DISUSUN OLEH :
EKA ZULHA MARLYANA
ERNA PUPITASARI
AHMAD FATONI
FITRI DIAN MAYASARI
DRAJAT DIAN SYAHIDAH
BQ. SEPTIANA J
INDRAWATI
IRFAN ARDIANTO
BRUNO KIIK
EKA FITRIA F
HANY MAYA SOFA
ARDIANI MAULINA S
DENIK AYU F
GALUH DWI C
DAFTAR ISI
BAB I SEDIAAN SERNUK
I.
II.
III.
IV.
V.
PENGERTIAN SERBUK
PENGGOLONGAN SERBUK
CARA PEMBUATAN
KERUSAKAN SERBUK
EVALUASI
PENGERTIAN KAPSUL
PENGGOLONGAN KAPSUL
CARA PEMBUATAN
KERUSAKAN KAPSUL
EVALUASI KAPSUL
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
SEDIAAN SERBUK
( kamus besar
B.Indonesia)
b. Serbuk adalah partikel zat padat yang mempunyai ukuran 0,1 10.000 mikrometer
(wikipedia)
c. Serbuk adalah campuran kering bahan obat / zat kimia yang dihaluskan untuk
pemakaian dalam / oral dan pemakaian luar. ( Farmasetika dasar dan hitungan
Farmasi , SMF, Ilmu resep)
d. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang telah di haluskan.
(FI IV:14)
e. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan yang
mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk.
( IMO hal : 32 )
f. Serbuk adalah bahan obat atu sediaan obat yang digunakan untuk pemakaian dalam
atau luar, yang komponen komponennya di serbukkan dan berada pada keadaan
bukan campuran, dengan atau tanpa penambahan bahan penbuat inert, terbagi atau
tidak terbagi. ( Buku pelajaran teknologi farmasi T.Voigt hal 149. )
g. Serbuk adalah bubuk (Kamus Kedokteran )
1.2 Kesimpulan Definisi serbuk
Serbuk adalah suatu zat padat yang berwujud butiran butiran halus yang
mempunyai ukuran 0,1- 10.000 mikrometer yang kering dan terdiri dari campuran bahan
obat kering yang di haluskan untuk pemakaian oral / dalam atau untuk pemakaian luar.
Dan dalam pengemasannya biasanya menggunakan kertas perkamen atau bahan yang
sesuai untuk memudahkan dalam pembagian dosis (biasanya 300-500 mg ).
1.3 Penggolongan Serbuk
1.3.1
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Umurnnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan :
1. Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus
memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium Wellcii, dan Bacillus
Anthrocis.
2. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka
3. Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh
agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Contoh Pulvis Adspersorius
Zinci Undecylenatis
Pulyis Adspersorius
1.3.2
c. Bila resep mengandung bahan Camphora, Menthol, Thymol, Acid Benzoic, Acid
Salicylic : ditetesi etanol (spiritus fortior), kemudian keringkan dengan SL.
Catatan : Acetosal tidak perlu ditetesi etanol. Campuran eutektik (campuran Camphor dan
Menthol atau dengan Thymol) : masing-masing ditetesi etanol, dikeringkan dengan SL,
baru dicampurkan.
d. Garam berair kristal : diganti dengan eksikatusnya.
e. Tingtur dan ekstrak cair : bila kurang dari 2 gram : digerus di mortir panas dengan SL
sampai kering, sedangkan lebih dari 2 garam : diuapkan sampai seperti tingtur banyak,
dapat diuapkan lagi secukupnya sampai kira-kira sama banyak dengan SL-nya.
f. Ekstrak kental : ditetesi etanol dilutum (= etanol 70%), keringkan dengan SL di mortir
panas.
g. Sulfur, Stibii Pentasulfida atau Rifampisina (warna merah kuning, susah hilang dari
mortir) : digerus diantara bahan tambahan/inert, seperti SL.
h. Bila dalam pulveres ada tablet : tablet digerus halus, baru dicampurkan dengan bahan
lain.
Elaeosacchara : Elaeosacchara Lactis dalam pulveres : terdiri dari 2 gram SL dan 1 tetes
minyak atsiri.
i. Obat-obat paten yang diloco (diganti) : usulkan penggantiannya, kecuali sudah
dianggap sinonim.
j. Dosis Maksimum (DM) lebih dari 80% dan 100% : penimbangan satu per satu, jika diberi
paraf dan tanda seru, yang dituliskan tepat dibelakang nama bahannya pada resep.
k. Pengenceran : dengan SL dan Carmin, dengan SVCS tanpa Carmin.
l. Bila mengandung tablet salut : tabletnya ditumbuk halus, kemudian diayak yang halusnya
dicampur dengan yang lainnya.
