FITOKIMIA
Di susun oleh :
Pada praktikum ini yang berjudul percobaan isolasi Andrografolida dari herba
sambiloto (Andrographis paniculata), yang mempunyai tujuan agar pada akhir praktikum
mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi Andrografolida dari
herba sambilooto (Andrographis paniculata) dengan kromatografi kolom, uji aktifitas
antioksidan dengan metode kromatografi lapis tipis, 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil (KLT-
DPPH) autografi dan analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode KLT dan
spektrofotometri UV-Vis.
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Gamopetalae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Subfamili : Acanthoidae
Genus : Andrographis
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah sejenis tanaman yang berasal dari famili
Acanthaceae yang berasal dari India dan Srilanka. Khasiat dari (Andrographis paniculata) :
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah serbuk herba sambiloto sebagai
sampel uji, methanol sebagai pelarut dan salah satu komponen fase gerak, DPPH untuk
menguji aktivitas antioksidan, anisaldehida-asam sulfat sebagai penanmpang bercak pada
KLT, lempeng silica GF254 sebagai fase diam KLT, silica G60 sebagai fase diam
kromatografi kolom dan kloroform sebagai komponen fase gerak. Sedangkan alat yang
digunakan seperangkat alat kromatografi kolom serta seperangkat alat kromatografi lapis tipis
dimana keduanya berfungsi untuk memisahkan komponen senyawa yang ada pada herba
sambiloto, cawan porselen sebagai wadah hasil ekstraksi sehingga dapat diperoleh rendemen
ekstrak, kertas saring untuk menyaring filtrate, alumunium foil untuk mencegah penguapan
filtrat, vial untuk menampung fraksi-fraksi dari proses pemisahan, ultrasonic untuk
menunjang poses maserasi dan alat-alat gelas seperti tabung reaksi besar, gelas ukur,
Erlenmeyer, baker glass, botol coklat, batang pengaduk, corong dan pipet tetes.
Prinsip kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah serbuk herba sambiloto
diekstraksi dengan menggunakan metanol. Ekstrak metanol herba sambiloto kemudian
dipisahkan dengan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi dikelompokkan berdasarkan profil
KLT dan diuji aktifitas antioksidannya dengan menggunakan metode KLT-DPPH autografi.
Pemerian dari andrografolida bentuk berupa campuran daun, bunga, batang, dan buah
kering, warna hijau, tidak berbau, rasa sangat pahir, batang tidak berambut, tebal 2-6mm,
persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, rapuh,
tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing tepi daun rata. Kelarutan
mudah larut dalam metanol, etanol, piridin, asam asetat, dan aseton tetapi sedikit larut dalam
eter dan air. Secara fisika memiliki titik leleh 228-230̊ dan spektrum uv dengan etanol dengan
panjang gelombang 223nm.
Kromatografi kolom adalah salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian
senyawa dari campuran dengan memakai kolom. Prinsip kromatografi kolom adalah adanya
perbedaan daya serap dari masing-masing komponen campuran yang akan diuji, dilarutkan
sedikit pelarut lalu dimasukkan kedalam puncak kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat
penyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga akan turun lebih lama.
Zat yang diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
kolom. Cara kerja yang dilakukan beberapa tahap, yaitu :
a. Minggu 1
1. Pelarut Non polar : N- heksan, diklorometan, kloroform, benzena, dietil eter, dll.
2. Pelarut polar : air, metanol, etanol, dll.
3. Pelarut semi polar : aseton, etil asetat, dll.
Pada praktikum ini menggunakan pelarut non polar kloroform dan pelarut polar
metanol. Alasan digunakan metanol karena pelarut metanol merupakan pelarut yang
paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam. Cara
ekstraksi yang dilakukan pada praktikum ini adalah maserasi. Maserasi adalah proses
pengekstrakan simplisia dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan (
kamar ). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. Hasil ekstraksi maserasi
disebut maserat, dan digunakan untuk senyawa kimia termolabil. Kuntungan dari
maserasi yaitu : pengerjaan dan peralatan yang sederhana, hanya membutuhkan
bejana perendam, biaya operasional relatif rendah, hemat penyari dan tanpa
pemanasan. Sedangkan kerugiannya adalah pengerjannya lama dan penyarian kurang
sempurna.
Selanjutnya adalah proses elusi ekstrak sambiloto. Elusi adalah proses dimana
zatterlarutdibawamelewati media pemisaholehaliransuatupelarutberbentukcairanatau
gas. Tipe elusi yang digunakan adalah tipe elusi gradien, yaitu suatu proses elusi
dengan adanya perubahan komposisi atau tingkat kepolaran fase gerak selama elusi.
Perbandingan fase gerak yang digunakan adalah 95:5 ; 90:10 ; 80:20 ; 70:30 dan
50:50 dibuat 30 mL.
Prinsip kerja dari kromatografi kolom adalah “Like dissolve like”, yaitu
senyawa yang polar akan tertahan pada komponen yang polar, dan senyawa yang non
polar akan terbawa oleh komponen non polar. Oleh sebab itu komponen tunggal atau
ekstrak dapat tertahan.
