Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

REKAYASA PROSES AROMATIK BIOFARMAKA

TENTANG KEJI BELING

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah rekayasa proses aromatik biofarmaka

Dosen Pengampu : R. Amilia Destryana,.S.TP,.MP,.MSc

Disusun Oleh :

Ariffuddin 719320027

PROGGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Rekayasa Proses
Aromatik Biofarmaka” yang di ampuh oleh ibuk R. Amilia Destryana,.S.TP,.MP,.MSc
Dalam makalah ini banyak diambil informasi dari berbagai sumber dan refrensi.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
selanjutnya dapat disusun makalah dengan format yang lebih baik lagi.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Sumenep, 23 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………..

BAB II ISI

2.1 Tanaman Keji Beling (Strobilanthes L)……………………………………………………….


2.2 Karakteristik Keji Beling………………………………………………………………………..
2.3 Senyawa Berkhasiat Keji Beling ……………………………………………………………...
2.4 Proses Panen Dan Pasca Panen……………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………
3.2 Saran …………………………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal secara luas sebagai mega center keanekaragaman hayati


(biodiversity) terbesar ke dua setelah Brazil di dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan
biota laut. Di wilayah Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 diantaranya
ditengarai memiliki khasiat sebagai obat. Kekayaan keaneka ragaman hayati ini perlu
tradisional yang memiliki izin usaha industri, terdiri dari 129 Industri Obat Tradisional (IOT)
dan 907 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), banyaknya lembaga penelitian obat-obatan
bahan alam merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat
tradisional Indonesia adalah suatu negara yang diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk peningkatan kesehatan maupun tujuan ekonomi, dengan tetap menjaga kelestariannya,
indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam megadiversitas, yaitu
merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi, indonesia merupakan pusat
keragaman hayati dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazilia, diperkirakan
sekitar 25% aneka jenis di dunia ini berada di Indonesia, yang dari setiap jenis tersebut
memuat ribuan plasma nuftah dalam kombinasi yang unik sehingga terdapat aneka gen
dalam individu Indonesia juga Negara agraris yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah, seperti yang telah di ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki hutan terbesar di dunia yang memiliki berbagai macam flora dan fauna, di Indonesia
juga banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan, rempah-
rempah, dan lain sebagainya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas,
mempunyai kurang lebih 13700 pulau yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis
flora dan fauna yang sangat tinggi, di Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai dengan
150 famili tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi
untuk dimanfaatkan sebagai tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-
rempah dan tanaman obat-obatan memiliki areal pertanian dan perkebunan yang luas serta
pekarangan yang dapat ditanami tumbuhan obat, hutan Indonesia yang begitu luas banyak
menyimpan kekayaan alam yang demikian besar, diantaranya berpeluang sebagai sumber
obat tradisional. Hingga saat ini di Indonesia terdapat 1.036 industri obat, segala yang ada di
dunia ini baik di bumi maupun angkasa pada dasarnya tidak ada yang diciptakan sia-sia
melainkan ada tujuan dan manfaat dari penciptaannya tak terkecuali tanaman-tanaman yang
tumbuh di bumi dengan pesatnya perkembangan pendidikan dan teknologi kita dapat
mengidentifikasi kira-kira apa saja manfaat dari suatu tanaman, misalnya saja tanaman keji
beling yang akan saya bahas dalam makalah ini, Keji beling (Stachytarpheta mutabilis)
merupakan salah satu tanaman obat yang telah dimanfaatkan sejak dulu sebagai obat dari
penyakit ginjal yaitu diabetes mellitus atau kencing manis, akan tetapi terlepas dari
manfaatnya, tanaman keji beling masih kurang dikenal sehingga pemanfaatannya juga
terbatas, namun setelah melewati berbagai penelitian didapatkan bahwa tidak hanya untuk
mengobati penyakit diabetes mellitus, tanaman keji beling ini ternyata dapat juga digunakan
sebagi anti oksidan dan anti bakteri. (*Puji Lestari*Akademi Farmasi Yayasan Tenaga
Pembangunan Arjuna, (2016)

