Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT TANAMAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok mata kuliah Ilmu Penyakit
Tanaman

KELOMPOK VII

Riki Rohimat : 41035003171030

Shilmuluk : 41035003171031

Meisarah : 41035003171033

N. Tita Nursinta : 41035003171034

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum Ilmu Penyakit
Tanaman.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya memperdalam Ilmu Penyakit
Tanaman mengenai berbagai penyakit pada tanaman yang disebabkan fungi,
bakteri, virus, nematoda dan lain sebagainya.
Laporan praktikum ini hasil dari kerja keras penyusun yang mungkin ada
beberapa kesalahan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
laporan ini sangat penyusun harapkan. Semoga penulisan laporan ini membawa
manfaat bagi penyusun sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin…

Bandung, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3. Tujuan Praktikum................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
2.1. Definisi Ilmu Penyakit Tumbuhan ......................................................................
2.2. Klasifikasi Penyakit Tumbuhan .........................................................................
2.3. Cara Penyerangan ..............................................................................................
2.4. Kategori Kerusakan Akibat Serangan Nematoda ...............................................

BAB III METODELOGI PRAKTIKUM .............................................................


3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ............................................................................
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................................
3.3. Langkah Kerja .....................................................................................................
BAB IVHASIL PRAKTIKUM ...............................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
Kesimpulan ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara mengenai definisi penyakit tumbuhan, menurut Jones (1987)
menyebutkan bahwa penyakit tumbuhan adalah adanya penyimpangan dalam
proses fisiologi pada tubuh tanaman. Menurut Triharso (1993), penyakit
tumbuhan secara umum adalah pembicaraan tentang tanaman yang menderita. Hal
ini didasari dari pengertian Plantpathology yang diartinya adalah plant =
tumbuhan, pathos = menderita, dan logos = membicarakan.
Definisi dari penyakit tumbuhan adalah :

Dari segi biologi yaitu proses fisiologi yang tidak normal, seperti gangguan
pertumbuhan, reproduksi dan sebagainya. Dari segi ekonomi yaitu
ketidakmampuan dari tanaman yang diusahakan untuk memberikan hasil yang
cukup baik kualitas maupun kuantitas.

Dalam mempelajari penyakit tumbuhan ada beberapa istilah yang perlu untuk
diketahui yang tentunya sangat dibutuhkan di dalam proses pemahaman ilmu
penyakit tumbuhan itu sendiri, seperti istilah pathogen yaitu digunakan untuk
menyebutkan organisasi penyebab penyakit, host atau tanaman inang yaitu kata
lain dari tanaman yang menderita sakit, gejala atau symptom adalah respon yang
nyata dari tanaman yang sakit terhadap pathogen, identifikasi yaitu proses
meneliti dan menetapkan nama yang sesungguhnya, isolasi yaitu proses
pemisahan satu mikroorganisme atau virus dari substrat atau
inang, inokulasi yaitu pemberian inokulum pada inang atau medium, infeksi yaitu
masuknya organisme pathogen atau virus kedalam inang dan terjadi hubungan
parasitic baik permanen atau tidak diantara keduanya, inkubasi yaitu masa
diantara terjadinya infeksi dan timbulnya gejala, inokulum yaitu spora atau bahan
penyakit lain yang dapat menyebabkan infeksi, substrat yaitu media tumbuh dari
mikroorganisme, dan masih banyak lagi istilah-istilah penting lainnya.

Penyebab penyakit tumbuhan atau tanaman pada prinsipnya ada dua yaitu
patogen dan non pathogen. Untuk penyebab dari non pathogen adalah organisme
yang mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit dan biasanya pathogen
dalam bentuk organisme yang masih hidup, oleh karenanya disebut pula penyebab
dari factor biotic. Organism yang tergolong kedalam pathogen adalah jamur,
bakteri, virus, miklopasma, spiroplasma dan riketsia.
Untuk penyebab penyakit yang dikategorikan kedalam bentuk non pathogen
yaitu factor penyebabnya bukan dari jenis organism hidup, maka digolongkan
kedalam factor abiotik antara lain berasal dari factor fisik, factor kimia, dan
factor-faktor alam yang lain. Proses identifikasi penyakit adalah tahapan logika
pertama yang dilakukan untuk mengambil tindakan dalam pengendalian penyakit
dan proses ini merupakan suatu rencana efisien dari strategi manajemen penyakit.

