Anda di halaman 1dari 28

JURNAL FORMULA TFSS

GRANULASI KERING ANTALGIN

OLEH:
KELOMPOK : 4
KELAS : C
ASISTEN : AGNES LALLO ALLOLAYUK

Nama Nim Tugas Nilai Nilai


dokume diskusi
n
Nur Afina G7011703 Preformulasi
3
Nurlela Agustinana G7011910 Preformulasi
9
Yefi Frisilawati G7011908 Formulasi
6
Melsa Nova G7011905 Formulasi
2
Moh Rafly Hasan G7011902 Kemasan
6
Shalsa Arabia G7017148 Evaluasi
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

I. RANCANGAN FORMULA
Nama Produk : Caligo
Nama Pabrik : PT. Sunny
No. Registrasi : DKL2120011110A1
Kandungan zat aktif : 500 mg
Bobot tablet : 750 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 10 tablet
Formula :
Setiap 500 mg sediaan mengandung
Fase dalam : 92% = 92/100 x 750 mg = 690 mg = 0,69 g
Fase luar : 8% = 8/100 x 750 mg = 60 mg = 0,06 g
Diperoleh dari hasil pengeringan 689,9 mg = 0,689 g
Jumlah

No. Nama bahan Fase Fungsi Dalam gr


Dalam %
atau ml

1. Antalgin Fase Zat aktif 500 0,5 g


2. Amylum manihot dalam Desintegran dalam 7% 0,0525 gr
3. HPMC 92% Pengikat 5% 0,0375 gr
4. Laktosa Pengisi q.s q.s
5. Mg. Stearat Fase luar Lubrikan 1% 0,0075 gr
6. Talk 8% Glidan 2% 0,015 gr
7. Amylum manihot Desintegran luar 5% 0,0375 gr
Bahan kemas :
Primer : Strips pack
Sekunder : Individual folding box
Label : Stiker
Leaflet : Kertas 70 gsm
Klaim etiket
1 box @ 10 strips, tiap 1 tablet mengandung 500 mg
Jumlah
2. No. No. item Nama bahan Fungsi
Per pc Per batch
1. A-00001 Antalgin Bronkodilator 500 mg 5000 mg
2. B-00001 Amylum Desintegran 52,5 mg 525 mg
manihot
3. B-00002 HPMC Pengikat 37,5 mg 375 mg
4. B-00003 Laktosa Pengisi q.s q.s
5. B-00004 Mg. Stearat Lubrikan 7,5 mg 75 mg
6. B-00005 Talk Glidan 15 mg 150 mg

3. Dasar Formulasi
a. Dasar pemilihan zat aktif
Antalgin adalah derivate metansulfonat dari Amidopirina yang bekerja terhadap susunan
saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat
pengatur suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai analgesik, antipiretik dan anti-
inflamasi. (Fatimah.,S. dkk, 2017)

Antalgin merupakan derivate antarnilat dengan khasiat analgetik, antipiretik dan


antiradang. (Prayitno.,S dan Ahung.,M.S, 2020)

Antalgin merupakan obat analgetik-antipiretik dan antiinflamasi. Analgesik adalah obat


untuk menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri di sistem
syaraf pusat tanpa menekan kesadaran, sedangkan antipiretik merupakan obat yang
menurunkan suhu tubuh yang tinggi. (Tan dan Kirana, 2007).

b. Dasar pemilihan metode granulasi


Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering bertujuan untuk dapat meningkatkan
sifat alir dan atau kemampuan kempa massa cetak tablet. Keuntungan granulasi kering
adalah tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi sehingga cocok
untuk zat aktif dan eksipien yang sensitif terhadap panas dan lembap. (Sopyan,I. 2020).

