Anda di halaman 1dari 3

IV.

Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
Waktu Kristal asam salisilat Salep asam salisilat
Diamater Intensitas wana Diamater Intensitas wana
30 menit 14,09 ungu kehitaman 11,56 ungu
60 menit 14,27 ungu kehitaman 12,20 ungu
90 menit 22,70 ungu kehitaman 12,43 ungu

B. Pembahasan
Absorpsi bahan dari luar kulit ke posisi dibawah kulit tercakup masuk kedalam aliran
darah, disebut absorpsi perkutan.Pada umumnya , absorpsi perkutan dari bahan obat adapada
preparat dermatologi seperti cairan , gel , salep , krim atau pasta tidak hanya bergantung pada
sifat kimia dan fisika dari bahan obat saja , tapi juga pada sifat apabila dimasukkan ke dalam
pembawa farmasetika dan pada kondisi dari kulit

Difusi dapat terjadi melalui stratum korneum (jalur transdermal), atau dapat juga melalui
kelenjar keringat, minyak, atau melalui folikel rambut (jalur transapendagel/transfolikular).
Difusi pasif merupakan proses perpindahan masa dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke
tempat yang berkonsentrasi rendah.

Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui proses difusi zat aktif sediaan
secara kuantitatif. Proses difusi zat aktif secara semi kuantitatif yang dimaksud pada praktikum
kali ini adalah pada uji difusi terhadap suatu zat tertentu dimana dibuat suatu mekanisme kerja
layaknya difusi didalam membran sel tubuh manusia. Adapun sediaan yang diuji menggunakan
bahan aktif asam salisilat dalam bentuk sediaan salep dan krim. Kemudian diukur diameter yang
terabsorbsi pada media agar sebagai membrane terhadap waktu, dimana obat yang terabsorbsi
seolah – olah menembus membran sel yang ada didalam tubuh.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan dua cawan petri yang telah berisi
media agar yang telah didinginkan. Selanjutnya penambahan 2ml larutan FeCl3 ke dalam
masing-masing cawan petrisampai menutupi semua permukaan agar, didiamkan selama 3 menit ,
kemudian sisa larutan FeCl3 dituangkan dan dikeringkan agar dengan mengunakan kertas saring.

Langkah selanjutnya yaitu tambahkan sampel asam salisilat sediaan uji dengan jumlah
yang sama baik sampel krim maupun salep. Kemudian simpan cawan petri di dalam kulkas
selama 30 menit, amati perubahan yang terjadi. kemudian biarkan pada suhu kamar dan amati
perubahan yang terjadi setelah 60 menit dan 90 menit berikutnya. Hal yang perlu diamati yaitu
apakah ketajaman warna dan kedalaman warna pada agar berbanding lurus dengan jumlah
salisilat yang dilepas dari basisnya.

Pada percobaan ini media agar dipilih karena mudah dan murah didapatkan. Selain itu
proses dapat dengan mudah terlihat dengan menggunakan media agar. FeCl3 dimaksudkan untuk
memberikan warna pada asam salisilat yang merupakan zat aktif dari sampel praktikum ini.
Asam salisilat apabila ditambahkan dengan ditambahkan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu.
Hasil reaksi warna tersebut dimaksudkan untuk mempermudah melihat proses difusi asam
salisilat pada media agar.

Berdasarkan hasil data yang didapatkan dapat diketahui bahwa Semakin lamanya waktu
pengamatan semakin lebar difusi yang terlihat dari perluasan diameter dari menit ke 30 ke 90
menit, artinya semakin lamanya waktu semakin banyak zat aktif asam salisilat yang mengalami
difusi. Terjadinya penambahan proses difusi dari waktu ke waktu terjadi baik pada sampel krim
maupun sampel salep.

Selain itu dapat diketahui dari data diameter bahwa krim asam salisilat lebih mudah
berdifusi daripada salepnya karena menunjukkan diameter krim yang lebih lebar. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karena adanya perbedaan basis, pemilihan
basis sangat mempengaruhi pelepasan obat. Setiap basis dalam suatu sediaan memilki sifat-sifat
yang berbeda. Faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu pH, polaritas, viskositas, dan
sebagainya.
V. Kesimpulan

Absorpsi bahan dari luar kulit ke posisi dibawah kulit tercakup masuk kedalam aliran
darah, disebut absorpsi perkutan. Absorpsi perkutan dari bahan obat ada pada preparat absorpsi
krim dan salep dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya sifat kimia dan fisika dari bahan
obat, kondisi dari kulit, pH, viskositas, dan polaritas.

Difusi melaluikulit dapat terjadi melalui stratum korneum (jalur transdermal), atau dapat
juga melalui kelenjar keringat, minyak, atau melalui folikel rambut (jalur
transapendagel/transfolikular). Difusi pasif merupakan proses perpindahan masa dari tempat
yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.

Berdasarkan hasil perocbaan dapat diketahui bahwa data semakin lamanya waktu
pengamatan semakin lebar difusi yang terlihat dari perluasan diameter dari menit ke 30 ke 90
menit dan krim asam salisilat lebih mudah berdifusi daripada salepnya karena menunjukkan
diameter krim yang lebih lebar daripada diameter salep.

Anda mungkin juga menyukai