Anda di halaman 1dari 9

Proposal Penelitian

Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu bol (Syzygium malaccense


Linn) Sebagai Antibakteri
Tahun ajaran 2019/2020
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

Nama : Rangga Sayid Bukhari

Nim : 3311171089

PROGRAM STUDI SARJANA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan kasih-
Nya sehingga kami berhasil menyusun Proposal Penelitian’ Pemanfaatan Ekstrak Daun
Jambu bol (Syzygium malaccense Linn) Sebagai Antibakteri ‘dengan baik.

Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian,

Meskipun kami sangat berharap agar proposal ini tidak memiliki kekurangan, tetapi kami
menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami tetap mengharapkan
masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk proposal ini demi
terlaksananya penelitian dengan baik, sehingga tujuan diadakannya penelitian ini juga bisa
tercapai.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULIAN ………………………………………………………. 1

 1.1 Latar Belakang


 1.2 Identifikasi Masalah
 1.3 Tujuan Penelitian
 1.4 Tempat dan Waktu penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

 3.1 Alat dan Bahan


 3.2 Metode Penelitian
 3.2.1 Penyiapan Simplisia

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya pencegahan dengan membunuh atau mengurangi jumlah bakteri dan jamur dalam
rongga mulut perlu dilakukan. Obat kumur yang dipakai hendaknya mempunyai efek
samping yang sangat sedikit sehingga tidak membahayakan pemakainya, seperti
rekomendasi WHO. Obat tradisional adalah suatu ramuan atau bahan yang telah digunakan
untuk pengobatan, yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sedian sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut .[1]

Jambu bol termasuk keluarga Myrtaceae yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan alami. Daun
merupakan bagian dari tanaman jambu bol yang memiliki kandungan flavonoid tertinggi. Studi
fitokimia terhadap tanaman ini mengungkapkan adanya flavonoid, tanin, terpenoid, dan minyak
atsiri. Sedangkan ekstrak kasar memiliki efek farmakologi sebagai anti inflamasi, analgesik,
antipiretik, antifungi, dan antioksidan.[2]

Berdasarkan penelitian yang telah ada, daun jambu monyet


mempunyai khasiat antibakteri [3].Kemampuan menghambat jamur dan bakteri disebabkan oleh
adanya senyawa aktif dalam daun jambu biji. Salah satu senyawa aktif yang terkandung pada daun
jambu biji adalah tanin. Kandungan senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam
malat [4].
Berdasarkan hal tersebut maka adanya potensi bagi jambu bol sebagai anti bakteri, maka perlu
dilakukan uji aktifitas anti bakteri, dalam hal ini dilakukan terhadap daunnya. Pada penelitian ini
menggunakan metode difusi terhadap staphylococcus aureus.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol daun jambu bol terhadap
staphylococcuc aureus ?
2. Senyawa apa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun jambu bol yang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Menentukan Kadar Hambat Minimum(KHM) ekstrak etanol daun jambu bol
terhadap staphylococcus aureus menggunakan metode difusi.
2. Mengetahui senyawa kimia dalam ekstrak etanol daun jambu bol yang memiliki aktivitas
antibakteri terhadap staphylococcus aureus.
1.4 Tempat dan waktu
Tempat dan waktu dilakukan penelitian ini adalah
 Tempat : labolatorium unjani farmasi
 Waktu : 19 november 2019
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman jambu bol


Sistematika tanaman

Sistematika (taksonomi) tanaman jambu bol diklasifikasikan sebagai berikut[5]:


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry

Morfologi Tanaman Jambu Bol


Jambu bol merupakan tanaman yang pohonnya tumbuh menjulang, tingginya dapat
mencapai lebih dari 10 m. Percabangan rapat, mendatar sampai condong ke atas[6].

2.2.1 Daun
Daunnya lebar, duduk saling berhadapan dua-dua pada tangkai bersama atau ranting.
Daunnya agak tebal seperti kulit, berurat menyirip menonjol, warna daun hijau tua. Habitus
tanaman seperti kerucut, tanpak indah dengan penampilan spesifik.
Daun (folium) tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu daun tidak lengkap
terdiri atas beberapa bagian yaitu tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina). Pertulangan
daun menyirip. bagian ibu tulang daun (costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung
daun
dan dari costa keluar kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis) sehingga
mengingatkan
kita pada sirip-sirip ikan. Daun tunggal terletak berhadapan, berbentuk memanjang
(oblongus), karena memiliki
panjang : lebar = 2,5-3 : 1 (25-30 x 7-10 cm) dengan tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal
dan
kemerahan ketika muda. Memiliki daun bertepi rata (integer), daging daun coriaceus.
Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus). Ujung daun meruncing (acuminatus),
ujung daun nampak sempit, panjang, dan runcing. Pangkal daun tumpul (obtusus), karena
membentuk sudut tumpul (lebih besar dari 90o). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak
menebal pada bagian pangkalnya. Daunnya rimbun hingga tanpak teduh, nyaman
dibawahnya[6].
Penelitian Claus dan Tyler pada tahun 1965 menyebutkan bahwa tannin mempunyai daya antiseptik
yaitu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur[7]
Buah jambu bol (S. malaccense) memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi[8].. Ekstrak daun jambu bol
( Sygygium malaccense ) juga menunjukkan daya antioksidan, anti- inflamasi dan anti- diabetes[9])
Ekstrak kulit batang jambu bol (S. malaccense) memiliki efek menurunkan kadar gula dan kadar
kolesterol[10] .
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

 Cawan petri
 Pipet volume
 Spatula
 LAF
 Autoklaf

Bahan yang digunakan :

 Natrium Agar
 Etanol
 Air Steril

Bakteri yang digunakan :

 Staphylococcus aureus

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik difusi. Ekstrak dibuat 3
konsentrasi yaitu 25%, 50% dan 75%. Masing-masing hambatan pertumbuhan menggunakan
tes difusi terhadap staphylococcus aureus. Tiap konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5
kali, sehingga menghasilkan 15 data, data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan
perbandingan potensinya dengan bahan klorheksidin sebagai bahan standar.

3.2.1 Penyiapan Simplisia

Daun jambu bol dibuat menjadi ekstrak etanol 70% dengan perbedaan konsentrasi masing-masing
yaitu 25%, 50% dan 75%.

3.2.2 Penyiapan Media

 Media Natrium Agar (NA) dilarutkan dalam air, setelah itu di sterilkan dengan menggunakan
autoklaf.

3.2.3 Penyiapan Bakteri


Seiapkan sampel menggunakan 1 dalam 10 volume pengencer dimana tidak kurang dari 1g sediaan
uji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba.[11]

3.2.4 Penyiapan Cawan

Cawan Petri dan pipet volume di sterilkan di dalam autoklaf.

3.2.5 Prosedur Penelitian

 Disiapkan cawan petri steril kemudian masukkan 1ml mikroba staphylococcus aureus
suspensi.
 Kedalam cawan di isi dengan 15 ml media NA, dihomogenkan kemudian didiamkan hingga
dingin dan beku
 Cawan di buat 3 lubang perforasi menggunakan perforator steril. Tiap lubang diberi jarak
sebisa mungkin.
 Kedalam tiap lubang diisi ekstrak etanol daun jambu bol masing-masing 25%, 50%, dan
75%. Jumlah ekstrak yang diisikan kedalam lubang sebanyak 50µL.
 Setelah itu pra-inkubasi selama 15 menit, kemudian inkubasi pada suhu 37oC dalam
inkubator selama 24 jam
 Setelah 24 jam, dihitung diameter hambat dari ekstrak etanol daun jambo bol.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukmono, R.J., 2009, Mengatasi Aneka Penyakit dengan Terapi Herbal. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
2. Figueirôa, Evellyne de O., da Silva L. C. N., de Melo, C. M. L., et al. 2013. Evaluation of
Antioxidant, Immunomodulatory, and Cytotoxic Action of Fractions from Eugenia uniflora L. and
Eugenia malaccensis L.: Correlation with Polyphenol and Flavanoid Content. The Scientific
3. Mustapha Y, Hafsat S. Antibacterial activities of Anacardium Occidentale. International
Journal of Pure and Applied Sciences (IJPAS). 2007
4. Yuliani, S., L. Udarno & E. Hayani. 2003. Kadar Tanin Dan Quersetin Tiga Tipe Daun Jambu
Biji (Psidium guajava). Buletin Tanaman Rempah dan Obat.14(1):17-24
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id
5. Rahmat Rukmana. 1998 Budi Daya Jambu Bol
6. Ambarwati. E. 2012. Agronomi dan Hortikultura beserta Ruang Lingkupnya. Yogyakarta (ID):
UGM Press.
7. Chinthia Sari Yusriana, Chrisnawan Setya Budi, Trisna Dewi. 2014. Uji Infusa daun nangka
(Artocarpus heterophyllus) terhadap pertumbuhan bakteri (Staphylococcus aureus). Jurnal Permata
Indonesia .Volume 5, Nomor 2.
8. Batista AG, da Silva JK. Red-jambo (Syzygium malaccense): Bioactive compounds in fruits
and leaves. LWT - Food Science and Technology.2016: xxx, 1 – 8 DOI : 10.1016/j.lwt.2016.05.013
9. Arumugam B, Manaharan T, Heng CK, Kuppusamy UR. Antioxidant and antiglycemic
potentials of a standardized extract of Syzygium malaccense. LWT - Food Science and Technology.
2014; 59 : 707-712 DOI : 10.1016/j.lwt.2014.06.041
10. Bairy KL, Sharma A, Shalini A. Evaluation of the hypoglycemic, hypolipidemic and hepatic
glycogen raising effects of Syzygium malaccense upon Streptozotocin induced diabetic rats. Journal
of Natural Remedies. 2005; 5(1) 46-51. DOI : 10.18311/jnr/2005/414
11. Departmen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, Edisi v, Jakarta, 2014

Anda mungkin juga menyukai