ABSTRAK
Acne vulgaris atau yang biasa disebut jerawat merupakan masalah kulit berupa infeksi da
n peradangan pada unit pilosebasea. Jerawat biasanya terjadi pada usia anak-anak hingga remaja.
Terjadi pada daerah punggung, bahu, wajah, dan dada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
manfaat kandungan dari daun beluntas sebagai obat antiacne. Penelitian ini berjenis penelitian be
rupa metode studi pustaka. Studi pustaka dapat ditempuh dengan jalan mengumpulkan referensi
yang terdiri dari beberapa penelitian terdahulu yang kemudian dikompilasi untuk menarik kesimp
ulan. Cara pengumpulan data yaitu dengan membandingkan hasil survei yang telah dilakukan
dengan keadaan ataupun manfaat dari daun beluntas (Pluchea indica L) sebagai antiacne dan
pemanfaatan daun beluntas sebagai produk kosmetik. Hasil dari studi literatur yang sudah dilaku
kan, manfaat daun beluntas untuk kesehatan kulit wajah yaitu sebagai antibakteri tepatnya sebaga
i antijerawat yang dapat menghambat aktivitas bakteri penyebab jerawat pada kulit wajah antara l
ain, bakteri Propinibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Bacill
us subtilis, dan Pseudomonas aeruginosa, namun memang tidak lebih baik dari kontrol positif. P
otensi aktivitas antibakteri pada ekstrak daun beluntas ini dapat dimanfaatkan sebagai produk kos
metika berupa losion antijerawat, serta sabun antijerawat yang aman dan berkhasiat untuk keseha
tan kulit wajah.
Kata Kunci : Daun beluntas, Acne vulgaris, antibakteri
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim tropis dan lembab. Salah satu pe
nyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat di Indonesia adalah penyakit infeksi. Pen
yakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan mikroba la
innya (Muhaimin et al., 2003). Salah satu penyakit infeksi yang sering dialami oleh masyara
kat adalah jerawat.
Acne vulgaris atau yang biasa disebut jerawat merupakan masalah kulit berupa infeks
i dan peradangan pada unit pilosebasea. Jerawat biasanya terjadi pada usia anak-anak hingga
remaja. Terjadi pada daerah punggung, bahu, wajah, dan dada. Terjadinya laki-laki dan Pere
mpuan hamper sama tetapi lebih sering terjadi dan tingkat keparahannya pada laki-laki pada
usia remaja (Hasrawati et al., 2020). Jerawat sering membuat resah dan sering meghilangkan
rasa percaya diri, apalagi jika area jerawat sangat luas.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya jerawat salah satunya, bakteri. P
enyebab terjadinya jerawat selain bakteri antara lain factor genetik, hormon, musim, stress,
makanan, keaktifan kelenjar sebasea, infeksi bakteria, kosmetika, dan bahan kimia lain. Da
mpak yang terjadi dapat menimbulkan terjadinya jerawat, kulit berminyak, keriput dan kusa
m pada wajah. Perawatan kulit wajah menjadi penekanan utama untuk mendapatkan penamp
ilan yang menarik. Maka dari itu perlunya memberikan perhatian khusus dalam perawatan k
ulit karena kita hidup di negara yang beriklim tropis yang selalu berudara panas, dan kulit m
erupakan pertahanan pertama terhadap sengatan sinar matahari dan kotoran.
Terapi obat sintetik sebagai terapi jerawat dapat diberikan topikal maupun sistemik. Pe
mberian terapi berdasarkan tingkat keparahan jerawat. Obat-obatan sintetik untuk mengatasi j
erawat antara lain benzoil peroksida, retinoid, isotretinoid, antibiotic hingga kontrasepsi oral
(Zaenglein et al., 2016). Namun penggunaan obat sintetik sering memberikan efek samping, b
elum lagi maraknya peredaran obat jerawat yang dijual online dan berasal dari sumber yang b
elum jelas. Menurut Green (2005) banyak tanaman obat yang telah digunakan untuk menyem
buhkan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sekarang telah resisten. Berdasarka
n WHO ditemukan banyak tanaman obat yang memiliki khasiat antibakteri yang kuat, dan beb
erapa tanaman obat tersebut memiliki kemampuan yang lebih kuat dibandingkan antibiotik. B
eberapa contoh tanaman obat tersebut adalah tanaman Beluntas. Tanaman Beluntas (Pluchea i
ndica L) merupakan salah satu tanaman dari suku Astera-ceae yang mengandung dua alkaloid,
flavonoid, tanin, asam klorogenik, natrium, akalium, magnesium, dan fosfor (Agoes, 2010).
Daun Beluntas (Pluchea indica L.) memiliki sifat antibakteri dan khasiat daun Beluntas ini di
duga diperoleh dari kandungan senyawa yang berada di dalamnya (Dalimartha, 1999).