Tujuan dilakukan granulasi adalah mencegah serbuk menjadi saling tidak berikatan ketika
dikempa menjadi tablet dan memperbaiki kompatibilitas dan sifat alir serbuk (Edy, dkk,
2020).
Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi tujuannya supaya sifat alirnya baik
(Fice-Flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang
sama ke dalam mesin pencetak tablet (Tim MGMP Pati, 2015).

c. Dasar pemilihan kekuatan sediaan


Antalgin tersedia dalam beberapa bentuk yaitu 500 mg untuk obat tablet dan untuk obat
tablet dan kaplet 250 mg/ml untuk obat suntik (Tata, 2020)

Antalgin diberikan secara oral dengan dosis 500 – 1000 mg (Budugemiey. 2015)

Dosis antalgin kombinasi tiga kali sehari 1 tablet 500 mg setelah makan (Catur, K. 2017)

d. Dasar pembuatan zat aktif menjadi sediaan


Tablet memberikan dosis obat yang akurat dan stabil, bila diformulasikan dengan benar
mampu menghasilkan produksi ekonomi skala besar dengan tingkat keseragaman tablet
yang tinggi baik di dalam maupun diantara batch. Obat tersebut biasa disebut Active
Pharmaceutical Ingredient (API) / Bahan Aktif Farmasi. Bahkan dapat lebih dari satu API di
dalam satu tablet (Tovey, 2018).

Tablet digunakan terutama untuk pemberian obat sistemik, tetapi juga dapat digunakan
untuk tindakan lokal. Untuk penggunaan sistemik, obat harus dilepaskan dari tablet (yaitu
biasanya larut dalam cairan mulut, lambung, atau usus) dan setelah itu obat diserap ke
dalam obat sirkulasi sistemik, dimana obat mencapai tempat kerjanya. Sebagai alternative,
tablet dapat digunakan untuk meningkatkan sementara pH lambung (Syukri. Y., dkk. 2018).

Pencampuran bahan tersebut hampir selalu disertai dengan pengayakan. Tujuan utama
dari yang terakhir adalah eliminasi / pengurangan aglomerat dalam bahan mentah karena
sebagian besar peralatan pencampuran biasa tidak dapat menghilangkannya selama
pencampuran. Dapat dinyatakan dengan aman bahwa kebanyakan API adalah bubuk halus
atau sangat halus yang lebih atau kurang rentan terhadap aglomerasidan bahwa beberapa
eksipien yang memiliki sifat ini bahkan bahan komposisi langsung (Eyjolfison, 2015).

e. Dasar pemilihan zat tambahan


HPCM
 HPMC adalah salah satu pengikat turunan selulosa.HPMC banyak digunakan sebagai
bahan pengikat karena mempunyai sifat-sifat antara lain, memperbaiki daya alir dari
granul-granul sehingga menghasilkan tablet yang kompak dan secara kimia bersifat
inert (Nasution, B. M., 2011)
 Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan turunan selulosa yang dapat
digunakan sebagai bahan pengikat tablet, dengan tekanan kompresi yang sama
bahan pengikat HPMC menghasilkan tablet yang memiliki kerapuhan yang lebih baik
jika dibandingkan dengan tablet yang menggunakan bahan pengikat PVP.
Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) mempunyai sifat larut dalam air sehingga
menghasilkan larutan yang jernih dan dapat menghasilkan tablet yang cukup keras
(Marja, 2009)
 Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) tidak berbau dan tidak memiliki rasa, dan
berupa serbuk berwarna putih. Dapat digunakan sebagai pengikat tablet pada
konsentrasi 2% sampai 5% (HPE)

Amprotab/ amylum manihot


 Amprotab sebagai bahan penghancur memiliki kekuatan pada aksi kapiler yang akan
menarik cairan ke dalam tablet dan diharapkan dapat mempercepat waktu hancur
tablet (Rohman dan rosyanti. 2019)
 Penambahan amprotab sebagai penghancur (disintegrator) bertujuan untuk
memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah di telan oleh pasien (Najihudin, dkk.
2021)
 Amprotab sebagai penghancur yang merupakan kolida hidrofilik yang mempunyai
kapasitas absorbsi yang besar sehingga dalam tablet bahan ini akan mengembang,
menjadikan tablet pecah dan hancur. (Kusuma, I. Dan prabandari, R. 2020 )