1.2. Rumusan Masalah


1.
1.3.Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Ilmu Penyakit Tumbuhan
Ilmu penyakit tumbuhan (fitopatologi) mempelajari tentang: Makhluk hidup
dan keadaan lingkungan yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan,
Bagaimana mekanisme faktor-faktor tersebut menyebabkan penyakit tumbuhan,
Interaksi antara agensia penyebab penyakit dengan tumbuhan sakit, Metode untuk
mencegah atau mengendalikan penyakit serta mengurangi kerusakan yang
ditimbulkan. Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut
dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensial genetik
terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan,
diferensiasi dan perkembangan sel yang normal: penyerapan air dan mineral dari
tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan, fotosintesis dan
translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan
penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disentesis, reproduksi, dan
penyempanan persediaanmakanan untuk reproduksi dan kebutuhan setelah
berakhirnya musim kemarau atau dingin.

Penyakit adalah terjadinya perubahan fungsi-fungsi sel


dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus-menerus oleh agensia-
agensia patogen atau faktor lingkungan dan menyebabkan perkembangannya
gejala. Penyakit adalah kondisi yang menyebabkan perubahan abnormal dalam
segi bentuk, fisiologis, keutuhan, atau tingkahlaku tumbuhan. Perubahan-
perubahan yang demikian mungkin menghasilkan kerusakan sebagian atau
kematian tumbuhan atau bagian-bagian tertentu. Patogen dapat menyebabkan
penyakit pada tumbuhan dengan:

a. Melemahkan dengan cara menyerap makanan secara terus-menerusdari


sel-sel inang untuk kebutuhannya.
b. Menghentikan atau mengganggu metabolisme sel inang dengantoksin,
enzim, atau zat pengatur tumbuh yang disekresikannya.
c. Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan
pengangkut.
d. Mengkonsumsi kandungan sel inang setelah terjadi kontak.
Penyakit yang yang disebabkan oleh faktor lingkungan adalah hasil kondisi
ekstrim yang mendukung pertumbuhan (suhu, kelembaban,cahaya dan lain-lain
dan kelebihan atau kekurangan zat kimia yangdiserap atau dibutuhkan tumbuhan.

2.2. Klasifikasi Penyakit Tumbuhan


Puluhan ribu penyakit tumbuhan mengganggu tumbuhan yang
dibudidayakan. Rata-rata, setiap tanaman budidaya dapat diganggu oleh seratus
penyakit tumbuhan atau bahkan lebih. Setiap jenis patogen
diperkirakan mengganggu mulai dari satu varitas sampai beberapa atau
bahkan ratusan species tumbuhan. Untuk memudahkan pengkajian penyakit
tumbuhan, tentu saja penyakit tumbuhan tersebut harus dikelompokkan ke dalam
beberapa pola-pola yang teratur. Hal ini juga penting karena untuk
mengidentifikasikan dan selanjutnya untuk mengendalikan penyakit tumbuhan.
Salah satu dari beberapa kriterium mungkin digunakan untuk mengelompokkan
penyakit tumbuhan. Kadang-kadang penyakit tumbuhan dikelompokkan
berdasarkan gejala yang ditimbulkan (busuk akar, kanker, layu, bercak daun,
kudis, hawar (blight), antraknosa, karat, gosong, mosaik, menguning), menurut
organ tumbuhan yang dipengaruhinya (penyakit akar, penyakit batang, penyakit
daun, penyakit buah), atau menurut jenis tumbuhan yang dipengaruhinya
(penyakit tanaman lapangan (field crop), penyakit tanaman sayuran, penyakit
tanaman buah-buahan, penyakit hutan, penyakit tanaman padang rumput, penyakit
tanaman hias). Akan tetapi kriterium yang sangat membantu dalam
mengelompokkan penyakit tumbuhan adalah berdasarkan jenis patogen penyebab
penyakit, perkembangannya dan penyebaran penyakitnya dan juga tindakan
pengendaliaannya. Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biotik: penyebab-penyebab nabati, seperti jamur, bakteri, virus, dan


nematoda
a. Infection disease
b. Penyakit menular
c. Pathogen
d. Masuk melalui lubang: stomata, hydatoda, dan lintisel
e. Luka

