Anda di halaman 1dari 18

KIMIA BAHAN ALAM II

EKSTRASI DINGIN DAN PANAS

Dosen pengampuh :Akhmad Rokiban .S.si.,Apt

Disusun oleh :

Emi Hartati 133110011/A

JURUSAN FARMASI

sFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TULANG BAWANG

LAMPUNG

2016
1. Jelaskan secara rinci metode ekstraksi secara panas dan dingin yang meliputi
antara lain :
Pengertian
Komponen alat jika ada
Prinsip kerja alat
Prosedur kerja
Kelemahan dan kelebihan masing-masing prosedur

Jawaban :

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya


pada pelarut tertentu. Prinsip dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam
pelarut polar dan senyawa non-polar dalam pelarut non-polar.

Tujuan ekstrasi antara lain sebagai berikut :

1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organism.


2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya
alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari
senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional,
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun.

1. Ekstrasi secara dingin

Ekstrasi secara dingin di bagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

a. Metode Maserasi

1. Pengertian

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa latin, artinya merendam)


adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu
direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut non polar) atau setengah air,
misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku
resmi kefarmasian (FI Ed. IV).
2. Komponen alat

Keterangan :

A : Bejana untuk maserasi berisi bahan yang sedang dimaserasi.

B: Tutup

C: pengaduk yang digerakkan secara mekanik.

3. Prinsip

Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan
yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan didalam sel.

4. Prosedur Kerja
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan kedalam
bejana, lalu dituangi 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5
hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk.
Setelah 5 hari, sari diserkai, ampas diperas
Ampas ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai, sampai
diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian
Setelah itu, sari dipekatkan dengan cara diuapkan pada tekanan rendah dan
suhu 50C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
5. Kelemahan dan kelebihan
Kelemahan dari metode maserasi adalah :

1. Proses penyarian tidak sempurna, karena zat aktifnya hanya mampu terekstraksi
sebesar 50% saja.
2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.
3. Penyarianya kurang sempurna (dapat terjadi kejenuhan cairan penyari sehingga
kandungan kimia yang tersari terbatas).

Kelebihan metode maserasi adalah :


1. Alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam.
2. Biaya operasionalnya relatif rendah.
3. Prosesnya relatif hemat penyari.
4. Tanpa pemanasan.

b. Metode Perkolasi

1. Pengertian

perkolasi merupakan estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar.

2. Komponen alat

Keterangan :

A : Perkolator

C: Keran

G: Botol perkolat

3. Prinsip
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori.
Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh.
Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan
diatasnya, dikurangi oleh daya kapiler yang cenderung untuk menahan.

4. Prosedur Kerja

Menurut Farmakope indonesia, penyarian dengan metode perkolasi dilakukan


sebagai berikut :
Membasahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus
yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari
Dimasukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
Kemudian massa dipindahkan sedikit-demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap
kali ditekan-tekan hati-hati
Setelah itu, dituangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan penyari
mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari.
Perkolator ditutup dan biarkan selama 24 jam
Selanjutnya, cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1ml/menit
Tambahkan cairan penyari berulang-ulang secukupnya, hingga selalu terdapat
selapis cairan penyari diatas simplisia, hingga jika 500 mg perkolat yang keluar
terakhir diuapkan, tidak meninggalka sisa.
Perkolat kemudian disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu
tidak lebih dari 50C hingga konsistensi yang dikehendaki.

5. Kelemahan dan Kelebihan

Kelemahannya antara lain sebagai berikut :

a. Cairan penyari lebih banyak.


b. Resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka.

Kelebihannya antara lain sebagai berikut :

a. Tidak terjadi kejenuhan.


b. Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat
seperti terdorong untuk keluar dari sel).

2. Ekstrasi secara panas

a. refluk

1. Pengertian

ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan.

