Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah rekayasa proses aromatik biofarmaka
Disusun Oleh :
Ariffuddin 719320027
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Rekayasa Proses
Aromatik Biofarmaka” yang di ampuh oleh ibuk R. Amilia Destryana,.S.TP,.MP,.MSc
Dalam makalah ini banyak diambil informasi dari berbagai sumber dan refrensi.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
selanjutnya dapat disusun makalah dengan format yang lebih baik lagi.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………
3.2 Saran …………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Strobilanthes crispus Bl (Keji Beling) adalah salah satu tanaman herbal yang telah
digunakan untuk pengobatan beberapa jenis penyakit antara lain batu ginjal, batu empedu,
diabetes, kolesterol, tumor dan lain-lain, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
nilai aktivitas antioksidan (IC50) dan aktivitas anti bakteri dari ekstrak etanol daun
Strobilanthes crispus Bl terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, uji
antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH dengan vitamin C sebagai standar, dan
uji aktivitas anti bakteri dilakukan dengan metoda kertas cakram menggunakan Amphisilin
sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif, Ekstrak etanol daun S. crispus Bl
mampu menangkal radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 yaitu, 102.85 ppm dan nilai IC50
dari vitamin C sebagai larutan pembanding sebesar 19.268 ppm. Hasil uji daya hambat
antibakteri ekstrak etanol daun S.crispus Bl pada bakteri S. aureus dengan konsentrasi
ekstrak 20% (0 mm), 40% (2,5 mm), 60% (3,25 mm), dan 80% (4,75) termasuk lemah dan
100% (5,75 mm) termasuk Sedang. Daya hambat antibakteri E.coli pada konstrasi ekstrak
20% (0 mm), 40% (2 mm), 60% (2,25 mm), 80% (4,25 mm) termasuk lemah, dan 100% (5,25
mm) termasuk sedang. Sehingga diketahui bahwa ekstrak etanol daun Strobilanthes crispus
Bl pada konsentrasi 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan bakteri
E.coli ditandai dengan terbentuknya diameter zona bening yang paling besar pada
konsentrasi tersebut, namun kekuatan daya bakterinya masih belum dapat dikatakan efektif
untuk menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. (rohiat, 2017)
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan dan cara ekstraksi
senyawa aktif yang berfungsi sebagai anti bakteri dalam daun keji beling.
BAB II
ISI
Idonesia yang sangat kaya dengan aneka tumbuh-tumbuhan obat, sudah lama
mengenai manfaat dari daun keji beling karena telah terbukti khasiatnya selama beberapa
generasi sebagai penyembuh berbagai macam penyakit, tumbuhan keji beling sebenamya
sering dapat kita jumpai tumbuh liar di pekarangan atau kebun, tumbuhan ini juga mudah sekali
tumbuh didataran tinggi maupun dataran rendah, tampak nya tumbuhan keji beling ini sangat
mudah beradaptasi di iklim tropis seperti di Indonesia (Area, 2013:1).
Strobilanthes merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan sekitar 350
spesies, setidaknya 46 spesies asli dari india, Strobilanthes adalah geus terbesar kedua di family
Acanthaceae dengan 350 spesies yang terbatas pada daratan asia dengan 150 spesies terdapat
di benua india, nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin ‘Strobilos’ yang artinya kerucut dan
‘anthos’ artinya bunga atau tunas, genus Strobilanthes pertama kali dideksripsikan oleh Christian
Gottfried Daniel Nees von Esenbeck pada abad ke-19, genus Strobilanthes memiliki waktu yang
lama untuk berbunga, sementara beberapa spesies Strobilanthes berbungan tiap tahun (Preethi,
2014).
Keji beling (Strobilanthes crispus L) merupakan famili dari Acanthaceae berasal dari
Madagaskar menuju Indonesia Nurraihana (2013), nama tanaman lokal dari jakarta adalah
“picah beling” atau “enyoh kelo” atau “keci beling” di Jawa yaitu “ngokilo”
Kingdom : Plantae
Divission : Angiospermae
Class : Eudicots
Ordo : Lamialos
Family : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Keji beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang
basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak
terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 –
0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah
menjadi coklat, daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak
jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan, panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara
5 – 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 – 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang
biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim ·
Ketinggian tempat : 1 m – 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm –
4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan – 9 bulan · Bulan kering (di
bawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 4 bulan · Suhu udara : 200 C – 250 C · Kelembapan : sedang ·
Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang – baik ·
Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari
permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 – 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a.
Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit ·
Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman, stek ditanam pada
lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m, tanaman Keji Beling
merupakan herba berbatang basah, semak dengan tinggi 1-2 m, batang beruas, bentuk bulat,
berbulu kasar, percabangan monopodial, berwarna hijau. Memiliki daun tunggal, berhadapan,
lanset atau lonjong dengan tepian bergerigi kasar, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang 9-
18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, menyirip dan berwarna hijau, bunga majemuk, bentuk
bulir dan muncul di ketiak daun pelindung. Akar tunggang, berwarna coklat muda.