Mg.stearat
 Mg stearat digunakan sebagai lubrikan pembatas kapsul dan tablet pada konsentrasi
0,25%_0,5% (Rowe,2009).
 Mg stearat mempengaruhi dengan mengurangi atau menambah interaksi
elektrostatik (Fatmawaty, 2015).
 Luas permukaan magnesium stearat (dan karenanya ukuran partikel) adalah properti
utama yang akan mempengaruhi efisiensi pelumasan (lubrikan) dan kekuatan
mekanik serta penetrasi airnya (Tovey, 2018).
Laktosa
 Laktosa dalam formulasi tablet berfungsi sebagai bahan pengisi yang baik karena
dapat memadatkan massa granul untuk metode granulasi kering juga pada metode
kempa langsung (Edge et al., 2006).
 Laktosa adalah bahan pengisi yang paling banyak dipakai pada formulasi tablet karena
tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat dan mudah didapatkan (Bond, 2009).
 Karna laktosa menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering,
dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet.
Laktosa menghasilkan kompresibilitas yang baik, tidak berbau dan bersifat inert
(Lachman, 1994).

Talk
 Talk merupakan glidan yang baik, karena dapat meningkatkan fluiditas massa yang
akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam
(Sulaiman, 2007).
 Alasan penggunaan talk sebagai zat tambahan/pelicin karena memiliki beberapa
keuntungan seperti mudah didapat dan harganya murah,tidak diabsorbsi secara
sistemik sehingga tergolong tidak beracun. Serta talk dapat mencegah timbulnya noda
gelap pada tablet karena talk dapat di distribusi lebih homogen sehingga tablet yg
dihasilkan akan memiliki penampilan fisik yang baik (Wijayanti.dkk,2009).
 Talk digunakan secara luas dalam formulasi sediaan padat oral sebagai pelumas dan
pengencer. Talk juga digunakan sebagai pelumas dalam formulasi tablet (Rowe, 2009).
4. Skema kerja dan peralatan
4.1 Skema Kerja
1. Skema kerja pembuatan slugging atau tablet besar