2. Komponen alat

Keterangan :

1. labu dasar bulat : sebagai tempat zat cair dipanaskan

2. kondensor spiral : mendinginkan uap larutan

3. kassa asbes : untuk meratakan panas

4. pembakar Bunsen : untuk memanaskan larutan dalam labu dasar bulat

5. kaki tiga : untuk menyangga labu dasar bulat, kondensor saat proses pemanasan
6. statif : untuk menyangga kondensor dan labu dasar bulat

7. klem : untuk menahan kondensor spiral dan labu dasar bulat

8. selang masuk : sebagai penghubung air masuk dari sirkulator menuju kondensor

9. selang keluar : sebagai penghubung keluarnya air dari kondensor menuju ember

10. sirkulator : alat untuk mensirkulasikan air

11. ember : sebagai tempat menyimpan air

12. batu didih : alat untuk mencegah terjadinya bumpin.

3. Prinsip kerja

pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar
tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam
untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.

4. Prosedur kerja

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas
bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3- 4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

5. Kelemahan dan kelebihan


Kelemahannya yaitu butuh volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi
operator.
Kelebihannya yaitu digunakan untuk mengekstraksi sampel2 yang memiliki tekstur
kasar.

b. Soxhlet

1. Pengertian

Soxhletasi adalah proses untuk menghasilkan ekstrak cair yang dilanjutkan


dengan proses penguapan. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara
terpisah. Sokhletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan
tahan terhadap pemanasan.

2. Komponen alat

Keterangan :
1. Kondenser berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses
pengembunan.
2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil.
3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses
penguapan.
4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian
jatuh kelabu alas bulat maka hal ini dinamakan satu siklus.
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah sampel dan pelarutnya.
6. Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan.

3. Prinsip

Penyarian secara terus-menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan


memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya
diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah
pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah.

4. Prosedur kerja
Serbuk kering yang akan diekstraksi, diletakkan dalam kantong sampel yang
terletak pada alat ekstraksi (tabung sokhlet).
Tabung sokhlet yang berisi kantong sampel diletekkan diantara labu destilasi dan
pendingin, disebelah bawah dipasang pemanas.
Pelarut ditambahkan melalui bagian atas alat sokhlet
Pemanas dihidupkan. Pelarut dalam labu didih menguap dan mencapai
pendingin, berkondensasi dan menetes ke atas kantong sampel sampai
mencapai tinggi tertentu / maksimal (sama tinggi dengan pipa kapiler)
Pelarut beserta zat yang terasari didalamnya akan turun ke labu didih melalui
pipa kapiler
Pelarut beserta zat tersari pada labu didih akan menguap lagi dan peristiwa ini
akan terjadi berulang-ulang sampai seluruh zat yang ada dalam sampel tersari
sempurna (ditandai dengan pelarut yang melewati pipa kapiler tidak berwarna
dan dapat diperiksa dengan pereaksi yang cocok.

5. Kelemahan dan kelebihan

Kelemahannya antara lain sebagai berikut :


a. Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama, sehingga kebutuhan
energinya tinggi, dan bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam labu
mengalami beban panas dalam waktu yang cukup lama.
b. Pemanasan berlebih terhadap kandungan kimia dalam serbuk, sehingga tidak
cocok untuk zat kimia yang termolabil.
c. Jumlah bahan terbatas (30-50 gram).
d. Tidak bisa dengan penyari air (harus solvent organik), sebab titik didih air 100C
harus dengan pemanasan tinggi untuk menguapkannya.
e. Memerlukan energi listrik.

Kelebihannya antara lain sebagai berikut :

a. Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil
yang lebih pekat
b. Serbuk simplisia disari oleh penyari yang murni sehingga dapat menyari zat aktif
lebih banyak
c. Penyari dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume
cairan penyari.

c. Digesti

1. pengertian

Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada temperatur


yang lebih tinggi dari suhu kamar.Secara umum dilakukan pada suhu 40-500C.

Keuntungan dari pemanasan antara lain sebagai berikut :

a. Kekentalan pelarut brkurang, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan2


batas.
b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat.
c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan
kekentalan.

d. Infudasi / Dekok

1. pengertian
Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Infus adalah sediaan cair
yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air, pada suhu 90C selama 15 menit.
Sedangkan dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan pelarut air pada suhu 90C selama 30 menit.

