a. Pada saat meneteskan minyak pada permukaan air, minyak atsiri tidak menyebar dan permukaan air tidak keruh, hal ini dikarenakan minyak tidak larut dalam air pengamatan menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih cepat menyebar dalam air dengan tidak menunjukkan perubahan warna (warna tetap bening).Minyak atsiri memiliki sifat menguap b. Pada perlakuan selanjutnya, dilakukan pengujian minyak atsiri diteteskan pada kertas saring. Hasil pengamatan menunjukkan kertas saring yang ditetesi minyak atsiri lebih cepat menguap dan tidak meninggalkan bekas noda atau noda bening. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa minyak atsiri bersifat volatil atau mudah menguap, utamanya pada suhu kamar c. Pada percobaan minyak atsiri yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan mengakibatkan berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri tersebut tereduksi oleh NaCl menyebabkan terseduksinya minyak atsiri oleh senyawa NaCl tersebut. d. Daya larut minyak atsiri Etanol : 10 tetes Petroleum eter : 6 tetes Kloroform : 5 tetes Dari uraian hasil di atas menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih bersifat lebih mudah larut dalam kloroform dan petroleum eter dari pada dalam etanol. Dapat pula dipengaruhi oleh kepolaran pelarut terhadap minyak atsiri, di mana minyak atsiri yang bersifat nonpolar dapat lebih mudah larut dalam kloroform yang bersifat semi polar dan petroleum eter yang non polar dari pada etanol yang bersifat polar. 1.2 Identifikasi komponen khusus dalam minyak atsiri a. Uji Osazon pada Oleum Cinnamomi Setelah diamati menggunakan mikroskop dengan 2 tetes fenilhidrazin hidroklorida terlihat berbentuk kristal seperti jarum Uji osazon untuk oleum cinnamomi terbentuk kristal osazon bentuk jarum Oleum cinnamomi adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang kayu manis
Kesimpulan 1. Minyak atsiri bersifat menguap 2. Larut dalam pelarut organik 3. Mudah menguap pada suhu kamar