PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nim : 52019050002
Pembimbing :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit yang berasal dari infeksi dan penyebaran kuman, bakteri
dan virus merupakan salah satu permasalahan dalam bidang
kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang, hal ini
disebabkan karena pertumbuhan dan penyebaran kuman yang sangat
cepat dan dapat terjadi dimana pun, baik dari penularan satu orang ke
orang lain, dari hewan ke manusia, bahkan dari udara dan tempat -
tempat umum atau fasilitas umum lain yang memungkinkan menjadi
tempat berkembang biaknya mikroorganisme (Shu, 2013). Beberapa
wabah dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman, bakteri dan
virus diantaranya diare, influenza, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Atas), HIV (Human Immunodeficiency Virus), rabies, ebola, cacar, dan
yang tebaru ini yaitu COVID-19 (Corona Virus Disease). Salah satu
cara yang sederhana untuk menangani permasalahan infeksi dan
penyebaran kuman, bakteri dan virus adalah dengan menjaga
kesehatan, kebersihan dan sering mencuci tangan dengan air mengalir
atau menggunakan produk antiseptik sebelum melakukan aktivitas.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptic terbukti
mampu mencegah penyebaran dan perkembangan kuman yang
menyebabkan berbagai penyakit sampai 90% dari jumlah semula
namun, mikoorganisme dapat menginfeksi kembali dalam 8 jam (Susilo,
2020). Seiring dengan perkembangannya jaman, dan padatnya
aktivitas masyarakat, maka perlu solusi lain selain mencuci tangan
untuk mengatasi permasalahan infeksi kuman. Maka, muncul produk
inovasi pembersih tangan tanpa air yang dikenal dengan hand sanitizer
yang dipilih karena praktis digunakan, mudah dibawa dan efektif dalam
mencegah infeksi kuman (Shu, 2013).
Hand sanitizer pada umumnya cenderung menggunakan bahan-
bahan kimia sehingga dapat menimbulkan dampak yang kurang baik
bagi kesehatan dan lingkungan. Contoh dari efek hand sanitizer dari
bahan kimia yaitu akan membuat kulit kering dan iritasi. Dalam kegiatan
pemberdayaan ini, kelebihan dari hand sanitizer yang dibuat yaitu
hanya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti
daun sirih, jeruk nipis dan air sebagai pelarutnya. Hand sanitizer yang
dibuat ini tidak akan menimbulkan kulit kering dan iritasi karena dibuat
dari bahan yang alami, namun hand sanitizer ini tidak dapat bertahan
lama, hanya sekitar dua minggu sampai satu bulan penggunaannya.
Oleh sebab itu, pencariaan alternatif formulasi hand sanitizer yang
aman bagi kesehatan telah banyak dilakukan seiring dengan
meningkatnya dampak negatif yang timbul akibat salah penggunaan
dan efek dari bahan kimia, serta meningkatnya keinginan masyarakat
untuk menggunakan bahan alami atau “back to nature”. Salah satu
bahan alami yang dapat diharapkan sebagai alternatif yang cukup
potensial untuk mengganti penggunaan alkohol pada hand sanitizer
adalah daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dan daun sirih hijau (Piper
betle Linn).
Tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis) merupakan salah satu
tanaman penghasil gaharu. Gaharu merupakan jenis kayu yang berasal
dari beberapa spesies pohon dari genus Aquileia. Kayu ini umumnya
memiliki warna kehitaman pekat yang khas yang mengandung resin
pada bagian gubalnya. Resin ini digunakan sebagai bahan pelengkap
wangi- wangian karena memiliki aroma harum yang sangat khas yang
digunakan dalam industri pembuatan parfum serta kosmetika. Selain
bagian kayu, tanaman gaharu memiliki bagian daun yang mengandung
senyawa metabolit sekunder cukup potensial antara lain alkaloid,
saponin, tanin, fenol, danterpenoid. Nurmiati et al. (2018) melaporkan
bahwa daun gaharu (Aquilaria malaccensis) mengandung senyawa
flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid, triterpenoid. Flavonoid dapat
digunakan sebagai antiinflamasi untuk mengatasi peradangan, tanin
berfungsi sebagai antiseptik, dan alkaloid bermanfaat sebagai antibiotik
apabila digunakan pada dosis yang tepat. Pranakhon et al. (2011) dan
Zulkifle et al. (2013) di dalam ekstrak daun gaharu (Aquilaria
malaccensis) memiliki sifat antipiretik, antimikrobia, dan berpotensi
sebagai agen penyakit antidiabetes melitus. Mahmod et al. (2017)
menambahkan bahwa daun gaharu mengandung sifat antioksidan dan
memiliki potensi sebagai sumber anti oksidan alami.
Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman
yang digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional.
Ekstrak etilasetat daun sirih hijau mengandung senyawa antibakteri
yang terdiri dari senyawa fenol dan turunannya (Mahiyagsi et al., 2020).
Penggunaan ekstrak tumbuhan yang memiliki aktivitas antimikroba
sangat membantu dalam penyembuhan. Salah satu tanaman yang
memiliki kemampuan sebagai antibakteri adalah sirih hijau (Piper betle
L.). Daun sirih hijau digunakan sebagai obat batuk, obat cacing, dan
antiseptik luka. Daun sirih hijau mengandung berbagai macam
kandungan kimia, antara lain minyak atsiri, terpenoid, tanin, polifenol
serta steroid. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tumbuhan
sirih hijau tidak seluruhnya merupakan senyawa polar, namun juga
terdapat senyawa non polar ataupun semi polar dan bersifat lipofil,
sebagaimana yang terkandung pada tanaman tingkat tinggi pada
umumnya. Pelarut etanol, etilasetat dan n-heksan merupakan pelarut
organik yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi, yang dapat
melarutkan senyawa flavonoid, saponin, aglikon flavonoid, steroid dan
lain-lain (Mahiyagsi et al., 2020).
Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Formulasi dan uji karakeristik fisikokomia
sediaan gel hand senitizer kombinasi ekstrak daun gaharu (aquilaria
malaccensis) dan daun sirih (piper betle linn).”
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah formulasi dan uji karakteristik fisikokimia kombinasi
ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dan daun sirih hijau (Piper
betle Linn) pada sediaan gel hand sanitizer.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan uji
karakteristik fisikokimia kombinasi ekstrak daun gaharu (Aquilaria
malaccensis) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn) pada sediaan
gel hand sanitizer dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengatahui uji fitokimia kombinasi ekstrak daun gaharu
(Aquilaria malaccensis) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn)
meliputi uji tanin, uji saponin, uji flavonoid, uji triterpenoid.
b. Untuk mengatahui formulasi kombinasi ekstrak daun gaharu
(Aquilaria malaccensis) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn)
pada sediaan gel hand sanitizer dengan konsentrasi 5%, 10%,
15%.
c. Untuk mengatahui uji karakteristik fisikokimia kombinasi
ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dan daun sirih
hijau (Piper betle Linn) pada sediaan gel hand sanitizer meliputi
uji organoleptis, uji homogenitas, uji ph, uji daya sebar, uji daya
lekat, uji viskositas dan uji iritasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
konsep teori mengenai sediaan gel kombinasi ektrak daun gaharu
(Aquilaria malaccensis) dan ekstrak daun sirih (Piper betle linn)
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
a. sebagai bahan referensi bagi institut pendidikan dalam penelitian
selanjutnya dengan metode penelitian sejenis.
b. sebagai bahan masukan bagi institut pendidikan untuk
menambahkan wawasan bagi pembaca agar lebih kreatif inovatif
dalam pengelolaan sumber kekayaan alam.
3. Bagi Masyarakat
a. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
b. diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sediaan
kombinasi ektrak daun gaharu dan daun sirih hijau sebagai
antiseptik yang dapat dipasarkan di masyarakat.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Keaslian penelitian yang dilakukan penulis berjudul “Formulasi Dan
Uji Karakeristik Fisikokomia Kombinasi Ekstrak Daun Gaharu (Aquilaria
Malaccensis) Dan Daun Sirih (Piper Betle Linn) Sediaan Gel Hand
Senitizer.” Adapun penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
A. URAIAN TEORI
1. Tinjauan tentang tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)
a. Klasifikasi tanaman gaharu
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Sub-class : Dialypetalae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Gyrinops
Spesies : Gyrinops spp. (Susilo, et.al., 2014).