2. Komponen alat

Keterangan :

A : Panci berisi bahan dan air

B : Tangas air

3. Prinsip
Untuk melakukan proses infusa, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci
yang terdiri dari 2 bbuah panci yang saling bisa ditumpuk (panci-tim)
Panci yang diatas digunakan untuk menaruh bahan yang akan diekstraksi (tentu
bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu),
sementara panci bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci
atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan.

4. Prosedur kerja
Membasahi baku / simplisia dengan air ekstra, biasanya dengan air 2x bobot
bahan, untuk bunga 4x bobot bahan dan untuk karagen 10x bobot bahan.
Dipanaskan bahan dalam aquadest (10x bobot bahan + air ekstra) selama 15
menit pada suhu 90C sampai 98C.

5. Kelemahan dan kelebihan

Kelemahan dari metode ini:

Sari yang dihasilkan tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan kapang.

Kelebihan dari metode ini antara lain:

Peralatan sederhana, mudah dipakai.


Biaya murah.
Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat.

2. Jelaskan secara rinci mengenai tahapan-tahapan penentuan senyawa metabolit


sekunder berdasarkan sumber jurnal/publikasi penelitian obat bahan alam yang
digunakan, meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
Tujuan penelitian
Hipotesis
Alat dan Bahan
Prosedur kerja
Hasil dan Pembahasan
Jawaban :
A. Judul

Identifikasi pigmen betasianin dari kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus).

B. Tujuan penelitian

untuk mengindentifikasi profil pigmen pada kulit buah naga yang dijumpai di daerah
Padang dan sekitarnya.

C. Hipotesis

ekstras cair buah naga merah mengandung senyawa betasianin.

D. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan antara lain :Buah naga merah, aquades, kalium dihidrofospat,
dikalium hidrophospat, betanin standar,.

Alat yang digunakan yaitu termoshaker, pisau, blender, alat gelas, timbangan analitik,
serta HPLC menggunakan Shimadzu UFLC series.

E. Prosedur Kerja

Ekstasi Pigmen

Bahan segar berupa kulit buah naga merah yang telah dicuci, dibersihkan dari
sisik, serta bagian ujung dan bagian pangkal. Kulit yang telah bersih dipotong-potong
menjadi bagian yang kecil, kemudian diblender hingga halus. Kulit buah naga yang
telah diblender kemudian ditimbang, dilarutkan dengan pelarut, dan kemudian dishaker
menggunakan termosheker. Selanjutnya kulit buah naga tersebut disaring vakum,
disentrifus, dan kemudian disaring dengan filter Milliphore (0.2 m nylon membrane).
Kulit buah naga ini sekarang siap untuk diidentifikasi menggunakan HPLC.

Analisis HPLC

Kondisi untuk preparative HPLC adalah : kolom Zorbax SB-C18 ( 5 um, 150 x 4.6
mm) dengan guard coloumn ( 5 um, 15 x 9.4 mm) (Agilent Technologies); gradient linier
diamati selama 40 menit dari 20% solvent B (aqueous 100% asetonitril) dalam solvent A
(2.5% aqueous formic acid) ke 40% B dalam A+B dengan kecepatan aliran 1 ml/menit.
Esktrak diinjeksikan sebanyak 20 l dan dideteksi pada panjang gelombang 530 nm.

F. Hasil dan Pembahasan

Semua betasianin berada dalam bentuk glycosylated dan berasal dari unit
struktur dasar utama, yaitu aglycon betanidin dan isobetanidin (C-15 epimer).
Betasianin mempunyai empat subklas, yaitu amaranthin, betanin, gomphrenin, dan 2-
descarboxy betanin. Betasianin tipe betanin yang merupakan komponen mayor atau
minor pada beberapa tanaman penghasil betasianin mempunyai gugus hidroksil yang
memungkinkan pembentukan glikosida terutama sebagai 5O-glucosides.

