OLEH:
KELOMPOK : 4
KELAS : C
ASISTEN : AGNES LALLO ALLOLAYUK
I. RANCANGAN FORMULA
Nama Produk : Caligo
Nama Pabrik : PT. Sunny
No. Registrasi : DKL2120011110A1
Kandungan zat aktif : 500 mg
Bobot tablet : 750 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 10 tablet
Formula :
Setiap 500 mg sediaan mengandung
Fase dalam : 92% = 92/100 x 750 mg = 690 mg = 0,69 g
Fase luar : 8% = 8/100 x 750 mg = 60 mg = 0,06 g
Diperoleh dari hasil pengeringan 689,9 mg = 0,689 g
Jumlah
3. Dasar Formulasi
a. Dasar pemilihan zat aktif
Antalgin adalah derivate metansulfonat dari Amidopirina yang bekerja terhadap susunan
saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat
pengatur suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai analgesik, antipiretik dan anti-
inflamasi. (Fatimah.,S. dkk, 2017)
Tujuan dilakukan granulasi adalah mencegah serbuk menjadi saling tidak berikatan ketika
dikempa menjadi tablet dan memperbaiki kompatibilitas dan sifat alir serbuk (Edy, dkk,
2020).
Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi tujuannya supaya sifat alirnya baik
(Fice-Flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang
sama ke dalam mesin pencetak tablet (Tim MGMP Pati, 2015).
Antalgin diberikan secara oral dengan dosis 500 – 1000 mg (Budugemiey. 2015)
Dosis antalgin kombinasi tiga kali sehari 1 tablet 500 mg setelah makan (Catur, K. 2017)
Tablet digunakan terutama untuk pemberian obat sistemik, tetapi juga dapat digunakan
untuk tindakan lokal. Untuk penggunaan sistemik, obat harus dilepaskan dari tablet (yaitu
biasanya larut dalam cairan mulut, lambung, atau usus) dan setelah itu obat diserap ke
dalam obat sirkulasi sistemik, dimana obat mencapai tempat kerjanya. Sebagai alternative,
tablet dapat digunakan untuk meningkatkan sementara pH lambung (Syukri. Y., dkk. 2018).
Pencampuran bahan tersebut hampir selalu disertai dengan pengayakan. Tujuan utama
dari yang terakhir adalah eliminasi / pengurangan aglomerat dalam bahan mentah karena
sebagian besar peralatan pencampuran biasa tidak dapat menghilangkannya selama
pencampuran. Dapat dinyatakan dengan aman bahwa kebanyakan API adalah bubuk halus
atau sangat halus yang lebih atau kurang rentan terhadap aglomerasidan bahwa beberapa
eksipien yang memiliki sifat ini bahkan bahan komposisi langsung (Eyjolfison, 2015).
Mg.stearat
Mg stearat digunakan sebagai lubrikan pembatas kapsul dan tablet pada konsentrasi
0,25%_0,5% (Rowe,2009).
Mg stearat mempengaruhi dengan mengurangi atau menambah interaksi
elektrostatik (Fatmawaty, 2015).
Luas permukaan magnesium stearat (dan karenanya ukuran partikel) adalah properti
utama yang akan mempengaruhi efisiensi pelumasan (lubrikan) dan kekuatan
mekanik serta penetrasi airnya (Tovey, 2018).
Laktosa
Laktosa dalam formulasi tablet berfungsi sebagai bahan pengisi yang baik karena
dapat memadatkan massa granul untuk metode granulasi kering juga pada metode
kempa langsung (Edge et al., 2006).
Laktosa adalah bahan pengisi yang paling banyak dipakai pada formulasi tablet karena
tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat dan mudah didapatkan (Bond, 2009).
Karna laktosa menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering,
dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet.
Laktosa menghasilkan kompresibilitas yang baik, tidak berbau dan bersifat inert
(Lachman, 1994).
Talk
Talk merupakan glidan yang baik, karena dapat meningkatkan fluiditas massa yang
akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam
(Sulaiman, 2007).
Alasan penggunaan talk sebagai zat tambahan/pelicin karena memiliki beberapa
keuntungan seperti mudah didapat dan harganya murah,tidak diabsorbsi secara
sistemik sehingga tergolong tidak beracun. Serta talk dapat mencegah timbulnya noda
gelap pada tablet karena talk dapat di distribusi lebih homogen sehingga tablet yg
dihasilkan akan memiliki penampilan fisik yang baik (Wijayanti.dkk,2009).