Artikel ini mengkaji tentang manfaat daun beluntas sebagai antiacne. Ada pun tujuan dari ar
tikel ini mengetahui manfaat kandungan dari daun beluntas sebagai obat antiacne. Sehingga artik
el ini diharapkan mampu menambah pengetahuan lebih, tentang manfaat lainnya dari daun belun
tas untuk kulit wajah terutama sebagai antiacne dan memberikan alternatif pemanfaatan daun bel
untas untuk produk kosmetik.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa metode studi pustaka. Studi pustaka dapat
ditempuh dengan jalan mengumpulkan referensi yang terdiri dari beberapa penelitian terdahulu y
ang kemudian dikompilasi untuk menarik kesimpulan. Cara pengumpulan data yaitu dengan
membandingkan hasil survei yang telah dilakukan dengan keadaan ataupun manfaat dari daun
beluntas (Pluchea indica L) sebagai antiacne dan pemanfaatan daun beluntas sebagai produk
kosmetik.
Mengumpulkan Data
Sumber pencarian literatur menggunakan database elektronik yaitu Artikel ilmiah, Journ
al, Google Scholar. Penelusuran dilakukan sejak tanggal 15 Desember 2023 hingga 30 Dese
mber 2023 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Analisis Systemic Literatur view
Data dianalisis menggunakan Metode Pustaka, hal yang harus di dianalisis yaitu manfaat
daun beluntas (Pluchea Indica L) sebagai antiacne.
Analisis Case Studies
Menganalisis data hasil survei menggunakan analisis Case Studies, yaitu membuat
kesimpulan dan melakukan validasi data dari analisis yang telah dilakukan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. (2010), Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Airlangga.
Dalimartha,S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Bunda.
Dalimartha, Setiawan. (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Dewi Rahmawati1), P. S. and S. (2014). INHIBITION OF Pluchea indica L. LEAVES EXTR
ACT WITH METHANOL SOLVENT ON Staphylococcus aureus and Esherichia coli G
ROWTH WHICH CAUSED MASTITIS IN DAIRY CATTLE. 2(150), 59–61.
Hafsari, A. R., Cahyanto, T., Sujarwo, T., & Lestari, R. I. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri
Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) LESS. ) Terhadap Propionibacterium acnes Penye
bab Jerawat. Istek, 9(1), 142–161.
Hasrawati, A., Hardianti, H., Qama, A., & Wais, M. (2020). Pengembangan Ekstrak Etanol
Limbah Biji Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Serum Antijerawat. Jurnal Fitofarmak
a Indonesia, 7(1), 1–8. https://doi.org/10.33096/jffi.v7i1.458
Manu, R. R. S. (2013). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELU
NTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis DAN
Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1
(2013), 2(1), 1–10.
Muhaimin, Liang, O. B., Ratnaningsih, E., Purwantini, E., & Sofie-Retnoningrum, D. (200
3). Optimasi Proses Overproduksi , Pemurnian dan Karakterisasi Protein Mga Sebagai
Molekul Target Untuk Pencegahan Infeksi oleh Streptococcus Pyogenes. Jurnal Mate
matika Dan Sains, 8(3), 117–123.
Widyawati, P. S., Wijaya, C. H., Hardjosworo, P. S., & Sajuthi, D. (2011). EVALUASI AK
TIVITAS ANTIOKSIDATIF EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica ) BER
DASARKAN PERBEDAAN RUAS DAUN (EVALUATION OF ANTIOXIDATIVE
ACTIVITY FROM BELUNTAS LEAVES EXTRACT (Pluchea indica Less) BASED
ON DIFFERENCE OF LEAF SEGMENT). Ilmu Dan Teknologi Pangan Fakultas Tek
nologi Pertanian IPB, 50, 1–51.
Yulia, Ike Wiendarlina, Dwi Indriati, M. R. (2019). AKTIVITAS ANTIBAKTERI LOSION
ANTI JERAWAT YANG MENGANDUNG EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluche
a indica (L) Less.). Fitofarmaka, Vol.9, No.1, Juni 2019 ISSN:2087-9164.
Zaenglein, A. L., Pathy, A. L., Schlosser, B. J., Alikhan, A., Baldwin, H. E., Berson, D. S.,
Bowe, W. P., Graber, E. M., Harper, J. C., Kang, S., Keri, J. E., Leyden, J. J., Reynolds,
R. V., Silverberg, N. B., Stein Gold, L. F., Tollefson, M. M., Weiss, J. S., Dolan, N. C.,
Sagan, A. A., … Bhushan, R. (2016). Guidelines of care for the management of acne v
ulgaris. Journal of the American Academy of Dermatology, 74(5), 945-973.e33. https://
doi.org/10.1016/j.jaad.2015.12.037