b. Morfologi tanaman gaharu
1. Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan perlarut organik yang
dilakukan melalui beberapa kali pengocokan atau
pengandukan pada suhu ruangan. Proses
perendaman sampel akan berdampak pada larutnya
berbagai produk metabolit sekunder akibat terjadinya
perbedaan tekanan yang merusak dinding dan
membrane sel maupun akibat terjadinya penetrasi
pelarut organik yang masuk dan menembus kedalam
sel. Oleh karenanya pemilihan pelarut harus
dilakukan dengan cermat sehingga dapat sesuai
dengan Sifat maupun karakteristik senyawa aktif dari
bahan simplisia yang akan dilarutkan. Sedangkan
yang dimaksud dengan remaserasi adalah proses
pengulangan dalam hal penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya.
b. Perkolasi
Perkolasi yaitu, mekanisme ekstraksi yang
dilakukan dengan prinsip pengikatan senyawa aktif
bahan simplisia dengan memanfaatkan pelarut
organik tertentu sebagai pengikat. proses ekstraksi
dilakukan dengan mengalirkan atau melewatkan
pelarut keserbuk simplisia yang telah dibasahi
sebelumnya. cairan pelarut dialirkan dari atas
sehingga selama perjalanannya, pelarut tersebut
akan melarutkan berbagai kandungan aktif simplisia.
Meskipun demikian, proses ini terkandung dinilai
kurang efektif dan juga harus diperhatikan tingkat
kelarutan senyawa aktif yang menjadi target terutama
dikaitkan dalam kesesuaiannya dalam pelarut yang
digunakan. Perkolasi dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru dan
digunakan untuk melarutkan zat-zat aktif dari sel
bahan simplisia hingga berada dalam keadaan jenuh
dan sempurna (exhaustive extraction).
2. Cara panas
a. Refluks
Refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya. selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut terbatas yang relativ konstan dengan
adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5
kali dengan waktu setiap tahapnya sekitar 4 jam.
b. Soxhletasi
Soxhletasi yaitu proses ekstraksi yang
dilakukan dengan prinsip pengaliran pelarut yang
dilakukan secara berulang atau berkesinambungan.
Pelarut pada mulanya dipanaskan hingga
menghasilkan uao panas dan dialirkan keatas melalui
bagian samping yang berbentuk pipa. Sesampainya
dibagian atas, uap pelarut kemudian didinginkan atau
diembunkan lalu uap akan turun kebawah, masuk dan
melewati tabung yang telah berisi simplisia ke kembali
kebagian labu. Didalam proses ini, sampel simplisia
akan dibasahi dengan uap pelarut yang telah
mendingin, sehingga dapat mempertahankan
terutama untuk sampel yang memang tidak tahan
terhadap panas yang berlebih. Uap pelarut yang telah
sampai pada labu dasar kemudian dipanaskan
kembali dan akan dialirkan ke atas melalui pipa
samping, sebagaimana proses sebelumnya.
Sehingga dalam mekanisme ini akan terjadi sirkulasi
aliran uap pelarut yang terjadi secara berulang.
Proses sirkulasi uao pelarut dalam rangka
membasahi simplisia secara terus menerus juga
dinilai mampu menghemat jumlah penggunaan zat
pelarut yang dibutuhkan.
c. Digesti
Digesti yaitu maserasi kinetik (dengan
pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur kamar, secara umum dilakukan
pada temperatur 40°C hingga 50°C. Teknik digesti
dilakukan terutama untuk bahan-bahan simplisia
dengan kandungan zat aktif yang relative tahan
terhadap panas. Pemanasan yang cukup tinggi akan
mampu mendukung proses pelarutan zat penyari,
yang dilain sisi proses pemanasan ini juga mampu
meningkatkan terjadinya difusi kedalam sel simplisia.
d. Destilasi
Destilasi yaitu cara destilasi yang dilakukan
terhadap simplisia yang mengandung minyak mudah
menguap ( misal minyak atsiri) yang tidak bisa
dilakukan dengan mekanisme ekstraksi pada
umumnya.
e. Infundasi, meliputi
1. Infusa
Infusa yaitu proses ekstraksi yang dilakukan
dengan penyarian menggunakan air pada suhu
90°C selama 15 menit. Meski hasil sarian kurang
stabil dan mudah terserang kontaminan, namun
cara ini dipandang sebagai cara ekstraksi yang
ekonomis dan sederhana. Pengekstraksian
Dengan infus dilakukan dengan mencelupkan
bejana infus kedalam penangas air. Umumnya
metode infusa digunakan untuk bahan simplisia
dengan struktur yang lunak seperti pada daun dan
bung.