2. Penyebab penyakit pathogen


a. Jamur (fungi)
b. Bakteri
c. Virus
d. Mycoplasma like organisme (MLO)
e. Bacterium like organisme (BLO)
f. Tanaman tingkat tinggi
g. Nematoda

A. Jamur (Fungi)
a. Sifat umum dari jamur
Jamur adalah organisme yang selnya berinti sejati (eukaryotic), berbentuk
benang (filamen), bercabang atau tidak, tidak berklorofil, dinding sel mengandung
kitin, selulosa. Merupakan parasit obligat, parasit non-obligat. Lebih dari 8.000
spesies jamur dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.

b. Reproduksi
1) Perkembangbiakan Aseksual
Yaitu dengan fragmentasi miselium, spora yang dibentuk disebut
konidia. Konidia dibentuk dalam kantong disebut dengan konidium yang
terdapat diujung hifa yang disebut dengan konidiofor, dapat tersebar bebas
dan ada juga teratur dalam badan yang disebut dengan tubuh buah
(askokarp atau askoma).
 Bentuk dari askokarp aseksual
- Piknidium: suatu badan yang berbentuk bulat atau berbentuk botol,
pada dinding bagian dalam terdapat konidiofor dan mempunyai lubang
untuk keluarnya konidium (ostiol)
- Aservulus: sehingga terbentuk suatu badan buah bentuknya seperti
cawan atau mangkuk
- Koremium atau sinema: tonjolannya makin panjang sehingga berbentuk
seperti tangkai.
2) Perkembangbiakan seksual
Melalui perkawinan antara anteridium dengan oogonium dan
menghasilkan spora yang disebut dengan askospora, yang berada di dalam
askus dan jumlahnya bervariasi pada umumnya 8 askospora. Askus berada
pada lapisan yang disebut lapisan himenium dan diantaranya terdapat
benang-benang steril (parafisis). Tubuh buah yang membentuk askus
disebut dengan askokarp atau askoma.
 Bentuk badan buah dari seksual
- Apotesium: berbentuk seperti cawan atau pinggan terbuka, sehingga
askus terletak pada permukaan luar.
- Peritesium: askokarp bulat atau berbentuk botol dan biasanya pada
ujungnya terdapat lubang (ostiol) untuk keluarnya askospora.
- Kleistotesium: askokarp berbentuk bulat, tetapi tidak mempunyai ostiol,
askospora keluar apabila askospora pecah.
c. Klasifikasi Jamur
a) Ascomycetes
Kelas Ascomycetes, hifa bersekat, pembiakan seksual, mempunyai kotak
spora yang disebut ascus, contoh:

- Erysiple cichroracearum, Sphaerotheca fulligena, penyebab penyakit


embun tepung pada tanaman mentimun dan melon.
- Monilinia fructigena, penyebab penyakit busuk buah dan cabang pada
tanaman buah-buahan.
- Meliola sp, penyebab embun hitam (black mildew) pada permukaan
daun bagian atas tanaman the, melati, lamtoro dan jeruk.
- Capnodium sp, penyebab embun jelaga, tanda-tandanya warna hitam
meliputi bagian-bagian terdiri dari lembaran-lembaran tipis mesilium.
Tanaman inangnya: jambu, cengkeh dan jeruk.
- Mouldy rot (Ceratocystis fimbriata), terjadi kerusakan pada bidang
sadapan karet
- Ustulina deusta, penyakit leher akar the
- Microcyclus ulei, hawar daun karet amerika selatan (South American
Leaf Blight=SALB)
b) Basidiomycetes
Dengan ciri-ciri mycelia bersepta, pembiakan seksual dan membentuk
basidium berbentuk tabung dengan empat buah basidiospora, contohnya:

- Ustilago maydis, penyebab gosong (smut) pada tanaman jagung.