Fase diam yang digunakan adalah silika G 60, yang bersifat polar. Permukaan
silika gel mengandung gugus silanol. Gugus hidroksil ini adalah pusat aktif dan berpotensi
dapat membentuk ikatan hirogen yang kuat dengan senyawa yang dipisahkan. Silika gel
membentuk ikatan hidrogen terutama dengan donor H seperti alkohol, fenol, amina,
amida, dan asam karboksilat (Palleros, 2000). Pada umumnya, semakin kuat kemampuan
ikatan hidrogen suatu senyawa, semakin kuat akan tertahan oleh silika gel.
Senyawa yang tertahan pada fase diam memiliki afinitas yang kuat dengan fase
diam. Sedangkan senyawa yang bersifat non polar memiliki afinitas yang lemah terhadap
fase diam. Hal tersebut dibuktikan bahwa pada proses pemisahan terdapat bebraoa
komponen senyawa yang ada dalam ekstrak sambiloto tertahan oleh fase diam. Hal
tersebut disebabkan pada struktur andrografolid mengandung gugus O sehingga dapat
membentuk ikatan hidrogen. Sedangkan, komponen senyawa andrografolida yang
terbawa oleh fase gerak memiliki karakteristik yang sama dengan fase geraknya dimana
fase geraknya dominan non polar. Dengan demikian, diperoleh beberapa fraksi hasil dari
pemisahan tersebut yaitu sejumlah 18 vial. Fraksi tersebut diperoleh dari proses frakinasi
dimana merupkan suatu proses pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan tingkat
kepolaran sehingga menghasilkan senyawa yang murni. Dalam proses fraksinasi ini
menggunakan proses fraksinasi bertingkat yang diawali dengan proses pengelusian
menggunakan pelarut yang kurang polar, dilanjutkan dengan pelarut yang lebih polar.
Perbandingan No Vial
(Kloroform : Metanol)
95 : 5 1-3
90 : 10 4-6
80 : 20 7-10
70 : 30 11-13
50 : 50 14-15
Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu contoh kromatografi planar yang
merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi senyawa dan menguji kemurnian
coumpounds. Fase diamnya (Stasionary Phase) berbentuk lapisan tipis yang melekat pada
glass/kaca, plastik, alumunium. Sedangkan fase geraknya (Mobile Phase)berupa cairan
atau campuran cairan, biasanya pelarut organik dan kadang-kadang juga air. Fase diam
yang berupa lapisan tipis ini dapat dibuat dengan menbentangkan/meratakan fase diam
(adsorben) diatas lempeng kaca plastik atau alumunium.
Prinsip dari pemisahan ini adalah like disolve like, dimana komponen yang
interakdinya lebih kuat dengan fase diam akan tertahan pada fase diam tersebut dan
sebaliknya. Kelebihan dari KLT untuk tujuan analisis yitu dengan identifikasi pemisahan
komponen dapat dilakukan dengan reaksi warna, fluoresensi atau dengan radiasi
menggunakan sinar UV. Lalu ketepaan penentuan kadar akan lebih baik karena penentuan
komponen yang akan dilakukan karena bercak yang tidak bergerak, hanya membutuhkan
sedikit pearut, harga yang dibutuhkan terjangkau, jumlah perlengkapan sedikit dan
preparasi sample yang mudah.
Fase diam yang digunakan yaitu lempeng silica gel GF254, yaitu silica yang
mengandung pengikat gipsumdan indikator fosforosensi timah kadmium sulfida atau
mangan timah silikat aktif yang berforosensi pada panjang gelombng 254 nm. Lempeng
tersebut diberi tanda batas bawah 1 cm dan atasnya 0.5 cm. Batas bawah berfungsi
sebagai titik awal penotolan sample. Sedangkan batas atas menjadi titik akhir elusi. Elusi
tersebut dihentikan ketika telah mencapai batas akhir. Setelsh diberi batas, lempeng
dimasukkan kedalam oven selama 15 menit kedalam oven untuk diaktifkan dengan tujuan
menghilangkan kadar air dipermukaan lempeng. Karena jika makin banyak kandungan air,
adsorben akan lebih banyak diduduki oleh air dan titik aktifnya akan menjadi tidak aktif.
Sehinggan proses elusi tidak akan berjalan dengan baik.
Setelah jenuh, masukan fase diam ke dalam chamber. Bercak sampel pada garis
awal jangan sampai tercelup ke dalam fase gerak, fase gerak akan merambat naik
membawa komponen sampel. Kecepatan merambatnya berbeda tergantung kekuatan
persaingan ikatan hydrogen yang terjadi antara fase diam dan fase gerak. Silica gel GF254
bersifat polar, sehingga kompponen yang bersifat polar akan tertahan pada fase diam
karena terbentuknya ikatan hydrogen, dan sebaliknya.
Jadi pada lempeng KLT terdapat 7 totolan, yaitu pada vial no 3,6,9,12, dan 15
serta ekstrak dan pembanding. Setelah proses elusi lempeng di kering anginkan.