Talk digunakan secara luas dalam formulasi sediaan padat oral sebagai pelumas dan
pengencer. Talk juga digunakan sebagai pelumas dalam formulasi tablet (Rowe, 2009).
4. Skema kerja dan peralatan
4.1 Skema Kerja
1. Skema kerja pembuatan slugging atau tablet besar
Bahan Tambahan
Pengempaan
Terbentuk
Slug/tablet besar
2. Skema pembuatan tablet Antalgin
Slug digerus
Diayak
Pengempaan kedua
Terbentuk
Tablet
Dikemas
4.2 Peralatan
1. Mesin tablet
2. Ayakan
3. Gelas kimia
4. Hot plate
5. Botol
6. Lumpang
7. Alu
8. Sendok tanduk
9. Batang pengaduk
10. Sudip
11. Lap kasar
12. Cawan porselin
13. Tisu
14. Neraca analikik
15. Ayakan no mesh 18 – 21
5. Preformulasi dan Informasi bahan
5.1 Farmakologi dan Farmasetika Zat Aktif
5.1.1 Farmakologi Antalgin
Indikasi : Analgesik dan Antipiretik
Kontraindikasi : Hipersensitivitas (termasuk rinitis, asma, urtikaria)
terhadap metamizole, turunan pirazolon lainnya,
NSAID lainnya, analgesik lainnya. Gangguan hati dan
ginjal berat.
Mekanisme : Bekerja dengan cara mengurangi sintesis
kerja prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase
(COX)-1 dan 2. Ini juga merangsang sekresi -endorfin
oleh hipotalamus hipofisis, mengurangi tingkat
pirogen endogen dan mempengaruhi pusat
termoregulasi di hipotalamus.
Farmakokinetik : Penyerapan: Dihidrolisis di saluran pencernaan
menjadi metabolit aktif 4-metil-amino-antipirin
(MAA). Ketersediaan hayati: Sekitar 90% (MAA).
Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
1-2 jam (oral).
Distribusi: Melewati plasenta dan memasuki ASI.
Pengikatan protein plasma: 58% (MAA), 48% [4-
amino-antipyrine (AA)], 14% [4-acetylamino-
antipyrine (AAA)] dan 18% [formyl-amino-antipyrine
(FAA)].
Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi 4-
formil-amino-antipirin (FAA) dan metabolit lainnya.
Ekskresi: Terutama melalui urin (sekitar 90% sebagai
metabolit); kotoran (sekitar 10%). Waktu paruh
eliminasi plasma: Kira-kira 14 menit.
Efek samping : Nyeri dada, mual, muntah, dispensia nyeri perut,
demam ,pusing.
Perhatian : Pasien dengan hipotonia, hipovolemia, dehidrasi,
kondisi KV tidak stabil, tukak lambung dan
duodenum, asma bronkial, intoleransi alkohol.
Gangguan hati dan ginjal ringan sampai sedang.
Anak-anak.
Dosis : Demam Oral, Dewasa: 0,5-1 g hingga 3-4 kali sehari.
Maks: 4 gram setiap hari. Durasi perawatan maks: 3-
5 hari. Anak: Sebagai methimazole Na tetes: 3 bulan
Dosis bervariasi berdasarkan berat badan. Dosis
yang dianjurkan: 8-16 mg/kg sebagai dosis tunggal,
dapat diulang jika perlu, hingga 3 atau 4 kali sehari.
Interaksi obat : Risiko trombositopenia dengan antikoagulan. Risiko
hipotermia berat dengan fenotiazin lain,
klorpromazin. Peningkatan efek/toksisitas dengan
TCA, kontrasepsi oral, MAOI, allopurinol. Penurunan
efek dengan barbiturat, glutetimida, fenilbutazon.
Meningkatkan efek hematotoksisitas metotreksat.
Meningkatkan efek agen antidiabetik oral,
sulfonamid, fenitoin.
Kegunaan : -
Pemerian : Serbuk hablur putih, atau putih kuning
kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam alkohol dan tidak
larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Amprotab/Amylum manihot
4. Talk
Pemerian Nama resmi
: Serbuk :granul
TALCUM
berwarna putih atau mengandung serat
Nama lain : Talk
yang berwarna krem atau putih. Tidak berasa dan
RM/BM : -/-
Rumus struktur
tidak berbau.
