Makalah
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik
(CPOHB)
b. Untuk mengetahui formulasi obat cair hewan
c. Untuk mengetahui zat aktif dari sediaan cair hewan
d. Evaluasi bentuk sediaan cair hewan
BAB II
PEMBAHASAN
Obat hewan tidak cukup hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian,
tetapi yang sangat penting adalah mutu obat hewan harus dibentuk kedalam
produk tersebut. Mutu obat hewan tergantung pada bahan awal, proses
pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan
personalia yang terlibat dalam pembuatan obat hewan.
Methionin 10,6mg
Phenyl alanine 2,1mg
Proline 2,7mg
Serine 2,4mg
Threonine 1,5mg
Tryptophane 0,1mg
Valine 1,5mg
Tyrosine 1,2mg
Glycine 8,1mg
Histidine 1,2mg
Indikasi :
Mempercepat pertumbuhan dan pertambahan berat badan
Meningkatkan produksi telur yang optimal dan mempertahankan
puncak produksi yang lama
Meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi stress dan memulihkan
stamina
Meningkatkan kualitas daging, telur dan susu
Meningkatkan fertilasi dan daya tetas telur
Mencegah penurunan produksi telur pada saat sakit, stress, pindah
kandang dan perubahan cuaca
Mencegah defisiensi vitamin dan asam amino
Dosis dan cara pemakaian :
Sapi, kambing, domba : 1gr/ 40kg berat badan
Babi : 1gr/ 4liter air minum atau 1kg/ 2ton pakan
Ayam : 1gr/ 4liter air minum
Pemakaian selama 3-5 hari berturut-turut
Kemasan botol 100ml dan 1000ml
KEMENTAN RI No. I. 1108593 PTC.1
c. Syrup
ALBENWORM SYRUP
Tiap ml mengandung albendazole 20mg
Indikasi :
Membasmi cacing gilig, cacing paruh, cacing pita dan cacing hati pada
anjing
Dosis dan cara pemakaian :
5ml ( 1 sendok teh ) / 20 kg bobot badan
Kemasan botol 120ml
d. Suspensi
Pyronil
Tiap liter mengandung albendazole 125 gr ( 12,5%)
Indikasi :
7
Cara kerja
a. Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih,
b. 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari
10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau kurang.
c. Ambil isi tiap wadah dngan alat suntik hipodermik kering
berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan
dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak
kurang 2,5 cm.
d. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik
dan pindahkan isi dalam alat suntik. Tanpa mengosongkan
bagian jarum kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang
telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi
sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-
garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume yang
ditampung, bukan yang dituang).
3. Bahan Partikulat dalam Injeksi
Bertujuan untuk larutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusi
dari zat padat steril untuk penggunaan parenteral, harus bebas dari
partikel yang dapat diamati pada pemeriksan secara visual.
Cara pengerjaan : Dua prosedur untuk penetapan bahan partikulat
dicantumkan berikut ini, berbeda sesuai dengan volume yang tertera
pada etiket wadah. Semua injeksi volume besar untuk infuse dosis
tunggal, dan injeksi volume kecil yang ditetapkan dalam persyaratan
monografi, harus memenuhi batas bahan partikulat seperti yang
tertera pada uji yang digunakan.
4. Uji Kebocoran
Bertujuan untuk memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga
sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan.
Cara pembuatan : Pada pembuatan secara kecil-kecilan hal ini dapat
dilakukan dengan mata tetapi dalam jumlah besar hal ini tidak
mungkin bisa dikerjakan. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan
terbalik yaitu dengan cara unjungnya di bawah.ini digunakan pada
9
pembuatan dalam skala kecil. Jika terjadi kebocoran maka larutan ini
akan keluar dari dalam wadah dan wadah menjadi kosong. Wadah-
wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa
dengan memasukkan wadah-wadah tersebut eksikator, yang
kemudian divakumkan. Jika terjadi kebocoran larutan akan diserap
keluar. oleh karena itu, harus dijaga agar jangan sampai larutan yang
keluar, diisap kembali jika di vakum dihilangkan.