Alat dan Bahan

Bahan Tambahan

Dimasukkan zat aktif, lakosa ,


HPMC, amylum manihot, dan mg
stearate ½, talk ½ dan manihot
fase luar 1/2

Digerus hingga homogen

Pengempaan

Terbentuk

Slug/tablet besar
2. Skema pembuatan tablet Antalgin

Alat dan bahan

Slug digerus

Diayak

Dicampurkan sisa talk,


amilum dan mg stearate

Pengempaan kedua

Terbentuk

Tablet

Dikemas
4.2 Peralatan

1. Mesin tablet
2. Ayakan
3. Gelas kimia
4. Hot plate
5. Botol
6. Lumpang
7. Alu
8. Sendok tanduk
9. Batang pengaduk
10. Sudip
11. Lap kasar
12. Cawan porselin
13. Tisu
14. Neraca analikik
15. Ayakan no mesh 18 – 21
5. Preformulasi dan Informasi bahan
5.1 Farmakologi dan Farmasetika Zat Aktif
5.1.1 Farmakologi Antalgin
Indikasi : Analgesik dan Antipiretik
Kontraindikasi : Hipersensitivitas (termasuk rinitis, asma, urtikaria)
terhadap metamizole, turunan pirazolon lainnya,
NSAID lainnya, analgesik lainnya. Gangguan hati dan
ginjal berat.
Mekanisme : Bekerja dengan cara mengurangi sintesis
kerja prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase
(COX)-1 dan 2. Ini juga merangsang sekresi -endorfin
oleh hipotalamus hipofisis, mengurangi tingkat
pirogen endogen dan mempengaruhi pusat
termoregulasi di hipotalamus.
Farmakokinetik : Penyerapan: Dihidrolisis di saluran pencernaan
menjadi metabolit aktif 4-metil-amino-antipirin
(MAA). Ketersediaan hayati: Sekitar 90% (MAA).
Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
1-2 jam (oral).
Distribusi: Melewati plasenta dan memasuki ASI.
Pengikatan protein plasma: 58% (MAA), 48% [4-
amino-antipyrine (AA)], 14% [4-acetylamino-
antipyrine (AAA)] dan 18% [formyl-amino-antipyrine
(FAA)].
Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi 4-
formil-amino-antipirin (FAA) dan metabolit lainnya.
Ekskresi: Terutama melalui urin (sekitar 90% sebagai
metabolit); kotoran (sekitar 10%). Waktu paruh
eliminasi plasma: Kira-kira 14 menit.
Efek samping : Nyeri dada, mual, muntah, dispensia nyeri perut,
demam ,pusing.
Perhatian : Pasien dengan hipotonia, hipovolemia, dehidrasi,
kondisi KV tidak stabil, tukak lambung dan
duodenum, asma bronkial, intoleransi alkohol.
Gangguan hati dan ginjal ringan sampai sedang.
Anak-anak.
Dosis : Demam Oral, Dewasa: 0,5-1 g hingga 3-4 kali sehari.
Maks: 4 gram setiap hari. Durasi perawatan maks: 3-
5 hari. Anak: Sebagai methimazole Na tetes: 3 bulan
Dosis bervariasi berdasarkan berat badan. Dosis
yang dianjurkan: 8-16 mg/kg sebagai dosis tunggal,
dapat diulang jika perlu, hingga 3 atau 4 kali sehari.
Interaksi obat : Risiko trombositopenia dengan antikoagulan. Risiko
hipotermia berat dengan fenotiazin lain,
klorpromazin. Peningkatan efek/toksisitas dengan
TCA, kontrasepsi oral, MAOI, allopurinol. Penurunan
efek dengan barbiturat, glutetimida, fenilbutazon.
Meningkatkan efek hematotoksisitas metotreksat.
Meningkatkan efek agen antidiabetik oral,
sulfonamid, fenitoin.

6.1.2 Farmasetika Antalgin


Nama resmi : METHAMPYRONI COMPRESSI
Nama lain : Antalgin/ metampiron
RM/BM : C13H16NaO4S.H2O
Rumus struktur :

Kegunaan : -
Pemerian : Serbuk hablur putih, atau putih kuning
kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam alkohol dan tidak
larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Stabilitas : Tidak stabil terhadap udara lembab dan harus


terlindung dari cahaya
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap amydopyrine

5.2 Farmasetika zat tambahan


1. Magnesium stearat
Nama resmi : MAGNESIUM STEARAS
Nama lain : Magnesium stearat
RM/BM : Mg(C18H35O2)2 / 591,27 g/mol
Rumus struktur : -
Pemerian : Serbuk halus, putih, licin, dan mudah melekat pada
kulit, bau lemah khas.
kelarutan : Hampir tidak larut disemua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Bahan stabil dan dapat distetilisasikan dengan
pemanasan pada 100 ̊C tidak kurang dari 1 jam.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan senyawa ammonium kuartener.

2. Amprotab/Amylum manihot

Nama resmi : AMYLUM MANIHOT


Nama lain : Pati singkong
RM/BM : -/-
Rumus struktur : -
Pemerian : Serbuk halus, kadang-kang berupa gumpalan kecil;
putih; tidak berbau; tidak berasa.
kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin etanol (95%).
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi
5-10 %
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan
kering.
Nama resmiStabilitas: HYDROXY
: PROPYL METHYL
Stabilitas nampun CELLULOSE
higroskopis
Nama lain Inkompatibilitas
: Hydroxypropyl methyl cellulose
: Tidak cocok dengan zat pengoksidasi kuat
RM/BM : C56H108030 /1.261,4
Rumus struktur :
3. HPMC

