2. Lupita (18334781)
III. PERHITUNGAN
V. CARAPENGAWASAN MUTU
1
VII. EVALUASI PENGKAJIAN MUTU
Natrium Laktat
(Rowe, 2009)
No
Parameter Data
.
1. Rumus Molekul C3CHOHCOONa
Larut dalam methanol 95% dan dalam air, kloroform dan gliserol.praktis tidak larut dalam kloroform,eter
4. Kelarutan
dan minyak
5. Stabilitas Stabil dalam Air
6. pH 5-7
7. Titik Lebur 163-165
Wadah Simpan dalam wadah tertutup baik dan kering
8.
Penyimpanan
9. Indikasi buffering agent, Isotonis agent
10. Dosis -
2
Natrium Klorida
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995. Hal : 584-586.
No
Parameter Data
.
1. Rumus Molekul NaCl
Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin;sukar larut dalam
4. Kelarutan etanol.
5. Stabilitas Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas
6. pH 5-7,5
7. Titik Lebur 801oC (1047 K)
Wadah Dalam wadah kaca atau plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe 1 atau Tipe II
8.
Penyimpanan
9. Indikasi Pengganti Na+ dan Cl- dalam tubuh
Lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam (DI 2003 hal 1415).
10. Dosis Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L.
Kalium Klorida
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995. Hal : 477.
No Parameter Data
3
.
1. Rumus Molekul KCl
2. Bobot Molekul 74,55 g/mol
Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus,tidak berwarna,atau serbuk granul putiih;tidak berbau;rasa
3. Pemerian garam;stabil diudara;larutan bereaksi netral terhadap lakmus
Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin;sukar larut dalam
4. Kelarutan etanol.
5. Stabilitas Stabil diudara; stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
6. pH Antara 4-8
7. Titik Lebur -
Wadah Dalam wadah tertutup rapat
8.
Penyimpanan
9. Indikasi Antimikroba
Konsentrasi kalium pada rute IV tidak lebih dari 40 mEq/L dengan kecepatan 20 mEq/jam (untuk
10. Dosis hipokalemia). Untuk mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 4 mEq/L (DI,2003:1410). K + dalam
plasma = 3,5-5 mEq/L (steril dosage from hal 251).
Kalsium Klorida
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995. Hal : 160.
No
Parameter Data
.
1. Rumus Molekul CaCl.2H2O
4
2. Bobot Molekul 147,02 g/mol
3. Pemerian Granul atau serpihan ; putih, keras ; tidak berbau
4. Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam etanol mendidih; sangat mudah larut dalam air panas
5. Stabilitas Injeksi kalsium dilaporkan inkompatibel dengan larutan IV yang mengandung banyak Zat aktif.
6. pH Antara 4,5-9,2
7. Titik Lebur -
8. Wadah Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
10. Dosis --
Karbon Adsorben
Farmakope Indonesia Edisi III 1995. Hal : 133.
No
Parameter Data
.
5
Rumus
1.
Molekul
Serbuk,hitam;tidak berbau. Diperoleh dari residu destruktif berbagai bahan organic, diolah untuk
2. Pemerian
meningkatkan kapasitas adsorbs zat warna organic dan basa nitrogen
3. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%
7. Titik Lebur -
6
DATA PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN
Aquabidest
Rowe, et all. 2009. Hal : 766.
No
Parameter Data
.