- Exobasidium vexcant, penyebab cacar (blister blight) pada daun the.
Pada daun-daun muda yang terserang terdapat bercak-bercak hijau
kekuning-kuningan, melengkung dan membentuk cacar (gall, blister)
- Hemileia vastatrix, penyebab karat daun kopi. Tanda-tandanya, pada
sisi bawah daun yang semula berwarna kuning muda, kemudian
menjadi kuning tua.
- Puccinia sorghi, penyebab karat pada jagung, kapas, kedele dengan
tanda terdapat gejala karat pada batang, daun warna kuning, kemerah-
merahan dengan tonjolan yang bertepung berwarna hitam.
- Ganoderma pseudoferum, penyebab penyakit akar merah (CAM),
permukaan akar terdapat lapisan rizomorf berwarna merah. Tanaman
inang: karet
- Rigidoporus microporus, fomes lignosus, menyerang akar tanaman
Hevea brasiliensis disebut dengan penyakit CAP atau JPA.
c) Phycomycetes
Mempunyai ciri-ciri: Sporangia membentuk zoospora yang nonmotile,
berkembangbiak dengan cara generatif dan vegetatif, mycelium tidak bersepta dan
jamur ini biasanya disebut jamur ganggang, contohnya:

- Phytophtora infestant, penyebab busuk basah (late blight) pada


tanaman kentang dan tomat.
- Phythium sp, penyebab damping off pada tanaman muda atau
dipersemaian.
- Pseudoperonospora sp, penyebab embun bulu (downy midew) pada
waluh besar (Cucurbita)
- Sclerospora maydis, penyebab bulai atau embun bulu (downy mildew),
pada tanaman muda terlihat daun-daun menguning, kaku dan runcing.
- Plasmodiophora brassicae, penyebab akar bengkak (clubroot) pada
kubis.
- Phytophtora palmivora, penyebab penyakit busuk kaki, mula-mula
daun menguning kemudian hitam dan gugur mulai dari bawah.
Tanaman inang: lada.
- P. nicotiana, penyebab penyakit lanas, pada tanaman yang sudah tua
terdapat pembusukan pada leher akar, semua daun layu. Tanaman
inang: tembakau

d) Deuteromycetes: fungi imperfektif


Dengan ciri-ciri tidak memiliki tahapan seksual. Oleh karena itu, spora yang
terbentuk disebut konidia, yaitu terdapat di dalam konidium yang didukung oleh
konidiophora, contohnya:

- Oidium heveae, penyebab powdery mildew yang menyerang daun karet


- Fusarium oxysporium, penyebab layu pada tanaman kentang, tomat
- Alternaria sp, penyebab early blight pada tanaman kentang dan tomat,
bawang merah dan putih, cabe
- Cercospora sp, penyebab leafspot pada kacang tanah dengan tanda-
tandanya daun-daun rontok seakan-akan tanaman sudah tua.
- Oidium tingitaniaum, penyebab powder mildew, terlihat lapisan putih
seperti tepung di atas permukaan daun. Tanaman inangnya jeruk.
- Phyllosticta sp, penyebab penyakit cacar cengkeh
- Pyricularia oryzae, leher malai padi menjadi kisut, bulir padi hampa

B. Bakteri
a. Sifat umum dari bakteri
1. Merupakan jasad yang sangat kecil dari jamur
2. Kelompok bakteri disebut dengan koloni
3. Diperkirakan ada 180 sp menyebabkan penyakit pada tanaman
4. Bentuknya batang (baksilus), bulat (kokkus), silindris dan spiral
(spirilum), koma (vibrion)
5. Dinding sel diliputi oleh selaput lendir yang tipis atau tebal
6. Merupakan saprofit fakultatif dan dapat tumbuh pada media buatan
7. Mempunyai flagela yang lebih panjang dari tubuhnya, posisinya
mototrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik
8. Gejalanya dapat mengeluarkan lendir keruh yang baunya sangat busuk
dan lengket jika disentuh, dan akhirnya tanaman mati.