4. Talk
Pemerian Nama resmi
: Serbuk :granul
TALCUM
berwarna putih atau mengandung serat
Nama lain : Talk
yang berwarna krem atau putih. Tidak berasa dan
RM/BM : -/-
Rumus struktur
tidak berbau.
: -
kelarutan Pemerian
: Larut dalam
: Serbuk
air dingin
hablur,
yangsangat
membentuk
halus,larutan
licin, mudah
koloid melekat
kental; praktis
pada kulit,
tidak bebas
larut dari
dalambutiran,
kloroform,
warna putih
etanolkelabu.
kelarutan : Hampir tidak larut disemua pelarut
(95%) dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas dan diklorometan dan campuran
: Bahan stabil dan dapat methanol dengan dengan
distetilisasikan
diklorometan.
pemanasan pada 100 ̊C tidak kurang dari 1 jam.
Penyimpanan : Dalam wadah
Inkompatibilitas : Tidaktertutup baik senyawa ammonium kuartener.
cocok dengan
Stabilitas : Serbuk HPMC merupakan material yang stabil,
meskipun bersifat higroskopis setelah pengeringan
Inkompatibilitas : HPMC tidak inkompatibel dengan beberapa agen
pengoksidasi serta tidak dapat membentuk kompleks
dengan garam metalik dan ion organik.
5. Laktosa
Nama resmi : LACTOSUM
Nama lain : Laktosa, Saccharum lactis
RM/BM : C12H22O11.H2O / 36,30
Rumus struktur :

(Pubchem,2021)
Pemerian : Serbukhablur, putih, tidakberbau, rasa agakmanis
kelarutan : Larutdalam 6 bagian air, larutdalam 1 bagian air
mendidih. Sukarlarutdalametanol (95%) P,
praktistidaklarutdalamkloroform P dan dalameter P
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik
Stabilitas : Stabil disimpan pada tempat tertutup, kering dan
dingin.
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika
bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus
amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino,
aminofilin, amfetamin, lisinopril.

Perhitungan
DL Sehari = 500-1000 mg
DM Sehari = 4000 mg

 Untuk usia 6 tahun


6
DL sehari = x 500-1000 mg
6+12
= 166,67-315,79 mg
6
DM sehari = x 4000 mg
6+12

= 1333,33 mg

 Untuk usia 7 tahun


7
DL sehari = x 500-1000 mg
7+12
= 184,21-368,42 mg
7
DM sehari = x 4000 mg
7+12

= 1473,68 mg

 Untuk usia 8 tahun


8
DL sehari = x 500-1000 mg
20
= 200-400 mg

8
DM sehari = x 4000 mg
20

= 1600 mg

 Untuk usia 9 tahun


9
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 225-450 mg

9
DM sehari = x 4000 mg
20

= 1800 mg

 Untuk usia 10 tahun


10
DL sehari = x 500-1000 mg
20
= 250-500 mg

10
DM sehari = x 4000 mg
20

= 2000 mg

 Untuk usia 11 tahun


11
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 275-550 mg

11
DM sehari = x 4000 mg
20

= 2200 mg

 Untuk usia 12 tahun


12
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 300-600 mg

12
DM sehari = x 4000 mg
20

= 2400 mg

 Untuk usia 13 tahun


13
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 325-650 mg

13
DM sehari = x 4000 mg
20

= 2600 mg

 Untuk usia 14 tahun


14
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 350-700 mg
14
DM sehari = x 4000 mg
20

= 2800 mg

 Untuk usia 15 tahun


15
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 375-750 mg

15
DM sehari = x 4000 mg
20

= 3000 mg

 Untuk usia 16 tahun


16
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 400-800 mg

16
DM sehari = x 4000 mg
20

= 3200 mg

 Untuk usia 17 tahun


17
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 425-850 mg

17
DM sehari = x 4000 mg
20

= 3400 mg

 Untuk usia 18 tahun


18
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 450-900 mg
18
DM sehari = x 4000 mg
20

= 3600 mg

 Untuk usia 19 tahun


19
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 475-950 mg

19
DM sehari = x 4000 mg
20

= 3800 mg

 Untuk usia 20 tahun


20
DL sehari = x 500-1000 mg
20

= 500-1000 mg

20
DM sehari = x 4000 mg
20

= 4000 mg

Aturan pakai :

166,67−315,79 mg
a. Untuk usia 6 tahun = = 0,33-0,63 tab
500

184,21−368,42
b. Untuk usia 7 tahun = = 0,37-0,74 tab
500

200−400
c. Untuk usia 8 tahun = = 0,4-0,8 tab
500

225−450
d. Untuk usia 9 tahun = = 0,45-0,9 tab
500

250−500
e. Untuk usia 10 tahun = = 0,5-1 tab
500

275−550
f. Untuk usia 11 tahun = = 0,55-1,1 tab
500
3 00−600
g. Untuk usia 12 tahun = = 0,6-1,2 tab
500