1.5 Cara mencampur serbuk:
a. obat yang berbentuk kristal /bongkahan besar hendaknya digerus terlebih dahulu.
b. obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah
(konstituen) dalam mortir.
c. obat yang berlaianan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.
d. obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
e. obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
dengan memperhatikan hal-hal di atas masih ada beberapa pengecualaian maupun yanng
dikerjakan secara khusus. seperti hal sebagai berikut :
1.5.1 Serbuk dengan bahan-bahan padat.
a. Serbuk halus sekali
1. serbuk halus tidak berkhasiat keras
belerang
belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena
menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam
pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.
Iodoform
karena baunya yang sukar hilang maka dalam bedak tabur diayak
Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat olco sacchara, yakni
campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleosacchara
anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak atsiri.
2. Serbuk dengan ticntura
Tincntura dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas kemudian
dikeringkan dengan zat tambahan. sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan
mengungkapkan
sebagai
70 %)
pengering.
Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu
langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang beratnya. Kapsul dikeluarkan isinya
kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet/kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat
serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya.
1.6 Kerusakan Serbuk
a. Menggumpal
Sediaan serbuk dapat menggumpal atau berbentuk kristal jika terlalu lama
penyimpanannya. Selain itu dapat dipengaruhi oleh suhu dan tempat penyimpanannya.
Misalnya sediaan tersebut disimpan di ruangan ber-AC, sediaan tersebut akan mudah
menggumpal karena bahan obat yang tidak tahan lembab kontak langsung dengan udara.
Oleh karena itu serbuk harus dibungkus rapat dan disimpan di tempat yang kering.
b. Terjadi perubahan warna
Perubahan warna pada serbuk bisa disebabkan karena jangka waktu penyimpanan
yang lama. Penyimpanannya yang terkena sinar matahari langsung juga dapat merubah
warna serbuk, karena serbuk yang kontak langsung dengan sinar matahari akan terjadi
kerusakan pada kandungan serbuk tersebut sehingga warna serbuk akan berubah. Jadi,
serbuk harus disimpan dalam kotak gelap yang tidak tembus cahaya langsung.
c. Berjamur
Sediaan serbuk dapat berjamur karena adanya bakteri yang terkandung dalam
serbuk. Akibat dari berjamurnya serbuk tersebut karena cara pembuatannya yang kurang
higienis. Pembungkusan serbuk juga merupakan salah satu penyebab tumbuhnya jamur
pada serbuk, cara membungkusnya harus benar-benar ramping agar serbuk tetap kering.
Berjamurnya serbuk juga diakibatkan penyimpanannya yang lembab, sehingga tumbuh
jamur yang mengakibatkan kerusakan pada serbuk. Penyimpanannya di tempat yang
sejuk dan kering agar serbuk tidak mudah ditumbuhi bakteri.
1.7 Syarat-syarat serbuk
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut:
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
BAB II
SEDIAAN KAPSUL
Kapsul keras
Kapsul lunak
terdiri atas tubuh dan
tutup
tersedia
dalam
bentuk kosong
satu kesatuan
selalu sudah terisi
isi biasanya cair, dapat juga padat
bisa oral, vaginal, rectal, topikal
bentuknya bermacam macam
macam
Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi
beberapa pabrik membikin kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya lebih runcing atau rata.
Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau
diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik.
Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai
oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti
sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 15 % air.
Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel lunak )
sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan
senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau
pewarna, bahan opak seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis /sukrosa 5
%. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6 13 %, umumnya berbentuk bulat atau
silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).
2.3.2
Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam
ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 ukuran
terkecil.
Ukuran kapsul
: 000 00 0 1 2 3 4 5
Untuk hewan
: 10 11 12
Umumnya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula
kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE ) yang
memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut,
perlu bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang
terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam
rangka mempersiapkan resep dokter di apotik.
Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya
dikerjakan secara eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran
kapsul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
No. ukuran
Asetosal
000
(alam gram)
1
00
NBB
1,4
(dalam gram)
1,7
0,6
0,9
1,2
0,5
0,7
0,9
0,3
0,5
0,6
0,25
0,4
0,5
0,2
0,3
0,4
0,15
0,25
0,25
0,1
0,12
0,12
Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk
memudahkan bila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang pasien
mendapatkan dua macam resep kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam warna yang sama untuk
menghindari kesalahan minum obat tersebut.