: -
kelarutan Pemerian
: Larut dalam
: Serbuk
air dingin
hablur,
yangsangat
membentuk
halus,larutan
licin, mudah
koloid melekat
kental; praktis
pada kulit,
tidak bebas
larut dari
dalambutiran,
kloroform,
warna putih
etanolkelabu.
kelarutan : Hampir tidak larut disemua pelarut
(95%) dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas dan diklorometan dan campuran
: Bahan stabil dan dapat methanol dengan dengan
distetilisasikan
diklorometan.
pemanasan pada 100 ̊C tidak kurang dari 1 jam.
Penyimpanan : Dalam wadah
Inkompatibilitas : Tidaktertutup baik senyawa ammonium kuartener.
cocok dengan
Stabilitas : Serbuk HPMC merupakan material yang stabil,
meskipun bersifat higroskopis setelah pengeringan
Inkompatibilitas : HPMC tidak inkompatibel dengan beberapa agen
pengoksidasi serta tidak dapat membentuk kompleks
dengan garam metalik dan ion organik.
5. Laktosa
Nama resmi : LACTOSUM
Nama lain : Laktosa, Saccharum lactis
RM/BM : C12H22O11.H2O / 36,30
Rumus struktur :
(Pubchem,2021)
Pemerian : Serbukhablur, putih, tidakberbau, rasa agakmanis
kelarutan : Larutdalam 6 bagian air, larutdalam 1 bagian air
mendidih. Sukarlarutdalametanol (95%) P,
praktistidaklarutdalamkloroform P dan dalameter P
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik
Stabilitas : Stabil disimpan pada tempat tertutup, kering dan
dingin.
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika
bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus
amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino,
aminofilin, amfetamin, lisinopril.
Perhitungan
DL Sehari = 500-1000 mg
DM Sehari = 4000 mg
= 1333,33 mg
= 1473,68 mg
8
DM sehari = x 4000 mg
20
= 1600 mg
= 225-450 mg
9
DM sehari = x 4000 mg
20
= 1800 mg
10
DM sehari = x 4000 mg
20
= 2000 mg
= 275-550 mg
11
DM sehari = x 4000 mg
20
= 2200 mg
= 300-600 mg
12
DM sehari = x 4000 mg
20
= 2400 mg
= 325-650 mg
13
DM sehari = x 4000 mg
20
= 2600 mg
= 350-700 mg
14
DM sehari = x 4000 mg
20
= 2800 mg
= 375-750 mg
15
DM sehari = x 4000 mg
20
= 3000 mg
= 400-800 mg
16
DM sehari = x 4000 mg
20
= 3200 mg
= 425-850 mg
17
DM sehari = x 4000 mg
20
= 3400 mg
= 450-900 mg
18
DM sehari = x 4000 mg
20
= 3600 mg
= 475-950 mg
19
DM sehari = x 4000 mg
20
= 3800 mg
= 500-1000 mg
20
DM sehari = x 4000 mg
20
= 4000 mg
Aturan pakai :
166,67−315,79 mg
a. Untuk usia 6 tahun = = 0,33-0,63 tab
500
184,21−368,42
b. Untuk usia 7 tahun = = 0,37-0,74 tab
500
200−400
c. Untuk usia 8 tahun = = 0,4-0,8 tab
500
225−450
d. Untuk usia 9 tahun = = 0,45-0,9 tab
500
250−500
e. Untuk usia 10 tahun = = 0,5-1 tab
500
275−550
f. Untuk usia 11 tahun = = 0,55-1,1 tab
500
3 00−600
g. Untuk usia 12 tahun = = 0,6-1,2 tab
500
325−65 0
h. Untuk usia 13 tahun = = 0,65-1,3 tab
500
35 0−700
i. Untuk usia 14 tahun = = 0,7-1,4 tab
500
375−75 0
j. Untuk usia 15 tahun = = 0,75-1,5 tab
500
4 00−800
k. Untuk usia 16 tahun = = 0,8-1,6 tab
500
425−850
l. Untuk usia 17 tahun = = 0,85-1,7 tab
500
45 0−900
m. Untuk usia 18 tahun = = 0,9-1,8 tab
500
475−95 0
n. Untuk usia 19 tahun = = 0,95-1,9 tab
500
5 00−1000
o. Untuk usia 20 tahun = = 1-2 tab
500
Misal :
Slug yang diperoleh hanya 695 mg dengan
6 95
kandungan zat aktif adalah = x 500 mg = 495,54 mg
701,25
6 95
jumlah tablet yang dapat dibuat adalah = x 10 tab
granul teoritis
6 95
= x 10 tab
701,25
= 9,91 tablet
Fase luar
Misal setelah dibuat slug, diperoleh granul 695 mg
Maka fase luar yang ditambahkan :
0,5
Mg stearat 0,5% = x 695 mg = 3,71 mg
93,5
1
Talk 1% = x 695 mg = 7,43 mg
93,5
5
Amylum manihot 5% = x 695 mg = 37,16 mg
93,5
Per batch
Antalgin = 500 mg x 10 = 5000 mg
Amylum Manihot = 52,5 mg x 10 = 525 mg (Fase dalam)
37,16 mg x 10 = 371,6 mg (Fase luar)
Total Amylum manihot = 525 mg + 371,6 mg = 896,6 mg
HPMC = 37,5 mg x 10 = 375 mg
Laktosa = 100 x 10 = 1000 mg
Mg stearat = 3,75 mg x 10 = 37,5 mg (Fase dalam)
3,71 mg x 10 = 37,1 mg (Fase luar)
Total mg stearat = 37,5 mg + 37,1 mg = 74,6 mg
Talk = 7,5 mg x 10 = 75 mg (Fase dalam)
7,43 mg x 10 = 74,3 mg (Fase luar)