Pengukuran HPLC-DAD yang dilakukan terhadap ekstrak air dari sampel yang di
duga mengandung betasianin diamati pada panjang gelombang deteksi di spektrum
sinar tampak dengan rentang panjang gelombang deteksi antara 500 550 nm,
Pengukuran ini dilakukan karena selain untuk optimasi dari penggunaan diode array
detektor yang ada, juga dikarenakan panjang gelombang tersebut merupakan panjang
gelombang dari kelompok senyawa betasianin yang ada.
Tabel. 1 waktu retensi dan presentasi luas area pigmen betasianin standar.

PDA Ch1 530 nm 3nm peak table

Peak# Ret. Time Area Height Area % Height%


1 2.541 30073 5711 25. 469 25.391
2 2.857 46814 9408 39.648 41.625
3 3.075 41188 7374 34.883 32.784
total 18076 22493 100.000 100.000

Tabel. 1 waktu retensi dan presentasi luas area pigmen sampel dari kulit buah
naga merah.

PDA Ch1 530 nm 3nm peak table


Peak# Ret. Time Area Height Area % Height%
1 2.585 19154 6022 10.696 27.255
2 3.458 38320 5286 21.399 23.924
3 5.640 115430 10197 64.460 46.151
4 6.165 5483 530 3.062 2.397
5 6.800 686 60 0.383 0.273
total 179073 22094 100.000 100.000

Pada penelitian ini, profil HPLC pigmen betanin standar berbeda dengan profil
HPLC ekstrak air dari sample ekstrak kulit buah naga merah (Gambar 3), namun hal ini
diduga akibat golongan dari pigmen betasianin. Profil ini dideteksi dengan deteksi diode
array yang mana pada profil HPLC sampel menunjukkan 3 puncak utama yang diduga
berasal dari serapan senyawa betasianin (Gambar 4). Berdasarkan pengamatan pada
tiga panjang gelombang spektrum cahaya tampak yang berbeda dengan doide array
detektor terlihat bahwa ketiga puncak yang muncul memiliki profil yang sama dan
memilki resolusi antar puncak yang cukup besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemisahan antara tiga puncak yang diduga kelompok betasianin memilki pola
keterpisahan yang baik. Sedangkan profil larutan standar pigmen betanin
keterpisahannya kurang baik jika dibandingkan dengan sampel ekstrak kulit buah naga
merah.

Pada profil HPLC semua sampel yang diamati, puncak pertama muncul pada
waktu retensi 3,458 menit, diikuti puncak kedua pada waktu retensi 5,64 menit dan
puncak ketiga pada waktu retensi 6,165 menit (Tabel 2). Berdasarkan pola
kromatogram yang ada dapat dilihat dengan kondisi elusi yang di gunakan secara
gradient dengan sistem fase terbalik dengan komposisi fase gerak semi polar (ACN)
bergerak dari 20 40 %. Dapat di simpulkan bahwa sifat senyawa betasianin yang ada
bersifat polar, karena dari kromatogram dapat dilihat waktu retensi puncak yang keluar
sangat cepat, berkisar pada komposisi fase gerak non polar masih sekitar 20-25 %.
Dari profil puncak yang ada terlihat juga bahwa puncak kedua yang mewakili senyawa
betasianin yang kedua dari tiga jenis betasianin yang ada, memiliki luas area yang
paling besar dengan persentasi area sebesar 64,46 % (Tabel 2). Besarnya persentase
area dari senyawa kedua ini akan memberikan kontribusi utama terhadap sifat
bioaktivitas dari ekstrak yang ada, seperti kemampuan bioaktivitas antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dokument.tips/documen/ekstrasipanas_ekstrasi dingin.pdf

http://www.pustaka.ut.ac.id/Fmipa2014/identifikasi_pigmen_betasianin_dari_kulit_buahn
aga.pdf.
http://www.limnologi.lipi.go.id/Fmipa2014/identifikasi_pigmen_betasianin_pada_beberap
a_jenis_inflorensence_Celosia.pdf.

http://www.academy.edu/ekstrasi.pdf

http://fitokimiaumi.files.wordpress.com,/2009/03/metode _ekstrasi.pdf

diakses pada tanggal 28 mei 2016 & 29 mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai