Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FITOFARMASETIKA

PENGEMBANGAN PRODUK SEDIAAN GEL KOMBINASI


EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricita L) DENGAN DAUN
KERSEN (Muntingia calabura L) SEBAGAI ANTIBAKTERI
Propionibacterium acnes PENYEBAB JERAWAT

Oleh :

NEVTI SUNDARI 08061181722001

MEGA NIRWANA SK 08061181722011

SITI NURHALIZA 080611817220

ANGELINA GITA 08061281722051

ITA NURITASARI 08061281722071

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jerawat (acne vulgaris) merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari
unit pilosebaseus yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustule,
nodul, kista, dan skar (Saragih, dkk., 2016). Jerawat sering terjadi pada kulit
wajah, leher, dada, dan punggung. Meskipun jerawat tidak berdampak fatal,
tetapi cukup merisaukan karena dapat menurunkan kepercayaan diri, terutama
mereka yang peduli akan penampilan (Tjekyan, 2008).
Di Indonesia, catatan studi dermatologi kosmetika Indonesia menunjukkan
yaitu terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun
2007 (Purwaningdyah dan Nelva, 2013). Baik di Negara maju maupun
berkembang, penderita penyakit jerawat lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria, dengan puncak kejadian usia 15 tahun (Lynn, dkk., 2016).
Penyebab terjadinya jerawat antara lain factor genetic, endokrin, psikis,
musim, stres, makanan, keaktifan kelenjar subasea, infeki bateri, kosmetika
dan bahan kimia lain (Al-Hoqail, 2003). Jerawat dapat disebabkan oleh
aktivitas kelenjar minyak yang berlebihan dan diperburuk oleh infeksi bakteri.
Bakteri penyebab jerawat terdiri dari Propionibacterium acnes
(Chomnawang, dkk., 2007). Staphylococcus aureus (Sarlina, dkk., 2017)
Staphylococcus epidermis (Suryana, dkk., 2017) dll.
Antibiotic digunakan sebagai salah satu cara yang efektif dalam
pengobatan jerawat, seperti klindamisin, tetrasiklin,dan eritromisin (Guay,
2007). Tetapi, penggunaan antibiotic yang tidak tepat dapat menyebabkan
resistensi (Sholih, dkk., 2015). Oleh karena itu, diperlukan adanya terapi
alternative dari tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antibakteri.
Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh
bakteri dengan penyebab infeksi. Infeksi disebabkan oleh bakteri atau
mikrooganisme yang pathogen, dimana mikroba masuk kedalam jaringan
tubuh dan berkembang biak didalam jaringan. Di antara bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi antata lain yaitu Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, empiema,
endokarditis atau sepsis dengan supurasi tiap organ (Jawetz et al, 2001).
Di alam terdapat banyak tanaman yang memiliki khasiat sebagai
antibakteri, diantaranya daun sirsak dan daun kersen. Menurut hasil penelitian
daun sirsak (Annona maricita L) mengandung senyawa metabolit sekunder
flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antibakteri (Soni dan Putra, 2013)..
Hasil pengujian KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) yang dilakukan
(Rahman, 2016) ekstrak daun sirsak memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan Propionibacterium acnes pada konsentrasi 3% dengan daya
hambat 0,28 mm ± 0, 03 (Swanson,2003). Pada penelitian sebelumnya yang
diujikan terhadap hewan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak
(Annona maricita L) memiliki aktivitas sebagai anti inflamasi. Kandungan
asetogenin pada daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
kulit yang disebabkan oleh beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus
dan Propionibacterium acnes (Jagtap et al, 2009).
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa daun kersen
(Muntingia calabura L) memiliki senyawa bioaktif berupa saponin, flavonoid,
polifenol, triterpen, steroid, dan tannin pada daunnya, yang berpotensi sebagai
antibakteri. Penelitian lainnya mengenai hasil isolasi dan uji daya antimikroba
ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) menjelaskan bahwa hasil isolasi
daun kersen menggunakan ekstrak etanol memiliki daya antimikroba terhadap
bakteri Escherchia coli, Pnemonia aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
B.subtilis dimana peningkatan konsentrasi ekstrak akan memiliki daya hambat
yang lebih besar (Depkes RI, 2000).
Penelitian tentang kombinasi ekstrak daun sirsak dan daun kersen sebagai
antibakteri penyebab jerawat belum pernah dilakukan. Untuk itu pada
penelitian ini akan dicoba dikembangkan dengan tujuan untuk mendapatkan
efek yang lebih sinergis sehingga bias memperkuat kerja antibakteri. Selain
itu juga dari beberapa penelitian dijelaskan bahwa daun sirsak selain sebagai
antibakteri dapat juga digunakan sebagai anti inflamasi sehingga bisa
diaplikasikan sebagai bahan aktif alami untuk pengobatan jerawat.
Untuk memanfaatkan daun sirsak dan daun kersen sebagai obat bahan
alam dalam mengatasi jerawat, dilakukan formulasi kombinasi ekstrak daun
kersen dan daun sirsak menjadi bentuk sediaan yang mudah digunakan,
seperti hal nya bentuk sediaan gel. Gel merupakan sediaan semisolid dengan
basis yang mudah dicuci sehingga besar harapan dapat disukai oleh
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk sediaan
gel dari kombinasi ekstrak yang paling efektif sebagai anti jerawat terhadap
bakteri P. acnes.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana penyiapan sampel ekstrak etanol daun sirsak (Annona
maricita L) dan daun kersen (Muntingia calabura L)?
1.2.2 Bagaiman formulasi sediaan gel kombinasi ekstrak daun sirsak (Annona
muricita L) dengan daun kersen (Muntingia calabura L) sebagai antibakteri
propionibacterium acnes penyebab jerawat?
1.2.3 Bahan eksipien apa saja yang digunakan dalam formulasi sediaan gel
kombiasi ekstrak daun sirsak (Annona muricita L) dengan daun kersen
(Muntingia calabura L)?
1.2.4 Aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam penjaminan mutu sediaan
gel kombiasi ekstrak daun sirsak (Annona muricita L) dengan daun kersen
(Muntingia calabura L)?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui penyiapan sampel ekstrak etanol daun sirsak (Annona
maricata L) dan daun kersen (Muntingia calabura L)
1.3.2 Mengetahui formulasi sediaan gel kombinasi ekstrak daun sirsak
(Annona muricita L) dengan daun kersen (Muntingia calabura L) sebagai
antibakteri propionibacterium acnes penyebab jerawat
1.3.3 Mengetahui Bahan eksipien apa saja yang digunakan dalam formulasi
sediaan gel kombiasi ekstrak daun sirsak (Annona muricita L) dengan daun
kersen (Muntingia calabura L)
1.3.4 Mengetahui Aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam penjaminan
mutu sediaan gel kombiasi ekstrak daun sirsak (Annona muricita L) dengan
daun kersen (Muntingia calabura L)
1.4 MANFAAT
Pembuatan makalah ini ditujukan sebagai literature yang dapat digunakan
untuk mengetahui manfaat dari daun sirsak dan daun kersen serta kandungan
senyawa metabolit sekunder nya. Selain itu, juga dapat bermanfaat untuk
mengetahui formulasi, proses pembuatan dan pengujian yang dilakukan dalam
pembuatan gel kombinasi ekstrak daun sirsak (Annona muricita L) dengan
daun kersen (Muntingia calabura L).