325−65 0
h. Untuk usia 13 tahun = = 0,65-1,3 tab
500

35 0−700
i. Untuk usia 14 tahun = = 0,7-1,4 tab
500

375−75 0
j. Untuk usia 15 tahun = = 0,75-1,5 tab
500

4 00−800
k. Untuk usia 16 tahun = = 0,8-1,6 tab
500

425−850
l. Untuk usia 17 tahun = = 0,85-1,7 tab
500

45 0−900
m. Untuk usia 18 tahun = = 0,9-1,8 tab
500

475−95 0
n. Untuk usia 19 tahun = = 0,95-1,9 tab
500

5 00−1000
o. Untuk usia 20 tahun = = 1-2 tab
500

Perhitungan Bahan (per pcs dan per batch)


Kadar antalgin 500 mg
Bobot tablet 750 mg
92
Fase dalam 92% = x 750 mg = 690 mg
100
8
Fase luar 8% = x 750 mg = 60 mg
100

Per pcs (Fase dalam)


Massa Slug (92%) + Fase luar (1,5%) sebagai lubrikan dan glidan
Antalgin = 500 mg
7
Amylum manihot 7% = x 750 mg = 52,5 mg
100
5
HPMC 5% = x 750 mg = 37,5 mg
100
Laktosa = 690 – (500 +52,5 + 37,5)
= 690 – 590 mg
= 100 mg
0,5
Mg stearat 0,5% = x 750 mg = 3,75 mg
100
1
Talk 1% = x 750 mg = 7,5 mg
100
Total massa slug untuk 1 tablet = 701,25 mg

Misal :
Slug yang diperoleh hanya 695 mg dengan
6 95
kandungan zat aktif adalah = x 500 mg = 495,54 mg
701,25
6 95
jumlah tablet yang dapat dibuat adalah = x 10 tab
granul teoritis
6 95
= x 10 tab
701,25
= 9,91 tablet

Fase luar
Misal setelah dibuat slug, diperoleh granul 695 mg
Maka fase luar yang ditambahkan :
0,5
Mg stearat 0,5% = x 695 mg = 3,71 mg
93,5
1
Talk 1% = x 695 mg = 7,43 mg
93,5
5
Amylum manihot 5% = x 695 mg = 37,16 mg
93,5

Per batch
Antalgin = 500 mg x 10 = 5000 mg
Amylum Manihot = 52,5 mg x 10 = 525 mg (Fase dalam)
37,16 mg x 10 = 371,6 mg (Fase luar)
Total Amylum manihot = 525 mg + 371,6 mg = 896,6 mg
HPMC = 37,5 mg x 10 = 375 mg
Laktosa = 100 x 10 = 1000 mg
Mg stearat = 3,75 mg x 10 = 37,5 mg (Fase dalam)
3,71 mg x 10 = 37,1 mg (Fase luar)
Total mg stearat = 37,5 mg + 37,1 mg = 74,6 mg
Talk = 7,5 mg x 10 = 75 mg (Fase dalam)
7,43 mg x 10 = 74,3 mg (Fase luar)
Total talk = 75 mg + 74,3 mg = 149,3 mg

7. Rancangan dasar proses manufaktur


 Persiapan kemasan primer
1. Disiapkan kemasan yang telah didesain untuk digunakan
2. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses

 Penampuran awal
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang HPMC
3. Digerus zat aktif Antalgin
4. Digerus semua bahan hingga homogen lalu diayak.