2. Dekokta
Dekokta yaitu mekanisme ekstraksi yang
dilakukan dengan prinsip sebagaimana pada
metode infus namun dengan waktu yang lebih
lama (bisa selama 30 menit) dan temperatur
sampai pada titik didih. Simplisia dimasukkan ke
dalam panci lalu ditambahkan air dalam jumlah
tertentu. Panci tersebut dicelupkan kedalam
penangas air lalu dipanaskan. Selama proses
infudasi, baik dengan metode infusa maupun
dekokta dapat dilakukan pengadukan
secukupnya.
Tahapan-tahapan maserasi
kerugian:
c. Uji homogenitas
Homogenitas gel diamati secara visual dengan mengoleskan
gel pada permukaan kaca objek. Diamati apakah terdapat
butiran kasar atau bagian yang tidak tercampur dengan baik. Jika
tidak ditemukan berarti homogen.
d. Uji viskositas
Penentuan viskositas dilakukan menggunakan viskosimeter
seri VT 04. Gel dimasukkan ke dalam tabung pada viskotester,
kemudian dipasang rotor nomor 2 hingga spindel terendam
seluruhnya dalam gel. Alat dinyalakan dan diamati jarum
penunjuk rotor nomor 2 pada skala viskositas hingga berhenti
stabil. Angka yang ditunjukkan jarum penunjuk dalam satuan
dPa.S (1 dPa.S = 1 poise).
e. Uji daya sebar
Gel sebanyak 0,5 gram diletakkan di tengah kaca, ditutup
dengan kaca lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama 1
menit, lalu diukur diameter sebar gel. Selanjutnya diberi
penambahan beban setiap 1 menit sebesar 50 gram, 100 gram,
150 gram, 200 gram, dan 250 gram lalu diukur diameter sebar
gel.
f. Uji daya lekat
Gel sebanyak 0,1 gram dioleskan di atas kaca objek yang
ditandai dengan luas 2x2 cm. Kaca objek lain diletakkan di atas
gel tersebut. Beri beban 1 kg di atas kaca objek selama 5 menit,
kemudian kaca objek dipasang pada alat uji daya lekat yang
telah diberi beban 80 gram. Waktu dicatat setelah kedua objek
tersebut memisah/terlepas.
g. Cycling test gel
Pada formula optimum minyak atsiri sirih dan gaharu
dilakukan selama 3 siklus. Tiap siklus disimpan 24 jam di kulkas
dengan suhu 40°C kemudian dipindahkan ke dalam oven
dengan suhu 40°C selama 24 jam. Setiap selesai 1 siklus,
dilakukan uji fisik yang meliputi daya sebar, daya lekat, pH dan
viskositas. (Tambunan, 2018)
8. Kulit
Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan, kulit juga merupakan alat tubuh
terberat dan terluas ukurannya yaitu 15% dari berat tubuh manusia,
rata rata tebal kulit 1-2 mm, kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu,
epidermis, dermis dan subkutan atau subkutis. Tikus putih (Rattus
novergicus) memiliki struktur kulit dan homeostatis yang serupa
dengan manusia (Dwi Prasetyaningati, 2019).
Kulit melapisi seluruh permukaan eksternal kulit pada tubuh
manusia dan merupakan situs pertama dari interaksi dengan dunia
luar. Kulit bekerja sebagai pelindung yang mencegah jaringan
internal dari paparan trauma, radiasi ultra violet, suhu, racun, dan
bakteri. Fungsi penting lain dari kulit meliputi persepsi sensori,
pengawasan immunologi, termoregulasi, dan pengaturan
kehilangan cairan (Amirlak, 2015)
Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi
pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh. Kulit bervariasi dalam hal lembut, tipis dan
tebalnya. Kulit yang elastis dan longga terdapat pada palpebra, bibir
dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki
dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang
berambut kasar terdapat pada kepala (Dwi prasetyaningati, 2019).
Sistem integumen terdiri dari 2 lapis, berupa epidermis dan dermis.
Epidermis berasal dari permukaan ektoderm yang dikolonisasi oleh
pigmen yang menggandung melanosit berasal dari neural crest,
antigen processing sel langerhans yang berasal dari sum-sum
tulang dan perasa tekanan pada sel merkerl berasal dari neural
crest. Dermis berasal dari mesoderm dan mengandung kolagen,
serabut elastik, pembuluh darah, struktur sensori, fibroblast
(Amirlak, 2015).