Strobilanthes crispus Bl (Keji Beling) adalah salah satu tanaman herbal yang telah
digunakan untuk pengobatan beberapa jenis penyakit antara lain batu ginjal, batu empedu,
diabetes, kolesterol, tumor dan lain-lain, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
nilai aktivitas antioksidan (IC50) dan aktivitas anti bakteri dari ekstrak etanol daun
Strobilanthes crispus Bl terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, uji
antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH dengan vitamin C sebagai standar, dan
uji aktivitas anti bakteri dilakukan dengan metoda kertas cakram menggunakan Amphisilin
sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif, Ekstrak etanol daun S. crispus Bl
mampu menangkal radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 yaitu, 102.85 ppm dan nilai IC50
dari vitamin C sebagai larutan pembanding sebesar 19.268 ppm. Hasil uji daya hambat
antibakteri ekstrak etanol daun S.crispus Bl pada bakteri S. aureus dengan konsentrasi
ekstrak 20% (0 mm), 40% (2,5 mm), 60% (3,25 mm), dan 80% (4,75) termasuk lemah dan
100% (5,75 mm) termasuk Sedang. Daya hambat antibakteri E.coli pada konstrasi ekstrak
20% (0 mm), 40% (2 mm), 60% (2,25 mm), 80% (4,25 mm) termasuk lemah, dan 100% (5,25
mm) termasuk sedang. Sehingga diketahui bahwa ekstrak etanol daun Strobilanthes crispus
Bl pada konsentrasi 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan bakteri
E.coli ditandai dengan terbentuknya diameter zona bening yang paling besar pada
konsentrasi tersebut, namun kekuatan daya bakterinya masih belum dapat dikatakan efektif
untuk menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji. (rohiat, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pemanfaatan dan cara ekstraksi senyawa aktif yang berfungsi sebagai
anti bakteri dalam daun keji beling?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan dan cara ekstraksi
senyawa aktif yang berfungsi sebagai anti bakteri dalam daun keji beling.
BAB II

ISI

2.1 Tanaman Keji Beling (Strobilanthes L)

Idonesia yang sangat kaya dengan aneka tumbuh-tumbuhan obat, sudah lama
mengenai manfaat dari daun keji beling karena telah terbukti khasiatnya selama beberapa
generasi sebagai penyembuh berbagai macam penyakit, tumbuhan keji beling sebenamya
sering dapat kita jumpai tumbuh liar di pekarangan atau kebun, tumbuhan ini juga mudah sekali
tumbuh didataran tinggi maupun dataran rendah, tampak nya tumbuhan keji beling ini sangat
mudah beradaptasi di iklim tropis seperti di Indonesia (Area, 2013:1).

Strobilanthes merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan sekitar 350
spesies, setidaknya 46 spesies asli dari india, Strobilanthes adalah geus terbesar kedua di family
Acanthaceae dengan 350 spesies yang terbatas pada daratan asia dengan 150 spesies terdapat
di benua india, nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin ‘Strobilos’ yang artinya kerucut dan
‘anthos’ artinya bunga atau tunas, genus Strobilanthes pertama kali dideksripsikan oleh Christian
Gottfried Daniel Nees von Esenbeck pada abad ke-19, genus Strobilanthes memiliki waktu yang
lama untuk berbunga, sementara beberapa spesies Strobilanthes berbungan tiap tahun (Preethi,
2014).

Keji beling (Strobilanthes crispus L) merupakan famili dari Acanthaceae berasal dari
Madagaskar menuju Indonesia Nurraihana (2013), nama tanaman lokal dari jakarta adalah
“picah beling” atau “enyoh kelo” atau “keci beling” di Jawa yaitu “ngokilo”

Klasifikasi keji beling sebagai berikut : (Preethi dan Suseem, 2014)

Kingdom : Plantae

Divission : Angiospermae

Class : Eudicots

Ordo : Lamialos

Family : Acanthaceae

Genus : Strobilanthes

Spesies : Strobilanthes crispus L


Gambar 1. Tanaman Keji Beling (Nurraihana dan Hanoon, 2013)

Keji beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang
basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak
terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 –
0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah
menjadi coklat, daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak
jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan, panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara
5 – 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 – 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang
biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim ·
Ketinggian tempat : 1 m – 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm –
4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan – 9 bulan · Bulan kering (di
bawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 4 bulan · Suhu udara : 200 C – 250 C · Kelembapan : sedang ·
Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang – baik ·
Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari
permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 – 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a.
Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit ·
Perbanyakan tanaman kejibeling dilakukan dengan stek. c. Penanaman, stek ditanam pada
lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m, tanaman Keji Beling
merupakan herba berbatang basah, semak dengan tinggi 1-2 m, batang beruas, bentuk bulat,
berbulu kasar, percabangan monopodial, berwarna hijau. Memiliki daun tunggal, berhadapan,
lanset atau lonjong dengan tepian bergerigi kasar, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang 9-
18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, menyirip dan berwarna hijau, bunga majemuk, bentuk
bulir dan muncul di ketiak daun pelindung. Akar tunggang, berwarna coklat muda.