1. Bobot Molekul 18,2 g/mol
2. Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna ; tidak berbau;tidak berasa
8. Dosis -
FORMULASI SEDIAAN
7
No Pemakaian Lazim Penimbangan
Nama Bahan Indikasi Kadar yang
. (%) Bahan
Digunakan
1. C3CHOHCOONa Isotonis agent, buffering agent - 0,31 g 1,58 g
2. NaCl Pengganti cairan tubuh 3-5% 0,6 g 3,06 g
3. KCl Zat antimikroba 40 mEq/L 0,03 g 0,153 g
4. CaCl2 Zat penyerap air, antimikroba - 0,02 g 0,102 g
5. Karbon Adsorben Zat pengikat pirogen - 0,1% 0,51 g
6. Aquabidest Zat pembawa/zat pelarut - Ad 500 ml Ad 510 ml
= 500 ml + 10 ml
8
= 510 ml
0,31 g
Na Laktat = x 510mL = 1,58 gram
100 mL
0,03 g
KCl = x 510mL = 0,153 gram
100 mL
0,02 g
CaCl2 = x 510mL = 0,102 gram
100 mL
0,6 g
NaCl = x 510mL = 3,06 gram
100 mL
Osmolaritas
g
Na Laktat = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
1,58 g /0,51 L
= x 1000 x 2
112,06
= 55,2 M osmole/L
g
KCl = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
0,153 g /0,51 L
= x 1000 x 2
74,5
= 8,05 M osmole/L
g
CaCl2 = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
9
0,102 g /0,51 L
= x 1000 x 3
147,02
= 4,08 M osmole/L
g
NaCl = liter zat terlarut x 1000 x Jumlah ion
BM zat terlarut
3,06 g /0,51 L
= x 1000 x 2
58,44
= 205,33 M osmole/L
No Alat Bahan
10
2 Gelas piala NaCl
7 Timbangan
8 Erlenmeyer
9. Beaker glass
10. pH indikator
11
.
1. Bentuk Sediaan Bentuk sediaan yang akan dibuat yaitu larutan sejati karena semua zat aktif
yang digunakan dalam sediaan infuse Ringer laktat ini memiliki kelarutan yang
baik dalam air.
2. Penentuan Volume Sediaan Volume minimal untuk sediaan parenteral volume besar (infuse) adalah 100 mL
dan maksimal 1000 mL. Sediaan akan dibuat dalam volume 500 mL
3. Rute Pemberian Rute pemberian yang digunakan adalah intravena. Karena rute intravena adalah
satu satunya rute yang dapat menerima sediaan dalam volume besar ( >10mL).
4. Pemilihan Pembawa Pembawa yang digunakan adalah aquabidest yang bebas pirogen. Hal ini
karena semua zat aktif yang digunakan memiliki sifat kelarutan yang baik
dalam air. Selain itu air merupakan cairan yang memiliki kemiripan sifat
dengan cairan tubuh, jika cairan yang digunakan berupa pelarut non air seperti
minyak maka berpotensi menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah dan
dapat menempel didinding pembuluh darah.
5. Zat Tambahan - Kedalam sediaan Infus Ringer Laktat ini ditambahkan Karbon aktif karena
karbon aktif adalah salah satu senyawa yang dapat menghilangkan pirogen.
Karbon aktif ini akan menyerap pirogen yang dapat membahayakan tubuh
jika sampai masuk bersama aliran darah. Karbon aktif yang digunakan
sebanyak 0,1% dari volume total kemudian dipanaskan selama 10-15 menit
dengan suhu 60-70ºC sambil diaduk.
- Kedalam sediaan Infus Ringer Laktat ditambahkan pengatur isotonis,
karena isotonis merupakan syarat mutlak yang sangat diperhatikan
terutama untuk sediaan dengan volume besar (>10mL) agar pada saat
12
masuk kedalam tubuh tidak terjadi hemolisa sel darah. Osmolaritas Infus
Ringer Laktat yang harus dicapai : 270mOsm/L
A. In Proses Control
13
No Parameter yang Satuan Cara Pemeriksaan
. diperiksa/diuji
1. Ph - Sesuai IK Evaluasi
2. Kejernihan - Sesuai IK Evaluasi
14
PROSEDUR TETAP PEMBUATAN PRODUK
2. Lupita (18334781)
PROSEDUR TETAP
3. Fathur Rahman (18334782)
I. PERSIAPAN
4. Fernando Hutagalung (18334786)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, bersihkan terlebih dahulu alat yang
akan digunakan seperti gelas ukur, piala gelas, corong, erlenmeyer, dll.