Sebelumnya vial yang akan ditotolkan ditambahkan methanol terlebih dahulu karena
pada vial sudah berbentuk ekstrak sehingga harus dilarutkan terlebih dahulu agar
memudahkan pengambilan sampel dengan pipa kapiler. Penotolan diusahakan sekecil
mungkin agar hasil bercak yang didapat tidak melebar yang akan mengganggu proses
scanning dan memungkinkan terjadinya himpitan puncak.
b. Minggu 6
Dengan berdasarkan pengamatan yang diperoleh dari hasil elusi lempeng KLT
sebelumnya sehingga dapat memungkinkan dilakukan penggabungan fraksi. Proses
pengelompokan tersebut dinamakan fraksinasi yaitu pengelompokan yang
berdasarkan sifat- sifat kimia. Melalui fraksinasi maka senyawa hasil ekstrak
dipisahkan menjadi kelompok senyawa yang menjadi sederhana. Pengelompokan
dilakukan berdasarkan kemiripan dari nilai Rf yang memiliki pola kromatografi yang
mirip, sehingga dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok fraksi besar yaitu
kelompok 1 berupa vial nomor 1-6, kelompok 2 berupa vial nomor 7-9, kelompok 3
berupa vial nomor 10-12, kelompok 4 berupa vial 13-15 . Dari masing-masing fraksi
dilarutkan dengan menggunakan pelarut metanol secukupnya.
Dilakukan pengujian kembali dengan KLT. KLT perlu dilakukan untuk
melakukan monitoring keberadaan senyawa hasil ekstrak atau fraksinasi. Prosedur
pemisahan ini dikatakan paling baik karena tidak melibatkan pH dan suhu ekstrim
maupun asam-basa sehingga dapat mempertahankan strukstur maupun sifat biologis
sampel. Keuntungan metode ini yaitu dapat menguji secara kualitatif banyak senyawa
secara bersamaan, dapat dilakukan dengan mudah tanpa sumber listrik, cepat dan
datanya reliabel, sistem peralatan sederhana, murah dan mudah dimodifikasi.
Prinsip KLT yaitu campuran solut yang akan dipisahkan ditotolkan pada
permukaan lempeng tipis lalu dikembangkan di dalam chamber menggunakan fase
gerak yang sesuai. Kekuatan interaksi yang berbeda antara molekul solut dengan fase
diam atau fase gerak akan menghasilkan mobilitas dan pemisahan yang berbeda.
Hasil KLT ini dilihat dengan sinar UV 254 nm, dimana lempeng silika gel
sebagai latar belakang akan berfluoresensi atau berpendar, sedangkan dengan sinar
UV 366 nm lempeng silika gel akan berwarna gelap sedangkan pita atau bercak yang
terbentuk akan berfluoresensi. Ditambahkan perekasi membentuk warna dengan
penyemprotan, penyemprotan sampel dilakukan dengan harapan diperoleh golongan
senyawa yang dimaksud dengan pereaksi yang digunakan. Setelah didapatkan bercak
dihitung randemennya dan didapatkan hasil nilai Rf pada tiap bercak adalah pada
fraksi besar 1 adalah 0,91, fraksi besar 1 adalah 0,74, fraksi besar 3 adalah 0,57, fraksi
besar 4 adalah 0,28, pembanding adalah 0,82, dan ekstrak 0,94.
Setelah disemprot dengan larutan dpph, dihitung waktu pudar warna sampel
dari violet-pink menjadi putih akibat adanya reaksi tersebut. Waktu yang diperoleh
fraksi sampai memberi warna putih selama 4 menit. Menurut literature
1. Silika gel bersifat polar yang mudah mengikat uap air (OH) sehingga silika gel
harus diaktifkan terlebih dahulu dengan dipanaskan agar gugus OH dapat
menguap karena adanya OH dapat mengganggu reaksi karena mudah berikatan
dengan pelarut polar.
2. Kejenuhan chamber. Jika tidak jenuh maka pengembangan tidak maksimal
karena hanya akan membawa pelarut dari bawah keatas. Terkadang naik
bersama pelarut hanya membentuk garis lurus diatas sehingga seolah-olah tidak
ada kandungan senyawanya.
3. Memasukkan plat atau lempeng kedalam chamber harushati-hati yang kemudian
diletakkan secara tegak agar tidak mendorong ekstrak pada satus isi. Kemudian
chamber segera ditutup setelah plat dimasukkan agar eluen tidakmenguap.
1. Mahasiswa telah memahami prinsip dan melakukan isolasi andrografolida dari herba
samboloto (Andrographis paniculata) dengan kromatografi kolom, uji aktivitas
antioksidan dengan metode kromatografi lapis tipis-2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil
(KLT-DPPH) autografi dan analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode KLT dan
spektrofotometri UV-Vis.
3. Sambilotomengandungditerpenlaktondengankomponenbioaktifutamaberupaandrograf
olida, berukakristaltakberwarnadanmempunyai rasa yang sangatpahit.
4. Hasilpercobaanmenunjukkanadanyapenampakansegerawarnaungupadafraksi 1
dansampelektstrakherbasambiloto(Androghaphispaniculata) yang
mengidentifikasikanadanyasenyawa yang bersifatantioksidan.
LANJUTIN YAAAA