2.2 Karakteristik Keji Beling

Klasifikasi keji beling sebagai berikut : (Preethi dan Suseem, 2014)

Kingdom : Plantae

Divission : Angiospermae

Class : Eudicots

Ordo : Lamialos
Family : Acanthaceae

Genus : Strobilanthes

Spesies : Strobilanthes crispus L

Tumbuhan Strobilanthes crispus BL. tergolong tumbuhan semak, biasanya hidup


menggerombol, morfologi dari tumbuhan Strobilanthes crispus B L. yaitu memiliki batang beruas,
bentuk batangnya bulat dengan diameter antara 0,12 - 0,7 cm, berbulu kasar, percabangan
monopodial. Kulit batang berwama ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda dan
berubah jadi coklat setelah tua. Tergolong jenis daun tunggal, berhadapan, bentuk daunnya
bulat telur sampai lonjong, permukaan daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya berombak,
ujung daun meruneing, pangkal daun mncing, panjang helaian daun berkisar ±±55-8 cm, lebar ±
±22-5 cm, bertangkai pendek, tulang daun menyirip, dan warns permukaan daun bagian atas
hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda, bunganya tergolong bunga majemuk, bentuk
bulir, mahkota bunga bentuk corong, benang sari empat, dan wwaama bunga putih agak
kekuningan, Sirobilanthes crispus BBL, memiliki buah berbentuk bulat, buahnya jika masih
muda berwama hijau dan setelah tua atau masak berwama hitam, untuk bijinya berbentuk bulat,
dan ukurannya kecil. Sistem perakarannya tunggang. bentuk akar seperti tombak, dan berwama
putih (RESTA, 2014)

2.3 Senyawa Berkhasiat Keji Beling

Ekstrak daun keji beling mengandung sejumlah besar senyawa aktif seperti polifenol,
katekin, alkaloid, kafein, tanin, vitamin (C, B1 dan B2) dan juga kandungan mineral yang tinggi
termasuk kalium (51%), kalsium (24%), natrium (13%), besi (1%) dan fosfor (1%). Uji praklinis
menunjukkan bahwa tanaman keji beling berkhasiat sebagai antioksidan, antidiabetes,
penyembuhan luka, antiulcer, antimikroba, antikanker dan sebagai agen diuretik untuk
mengobati batu ginjal dan kencing batu (Nurraihana dan Hanoon, 2013).

a) Manfaat keji Beling


1. Mengatasi kencing batu
Khasiat daun keji beling yang pertama yaitu mengatasi kencing batu. Daun yang satu
ini mengandung cukup banyak senyawa baik untuk mengobati penyakit kencing batu yang
menjangkit saluran kencing Anda.
2. Melancarkan buang air kecil
Khasiat daun keji beling yang masih berhubungan dengan saluran kencing yaitu
melancarkan sistem pembuangan air kecil Anda. Buang air kecil yang selalu lancar adalah
tanda bahwa tubuh Anda terbebas dari bakteri.
3. Mengobati batu ginjal
Salah satu penyakit yang dapat diobati dengan khasiat daun keji beling adalah penyakit
batu ginjal. Penyakit yang menyerang organ ginjal Anda ini akan dengan mudah diatasi oleh
daun berkhasiat yang satu ini.
4. Mengatasi sembelit
Khasiat daun keji beling untuk pencernaan dapat mengobati sembelit. Daun yang satu
ini punya kandungan zat alami yang cocok untuk mengatasi sembelit dan membersihkan
saluran pencernaan Anda dengan lebih alami.
5. Obat wasir
Khasiat daun keji beling sangat ampuh untuk mengobati wasir. Jika Anda tidak ingin
menggunakan obat kimiawi untuk menyembuhkan wasir, Anda patut mencoba daun ini untuk
mengatasi wasir tanpa efek samping.

6. Mencegah tumor
Kelebihan dari daun keji beling untuk tubuh dapat mencegah timbulnya tumor yang
akan mengganggu kesehatan anda, daun ini mampu mencegah tumor karena mengandung
sifat anti tumor yang alami.
7. Mengatasi diabetes
Jika Anda ingin mencegah diabetes, ada baiknya Anda menggunakan daun keji beling.
Daun ini akan membuat kadar gula dalam darah Anda bisa lebih dikontrol dengan baik
sehingga tidak memicu penyakit diabetes.
8. Obat sakit kuning
Penyakit lainnya yang bisa Anda sembuhkan dengan daun keji beling adalah penyakit
kuning, jenis penyakit yang menyerang liver ini akan diatasi dan dicegah muncul kembali ke
tubuh Anda jika menggunakan daun ini.
9. Mencegah kolesterol
Kesehatan tubuh juga tergantung dari tingkat kolesterol dalam tubuh Anda. Cobalah
daun keji beling sebagai daun herbal untuk menurunkan kolesterol di dalam tubuh, terutama
kolesterol jahat penyebab penyakit.