5. Uji Kejernihan dan Warna
Setiap larutan obat suntik harus jernih dan bebas dari kotoran
sehingga diperlukan uji kejernihan secara visual.
Prosedur : wadah-wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu
dengan menyinari wadah dari samping. Dengan latar belakang sehelai
papan yang separuhnya di cat berwarna hitam dan separuhnya lagi di
cat berwarna putih. Latar belakang berwarna hitam dipakai untuk
menyelidiki kotoran yang berwarna muda, sedangkan yang berlatar
putih untuk kotoran-kotoran berwarna gelap. Jika tidak ditemukan
kotoran dalam larutan maka larutan tersebut sudah memenuhi
syarat.
6. Kejernihan Larutan
Bertujuan untuk sediaan infus atau injeksi yang berupa larutan harus
jernih dan bebas dari kotoran, maka perlu dilakukan uji kejernihan
secara visual.
Cara pengerjaan : Penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar
berdiameter 15 mm hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan, dan
terbuat dari kaca netral. Masukkan kedalam dua tabung reaksi
masing-masing larutan zat uji dan suspense padanan yang sesuai
secukupnya. Setelah itu, bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit
pembutan suspense padanan, dengan dengan latar belakang hitam.
Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi, tegal lurus
kearah bawah tabung.
7. Uji Keseragaman Sediaan
10
3. Uji Pirogen
Bertujuan untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang
dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi.
Cara pengerjaan: Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang
khusus untuk uji pirogan dan kondisi lingkungan yang sama dengan
11
Prosedur : Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah
kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk
menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu penuangan
dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari
gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata
larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang
dari 100%, dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari
volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100% tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun
volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket, atau B
tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang
dari 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujin terhadap
20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang
diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera
pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari
95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera pada etiket.
5. Penetapan Kekentalan
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu
permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan
tertentu bila ruang di antara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang
akan ditentukan kekentalannya. Kekentalan adalah tekanan geser dibagi
laju tegangan geser. Satuan dasarnya yaitu poise; namun oleh karena
kekentalan yang diukur umunya merupakan harga pecahan poise, maka
lebih mudah digunakan satuan dasar sentipoise (1 poise = 100
sentipoise).
Penentuan suhu penting karena kekentalan berubah sesuai suhu; secara
umum kekentalan menurun dengan menaiknya suhu. Kekentalan mutlak
15
dapat diukur secara langsung jika dimensi alat pengukur diketahui dengan
tepat, tetapi pengukuran umumnya lebih praktis dilakukan dengan
mengkalibrasi alat menggunakan cairan yang diketahui kekentalannya,
kemudian kekentalan cairan uji ditetapkan dengan membandingkan
terhadap kekentalan cairan yang telah diketahui.
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi
penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan
untuk mengalir melalui kapiler. Banyak jenis viskosimeter tabung kapiler
telah dirancang, tetapi viskosimetet Ostwald dan Ubbelohde adalah yang
paling sering digunakan. Untuk mengukur kekentalan, suhu zat uji yang
diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang
kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti. Untuk
pengukuran sediaan farmasi, suhu dipertahankan dalam batas lebih
kurang 0,1.
Viskosimeter Brookfield merupakan viskosimeter banyak titik dimana
dapat dilakukan pengukruan pada beberapa harga kecepatan geser
sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter ini dapat pula
digunakan baik untuk menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton
maupun non-Newton
b. Alat yang digunakan adalah dayung yang terdiri dari daun dan
batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian
sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari
sumbu vertikel wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan
yang berarti.
10. pH
Pengukuran pH suspensi harus dilakukan pada temperatur tertentu dan
dilakukan hanya sesudah tercapai kesetimbangan untuk meminimalkan
penyimpangan PH dan penyalutan permukaan elektroda dengan partikel
tersuspensi. Elektrolit jangan ditambahkan pada fasa luar suspensi untuk
menstabilkan PH karena elektrolit netral mengganggu stabilitas fisika
suspensi.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Mentri Pertanian. 1999. Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang
Baik. Jakarta
Departemen Pertanian. 2004. Farmakope Obat Hewan Indonesia. Jakarta
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. jakarta