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hoqail, I. A. 2002, Knowledge, Beliefs and Perception of Youth Toward
Acne Vulgaris. Studi Med J. 24 (7) : 765-768 .
Chomnawang, M. T., Suvimol Surassmo, Veena S. Nukoolkarn, dan Wandee
Gritsanapan. 2007, Effect of Garcinia mangostana on Inflammation Caused by
Propionibacterium acnes. Fitoterapia. 78(6) : 401-408.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000, Parameter Standar Umum
Esktrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Guay, D. R. P. 2007, Topical Clindamicyn in The Management of Acne
Vulgaris. Expert Opin. Pharmacother. 8(15) : 2625-2664.
Jagtap, N. S., Khadabah, S.S., and Ghorpade, D. S. 2009, Antimicrobial and
Antifungal Activity of Centella asiatica (L) Urb, Umbeliferae. Research
J.Pharm and Tech. 2(2) : 328-330.
Jawetz, E., dkk. 2001, Mikrobiologi Kedokteran Edisi XXII. Diterjemahkan
oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Salemba Medika. Jakarta.
Lynn, D. D., Tamara Umari, Caori A. D., dan Robert P. D. 2016, The
Epidemiology of Acne Vulgaris in Late Adolescence. Adolescent Health,
Medicine and Therapeutics. 7 : 13-25.
Purwaningdyah, R. A. K., dan Nelva K. J. 2013, Profil Penderita Acne
Vulgaris pada Siswa-Siswi di SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. E-Journal
FK USU. 1(1) : 1-8.
Saragih, D. F., Hendri Opod, dan Cicilia Pali. 2016, Hubungan Tingkat
Kepercayaan Diri dan Jerawat (Acne Vulgaris) pada Siswa-Siswi kelas XII di
SMA Negeri 1 Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm). 4(1).
Sarlina, Abdul Rahman Razak, dan Muhammad Rinaldhi Tandah. 2017, Uji
Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon nardus
L. Rendle) terhadap Bakteri S. aureus Penyebab Jerawat. Jurnal Farmasi
Galenika. 3(2) : 143-149.
Sholih, M. G., Ahmad M., dan Siti S. 2015, Rasionalitas Penggunaan
Antibiotik di Salah Satu Rumah Sakit Umum di Bandung Tahun 2010. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. 4(1) : 63-70.
Soni AA, R Pratopo RHM, dan Putra JA. 2013, Formulasi Sediaan Krim Dari
Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Sebagai Antioksidan
dan Tabir Surya. (Skripsi). Universitas Halu Oleo.
Suryana, S., Yen Yen Ade Nuraeni, dan Tina Rostinawati. 2017, Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol dari Lima Tanaman Terhadap Bakteri
Staphylococcus epidermidis dengan Metode Mikrodilusi M7-A6CLSI. IJPST.
4(1) : 1-9.
Swanson, LK. 2003, Antibiotic Resistance of Propionibacterium acnes in
Acnes Vulgaris. Dermatology Nursing. 5 : 359-361.
Tjekyan, R. M. S. 2008, Kejadian dan Faktor Resiko Acne Vulgaris. Media
Medika Indonesia. 43(1) : 37-43.

Anda mungkin juga menyukai