10. Obat maag


Bagi penderita maag bisa mencoba daun keji beling iterlebih dahulu. Daun ini
merupakan salah satu daun pereda maag yang akan menetralisir asam lambung Anda
sehingga tidak menimbulkan nyeri atau pun penyakit maag.

2.4 Proses Panen Dan Pasca Panen

Konservasi tanaman obat dimaksudkan agar tumbuhan obat tersebut tidak mengalami
kepunahan bila dilakukan pemanenan atau pengambilan tanaman obat dari tempat asalnya
untuk dijadikan sebagai simplisia, dengan kegiatan konservasi maka tanaman obat tersebut
dapat dilestarikan, dengan melakukan budidaya tanaman obat maka tanaman tersebut
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sehingga proses keberlanjutan untuk
mendapatkan simplisia dapat berkesinambungan. Sari et al. (2019) mengemukakan bahwa
membudidayakan tanaman obat keluarga di halaman pekarangan dapat dimanfaatkan dalam
usaha-usaha pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit.

Selain proses pasca panen juga dilakukan pendampingan dalam pengemasan dan
pelabelan produk, pengemasan dilakukan dengan pembungkus produk yang telah didesain
sebagai pelindung agar fisik produk tetap utuh. Araújo dan Bauab (2012) mengemukakan
bahwa pengemasan harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah kemunduran
kualitas karena terpapar kotoran dan bahan cemaran lain.

Kegiatan pendampingan teknologi pasca panen meliputi proses pemanenan simplisia,


penyortiran simplisia, pembersihan bahan simplisia, pencacahan bahan simplisia,
pengeringan simplisia, pengolahan simplisia, pengemasan dan pelabelan produk tanaman
obat, Kegiatan pendampingan dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas produk simplisia obat
herbal produksi kelompok mitra, pengelolaan pascapanen yang salah dapat mengubah,
menurunkan, atau merusak zat aktif suatu tanaman menjadi zat yang tidak memiliki efek
terapi bahkan dapat membahayakan kesehatan, penerapan teknologi pascapanen
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hasil panen tanaman obat (Widodo & Subositi,
2021)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keji beling (Strobilanthes) merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan
sekitar 350 spesies, setidaknya 46 spesies asli dari india, Strobilanthes adalah geus terbesar
kedua di family Acanthaceae dengan 350 spesies yang terbatas pada daratan asia dengan 150
spesies terdapat di benua india, nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin ‘Strobilos’ yang
artinya kerucut dan ‘anthos’ artinya bunga atau tunas, genus Strobilanthes pertama kali
dideksripsikan oleh Christian Gottfried Daniel Nees von Esenbeck pada abad ke-19, genus
Strobilanthes memiliki waktu yang lama untuk berbunga, sementara beberapa spesies
Strobilanthes berbungan tiap tahun (Preethi, 2014).

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat saran yang dapat saya reomendasikan salah
satunya sebagai berikut :

1. Keji beling mengandung banyak manfaat, sehingga perlu kiranya untuk di perluas
dalam segi pembuatan produk obat-obatan herbal alami.
DAFTAR PUSTAKA

*Puji Lestari *Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna, P. L. (2016). STUDI
TANAMAN KHAS SUMATERA UTARA YANG BERKHASIAT OBAT Jurnal Farmanesia,
9/11(2016), 11. sumatra utara, indonesia.

Rahmagusviana, R. (2016). INDUKSI TUNAS KEJI BELING (STROBILANTHES CRISPUS L)


DENNGAN PENAMBAHAN KOMBINASI NAPHTALEN ACETIK ACID (NAA) DAN 6-BENZYL
AMINO PURIN (BAP) DALAM MEDIUM CAIR . Skripsi.

Resta. (2014). Studi Morfologi Tanaman K¥Jl Beling {Strobuanthes Crispus Bl.)Yang Hidup
Di Dataran Tinggi Dan Yang Hidup Di Dataran Rendah Serta Pengajaranya Di Sma
Negeri 9 Palembang. skripsi .
Rosmini Nur Edy, A. E. (2022). ProgramStudi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Tadulako Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tadulako Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako
Jl. Sukarno Hatta Km 6. PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA: PENDAMPINGAN
KELOMPOK PEMBUDIDAYA TANAMAN OBAT ASYIFA’A DALAM PELAKSANAAN
KONSERVASI DAN PASCA PANEN UNTUK PENINGKATAN MUTU SIMPLISIA OBAT
TRADISIONAL.

Sukaina Adibi Hendry Nordaneptri Nurjaya NingsihMoga KurniaEvandoSalastri RohiatPendidikan


Kimia, J. P. (2017). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAKDAUN
Strobilanthes crispus Bl (Keji Beling) ) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia
coli 1( 2). ALOTROP Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 2017: 1( 2): 148-154 .

Anda mungkin juga menyukai