Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Nama sistematis (IUPAC) asam 2-asetilbenzoat Data klinis Kat. kehamilan C(AU) D(US) Status hukum Unscheduled (AU) GSL (UK) OTC(US) Rute Most commonly oral, also rectal. Lysine acetylsalicylatemay be given IV or IM Pharmacokinetic data Bioavailabilitas Rapidly and completely absorbed Ikatan protein 99.6% Metabolisme Hepatic Waktu paruh 300650 mg dose: 3.13.2 h 1 g dose: 5 h 2 g dose: 9 h Ekskresi Renal Pengenal Nomor CAS 50-78-2 Kode ATC A01AD05 B01AC06, N02BA01 PubChem CID 2244 DrugBank APRD00264 ChemSpider 2157 Sinonim 2-acetyloxybenzoic acid acetylsalicylate acetylsalicylic acid O-acetylsalicylic acid Data kimia Formula C 9 H 8 O 4
Massa mol. 180.157 g/mol SMILES eMolecules & PubChem Data fisik Kepadatan 1.40 g/cm Titik lebur 135 C (275 F) Titik didih 140 C (284 F) (decomposes) Kelarutandalam air 3 mg/mL (20 C) Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. [1]
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide"). Daftar isi [sembunyikan] 1 Awal mula o 1.1 Sejarah penemuan o 1.2 Zaman modern 2 Bayer 3 Kerja Aspirin 4 Lihat pula 5 Pranala luar 6 Referensi [sunting]Awal mula [sunting]Sejarah penemuan Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama, bangsa Sumeriajuga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian segera tersebar luas. [2]
[sunting]Zaman modern Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun1763, ia telah berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa tersebut. [3] Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis. [4] Dua tahun berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam. Penelitian mengenai senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni. [5] Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C7H6O3. [sunting]Bayer Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan toleransinya. [6] Pada tahun 1897, Felix Hoffmann berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah aspirin. Aspirin merupakan akronim dari: A : Gugus asetil spir : nama bunga tersebut dalam bahasa Latin spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan in : untuk zat pada masa tersebut. Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya pada tahun1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium salisilat. [7] Aspirin dijual sebagai obat pada tahun 1899 setelah Felix Hoffmann berhasil memodifikasi asam salisilat, senyawa yang ditemukan dalam kulit kayu dedalu. Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada, "Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi. [sunting]Kerja Aspirin
Coated 325 mg aspirin tablets Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenisenzim yang terlibat dalam pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut. Prostaglandins ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek pelbagai di dalam tubuh termasuk proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan termostat hipotalamus. Tromboksan pula bertanggungjawab dalam pengagregatan platlet. Serangan jantung disebabkan oleh penggumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak. Oleh itu, pengurangan gumpalan darah dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin pada kadar yang sedikit dianggap baik dari segi pengobatan. Namun, efeknya darah lambat membeku menyebabkan pendarahan berlebihan bisa Terjadi. Oleh itu, mereka yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah pendarahan tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin. [sunting]Lihat pula Jenis-jenis obat analgesik yang lain ialah: Parasetamol Kodeina Esterifikasi Aspirin Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glacial karena asam asetat glacial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat galsial sehingga pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukan lah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan inilah yang merupakanaspirin.
Asam Asetil Salisilat Asam asetil salisilat yang lebih dikenal dengan asetosal atau aspirin adalah analgesik dn anti-infllamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dngan dosis ini metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obbat inni justru memperihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat. Untuk memperoleh efek anti-inflamasi yang baik kadar plasma perlu dipertahankan anara 250-300 mcg/m. Kadar ini tercapai dengan dosis aspirin oral 4 gram / hari untuk orang dewasa. Pada sakit demam reumatik, aspirin masih tetap tidak daapat digantikan oleh obat AINS yang lain dan masih dianggap sebagai standard dalam studi perbandingan penyakit artritis remautoid (Sulistia, 1995). Pemerian asetosal : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asam. Kelarutan : agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95 %) P; larut dalam kloroform P, dan dalam eter P (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).
a. Indikasi Analgetik2-antipiretik dan annti-inflamasi nonsteroid (NSAID) b. Dosis - Analgetik-antipiretik : diatas 12 tahun-dewasa, dosis awal, peroral 500 mg-1g disusul 500 mg setiap 4 jam. Anak : 2-3 tahun : 160 mg/hari, 4-5 tahun : 240 mg/hari, 6-8ahun : 320 mg/hari, 9-10 tahun : 400 mg/hari, 10-11 tahun : 480 mg/hari. - Anti-inflamasi : dewasa 6-8 g/hari ; Anak 3 g/hri c. Kontra Indikasi - Hiperasiditas lambung, tukak lambung - Gamgguan fungsi pembekuan darah - Kehamilan trimester terakhir d. Efek Samping/ Toksisitas - Dosis diatas 1 gram/hari : perih diuluhat mungkin dengan mual dan muntah, perdarahan di lambung. - Lebih dari 6 gram/hari dapat menyebabkan hipoprotrombinea. - Pada kelompok kecil pasien, asetosal menyebabkan reaksi hipersentivitas berupa kulit memerah, urikaria berat dan bronkospasme. - Pada over dosis menahun, gejala yang paling sering : tinitus dan ketulian, pulih dengan pengurangan dosis (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989). Asam Mefenamat Asam mefenamat digunakan sebagai analgetik; sebagai anti- inflamasi, asam mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin. Asam mefenamat terikat sangat kuat pada potein plasma. Dengan demikian interaksi terhadap obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi, lain terhadap mukosa lambung. Pada orang usia lanjut efek samping diare hebat lebih sering dilaporkan. Efek samping lain yang berdasarkan hiperesitifitas ialah eritem kulit dan bronkokonstriksi. Anemia hemolik pernah dilaporkan. Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500mg sehari. Karena toksiknya maka di Amerika serikat oba ini tidak dianjurkan untk diberikan kepada anak di bawah 14 tahun dan wanita hamil, dan pemberian tid.ak lebih dari 7 hari (Sulistia, 1995)
Antalgin (Metampiron) Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Indikasi : analgesik-antipretik, anti-inflamasi Dosis : Dewasa : IM, IV, ora 250 mg-1 gram tiap kali, maksimum 3 gram/hari. Kontra Indikasi : Alergi terhadap metampiron, payah jantung, defisiensi glukosa-6-fosfatdehidrogenase (G6PD), bayi 3 bulan pertama / BB <5 kg, wanita hamil 3 bulan pertama dan 6 minggu terakhir.
obat ASAM ASETIL SALISILAT (ACETYLSALICYLIC ACID) Posted by: HAFIZH SMA 1 SRAGEN / Category: NAMA DAGANG
Nyeri ringan sampai sedang termasuk nyeri menstruasi, sakit kepala; sakit dan peradangan pada penyakit rematik dan gangguan tulang dan otot (termasuk arthritis juvenilis); demam; serangan migrant akut; anti pembekuan (antiplatelet)
-
KONTRAINDIKASI
* Hipersensitif (termasuk asma, angioedema, urticaria atau rhinitis) terhadap asam asetilsalisilat atau NSAID (obat anti inflamasi non steroid) lainnya; anak dan remaja dibawah 16 tahun (reye sindrom); ulkus peptikum aktif atau riwayat sebelumnya; hemophilia dan gangguan perdarahan lainnya; bukan pengobatan untuk asam urat * Perhatian : Asma, penyakit alergi; gangguan ginjal; gangguan hati; kehamilan; menyusui; lansia; defisiensi G6PD; dehidrasi * Kehamilan : Trimester 3 : mengganggu fungsi trombosit dan risiko perdarahan; perlambatan permulaan persalinan dan peningkatan durasi perlasilan dan meningkatkan kehilangan darah; hindari dosis analgesik jika mungkin pada beberapa minggu terakhir (dosis rendah mungkin tidak berbahaya); dengan dosis tinggi, penutupan duktus arteriosus janin dan mungkin hipertensi pulmonal persisten neonates; kericterus pada bayi jaundice * Menyusui : hindari mungkin risiko sindrom Reye; penggunaan teratur dosis tinggi dapat mempengaruhi fungsi trombosit dan menyebabkan hipoprotrombinemia pada bayi jika cadangan vitamin K neonates sedikit
-
DOSIS
* Nyeri ringan samapai sedang, demam, per oral dengan atau setelah makan, DEWASA 300-900 mg tiap 4-6 jam jika perlu; maksimal 4 g sehari; ANAK dibawah 16 tahun tidak direkomendasikan * Nyeri ringan sampai sedang, demam, per rectal, DEWASA 600-900 mg dimasukkan tiap 4 jam jika perlu; maksimal 3.6 g sehari; ANAK di bawah 16 tahun tidak direkomendasikan * Inflammatory arthritis, per oral dengan atau setelah makan, DEWASA 4-8 g dalam dosis terbagi dalam kondisi akut; sampai 5,4 g sehari dapat mencukupi pada kondisi kronik * Artritis juvenilis, per oral dengan atau setelah makan, ANAK sampai 130 mg/kg sehari dalam 5-6 dosis terbagi pada kondisi akut; 80-100 mg/kg sehari dalam dosis terbagi untuk dosis rumatan (maintenance) * Pengobatan serangan migren akut, per oral disarankan dengan atau setelah makan, DEWASA 300-900 mg saat serangan pertama, dapat diulang tiap 4-6 jam jika perlu, maksimal 4 g sehari; ANAK dibawah 16 tahun tidak dianjurkan * Pengobatan serangan migren akut, per rectal, DEWASA 600-900 mg dimasukkan saat serangan pertama, dapat diulang tiap 4 jam jika perlu; maksimal 3.6 g sehari; ANAK di bawah 16 tahun tidak dianjurkan * Pencegahan penyakit serebrovaskular atau serangan jantung, per oral, DEWASA 75-100 mg sehari
-
EFEK SAMPING
Pada dosis rendah umumnya ringan dan jarang, tetapi sering terjadi pada dosis untuk anti peradangan; gangguan saluran cerna, ulkus dengan perdarahan tersembunyi (dapat terjadi perdarahan besar); atau perdarahan lainnya (subkonjungtiva); gangguan pendengaran seperti tinnitus (telinga berdenging), ketulian (jarang terjadi), vertigo, kebingungan, reaksi hipersensitifitas 9angioedema, bronkospasme dan ruam); peningkatan waktu perdarahan; jjarang: edema, miokarditis, gangguan darah (biasanya trombositopenia)
Antidepresan = Meningkatkan risiko perdarahan saat aspirin diberikan dengan SSRI atau venlafaxine Antiepilepsi = Aspirin meningkatkan efek fenitoin dan valproat
Aspirin Over-the-counter drug Consult a doctor if you have a medical concern. Treats pain, fever, arthritis, and inflammation. It may also be used to reduce the risk of heart attack. By mouth: Side effects - Warnings - How to use Rectal: Side effects - Warnings - How to use National Library of Medicine Brand names: Ecotrin, Fasprin Melting point: 276.8F (136C) Formula: C9H8O4 Pregnancy risk: Category D, Category C May treat: Pain, Inflammation, Stroke, Rheumatoid arthritis,Osteoarthritis, Gout, Rheumatic fever, Fever Drug classes: Non-steroidal anti-inflammatory drug, Analgesic