 Sluging
1. Disiapkan alat mesin tablet atau kempa
2. Dilakukan pengempaan pertama, digerus lalu diayak

 Pencampuran akhir dan pengisian


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditambahlan sisa pati Mg. Stearate dan talk, dicampur hingga homogen
3. Dimasukkan ke dalam mesin kempa
4. Dimasukkan tablet yang sudah jadi ke dalam kemasan primer

 Labeling
1. Ditutup kemasan primer yang telah diisi tablet antalgin
2. Ditempel label yang telah didesain pada kemasan primer

 Kemasan sekunder
1. Dimasukkan strip tablet
2. Dimasukkan leaflet ke dalam box yang telah didesain.
8. Analisis Data

Dik : A (bobot 5 tablet) = 1.558 mg


B (bobot sisa tablet) = 1.101 mg

Dit : persentase (friabilitas) pada uji kerapuhan

Penyelesaian :

A−B
F = X 100%
A

1.558 Mg−1.101 mg
= x 100 %
1.558 mg

69,6 mg
= x 100 %
1.558 mg

= 4,46 %
9. Pembahasan
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
(FI IV, 1995)

Metode granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi
sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak
hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
(Sopyan,I.2020).

Dari hasil uji kerapuhan tablet pada menit pertama, kelima tablet yang dimasukkan pada alat
ukur friabilitas tablet belum mengalami kerapuhan tetapi pada menit ke 2 lewat 11 detik
tablet 1, 2 dan 3 mengalami kerapuhan (pecah). Dan pada menit ketiga sisa tablet sama
sekali tidak mengalami kerapuhan tetapi kedua tablet tersebut tetap utuh seperti pada awal
dimasukkan ke dalam alat ukur friabilitas tablet dan setelah dihitung persentase dari uji
kerapuhan tablet, tablet ini tidak memenuhi syarat karena tablet yang diuji meiliki persentasi
4,46 % dan tidak sesuai dengan literatur menurut Kriteria pada uji kerapuhan yaitu di bawah
1% (Wlodarski., 2016). Hasil uji kerapuhan berhubungan dengan hilangnya bobot akibat
pengikisan yang terjadi pada permukaan tablet, pada pemeriksaan ini dapat dipastikan
bahwa tablet yang memenuhi syarat pada pengujian akan tahan dari goresan ringan,
penanganan pada tablet, dan aman pada saat pengemasan.

Dari hasil uji kekerasan tablet di dapatkan hasil pada tablet I 2,8 kg, tablet II di dapatkan hasil
2,5 kg, tablet III di dapatkan hasil 5,3 kg, tablet IV di dapatkan hasil 5,2 kg, tablet V di
dapatkan hasil 5,3 kg. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa dari
kelima formula tersebut yang memenuhi persyaratan kekerasan tablet yang baik, yaitu
dalam rentang 4-8 kg (Sulistyaningrum., 2012) adalah formula, III, IV dan V sedangkan
formula I dan II dibawah 4 kg. Apabila kekerasan yang didapat melebihi atau kurang dari
rentang tersebut, maka tablet yang yang dihasilkan menjadi lebih keras dan membutuhkan
waktu yang lama untuk hancur dan kalau tablet dibawah rentang maka akan rapuh dan sulit
untuk berbentuk tablet. Kekerasan tablet harus diatur supaya tablet yang diproses
mempunyai kekerasan yang sesuai dengan persyaratan, sehingga tablet akan tahan terhadap
tekanan dan goncangan mekanik.
Hasil dari uji waktu hancur pada tablet yaitu tablet yang diuji hancur pada menit ke 4 sesuai
dengan literatur (Depkes RI, 1979). Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet
adalah tidak lebih dari 15 menit. Waktu hancur dapat dipengaruhi oleh bahan
penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat yang digunakan
dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan bahan yang akan menyebabkan
tablet pecah dan hancur dalam air atau cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur
yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang
cepat (kusuma, 2020).
2. kemasan
2.1 Kemasan primer

