4 - Kapasitas Penyebaran:
- Kecepatan dan intensitas efek terapeutik dari
Supositoria berhubungan dengan luas permukaan
Selaput lendir dubur ditutupi oleh meleleh
Dasar: campuran obat (kapasitas penyebaran
supositoria). Kapasitas penyebaran ini mungkin
terkait dengan adanya surfaktan di dasar.
Basis suplier: Basis suporan diklasifikasikan menurut
Sifat dasar supositoria ideal: karakteristik fisik menjadi:
1 - Meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan I Fatty bases: dirancang untuk meleleh pada suhu
tubuh. tubuh.
2- Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi. 1 - Minyak theobroma (mentega kakao)
3 Kompatibel dengan obat apapun. Ini adalah padatan putih kekuning-kuningan dengan
bau coklat
Merilis setiap obat dengan mudah.
dan merupakan campuran ester glyceryl yang berbeda
5 - Mudah dibentuk dan dikeluarkan dari cetakan.
asam lemak tak jenuh
6- Stabil untuk pemanasan di atas titik lebur.
** Keuntungan:
7- Mudah untuk menangani.
a- Kisaran leleh 30 - 36 ° C (padat di kamar
8- Stabil pada penyimpanan.
suhu tapi meleleh di tubuh).
b- Mudah dilelehkan pada pemanasan, pengaturan
pendinginan yang cepat.
c- Dapat dicampur dengan banyak bahan.
d- Tidak iritasi
a- Polimorfisme: b- Kepatuhan terhadap cetakan:
- Bila dilelehkan dan didinginkan maka akan membeku dalam bentuk yang - Kakao mentega tidak berkontraksi secukupnya pada pendinginan
berbeda
untuk melonggarkan supositoria pada cetakan.
bentuk kristal, tergantung suhu
- Perekatan bisa diatasi dengan pelumasan yang memadai.
mencair, laju pendinginan dan ukuran massa.
c - Titik pelunakan terlalu rendah untuk iklim panas.
- Jika dilelehkan tidak lebih dari 36 ° C dan perlahan didinginkan
d- Titik lebur dikurangi dengan bahan larut:
Ini membentuk kristal beta stabil dengan titik lebur normal.
- Phenol dan kloral hidrat memiliki kecenderungan untuk menurunkan
- Jika over-heating kemudian didinginkan maka hasilnya tidak stabil
titik leleh mentega kakao.
kristal gamma yang meleleh sekitar 15 ° C atau alfa
- Jadi, zat penguat seperti lilin lebah (4%) mungkin
kristal mencair pada suhu 20 ° C.
tergabung untuk mengimbangi efek pelunakan
-Bentuk tidak stabil ini kembali ke kondisi stabil
dari zat tambahan.
setelah beberapa hari
e- Penggorengan pada penyimpanan:
- Kakao mentega harus perlahan meleleh selama hangat
Karena oksidasi gliserida tak jenuh.
Mandi air untuk menghindari terbentuknya yang tidak stabil
f- Kemampuan menyerap air yang buruk:
bentuk krisal
Disempurnakan dengan penambahan zat pengemulsi.
g - Kebocoran dari tubuh:
Terkadang dasar meleleh lolos dari rektum
atau vagina, jadi jarang digunakan sebagai pessary base.
h- mahal
Masalah dalam formulasi:
b. Jika supositoria diproduksi pada suhu tinggi, maka Air menguap, obat-
obatan mengkristal.
c. Penyerapan obat larut air ditingkatkan hanya jika dasarnya emulsi minyak
dalam air dengan lebih dari 50% air di fase eksternal
2 - Hygroscopicity:
11
Keuntungan
Lebih efektif untuk obat-obat yang menyebabkan mual dan muntah
pada rute oral (ex: Metronidazole).
Dapat menghindari obat-obat yang bisa mengiritasi lambung dan usus
halus, serta obat dengan klirens tinggi dapat terhindar dari first pass
effect (ex: Ketoprofen).
Ketika tidak dapat menggunakan rute oral, misalnya sebelum rontgen
atau pada pasien yang mempunyai penyakit saluran pencernaan bagian
atas atau ketika pasien tidak dapat menelan.
Dapat digunakan untuk pasien pediatrik, geriatri, atau pasien yang
tidak sadar.
Penghantaran obat dapat dihentikan dengan mengeluarkan sediaan
dan absorpsi obat bisa dihentikan dengan mudah pada kasus-kasus
overdosis atau bunuh diri.
12
Kekurangan
Untuk pasien tidak menyenangkan.
Absorpsi obat sering tidak beraturan dan sukar diprediksi.
13
Faktor yang Mempengaruhi
Absorpsi Obat dari Rektum
A. Faktor Fisiologi
Isi Kolon obat akan mempunyai kemungkinan untuk diabsorpsi lebih
besar ketika rektum dalam keadaan kosong. Untuk tujuan ini diberikan
enema sebelum penggunaan obat melalui rektal.
Rute sirkulasi jika obat diabsorpsi dari pembuluh darah
hemorrhoidal akan langsung menuju vena cava inferior, sehingga
absorpsi akan cepat dan efektif.
pH dan minimnya kapasitas buffer cairan rektal pH cairan rektal 7-8
dan tidak memiliki kapasitas buffer yang efektif.
14
B. Faktor Fisika Kimia Obat
15
Rektal Suppositoria
Suppositoria padat merupakan sediaan yang banyak digunakan untuk
penghantaran melalui rektal dan tersedia lebih dari 98% sediaan untuk
rektal.
Sebagian besar, sediaan berbentuk torpedo terdiri dari basis lemak
(titik leleh rendah) atau basis larut air yang beratnya bervariasi dari 1 g
(anak) sampai 2,5 g (dewasa).
Obat lipofilik biasanya menggunakan basis larut air, sedangkan obat
hidrofilik menggunakan basis lemak.
Untuk suppositoria yang dibuat dari basis lemak, waktu lelehnya
seharusnya terjadi dengan cepat pada suhu tubuh (37°C).
Idealnya lelehan akan melapisi jaringan rektal sehingga meminimalkan
waktu pelepasan obat dari basis suppositoria.
Suppositoria yang larut dalam air seharusnya juga terlarut pada suhu
37°C untuk memudahkan pelepasan obat dan absorpsinya.
16
JENIS-JENIS SUPPOSITORIA
1. Suppositoria Rektal 2. Suppositoria Vaginal 3. Suppositoria Uretra (Bougie)
Basis ini umumnya berbentuk emulsi dengan tipe minyak dalam air, contohnya yaitu Polioksil 40
steara. Bahan ini menyerupai lilin, putih, kecokloat-coklatan, padat dan larut dalam air
Pembuatan Suppositoria
Empat metode yang digunakan dalam
pembuatan suppositoria adalah
◦mencetak dengan tangan,,
◦kompressi,
◦mencetak tuang dan
◦kompressi pada suatu pres tablet regular
Mencetak dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen dan
mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris,
kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif dengan menggunakan lumping dan mortar,
sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa
digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang
dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang silinder
dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan
Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi
suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar
menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan
dalam sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
Mesin Pencetak otomatis