Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

Tanaman tropis dan di Indonesia dahulunya merupakan tanaman pekarangan. Hal ini
disebabkan karena secara tradisional kencur termasuk tanaman obat (Hamida, 2007). Sudah
sejak lama rakyat Indonesia menggunakan kencur sebagai ramuan obat-obatan, ada yang
memanfaatkan sebagai bumbu masakan,sebagai minuman beras kencur. Masyarakat
mempercayai dapat mengobati penyakit tertentu, antara lain dapat menyembuhkan masuk
angin, batuk, dan sakit tenggorokan.Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan
minuman,rempah, serta bahan campuran saus rokok padaindustri rokok kretek, bahkan
dapatdimanfaatkan sebagai bioinsektisida (Rostianadan Efendi, 2007).Menurut Gholib, D.
(2009) ekstrak kencur dalam etanol mempunyai daya antimikroba terhadap salah satu jamur
kulit. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kencur antara lain etil sinamat, etil p-metoksi
sinamat, p-metoksi stiren, kamfen, dan borneol. Dan etil p-metoksi sinamat merupakan
komponen utama yang mudah untuk diisolasi dan dimurnikan. Herbert(2009) mengemukakan
komponen minyak atsiri dari simplisia kencur yang dianalisis secara GC-MS antara lain etil
sinamat 43,47%, etil pmetoksi sinamat 31,36%, penta dekana 3,35%, borneol 3,35% delta 3-
karen 2,86%, -pinen2,47%, kamfen 2,22%.Pemanfaatan hasil isolasi bahan alam menjadi
salah satu bahan obat menjadi tren didunia pengobatan sekarang ini, dikenal sebagai
pengobatan tradisional karena menggunakan obat-obat tradisional yang menggunakan bahan
dasar dari alam. Minyak atsiri akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, usaha pencarian
senyawa baru terhadap tumbuhan juga semakin banyak, hal ini disebabkan minyak atsiri dari
beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis sebagai antibakteri dan antijamur sehingga dapat
dipergunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami(Copriady
dkk, 2002).Kandungan etil p-metoksi sinamat pada rimpang kencur sekitar 10,5 % yang
dapat diisolasi dengan mudah memakai pelarut petroleum eter dengan metoda
perkolasi.Metoda perkolasi merupakan salah satu prinsip ekstraksi, yaitu penyaringan zat
aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
Granulasi adalah suatu proses dimana partikel partikel serbuk dibuat mempunyai daya
kelat untuk membentuk partikel - partikel besar yang disebut dengan granul - granul. Tujuan
granulasi untuk melindungi dari segresi bahan penambah, memperbaiki sifat aliran
campuran, memperbaiki karakteristik kompresi campuran, memperbaiki karakteristik
kompresi campuran, mengurangi material debu beracun, bahan higroskopis membentuk
caking dan sifat kerapatan serbuk. Suatu granulasi yang ideal akan mengisi semua bahan
penambah campuran di dalam masing – masing granul dan segresi bahan aktif tidak akan
terjadi. Granulasi ada dua tipe yaitu granulasi kering dan granulasi basah. Granulasi kering
dalam pemrosesan tidak menggunakan pelarut (cairan) sedangkan granulasi basah
menggunakan pelarut (cairan), dalam satu formulasi baik diperlukan bahan penambah yang
berbeda – beda sesuai kebutuhan obat atau bahan aktif.

Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak dapat mengalir bebas untuk
pembuatan tablet. Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi
basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan atau lembab atau juga tidak mungkin
di kempa lansung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan atau dosis
efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai contoh, asetosal dan vitamin
pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering. Granulasi kering dilakukkan
pada campuran seluruh ingredien dalam suatu formulasi tablet tanpa menggunakan cairan
penggranul. Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran
inggredient formula dengan tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat bongkahan
(sluging machine) atau mesin kompaktor. Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki
sifat aliran serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk
halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang memperoleh masih perlu
dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih lanjut menjadi tablet jadi. Granulasi
kering kempa langsung dapat dilakukkan hanya dengan metode pemadatan. Lubrikan
campuran serbuk kempa langsung lebih rumit dari pada lubrikasi granulasi klasik. Dalam
granulasi kering, lubrikan yang biasa digunakan dalam granulasi metode basah dapat merusak
disintegrasi dan disolusi, kekerasan zat aktif, dan stabilitas zat aktif.

Pada umumnya, masalah yang berkaitan dengan lubrikasi kempa langsung berkisar
dengan jumlah dan tipe yang diperlukan untuk menghasilkan lubrikasi yang memadai dan
pengaruh pelunakan yang diakibatkan dari lubrikasi. Karena lebih banyak permukaan yang
tersedia untuk dilapisi dengan lubrikasi dalam kempa langsung, efek pelunakan yang
disebabkan oleh pengembpaan menjadi lebih besar. Hal ini terutama terjadi pada zat pengisi
kempa langsung yang menunjukan hampir tidak pecah atau geser pada pengempaan.

Granul yang dibuat dengan granulasi kering pada umumnya sederhana atau tidak
beraturan, sedangkan pada granul yang dibuat dengan metode basah banyak macam bentuk
partikel. Sesuai dengan hal itu, granulasi kering jarang dipilih sebagai metode granulasi.
Akan tetapi, granulasi kering cocok untuk zat-zat yang peka terhadap pelarut dan tidak stabil
pada suhu tinggi. Selain itu, keuntungan granulasi kering yang lain adalah diperolehnya
granul dengan bobot jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan granul yang dihasilkan dari
granulasi basah.

Granulasi basah adalah proses pembuatan serbuk halus menjadi granul dengan bantuan
larutan bahan pengikat. Metode ini berbeda dengan metode granulasi kering (peleburan).
Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet
kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini
adalah menimbang, mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan
adonan lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan
pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel et al, 1995).

Pada metode granulasi basah, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering
kedalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadi pecahan pecahan kedalam
granul yang lebih kecil, penambahan bahan penghancur dan bahan pelicin kemudian dicetak
menjadi tablet (Ansel et al, 1995). Keuntungan dari metode granulasi basah adalah sifat-sifat
mengalir lebih baik, pemadatan, pengempaan baik, distribusi zat pewarna merata
(SiregardanWikarsa, 2010).

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan


beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang terus-menerus.
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Anonim, 2000).

KLASIFIKASI KENCUR :

Kingdom : Plantae ( tumbuhan )

SubKingdom : Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )

SuperDivisi : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga )

Kelas : Liliopsida ( berkeping satu/ monokotil )

SubKelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae ( suku jahe-jahean )

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga L.

Anda mungkin juga menyukai