DAFTAR PUSTAKA

2.2 Kemasan sekunder


2.3 Leaflet
DAFTAR PUSTAKA

Bolhuis, G.K. and Z.T. Chowhan.(1996). Material for Direct Compaction, in: Pharmaceutical Powder
Compaction Technology, G. Alderborn and C. Nystrom (eds.), Marcel Dekker, Inc., New York,
41–423, 425-426, 429- 438.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Ed.III.Jakarta ; KEMENKES RI ;
1979.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Ed.V. Jakarta ; KEMENKES RI ;
2014.
Edy Hj, Maseuda RLK. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat. Klaten ; Lakeisha ; 2020.
Edge, S., Kibbe, A., Kussendrager, K.(2006). Lactose Monohydrate in : Pharmaceutical Press London,
Chicago.
Eyjolfsson R. Design and Manufacture of Pharmacetical Tablets. London ; Elsevier ; 2015.
Fatmawaty A, Nisa M, Rezki R. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta ; Deepublish ; 2015.
Fatimah.,S. dkk. Analisis Antalgin dalam Jamu Pegal Linu Yang Di jual Di Pasar Beringharjo
Yogyajarta. Yogyakarta ; STIKes Guna Bangsa Yogyakarta. 2017

Jaati, dkk. Optimasi Sodium Starch Glycolate dan Crospovidone Sebagai Super Disintegran dalam
Sediaan Orally Disintegrating Tablet Meloksikam. Universitas Jember : Jember, Jawa Timur ;
2019.
Kusuma, I. Dan prabandari, R. Optimasi Formula Tablet Piroksikam Menggunakan Eksipien Lkatosa,
Avicel Ph-101 dan Amprotab dengan Metode Simplex Lattice Design. Banyumas ; Universitas
Harapan Bangsa ; 2020

Lachman, L., & Lieberman, H. A.(1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua,1091-1098,
UI Press, Jakarta.

Mims. (2021). Diakses pada 29 September 2021 pada pukul 21.32 WITA.
Najihudin, A., Nuari, D. A., Sriarumtias, F. F., dan Julaikho, Y. R. (2021). FORMULASI DAN EVALUASI
TABLET DARI FRAKSI AKTIF ANTIOKSIDAN DAUN CINCAU HIJAU (Premna oblongata Miq.).
Garut: Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Aji Najihudin Vol. 12; No. 1

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. United
Kingdom: The Pharmaceutical Press
Sulaiman, T.N.S.(2007). Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet : Penebar Swadaya
Sulistyaningrum Ih, Djatmiko M, Farmasi F, Wahid U, Semarang H. Uji Sifat Fisik Dan Disolusi Tablet
Isosorbid Dinitrat 5 Mg Sediaan Generik Dan Sediaan Dengan Nama Dagang. Maj Farm Dan
Farmakol. 2012;16(5):21–30.
Sopyan,I.(2020). Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet. Journal Majalah
Farmasetika. Vol. 5 No. 2 Hal. 82-93

Syukri. Y., dkk. (2018). Pemilihan Bahan Pengisi Untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa Boerl). Jurnal Sains Farmasi & Klinis. Vol 5. No. 1.
Tan dan Kirana. Pharmaceutical Assessment of Polyvinyl Pyrrolidone (PVP): As Excipient From
Conventional To Control Leddelivery Systems With a Spotlight On COVID-19 Inhibition.
University of Memphis, Memphis, USA ; 2007

Tim MGMP Pati. Ilmu Resep Teori Jilid III. Yogyakarta ; Deepublish ; 2019.
Tovey D.G. Pharmaceutical Formularica The Scince and Technology of Dosage Forms.United Kingdom
; British Library ; 2018.
Prayitno.,S dan Ahung.,M.S. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8. Yogyakarta : Graha
Ilmu. 2020
Rohmani, S., dan Rosyanti, H. (2019). Perbedaan Metode Penambahan Bahan Penghancur secar
Intragranular-Ekstragranular terhadap Sifat Fisik serta Profil Disolusi Tablet Ibuprofen.
Surakarta: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 4 No 2
Wijayanti,dkk.(2009). Pengaruh Talk pada berbagai konsentrasi sebagai bahan pelicin terhadap sifat
fisik Tabletpada formulasi Tablet Vit B kompleks. Fakultas MIPA universitas Udayana: Bali.
Wlodarski K, Tajber L, Sawicki W. Physicochemical Properties Of Direct Compression Tablets With
Spray Dried And Ball Milled Solid Dispersions Of Tadalafil In Pvp-Va. Eur J Pharm Biopharm
[Internet]. 2016;109:14–23.

Anda mungkin juga menyukai