009. USP 32: United States Pharmacopeia. Rocville: United States
Pharmacopeial Convention.
USP XXXVI . 2013. USP 36: United States Pharmacopeia. Rocville: United States
Pharmacopeial Convention.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.