2.3.3
b. Setelah bahan tersebut dimasukkankedalam air yang panas, lalu ada yang namanya bahan
tambahan seperti halnya adalah pengawet dan pewarna. Bahan tambahan ini dicampurkan
kedalam larutan gelatin sampai membentuk campuran yang homogen.
c. Setelah bahan tanbahan serta bahan gelatin itu itu membentuk campuran yang homogen,
lalu bahan dasar ini dimasukan kedalam mesin pembentukan kapsul yang kemudian
dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk digunakan.
d. Setelah pembuatan cangkang kapsul jadi, kemudian cangkang kapsul tersebut akan
diperiksa sesuai dengan standar cGMP. Selain pemeriksaan ini,masih ada pemeriksaan
dimensi kapsul seperti halnya ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul. Tujuan pemeriksaan
inin adalah untuk mengetahui apakah cangkang kapsul ini siap untuk digunakan pada
proses pengisian kapsul.
Note :
I.
Sumber bahan dari gelatin adalah berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya
II.
Evaluasi Kapsul
Evaluasi merupakan uji yang kita lakukan langsung setelah sediaan yang kita buat
jadi tanpa disimpan terlebih dahulu. Tapi, sebelum membahas evaluasi kapsul, kita harus
mengetahui syarat syarat kapsul baik. Berikut, Syarat syarat kapsul yang baik adalah
sebagai berikut :
a. Keseragaman bobot dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu per satu, keluarkan isi semua kapsul,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot ratarata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot
rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk
setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan dalam kolom B.
Bobot
rata-rata
kapsul
Perbedaan
bobot
isi
kapsul
dalam
lambatnya efek terapi yang di berikan kepada pasien sehingga dpat merugikan pasien itu
sendiri.
b. Waktu hancur
Sediaan yang kita buat sebelum di masukkan kedalam cangkang kapsul harus
diperhatikan waktu hancurnya, yaitu waktu yang dibutuhkan sediaan kita untuk hancur di
dalam lambung pasien. Sebenarnya waktu hancur ini sangat berkaitan dengan drajat
kehalusan sediaan kita.
Apabila sediaan kita kurang halus otomatis akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
pada saat pemecahan k1apsul menjadi butiran butiran bebas pada lambung pasien .
Dan apabila hal ini terjadi, efek terapi pasien akan berjalan lambat.
c. Kekosongan ruang kapsul
Keosongan ruang pada cangkang kapsul sering kali terjadi, padahal seharusnya ini tidak
boleh terjadi, karena apabila ada ruang kosong didalam kapsul akan menyebabkan
ruangan itu diisi oleh udara yang dimana seperti kita ketahui udara banyak mengandung
air. Dan apabila kapsul kita mengandung air hal ini dapat menyebabkan kapsul kita
menjadi lembab dan rusak. Karena, seperti yang kita ketahui cangkang kapsul masih
mengandung sedikit air, jadi cangkang kapsul mudah menyerap air dan hal ini dapat
merusak sediaan kita yang ada di dalam cangkang kapsul.
d. Cangkang kapsul kotor
Cangkang kapsul kotor seringkali kita temui, hal ini dikarenakan pengisian cangkang
yang kurang berhati hati. Apabila cangkang kapsul kotor, hal ini akan menyebabkan
cangkang kapsul akan terkena bakteri bakteri dari luar yang menempel pada cangkang
kapsul kita.
e. Cangkang kapsul rusak
Cangkang kapsul rusak bisa di akibatkan dari banyak factor, bisa saja dari bahan
dasarnya sendiri atau maupun dari kita yang meraciknya.
f. Cangkang kapsul lengket
Cangkang kapsul lengket bisa disebabkan oleh banyak factor, salah satunya keringat atau
air tangan. Apabila cangkang kapsul terkena air tangan kita, hal ini dapat menyebabkan
cangkang kapsul menjadi lengket karena seperti yang sudah di jelaskan diatas, cangkang
kapsul sendiri masih mengandung air sehingga mudah lengket.
g. Cangkang kapsul rusak akibat bahan dasar sediaan itu sendiri, misalnya:
a. Bahan dasar yang bersifat higroskropis
b. Bahan dasar yang bersifat merusak cangkang
DAFTAR PUSTAKA
http://ars-prescribendi.blogspot.com/2009/05/teknik-dasar-pembuatan-serbuk-obat.html
http://blogs.unpad.ac.id/arifbudiman/percobaan/sediaan-serbuk/