Total talk = 75 mg + 74,3 mg = 149,3 mg
Penampuran awal
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang HPMC
3. Digerus zat aktif Antalgin
4. Digerus semua bahan hingga homogen lalu diayak.
Sluging
1. Disiapkan alat mesin tablet atau kempa
2. Dilakukan pengempaan pertama, digerus lalu diayak
Labeling
1. Ditutup kemasan primer yang telah diisi tablet antalgin
2. Ditempel label yang telah didesain pada kemasan primer
Kemasan sekunder
1. Dimasukkan strip tablet
2. Dimasukkan leaflet ke dalam box yang telah didesain.
8. Analisis Data
Penyelesaian :
A−B
F = X 100%
A
1.558 Mg−1.101 mg
= x 100 %
1.558 mg
69,6 mg
= x 100 %
1.558 mg
= 4,46 %
9. Pembahasan
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
(FI IV, 1995)
Metode granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi
sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak
hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
(Sopyan,I.2020).
Dari hasil uji kerapuhan tablet pada menit pertama, kelima tablet yang dimasukkan pada alat
ukur friabilitas tablet belum mengalami kerapuhan tetapi pada menit ke 2 lewat 11 detik
tablet 1, 2 dan 3 mengalami kerapuhan (pecah). Dan pada menit ketiga sisa tablet sama
sekali tidak mengalami kerapuhan tetapi kedua tablet tersebut tetap utuh seperti pada awal
dimasukkan ke dalam alat ukur friabilitas tablet dan setelah dihitung persentase dari uji
kerapuhan tablet, tablet ini tidak memenuhi syarat karena tablet yang diuji meiliki persentasi
4,46 % dan tidak sesuai dengan literatur menurut Kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah
1% (Wlodarski., 2016). Hasil uji kerapuhan berhubungan dengan hilangnya bobot akibat
pengikisan yang terjadi pada permukaan tablet, pada pemeriksaan ini dapat dipastikan
bahwa tablet yang memenuhi syarat pada pengujian akan tahan dari goresan ringan,
penanganan pada tablet, dan aman pada saat pengemasan.
Dari hasil uji kekerasan tablet di dapatkan hasil pada tablet I 2,8 kg, tablet II di dapatkan hasil
2,5 kg, tablet III di dapatkan hasil 5,3 kg, tablet IV di dapatkan hasil 5,2 kg, tablet V di
dapatkan hasil 5,3 kg. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa dari
kelima formula tersebut yang memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu
dalam rentang 4-8 kg (Sulistyaningrum., 2012) adalah formula, III, IV dan V sedangkan
formula I dan II dibawah 4 kg. Apabila kekerasan yang didapat melebihi atau kurang dari
rentang tersebut, maka tablet yang yang dihasilkan menjadi lebih keras dan membutuhkan
waktu yang lama untuk hancur dan kalau tablet dibawah rentang maka akan rapuh dan sulit
untuk berbentuk tablet. Kekerasan tablet harus diatur supaya tablet yang diproses
mempunyai kekerasan yang sesuai dengan persyaratan, sehingga tablet akan tahan terhadap
tekanan dan goncangan mekanik.
Hasil dari uji waktu hancur pada tablet yaitu tablet yang diuji hancur pada menit ke 4 sesuai
dengan literatur (Depkes RI, 1979). Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet
adalah tidak lebih dari 15 menit. Waktu hancur dapat dipengaruhi oleh bahan
penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat yang digunakan
dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan bahan yang akan menyebabkan
tablet pecah dan hancur dalam air atau cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur
yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang
cepat (kusuma, 2020).
