NPM : 1910631210044
Kelas : B
Review Jurnal
Tahun 2017
Penulis Dian Ayu Fatmawati, Bambang Widjaja, Dwi Setyawan
Reviewer Khamairah Azzahrawaani Hermawan
Tanggal 30 April 2021
A. Latar Belakang
Tablet merupakan sediaan farmasi yang paling banyak beredar di pasaran dan
digunakan masyarakat. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara
kempacetak, dalam betuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata
atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan (Dekes, 1995). Metode pembuatan tablet dapat digunakan berbagai
cara antara lain cetak langsung, granulasi kering, dan granulasi basah. Pada
umumnya, sediaan tablet terdiri dari bahan aktif, pengisi, disintegran, lubrikan dan
glidan. Untuk mendapatkan pembentukan massa yang kompak selama
pentabletan maka dari itu pada tiap formulasi ditambahkan dengan bahan
pengikat.
B. Tujuan
Mengetahui bagaimana mendapatkan formula yang optimal tablet levoflosasin
yang dibuat dengan bahan pengikat PVP K-30 dan disintegran vivasol.
C. Sampel
Tablet levofloksasin
D. Metode
Bahan yang digunakan diantaranya levofloksasin, Avicel PH 101, PVP K-30,
Vivasol, Amilum jagung, Talk dan Magnesium stearat. Dengan menggunakan
Factorial Design 22 formulasi tablet dibuat dengan kandungan 500 mg
levofloksasin per tablet.
1. Pembuatan Tablet
Pembuatan tablet levoflosasin menggunakan metode granulasi basah.
Homogenkan levofloksasin, Avicel PH 101, amilum jagung dan ½ bagian
vivasol setelahnya ditambahkan dengan larutan PVP K-30 hingga masa granul
terbentuk. Setelah terbentuk diayak dengan ayakan no. Mesh 12 dan selama
12 jam dikeringkan pada suhu 50-60◦C. Kemudian, menggunakan ayakan no.
Mesh 20 dilakukan pengecial pengayakan. Setelah granul dievaluasi,
dicampurkan dengan magnesium stearat, talk, dan ½ bagian vivasol selama 3
menit.
2. Evaluasi Tablet
Dilakukan uji kekerasan terhadap 5 tablet dengan menggunakan alat Erweka
TBH 220 Hardness Tester. Untuk pemeriksaan kerapuhan tablet
menggunakan alat Erweka TAP 31914 Friability Tester. 10 tablet ditimbang dan
diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Dan pemeriksaan hancur
tablet menggunakan alat Erweka Disintegrator tipe ZT 501 dengan media 900
ml air suling suhu 37◦C.
3. Laju Disolusi
Uji disolusi menggunakan pengaduk bentuk keranjang (basket) dengan
kecepatan 100 rpm. Dengan media disolusi larutan HCl 0,1 N sebanyak 900
ml pada suhu 37±0,5◦C. Pada tiap interval waktu 10, 20, 30, dan 45 menit
diambil sampel sebanyak 5,0 ml dan kemudian disaring dengan kertas saring
0,45 µm. Setelah itu, masing-masing cuplikan diamati adsorbannya pada
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum levoflaksasin
294,98 nm.
E. Hasil
1. Pemeriksaan mutu fisik tablet (kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur)
No. Pemeriksaan F1 F2 F3 F4
1 Kekerasan (kP) 5,69 ± 1,29 5,36 ± 0,81 8,38 ± 0,52 17,47 ± 0,03
2 Kerapuhan (&) 1,04 ± 0,19 1,11 ± 0,28 0,84 ± 0,29 0,78 ± 0,12
3 Waktu Hancur (menit) 8,27 ± 1,77 8,14 ± 0,42 7,78 ± 1,86 6,90 ± 2,56