B. KERANGKA TEORI
Sortasi
Meserasi
Skrining Fitokimia
1. Uji Flavonoid
Ekstrak 2. Uji Tanin
kental 3. Uji Triterpenoid
4. Uji Saponin
Formulasi Sediaan Gel
Hand Sanitizer
Analisis Hasil
C. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian merumuskan hipotesis
untuk penelitian ini yaitu :
Ha : penambahan variasi kombinasi konsentrasi ekstrak daun gaharu
dan daun sirih hijau mempengaruhi uji stabilitas fisik sediaan gel
handsanitizer
Ho : penambahan variasi kombinasi konsentrasi ekstrak daun gaharu
dan daun sirih hijau tidak mempengaruhi uji stabilitas fisik sediaan gel
handsanitizer.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental.
menurut Sugiyono (2019) metode penelitian eksperimen adalah
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap satu dengan yang lain dalam kondisi
yang terkendali. penelitian bersifat kuantitatif yang bertujian untuk
mengetahui pengaruh masing - masing kombinasi konsentrasi
ekstrak terhadap stabilitas fisik sediaan gel handsanitizer ekstrak
Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Dan Daun Sirih (Piper
betle Linn)
B. DESAIN PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah post test control design ,
penelitian ini bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
stabilitas fisik pada sediaan gel ekstrak etanol daun gaharu dan daun
sirih hijau dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 5%.
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya. (sugiyono, 2019)
Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat, yaitu
1. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Untuk penelitian ini variabel bebasnya adalah
formulasi sediaan sabun cair ekstrak Daun Gaharu (Aquilaria
malaccensi Lamk) dan Daun Sirih (Piper betle linn) dengan
konsentrasi ekstrak yang berbeda.
2. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
bebas pada penelitian ini adalah uji karakteristik fisik meliputi
ujiorganoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji viskositas, uji tinggi
busa dan uji iritasi pada kulit.
b. Definisi konseptual dan operasional
1. Definisi konseptual adalah abstraksi yang diungkapkan dalam
kata- kata sehingga dapat membantu pmahaman terhadap suatu
hal, bahkan diangap mampu untuk menggambarkan sesuatu
dalam hal karakteristik abstrak dan hubungannya dengan
pemahaman konseptual lainnya.
Variabel Bebas
Variabel terikat
Na-CMC 3% 3% 3% Pengental
Carbopol 3% 3% 3% Gelling
Susilo, A., Kalima, T., Santoso, E., 2014. Panduan Pengenalan Jenis Pohon
Penghasil Gaharu (Gyrinops spp). Di Indonesia. Kementrian
Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Konservasi daj Rehabilitasi-
Internasional Tropical Timber Organization (ITTO). Bogor,
Indonesia.
Zulkifle, NL, Omar, NAM, Tajudin, SN, Shaari, MR. 2013. Antidiabetic
Activities of Malaysian Agarwood (Aquilaria SPP) Leaves Extract.
Conference on industry-acamedia joint initiatives in Biotechnology
CIA:BIOTECH 2013), 5 -7 December 2013, Equatorial
CameronHighlands, Pahang. pp. 1-4.
Mahmod, NH, Johar, AJ, Abdul Hamid, MH, Ali, AM. 2017. Comparative
Assessment of Antioxidant Activities in Aquilaria malaccensis Leaf
Extracts. Journal of Agrobiotechnology, 8(2):77-85.
Endarini, L.H farmakognosi dan Fitokimia. Pusat pendidikan sumber daya
manusia kesehatan badan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan, 2016.
Ardana, M., Aeyni, V., & Ibrahim, A. Formulasi dan Optimasi Basis Gel
HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) dengan Berbagau Variasi
Konsentrasi. Journal Of Tropical Pharmacy And Chemistry. 2015.
3(2), 101-108. https://doi.org/10.25016/jtpc.v3i2.95
Tambunan, S., & Sulaiman, T.N.S. Formulasi Gel Minyak Atsiri Sereh
dengan Basis HPMC dan Karbopol. Majalah Farmaseutik. 2018.
14(2): 87-95. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v14i2.42598
Swatika, N.S.P., et al. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Sari Tomat
(Solanum lycopersium L.) Medical Journal 2013. 18(3): 132-140.