2. kemasan
2.1 Kemasan primer
DAFTAR PUSTAKA
Bolhuis, G.K. and Z.T. Chowhan.(1996). Material for Direct Compaction, in: Pharmaceutical Powder
Compaction Technology, G. Alderborn and C. Nystrom (eds.), Marcel Dekker, Inc., New York,
41–423, 425-426, 429- 438.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Ed.III.Jakarta ; KEMENKES RI ;
1979.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Ed.V. Jakarta ; KEMENKES RI ;
2014.
Edy Hj, Maseuda RLK. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat. Klaten ; Lakeisha ; 2020.
Edge, S., Kibbe, A., Kussendrager, K.(2006). Lactose Monohydrate in : Pharmaceutical Press London,
Chicago.
Eyjolfsson R. Design and Manufacture of Pharmacetical Tablets. London ; Elsevier ; 2015.
Fatmawaty A, Nisa M, Rezki R. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta ; Deepublish ; 2015.
Fatimah.,S. dkk. Analisis Antalgin dalam Jamu Pegal Linu Yang Di jual Di Pasar Beringharjo
Yogyajarta. Yogyakarta ; STIKes Guna Bangsa Yogyakarta. 2017
Jaati, dkk. Optimasi Sodium Starch Glycolate dan Crospovidone Sebagai Super Disintegran dalam
Sediaan Orally Disintegrating Tablet Meloksikam. Universitas Jember : Jember, Jawa Timur ;
2019.
Kusuma, I. Dan prabandari, R. Optimasi Formula Tablet Piroksikam Menggunakan Eksipien Lkatosa,
Avicel Ph-101 dan Amprotab dengan Metode Simplex Lattice Design. Banyumas ; Universitas
Harapan Bangsa ; 2020
Lachman, L., & Lieberman, H. A.(1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua,1091-1098,
UI Press, Jakarta.
Mims. (2021). Diakses pada 29 September 2021 pada pukul 21.32 WITA.
Najihudin, A., Nuari, D. A., Sriarumtias, F. F., dan Julaikho, Y. R. (2021). FORMULASI DAN EVALUASI
TABLET DARI FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN DAUN CINCAU HIJAU (Premna oblongata Miq.).
Garut: Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Aji Najihudin Vol. 12; No. 1
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. United
Kingdom: The Pharmaceutical Press
Sulaiman, T.N.S.(2007). Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet : Penebar Swadaya
Sulistyaningrum Ih, Djatmiko M, Farmasi F, Wahid U, Semarang H. Uji Sifat Fisik Dan Disolusi Tablet
Isosorbid Dinitrat 5 Mg Sediaan Generik Dan Sediaan Dengan Nama Dagang. Maj Farm Dan
Farmakol. 2012;16(5):21–30.
Sopyan,I.(2020). Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet. Journal Majalah
Farmasetika. Vol. 5 No. 2 Hal. 82-93
Syukri. Y., dkk. (2018). Pemilihan Bahan Pengisi Untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa Boerl). Jurnal Sains Farmasi & Klinis. Vol 5. No. 1.
Tan dan Kirana. Pharmaceutical Assessment of Polyvinyl Pyrrolidone (PVP): As Excipient From
Conventional To Control Leddelivery Systems With a Spotlight On COVID-19 Inhibition.
University of Memphis, Memphis, USA ; 2007
Tim MGMP Pati. Ilmu Resep Teori Jilid III. Yogyakarta ; Deepublish ; 2019.
Tovey D.G. Pharmaceutical Formularica The Scince and Technology of Dosage Forms.United Kingdom
; British Library ; 2018.
Prayitno.,S dan Ahung.,M.S. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8. Yogyakarta : Graha
Ilmu. 2020
Rohmani, S., dan Rosyanti, H. (2019). Perbedaan Metode Penambahan Bahan Penghancur secar
Intragranular-Ekstragranular terhadap Sifat Fisik serta Profil Disolusi Tablet Ibuprofen.
Surakarta: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 4 No 2
Wijayanti,dkk.(2009). Pengaruh Talk pada berbagai konsentrasi sebagai bahan pelicin terhadap sifat
fisik Tabletpada formulasi Tablet Vit B kompleks. Fakultas MIPA universitas Udayana: Bali.
Wlodarski K, Tajber L, Sawicki W. Physicochemical Properties Of Direct Compression Tablets With
Spray Dried And Ball Milled Solid Dispersions Of Tadalafil In Pvp-Va. Eur J Pharm Biopharm
[Internet]. 2016;109:14–23.