2. Siapkan IK pembuatan sediaan infus.
3. Lakukan kegiatan sesuai dengan IK.
15
INSTRUKSI KERJA
II. Penimbangan
1. Timbang masing-masing bahan :
Bahan Jumlah bahan Jumlah yang
yang harus ditimbang
ditimbang
Natrium Laktat 1,58 g
NaCl 3,06 g
KCl 0,153 g
CaCl2 0,102 g
Karbon aktif 0,51 g
Aquabidest Ad 510 ml
2. Masukkan bahan pada masing-masing wadah dan tutup.
16
III. Prosedur pembuatan infus ringer
1. Zat ( Na-Laktat, KCl, CaCl2, dan NaCl ) ditimbang dengan
menggunakan kaca arloji sesuai dengan data penimbangan.
2. Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang telah
dikalibrasi, kemudian dilarutkan dengan aqua bidestilat.
Gerus karbon aktif sejumlah 0,1 % b/v dan dimasukkan ke
dalam gelas piala, ditambahkan aqua bidestilat hingga volume
yang diminta
3. Gelas piala ditutup dengan kaca arloji dan disisipi dengan
batang pengaduk. Panaskan larutan di atas api bunsen pada
suhu 60 – 70o C selama 15 menit sambil sesekali diaduk, cek
suhu dengan termometer, lakukan diluar lemari steril.
4. Saring larutan hangat – hangat ke dalam Erlenmeyer dengan
menggunakan kertas saring rangkap 2 steril yang telah
dibasahi air bebas pirogen
5. Pindahkan larutan ke gelas ukur dan diukur volumenya.
Tambahkan aqua bidestilat ad 500 mL
6. Larutan dituangkan ke dalam kolom melalui saringan G3
dengan bantuan pompa penghisap.
7. Filtrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang
telah ditara. Botol ditutup dengan flakon steril, diikat dengan
simpul champagne.
8. Dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121 oC
17
selama 15 menit.
18
dus.
19
EVALUASI KERJA PENGKAJIAN MUTU
2. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptis infus ringer meliputi bau dan warna sediaan.
Warna :
Bau :
Uji Kejernihan
3.
Uji kejernihan dilakukan secara visual. Dilakukan dengan cara :
1. Memeriksa wadah bersih dari luar
2. Periksa di bawah penerangan cahaya yang baik, dan putih
3. Lakukan dengan cara memutar botol infus
20
4. Sediaan harus benar-benar bebas dari partikel kecil yangdapat
dilihat dengan mata
HASIL :
4. Uji Kebocoran
1. Botol infus dibalikkan dengan cara mulut botol menghadap ke
bawah.
2. Amati ada tidanya cairan yang keluar menetes dari botol.
HASIL :
5. Uji Partikular
1. Siapkan sumber cahaya yang dapat digunakan, sumber cahaya
dapat diletakkan keatas dan kebawah atau dibelakang unit
yang akan diperiksa
2. Siapkan sebuah background hitam-putihdisinari dengan
cahaya yang tidak silau.
Background putih digunakan untuk mendeteksi partikel
berwarna gelap, begitu pula sebaliknya.
3. Kemasan dari larutan harus bebas dari label dan stiker yang
melekat
4. Pegang kemasan pada bagian atas secara hati-hai putar bagian
pinggang kemasan dengn gerakan memutar yang perlahan.
5. Pegang kemasan secara horizontal sekitar 4 inc di bawah
21
sumber cahaya yang berlawanan arah dengan background
hitam-putih.
6. Jika ada partikel yang terlihat, baik kemasan secara perlahan
dan amati ada/tidaknya partikel berat yang tidak tersuspensi
dengan gerakan memutar
7. Observasi kurang lebih 5 detik setiap bagian hitamdan 5 detik
bagian putih
HASIL :
22