FARMAKOTERAPI
ACARA 4 : ONSET KERJA OBAT
disusun oleh :
Nama :
NIM :
Kelompok :
Asisten :
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
I. Judul Praktikum
Onset Kerja Obat
D. Strichnine
Stirchnine adalah zat beracun yang digunakan untuk menangani
gangguan binatang pada tumbuhan. Strichnine sering kali
digunakan sebagai Pestisida untuk membunuh tikus, tupai, burung
bahkan mamalia pengganggu tanaman. ( Masenga, 2013 )
IV. Materi dan Metode
Materi
Hewan coba : 3ekor mencit
Obat : Stichnine 5mg/kgBB 0,1%
Alat : gelas beker, stopwatch, alat suntik,timbangan
Metode
VI. Pembahasan
Perhitungan Dosis
1. Mencit 1 PO
Diketahui
BB = 27 g
d = 5 mg/kgBB
K = 0,1%
Ditanya
V?
Jawab
𝐵𝐵×𝑑
V = 𝐾
(27×5)
= 0,1 ×10 ×1000
= 0,135 ml
Jadi volume yang digunakan 0,135ml
2. Mencit 2 SC
Diketahui
BB = 31 g
d = 5 mg/kgBB
K = 0,1%
Ditanya
V?
Jawab
𝐵𝐵×𝑑
V = 𝐾
(31×5)
= 0,1 ×10 ×1000
= 0,155 ml
Jadi volume yang digunakan 0,155ml
3. Mencit 3 IP
Diketahui
BB = 29 g
d = 5 mg/kgBB
K = 0,1%
Ditanya
V?
Jawab
𝐵𝐵×𝑑
V = 𝐾
(29×5)
= 0,1 ×10 ×1000
= 0,145 ml
Jadi volume yang digunakan 0,145ml
Perbandingan Onset beberapa jalur pemberian
Onset konvulsi Onset Mati
Grup
Oral Subcutan IP Oral Subcutan IP
A - 149 276 - 187 332
B - 310 250 - 360 410
C - 137 143 - 177 177
D - 161 275 - 190 303
MEAN - 189,25 236 - 228,5 305.5
Menurut ( Neal, 2006 ) maka urutan laju absorbsi obat yang paling
lama adalah peroral, subcutan dan diikuti Intraperitoneal. Hal ini
berkaitan dengan masuknya obat kedalam pembuluh darah. Pada
pemberian Enteral obat harus berhasil diserap vili vili usus sebelum
masuk kedalam pembuluh darah, pada pemberian subcutan obat
juga perlu menembus muskulus lalu masuk kedalam pembuluh
darah, sedangkan untuk pemberian Intra peritoneal obat dapat
masuk kedalam pembuluh darah lebih cepat karena di rongga
peritoneal terdapat banyak pembuluh darah. Menurut hasil yang
kami dapatkan Onset Konvulsi dan Onset Mati yang tercepat
berasal dari obat yang diberikan secara Subcutan diikuti dengan
Intra Peritoneal hal ini bertentangan dengan literatur, ada beberapa
faktor kemungkinan yang salah satunya adalah kesalah injeksi pada
Intra Peritoneal sehingga menyebabkan proses absorpsi obat
menjadi lebih lama. Selain itu pada pemberian peroral tidak
ditemukannya efek konvulsi dan kematian hal ini diduga karena
mencit memuntahkan kembali Strichnine yang disuntikkan
kedalam lambungnya.
VII. Kesimpulan
1. Onset adalah waktu antara pemberian obat samapi munculnya efek.
2. Onset pemberian Subcutan lebih cepat dibanding Intra Peritoneal
karena terjadi kesalahan injeksi IP.
3. Pemberian Peroral tidak menimbulkan efek karena mencit
memuntahkan kembali Strichnine yang diberikan.