A. Pendahuluan
Biopharmaceutical Classification System (BCS) adalah Klasifikasi atau
penggolongan obat berdasarkan solubilitas dan permeabilitas yang dikorelasikan
dengan bioavaibilitasnya di dalam tubuh manusia. BCS banyak digunakan dalam
design dan pengembangan inovasi obat, bentuk sediaan yang baru, dan dalam
farmakologi klinis (obat-obat; obat-makanan).
BCS dibagi atas 4 kelas yaitu :
a. Kelas 1 (Permeabilitas tinggi, Kelarutan Tinggi)
Kelas I ini menunjukkan sejumlah obat berdaya serap yang tinggi dan
sejumlah pelarutan yang tinggi. Senyawa ini umumnya sangat baik diserap.
Senyawa
Kelas
dirumuskan
cepat
untuk
dari produk larut dalam 30 menit dari dalam pengujian disolusi in vitro di
berbagai nilai pH karena
itu, dalam
data
yang
tinggi dalam
tingkat dan
terbatas namun memiliki tingkat kelarutan yang besar danterjadi sangat cepat.
Obat kelas III memerlukan teknologi untuk memperbaiki keterbatasan
permeabilitas absolut. Peptida dan protein merupakan bagian dari kelas III.
d. Kelas 4 (Permeabilitas rendah, Kelarutan Rendah)
Kelas 4 merupakan senyawa yang memiliki bioavailabilitas rendah.
Senyawa ini sering menunjukkan permeabilitas yang terbatas di mukosa GI.
Obat kelas IV menyajikan sebuah tantangan besar bagi pengembangan sistem
penghantaran obat dan rute pemberian yang disarankan adalah obat parenteral
dengan formulasi yang dapat mempercepat kelarutan.
Kelas 2
Fenitoin, Danazol, Ketokonazol,
Carbamazepine, Troglitazone,
palmitate, Sulfasalazine,
Levofloxacin, Ofloxacine
Kelas 3
Simetidin, Acyclovir, Neomycin B,
Griseofulvin, Nisoldipin
Kelas 4
Furosemida, Ciprofloxacin, taxol,
hydroclorthiaziade, Coenzyme Q,
Saquinavir, Nitrofurantoine,
Meloxicam, Clorothiazide,
Penicillamine, Propyltiouracil,
Tobramycin, Cefuroxime,
Salbutamol, Stavudine,
Itrakonazole, Albendazole
Gabapentine,Topiramate, Atropine,
Captopril, Enalaprilate, Alendrolate,
Abacavir, Lamivudine, Isoniazid,
Pyrazinamide, Asetosal
DAFTAR PUSTAKA