Kingdom : Plantae
Divission : Angiospermae
Class : Eudicots
Ordo : Lamialos
Family : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Ekstrak daun keji beling mengandung sejumlah besar senyawa aktif seperti polifenol,
katekin, alkaloid, kafein, tanin, vitamin (C, B1 dan B2) dan juga kandungan mineral yang tinggi
termasuk kalium (51%), kalsium (24%), natrium (13%), besi (1%) dan fosfor (1%). Uji praklinis
menunjukkan bahwa tanaman keji beling berkhasiat sebagai antioksidan, antidiabetes,
penyembuhan luka, antiulcer, antimikroba, antikanker dan sebagai agen diuretik untuk
mengobati batu ginjal dan kencing batu (Nurraihana dan Hanoon, 2013).
6. Mencegah tumor
Kelebihan dari daun keji beling untuk tubuh dapat mencegah timbulnya tumor yang
akan mengganggu kesehatan anda, daun ini mampu mencegah tumor karena mengandung
sifat anti tumor yang alami.
7. Mengatasi diabetes
Jika Anda ingin mencegah diabetes, ada baiknya Anda menggunakan daun keji beling.
Daun ini akan membuat kadar gula dalam darah Anda bisa lebih dikontrol dengan baik
sehingga tidak memicu penyakit diabetes.
8. Obat sakit kuning
Penyakit lainnya yang bisa Anda sembuhkan dengan daun keji beling adalah penyakit
kuning, jenis penyakit yang menyerang liver ini akan diatasi dan dicegah muncul kembali ke
tubuh Anda jika menggunakan daun ini.
9. Mencegah kolesterol
Kesehatan tubuh juga tergantung dari tingkat kolesterol dalam tubuh Anda. Cobalah
daun keji beling sebagai daun herbal untuk menurunkan kolesterol di dalam tubuh, terutama
kolesterol jahat penyebab penyakit.
Konservasi tanaman obat dimaksudkan agar tumbuhan obat tersebut tidak mengalami
kepunahan bila dilakukan pemanenan atau pengambilan tanaman obat dari tempat asalnya
untuk dijadikan sebagai simplisia, dengan kegiatan konservasi maka tanaman obat tersebut
dapat dilestarikan, dengan melakukan budidaya tanaman obat maka tanaman tersebut
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sehingga proses keberlanjutan untuk
mendapatkan simplisia dapat berkesinambungan. Sari et al. (2019) mengemukakan bahwa
membudidayakan tanaman obat keluarga di halaman pekarangan dapat dimanfaatkan dalam
usaha-usaha pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit.
Selain proses pasca panen juga dilakukan pendampingan dalam pengemasan dan
pelabelan produk, pengemasan dilakukan dengan pembungkus produk yang telah didesain
sebagai pelindung agar fisik produk tetap utuh. Araújo dan Bauab (2012) mengemukakan
bahwa pengemasan harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah kemunduran
kualitas karena terpapar kotoran dan bahan cemaran lain.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keji beling (Strobilanthes) merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan
sekitar 350 spesies, setidaknya 46 spesies asli dari india, Strobilanthes adalah geus terbesar
kedua di family Acanthaceae dengan 350 spesies yang terbatas pada daratan asia dengan 150
spesies terdapat di benua india, nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin ‘Strobilos’ yang
artinya kerucut dan ‘anthos’ artinya bunga atau tunas, genus Strobilanthes pertama kali
dideksripsikan oleh Christian Gottfried Daniel Nees von Esenbeck pada abad ke-19, genus
Strobilanthes memiliki waktu yang lama untuk berbunga, sementara beberapa spesies
Strobilanthes berbungan tiap tahun (Preethi, 2014).
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat saran yang dapat saya reomendasikan salah
satunya sebagai berikut :
1. Keji beling mengandung banyak manfaat, sehingga perlu kiranya untuk di perluas
dalam segi pembuatan produk obat-obatan herbal alami.
DAFTAR PUSTAKA
*Puji Lestari *Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna, P. L. (2016). STUDI
TANAMAN KHAS SUMATERA UTARA YANG BERKHASIAT OBAT Jurnal Farmanesia,
9/11(2016), 11. sumatra utara, indonesia.
Resta. (2014). Studi Morfologi Tanaman K¥Jl Beling {Strobuanthes Crispus Bl.)Yang Hidup
Di Dataran Tinggi Dan Yang Hidup Di Dataran Rendah Serta Pengajaranya Di Sma
Negeri 9 Palembang. skripsi .
Rosmini Nur Edy, A. E. (2022). ProgramStudi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Tadulako Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tadulako Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako
Jl. Sukarno Hatta Km 6. PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA: PENDAMPINGAN
KELOMPOK PEMBUDIDAYA TANAMAN OBAT ASYIFA’A DALAM PELAKSANAAN
KONSERVASI DAN PASCA PANEN UNTUK PENINGKATAN MUTU SIMPLISIA OBAT
TRADISIONAL.