b.Reproduksi bakteri
Melalui proses aseksual (binary fission), pembelahan sel bersifat biner dan
membelah setiap 20’, satu menjadi dua dan seterusnya maka dalam 10 jam
diperkirakan dapat menghasilkan satu juta bakteri.Sebagian besar merupakan
parasit pada tanaman inangnya. Penyebarannya terbawa oleh air, serangga, hewan
dan manusia.

Terdiri dari tiga ordo:

a) Ordo: pseudomonadales
Famili: pseudomonadaceae
Genus: pseudomonas (90 spesies)
Genus: xanthomonas (60 spesies)

b) Ordo: eubacteriales
Famili: Rhizobiaceae
Genus: Agrobacterium (7 spesies)
c) Ordo: Actiomycetales
Famili: streptomycetaceae
Genus: streptomyces ( 2 spesies)
 Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri
- Pseudomonas solanasearum, menyebabkan penyakit layu pembuluh
dan layu bakteri, tanaman layu sebagian, kemudian seluruhnya,
serangan dimulai dari akar, tanaman inang: kentang dan tomat.
- Xanthomonas citri, menyebabkan penyakit kanker pada permukaan
daun dan buah tampak bercak-bercak, kemudian menguning,
ditengahnya bergabus kecoklat-coklatan. Tanaman inang: jeruk
- Candidatus liberibacter asiaticus, menyebabkan penyakit CVPD pada
tanaman jeruk
- Erwinia coratovora, menyebabkan penyakit busuk lunak, dengan
mengeluarkan bau. Tanaman inang: kubis, kentang, dan tomat
- Streptomyces ipomea, menyebabkan penyakit busuk. tanaman inang;
ubi jalar
- Xanthomonad campestris, menyebabkan penyakit busuk hitam
(blackrot), mula-mula pada daaun, tulang daun sampai batang. Gejala
pada daun berwarna hitam berbentuk huruf v. tanaman inang: kubis
- Xanthomonas oryzae, menyebabkan penyakit kresek, pada persemaian
dan pada tanaman, daun berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan
seperti mengering kena panas, yang menjalar dari ujung daun ke bawah.
Tanaman inang: padi
- Xanthomonas malvecearum, menyebabkan penyakit bercak daun,
batang, dan buah. Tanaman inang: kapas

C. Virus
a. Sifat umum virus
- Tidak membelah diri dan tidak menghasilkan struktur reproduksi,
tetapi memperbanyak diri dengan mendorong sel inang membentuk
lebih banyak virus
- Tidak parasit, melainkan mengisi ruang dalam sel, dan mengganggu
komponen dan proses seluler, selanjutnya mengacaukan
metabolisme sel dan sehingga terganggu fungsi dan kehidupan sel
menjadi pertumbuhan sel yang abnormal.
- Parasitisme obligat dan parasitisme mutlak (absolut)
- Yang menimbulkan penyakit pada tumbuhan mengandung
ribonucleic acid (RNA)
- Asam nukleat 5-40% dan protein 60-95%
b. Morfologi virus
- Dapat dilihat dengan mikroskop elektron dengan pembesaran paling
sedikit 10.000 X
- Asam nukleat berbentuk spiral yang sebagai selubung dari protein
- Memperbanyak diri dalam sel-sel hidup, kemudian melepaskan asam
nukleat untuk melakukan replikasi akan terbentuk protein sehingga
terjadi virus baru
- Terjadinya replikasi, virus tergantung pada inangnya, sebagai
parasitisme mutlak (absolut)
- Proteksi silang (cross protection)
c. Penularan virus
- Semua virus adalah patogen luka yang disebarkan oleh vektor
(serangga, tungau, nematoda dan jamur).
- Cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar keseluruh
tumbuhan dengan cepat
- Jika terlanjur diserang sulit akan disembuhkan
- 250 virus belum diketahui vektornya
Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus

 Penyakit kerdil rumput (grassy stunt) pada tanaman padi


 Penyakit mozaik (daun belang, kekuning-kuningan dengan ukuran
tidak normal) pada tanaman kacang tanah
 Penyakit tobacco mozaic virus (TMV) pada taanaman tembakau
 Bakteriofage, yaitu sejenis virus yang menyerang bakteri

D. Mycoplasma like organisme (MLO)


MLO merupakan submikroskopis, dapat dilihat dengan mikroskop
elektron. Dapat dengan mudah berubah bentuk, tidak mempunyai dinding
sel, melainkan hanya membran dan memperbanyak diri dengan membelah.
Contohnya:
 Penyakit kerdil kuning pada padi (rice yellow dwarf)
 Penyakit sapu (witches broom), buku-buku pendek, bunga berubah
bentuk. Tanaman inang: kacang tanah.

E. Bacterium like organisme (BLO)


BLO berada diantara bakteri dan mycoplasma, tetapi lebih mendekati
bakteri, misalnya CVPD, dengan gejala:
 Gejala luar, daun kuning tidak merata, daun tebal dan kaku, urat
daun kontras dan kerdil
 Gejala dalam, terjadi degenerasi pada phloem tulang daun, sel
phloem menipis dan dindingnya tebal, ada jalur-jalur putih pada
jaringan phloem, terjadi akumulasi amylum pada phloem.

F. Tanaman tingkat tinggi


- Taliputri. Tanaman yang ditumpanginya bisa kering dan mati karena
cairan tanaman yang ditumpanginya diisap secara terus-menerus.
G. Nematoda
- Namat = benang dan oid=seperti, organisme yang menyerupai benang
dengan tubuh yang tidak beruas.
- Hidup bebas di alam
- Parasit obligat dan fitonematoda
- Tidak menunjukkan gejala yang khas tetapi bermacam-macam
- Bergerak aktif pada jarak pendek 20-30 cm/tahun

H. Berdasarkan cara menyerang tanaman


a. Ektoparasit= menyerang bagian luar tanaman saja, misal:
pratylenchus spp
b. Endoparasit= menyerang dan masuk ke dalam jaringan tanaman,
misal: Meloidogyne spp
c. Endoektoparasit= bagian depan dari nematoda masuk ke dalam
jaringan tanaman, bagian belakangnya tidak, misal: Rotylenchus
reniformis
2.3. Cara Penyerangan
1. Migratori, penyerangan berpindah-pindah dari suatu jaringan tanaman
ke jaringan tanaman lainnya, misal: Pratylenchus spp
2. Sedentari, penyerangan menetap pada suatu jaringan, tidak berpindah-
pindah, misal: Meloidogyne spp, Telenchus spp
2.4. Kategori Kerusakan Akibat Serangan Nematoda
1. Destruktif, kerusakan yang langsung terjadi pada sel tanaman,
sehingga sel tanaman menjadi mati.
2. Adaftif, penyerangan nematoda yang menyebabkan sel tanaman
beradaptasi
3. Neoplasstic, kerusakan dengan timbulnya pembengkakan sel,
penebalan dinding sel serta pembelahan sel yang sangat cepat
sehingga mengakinbatkan pertumbuhan jaringan baru
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian
Universitas Islam Nusantara Bandung. Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu,
04 dan 11 Desember 2019 pada pukul 13.00 sampai 14.40 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Pipet
c. Pinset
d. Silet
e. Cawan petri
f. Kaca
2. Bahan
a. Reagens
- Aquades
b. Preparat
3.3. Langkah Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang sudah dibersihkan
2) Buat preparat menggunakan silet secara melintang atau dapat juga
secara memanjang tergantung preparat
3) Simpan preparat di kaca objek lalu teteskan reagens pada preparat
dan tutup menggunakan kaca penutup
4) Letakan kaca tersebut di meja objek pada mikroskop
5) Atur pencahayaan. Ambil gambar.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB V
PENUTUP
Kesimpulan:
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai